Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIS

DISUSUN OLEH :

TIRSA RESKYAN POTOHU

NURJAYANTI

FIFI MASULILI

MUNAWARAH

DANIL DERMAWAN

MURNIYATI NDAI

POLTEKKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi

Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia Retensi uremia dan sampah nitrogen lain dalam darah National Kidney Foundation
(NKF) mendefinisikan dampak dari kerusakan ginjal adalah sebagai kondisi mikroalbuminuria/ over
proteinuria, abnormalitas sedimentasi, dan abnormalitas gambaran ginjal. Oleh karena itu, perlu diketahui
klasifikasi dari drajat gagal ginjal kronis untuk mengetahui tingkat prognosanya.

2. Etiologi

penyebab gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritis kronik, GGA, penyakit ginjal Polycistic, Obstruksi
ginjal, pyelonephritis yang berulang, dan nephrotoxin; penyakit-penyakit sistemik juga menyumbang
terjadinya GGK, seperti diabetes melitus, hipertensi, lupus erythematous, polyarthritis, penyakit sickle cell
dan amiloidosis.

3. Tanda dan gejala


 Tekanan darah tinggi
 Perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari
 Adanya darah dalam urin
 Lemah serta sulit tidur
 Kehilangan nafsu makan
 Sakit kepala
 Tidak dapat berkonsentrasi
 Gatal
 Sesak
 Mual & muntah
 Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, serta pada kelopak mata waktu pagi hari

4. Patofisiologi
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan kedalam
urin)tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialysis Gangguan klirens renal,banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat
dari penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi darah
yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat dideteksi dengan
mendapatkan urin 24-jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin.Retensi cairan dan natrium. Ginjal juga
tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap
akhir;respons ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-
hari,tidakterjadi.Asidosis. Dengan semakin berkembangnya penyakit renal,terjadi asidosis metabolic
seiring dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan.Anemia
terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah
merah,defisiensi nutrisi,dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik
pasien,terutama dari saluruan gastroenstestinal.Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat. Abnormalitas
utama yang lain pada gagal ginjal kronis adalah gangguuan metabolisme kalsium dan fosfat.Penyakit
tulang uremik sering disebut osteodistrofi renal, terjadidari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan
keseimbangan parathormon.
Pathway

Glomerulonefritis, pielonefritis,
hidronefrosis
sindroma nefrotik tumor ginjal

GFR menurun

GGK

Retensi natrium Tirah baring

CES kelemahan

Tekanan kapiler imobilitas

Volume interstisial

Gaya hidup monoton


edema

Intoleransi aktifitas
Hipervolemia
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penyakit Gagal Ginjal Kronik (Chronic KiddneyDisease)Penatalaksanaan untuk
mengatasi penyakit gagal ginjal kronik yaitu :
1) Penatalaksanaan untuk mengatasikomplikasi Hipertensi diberikan antihipertensi yaitu Metildopa
(Aldomet), Propanolol (Inderal), Minoksidil (Loniten), Klonidin (Catapses), Beta Blocker, Prazonin
(Minipress), Metrapolol Tartrate(Lopressor), Kelebihan cairan diberikan diuretic diantaranya adalah
Furosemid (Lasix), Bumetanid (Bumex), Torsemid, Metolazone (Zaroxolon), Chlorothiazide (Diuril),
Peningkatan trigliserida diatasi dengan Gemfibrozil, Hiperkalemia diatasi dengan Kayexalate, Natrium
PolisterenSulfanat, Hiperurisemia diatasi dengan Allopurinol, Osteodistoofi diatasi dengan
Dihidroksiklkalsiferol, alumuniumhidroksida, Kelebihan fosfat dalam darah diatasi dengan kalsium
karbonat, kalsium asetat, alumuniumhidroksida, Mudah terjadi perdarahan diatasi dengan
desmopresin,estrogen, Ulserasi oral diatasi denganantibiotic.
2) Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8 gr/kgBB), vitamin B dan C, diet tinggi lemak
dankarbohirat
3) Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen natriumkarbonat.
4) Abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam IV (valium), fenitonin (dilantin).
5) Anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein manusia (epogen IV atau SC 3x seminggu), kompleks
besi (imferon), androgen (nandrolan dekarnoat/deca durobilin) untuk perempuan, androgen (depo-
testoteron) untuk pria, transfuse Packet RedCell/PRC.
6) Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritonealdialisa.
7) Transplantasi ginjal.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
BIODATA
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.Ambar adi rusli


