Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL GINJAL KRONIK

OLEH :
KELOMPOK : 26

WIDIA RAHMI
YENNI MAROLAN
YUSLINA HELMI
Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik

 Fungsi ginjal menurun karena produk akhir


metabolisme protein tertimbun dalam darah,
sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan
mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Semakin
banyak timbunan produksi sampah maka gejala
semakin berat.
KASUS GAGAL GINJAL KRONIK
 Pasien Ny. R 48 tahun, seorang wanita pekerja dengan jumlah anak dua orang.
Pasien datang ke UGD RSCM dengan keluhan kaki bengkak sejak Oktober 2017,
dan buang air kecil sedikit sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi diketahui sejak September 2017
. Selain itu, pasien mempunyai riwayat batu ginjal dan telah dilakukan
pengambilan batu ginjal. Hasil pemeriksaan tanda vital pada hari pertama masuk
Ruang Perawatan Penyakit dalam RSCM ditemukan tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 84x/menit kuat teratur, napas 24x/menit dan suhu 37oC. Pada pemeriksaan
fisik, ditemukan edema derajat 2 pada ekstremitas, edema pada wajah dan
periorbital, capillary refill time (CRT) ≤ 3detik, tidak ada distensi vena juguler, akral
hangat

 A. PENGKAJIAN
 1. Identitas
 Nama : Ny. Y.M
 Umur : 48 th
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Gg. Saudara
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMP
 Stasus : Menikah
 Pekerjaan : IRT
 Diagnosa medis : Gagal Ginjal Kronik
ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1. DS : Pasien mengatakan adanya bengkak di Nefron yang terserang hancur Kelebihan Volume Cairan
kelopak mata, bibir kering dan pecah-pecah. GFR
DO : (BUN & kreatinin
-adanya edema palpebra
-bibir kering, pecah-pecah dan bau amoniak Retensi natrium
-turgor kulit jelek
-kadar kreatinin 2,9 Total CES
Mg/dl
-kadar Ureum Darah 53 mg/dl Vol Interstisial

Edema

Preload
Hipertrofi Ventrikel Kiri
COP

Aliran Darah Ginjal

Retensi Na & H2O
Kelebihan Volume Cairan
2. DS : Pasien mengatakan badan Nefron yang terserang hancur Intoleransi Aktivitas
lelah dan lemah, malaise. GFR
DO :- Pasien beraktivitas di 
bantu oleh orang lain baik Ketidakseimbangan dlm
dalam makan, minum, berjalan, glomerulus & tubulus
ambulasi dan imobilisasi, 
mandi/wc. Eritropoetin
-HB 10,9 g/dl Hb

suplai O2

anemia
Pucat, Fatigue malaise
Intoleransi Aktivitas
3 DS : pasien mengatakan Nefron yang terserang hancur Bersinan jalan napas
tidak ada nafsu makan GFR kurang efektif
karena mual, pasien juga 
mengatakan mengalami (BUN & kreatinin
penurunan BB  3kg
Do : Sekresi protein terganggu
1. Selera makan pasien Sindrom uremia
menurun, makan 3x1 diit Gangguan keseimbangan asam-basa
protein dan kalori (1/2 Produksi asam lambung meningkat
piring dihabiskan) Nausea, Vomitus
Gangguan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
intervensi
NO Nanda Noc Nic

1 Penurunan curah NOC : NIC :


jantung berhubungan Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
dengan beban jantung Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada (
yang meningkat Vital Sign Status intensitas,lokasi, durasi)
Kriteria Hasil: 2. Catat adanya disritmia jantung
- Tanda Vital dalam 3. Catat adanya tanda dan gejala
rentang normal (Tekanan penurunan cardiac putput
darah, Nadi, respirasi) 4. Monitor status kardiovaskuler
- Dapat mentoleransi 5. Monitor status pernafasan
aktivitas, tidak ada yang menandakan gagal
kelelahan jantung
- Tidak ada edema paru, 6. Monitor adanya perubahan
perifer, dan tidak ada tekanan darah
asites 7. Monitor adanya dyspneu,
- Tidak ada penurunan fatigue, tekipneu dan ortopneu
kesadaran 8. Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2 Gangguan NOC : NIC :
keseimbangan cairan Electrolit and acid base balance Fluid management
dan elektrolit Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
berhubungan dengan Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
udem sekunder: volume Kriteria Hasil: 3. Pasang urin kateter jika diperlukan
cairan tidak seimbang - Terbebas dari edema, efusi, 4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,
oleh karena retensi Na anaskara Hmt , osmolalitas urin )
dan H2O - Bunyi nafas bersih, tidak ada 5. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan
dyspneu/ortopneu PCWP
- Terbebas dari distensi vena 6. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP ,
jugularis, reflek edema, distensi vena leher, asites)
hepatojugular (+) 7. Kaji lokasi dan luas edema
- Memelihara tekanan vena Fluid Monitoring
sentral, tekanan kapiler 1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
paru, output jantung dan eliminaSi
vital sign dalam batas normal 2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
- Terbebas dari kelelahan, seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
kecemasan atau renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
kebingungan 3. Monitor berat badan
- Menjelaskanindikator 4. Monitor serum dan elektrolit urine
kelebihan cairan 5. Monitor serum dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama
jantung
8. Monitor parameter hemodinamik infasif
9. Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
10. Monitor tanda dan gejala dari odema
3 Perubahan nutrisi: NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
tubuh berhubungan Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
dengan anoreksia, Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
mual, muntah - Adanya peningkatan berat badan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tujuan 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
- Berat badan ideal sesuai dengan serat untuk mencegah konstipasi.
tinggi badan 4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Mampu mengidentifikasi 5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi Nutrition Monitoring
- Tidak ada tanda tanda 1. BB pasien dalam batas normal
malnutrisi 2. Monitor adanya penurunan berat badan
- Tidak terjadi penurunan berat 3. Monitor lingkungan selama makan
badan yang berarti 4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
7. Monitor mual dan muntah
8. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
Ht
9. Monitor kalori dan intake nuntrisi
10. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
11. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Implementasi dan evaluasi
N
DX Implementasi Evaluasi
o
1 I Tgl. 14 Juli 2014 S : Pasien mengatakan adanya edema pada palpebra,
1. Mengkaji adanya edema palpebra, dispnea (-), TD : bibir kering, lemah dan lelah.
140/90 mmhg nausea (-) muntah (-). O : adanya edema palpebra, mukosa/bibir kering pecah-
2. Mengkaji kelemahan otot (-) tidak adanya reflek pecah dan bau amoniak, turgor kulit jelek, TD :140/90,
tendon dalam (-) kram abdomen (-) N : 88x/m, Kreatinin : 29 mg/dl Ureum Darah 53 mg/dl.
membran mukosa/bibir kering, pecah- pecah dan bau A : Masalah BelumTeratasi
amoniak dturgor kulit : jelek.. P : Lanjutkan Intervensi

