ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
· Umur: DHF merupakan penyakit tropik yang sering menyebabkan kematian pada anak dan remaja.
· Jenis kelamin: secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada penderita DHF. Tetapi kematian
lebih sering ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
· Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar saja, kemudian
menyebar kehampir seluruh kota besar di Indonesia, bahkan sampai di pedesaan dengan jumlah
penduduk yang padat dan dalam waktu relatif singkat. biasanya nyamuk pembawa vector banyak
ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari,
terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-
sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu
menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit DHF lagi, tetapi
penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita dahulu
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, Penyakit DHF
dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu
rumah besar kemungkinan tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
7. Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah lingkungan yang
kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti airnya,
kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas. Tempat –tempat seperti ini biasanya
banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah
DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan
a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi
sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
c. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat
terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari,
pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran
hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing,
kencing berwarna merah.
f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi
pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
· Atur kemungkinan
tranfusi
Definisi : Retensi cairan isotomik v Electrolit and acid base · Timbang popok/pembalut
meningkat balance jika diperlukan
· Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia,
terapi diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
· Monitor parameter
hemodinamik infasif
Definisi : suhu tubuh naik diatas Kriteria Hasil : § Monitor suhu sesering
rentang normal mungkin
v Suhu tubuh dalam
rentang normal § Monitor IWL
Batasan Karakteristik: v Nadi dan RR dalam § Monitor warna dan suhu kulit
rentang normal
· kenaikan suhu tubuh diatas § Monitor tekanan darah, nadi
rentang normal v Tidak ada perubahan dan RR
warna kulit dan tidak ada
· serangan atau konvulsi pusing § Monitor penurunan tingkat
(kejang) kesadaran
§ Selimuti pasien
§ Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
§ Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
- Kehilangan BB dengan
makanan cukup Nutrition Monitoring
· Batasi pengunjung
· Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
· Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
· Dorong istirahat
· Laporkan kecurigaan
infeksi
9. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat