A. DEFINISI
Solid Ovarium Tumor adalah tumor jinak ovarium dan golongan “b” menurut
histologik IPGO untuk tumor-tumor ovarium jenis epitel. Tumor ini dapat terjadi pada
semua golongan umur , tetapi lebih sering pada usia 50 tahun (60 %) sedangkan pada
masa reproduksi kira-kira 30 % dan pada usia lebih muda sebanyak 10 %.
Klasifikasi Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak):
a. Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai
jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarii dan sangat tinggi pada teratoma
embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma
ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
b. Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita
dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua tumor
ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor
brenner dari epitel selonik duktus mulleri.
B. ETIOLOGI
Tumor ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal dan
mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun klasifikasinya masih sering
menjadi perdebatan. Relatif sering ditemukan pada wanita usia lanjut. Pemakaian
obat yang menyuburkan kandungan bagi wanita yang sulit hamil justru dapat
mengakibatkan tumbuhnya tumor ovarium, karena ada perubahan pembuluh darah
akibat ovulasi berlebihan yang dipicu obat penyubur kandungan. Tetapi penyebab
tumor ovarium disebabkan oleh multifaktor.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual
yang terus meningkat, darah menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang
banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak
nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis, dan sering berkemih. Gejala-
gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejal gastrointestinal dan
tanpa diagnosis yang diketahui harus dievaluasi. Flattulenes, rasa begah setelah
makan makanan keci, dan lingkar abdomen yang terus meningkat merupakan gejala-
gejala signifikan.
D. PROGNOSIS
1. Stadium I dan II tidak memberikan gejala yang khas sehingga sulit penentuan
diagnosa dini.
2. Stadium III dan IV Bisa diketahui karena sudah memberikan tanda dan gejala
Nyeri perut, sesak, perdarhan pervaginam,anemia, pembesaran lingkaran
abdomen, benjolan perut bagian bawah, asites.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Fisik
- Laboratorium
- Laparoskopi
- USG /C.T.Scan
- Histopatologi
F. PENATALAKSANAAN
5. PATHWAY
Perasaan tidak enak di perut dan gangguan ringan pada saluran pencernaan
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DAFTAR PUSTAKA