Jenis kelamin : Laki - Laki
Umur : 53 tahun
Status perkawinan : Duda / Cerai
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Teknik elektro
Pekerjaan : pengawas perusahaan
Alamat : Malino jaya
Tanggal masuk RS : 23 juni 2021
No. Registrasi : 00.78.81.75
Ruangan / kamar : mawar 01
Golongan darah :-
Tanggal pengkajian : 23 september 2021
Diagnosa medis : Hipervolemia dan intoleransi aktivitas

Contoh kasus

Klien masuk rumah sakit pada tanggal 23 september 2021 jam 08.00 dengan keluhan sesak nafas, lemah
sejak sehari. Kemudian klien dibawa ke RS masuk IGD jam 08.10, TD : 120/80 mmHg, N: 80x/ menit, S:
37oC

a. Keluhan utama :
Sesak nafas
b. Riwayat kesehatan lalu :
Klien belum pernah di rawat di RS sebelumnya.
c. Riwayat penyakit sekarang :
sesak, di IGD dilakukan tindakan pemberian nutrisi parental jam 08.50, lalu klien dipindahkan di ruang
rawat inap.

Data subjek Data objek

1. Klien mengatakan lemas


2. Klien mengatakan sesak napas 1. Klien tampak lemah
3. Klien mengatakan tidak nyaman saat 2. Klien tampak sesak
bernapas 3. Frekuensi jantung klien meningkat
4. Klien merasa tidak nyaman setelah >20% dari kondisi istirahat
beraktifitas 4. TD : 10/80 mmHg
5. Klien mengeluh lelah - RR : 15 x/menit
- N : 112x/menit
- S : 37oC
ANALISA DATA

Problem Etiologi Data

Hipervolemia 1. Gangguan mekanisme DS :


regulasi
Definisi : 2. Kelebihan asupan cairan 1. Klien mengeluh sesak
3. Klelebihan asuhan napas
Peningkatan volume cairan natrium 2. Klien mengatakan
intravaskuler, interstisial, dan 4. Ganggauan aliran balik tidak nyaman saat
intraseluler. vena bernapas
5. Efek agen farmakologis
DO :

1. Klien tampak sesak


2. TD : 120/80 mmHg
- N :80x/menit
- S : 37oC
- RR 15x/menit

Intoleransi aktivitas 1. Ketidakseimbangan DS :


antara suplai dan
Definisi : kebutuhan oksigen 1. Klien mengatakan
2. Tirah baring lemas
Ketidakcukupan energi untuk 3. Kelemahan 2. Klien merasa tidak
melakukan aktivitas sehari- 4. Imobilitas nyaman setelah
hari. 5. Gaya hidup monoton beraktifitas
3. Klien mengeluh sesak
4. Klien mengeluh lelah

DO :

1. Klien tampak lemah


2. Klien tampak sesak
3. Frekuensi jantung
klien meningkat
>20% dari kondisi
istirahat
4. TD : 120/80 mmHg
- N : 112x/menit
- S : 37oC
- RR 15x/menit

TUJUAN

KRITERIA HASIL

1. Setelah dilakukan monitoring intake dan output cairan selama 3x24 jam diharapkan
asupan cairan membaik
2. Dilakukan kaloborasi pemberian direutik untuk membuang kelebihan cairan di tubuh
3. Diharapkan lelah menurun
4. Diharapkan ortopnea menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipervolemia


keperawatan 3x24 jam
DS : diharapkan hypervolemia pada Manajemen cairan
pasien teratasi
1. Klien mengeluh sesak napas Observasi
2. Klien mengatakan tidak nyaman Kriteria hasil :
saat bernapas - Periksa tanda dan gejala
1. Asupan cairan membaik hipervolemia (ortopnea,
DO : dispnea)
2. sesak menurun - Identifikasi penyebab
1. Klien tampak sesak hypervolemia
2. TD : 120/80 mmHg 3. merasa nyaman saat bernapas - Monitor kecepatan infus
- N : 80x/menit secara ketat
- S : 37oC - Monitor output intake
- RR 15x /menit cairan
- Pemberian direutik
- Monitor jumlah cairan yg
masuk dan keluar
Intoleransi aktivitas Manajemen energi