3. Mengkaji kelemahan (+) kelelahan (+) penurunan


reflek tendon ?(-).
4. Memonitor TTV TD : 140/90mmhg, N : 88x/m, R :
20x/m, SB : 36,8 c, Kreatinin : 29 mg/dl, Ureum
Darah 53 mg/dl, K : 3,74, Na : 129, Cl : 94.
5. Berkolaborasi pemberian obat diuretik, HCT
- Ranitidin 2 x 1 amp IV
- Merocloporanide 3x1 amp IV
- Amlodipine 10 mg 1-0-0
- Asquidone 2x30 mg
- Ciprofloxacin 1x400 mg IV
- Simvastatin 10 mg 0-0-1
- Captopril 3x25 mg
- Kapsul garam 3x1
- IVFD NaCl 0,9 20 gtt/ menit
2 II 1. Mengkaji tingkat aktivitas dan toleransi : Pasien S : Pasien mengatakan badan lelah
mengatakan badan lelah dan lemah, malaise. , pola dan lemah, malaise.
aktivitas kemampuan dalam ADL : makan, minum, O : - Pasien beraktivitas di bantu oleh
berjalan, ke wc di bantu oleh suami. TTV: TD : orang lain baik dalam makan, minum,
140/90, N : 88x/m, SB : 36,8c, R : 20x/m. berjalan, ambulasi dan imobilisasi,
2. Mengkaji kelemahan (+), dyspnoe (-), pucat(+) dan mandi/wc.
pusing (-) perdarahan dari gusi (-), luapan -HB 10,9 g/dl
menstruasi berat saluran gastrointestinal (-). -Eritrosit 3,60 106mm3
-Hematokrit : 29,7 %
3. Memonitor jumlah darah merah : 3,60 106mm3,
A : Masalah belum teratasi
hematokrit : 29,7 % , hemoglobin : 10,9 g/dl.
P : lanjutkan Intervensi
4. Membantu klien ketika diperlukan dalam
pemenuhan ADL : membantu berpindah kamar
serta membawa pasien ke wc.
5. Mengajari pasien bagaimana untuk merencanakan
pembatasan untu memodifikasi atau meningkatkan
aktivitas yang disetujui pada tingkat toleransi dan
tujuan realistis.
6. Menganjurkan pasien hindari aktivitas atau
mengunakan alat (sikat gigi, pisau cukur) yang
mungkin menyebabkan trauma pada jaringan
3 1. Mengkaji pola nutrisi pasien selera makan : Tidak baik S : Pasien mengatakan tidak
2. Frekuensi : 3x/hari ada nafsu makan dan mual
3. Menu makan : Diit Protein 0,6 gr/kg/bb/hari O : Pasien tidak
4. Kalori 30ml/kg/bb/hari menghabiskan porsi makan
5. Porsi : Tdk dihabiskan (1/2piringdihabiskan) yang diberikan, penurunan
6. Menimbang BB-64 Kg BB 3 Kg.
7. Memberikan makanan porsi kecil tapi sering A : Masalah belum teratasi
8. Menganjurkan menghindari minum berkafein, juice P : Lanjutkan Intervensi
makanan panas/berbau
9. Berkolaborasi dengan dokter dlm pemberian diet dan
pola makan pasien
10. Protein 0,6 gr/kg/bb/hari
11. Kalori 30ml/kg/bb/hari berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat :
- Ranitidin 2 x 1 amp IV
- Merocloporanide 3x1 amp IV
- Amlodipine 10 mg 1-0-0
- Asquidone 2x30 mg
- Ciprofloxacin 1x400 mg IV
- Simvastatin 10 mg 0-0-1
- Captopril 3x25 mg
- Kapsul garam 3x1
- IVFD NaCl 0,9 20 gtt/ menit

Anda mungkin juga menyukai