DS : Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan 3x 24 jam
1. Klien mengatakan lemas diharapkan intoleran aktivitas - Mengidentifikasi
2. Klien mengeluh merasa tidak pada klien teratasi penggunaan energy untuk
nyaman setelah beraktifitas mengatasi/mencegah
3. Klien mengeluh sesak Kriteria hasil: kelelahan.
4. Klien mengeluh lelah - Identifikasi fungsi tubuh yg
- Perasaan lemah menurun mengakibatkan kelelahan
DO : - Disepnea setelah beraktivitas
menurun - Lakukan terapi oksigen
1. Klien tampak lemah - Lelah menurun
2. Klien tampak sesak - Frekuensi jantung menurun
3. Frekuensi jantung klien ekuensi
meningkat >20% dari kondisi
istirahat
`
Diagnosa keperawatan Hari/tgl Implementasi Evaluasi
dan wkt

Hopervolemia Jumat - Pasien mengatakan


24 masih merasakan tidak
septemb - Periksa tanda dan gejala nyaman saat bernafas
er 2021 hipervolemia (ortopnea, dispnea) - Pasien mengatakan
masih merasakan sesak
pukul: - Monitor status - TD : 120/80mmHg
08.30 hemodinamik( frekuensi jantung, - N : 20x/menit
wita tekanan darah - S : 37oC
- RR 15x/menit
pukul :
08.40 - Monitor output intake cairan A: Masalah belum teratasi
wita
P: lanjutkan intervensi
pukul:
08.50
- Monitor Pemberian direutik

pukul:
09.10
- Monitor kecepatan infus secara
ketat. 12 tpm

Intoleransi aktivitas Pukul: - identifikasi pegnggunaan energy - Klien mengatakan


13.00 untuk mencegah kelelahan. masih merasa lemas
- Klien mengeluh masih
Pukul: - Identifikasi fungsi tubuh yg merasa tidak nyaman
13.10 mengakibatkan kelelahan - Klien masih mengeluh
sesak
Pukul - Lakukan terapi oksigen - Klien masih mengeluh
13. 20 - lelah
- Frekuensi jantung klien
- meningkat >20% dari
kondisi istirahat

A: Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
lanjutkan inte
Diagnosa keperawatan Hari / Implementasi Evaluasi
tgl wkt

Hipervolemia Sabtu - Klien mengatakan


25 sedikit merasa nyaman
septem - Periksa tanda dan gejala hipervolemia saat bernafas
ber (ortopnea, dispnea) - Klien mengatakan
2021 - Identifikasi penyebab hipervolemia sedikit merasakan
sesak
Pukul: - TD : 120/80mmHg
08.30 - Monitor status - N : 80x/menit
hemodinamik( frekuensi jantung, - S : 37oC
Pukul tekanan darah) - - RR 15x/menit
08.40 - Monitor output intake cairan
A: Masalah sedikit teratasi
Pukul:
08.50 monitor pemberian direutik P : lanjutkan intervensi

Pukul:
09.00 - Monitor kecepatan infus secara ketat
12 tpm.

Intoloeransi aktivitas Pukul: - identifikasi pegnggunaan energy - Klien mengatakan


13.00 untuk mencegah kelelahan. masih merasa lemas
-
Pukul: - Identifikasi fungsi tubuh yg - Klien mengeluh masih
13.10 mengakibatkan kelelahan merasa tidak nyaman
- Klien mulai sedikit tidak
Pukul - Lakukan terapi oksigen merasakan sesak
13.20 - Klien masih mengeluh
lelah
- Frekuensi jantung klien
mulai menurun
A:Masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa keperawatan Hari tgl Implementasi Evaluasi


/ wkt

Hipervolemia Minggu - Klien mengatakan mulai


26 merasa nyaman saat
septem bernafas
ber - Periksa tanda dan gejala hipervolemia - Pasien mengatakan
2021 (ortopnea, dispnea) mulai tidak merasakan
Pukul: - Monitor status sesak
08.30 hemodinamik( frekuensi jantung, - TD : 120/80mmHg
tekanan darah - N : 80x/menit
Pukul - S : 37oC
08.40 - RR 20x/menit
- Monitor output intake cairan
Pukul: A: Masalah teratasi
08.50 - Monitor Pemberian direutik
P : intervensi dihentikan
Pukul:
09.00
Monitor kecepatan infus secara ketat.
12 tpm
- .
Intoleransi aktivitas Pukul: - identifikasi pegnggunaan energy - Klien mengatakan tidak
13.00 untuk mencegah kelelahan. merasa lemas
- Klien merasa nyaman
Pukul: - Identifikasi fungsi tubuh yg - Klien mulai tidak
13.05 mengakibatkan kelelahan merasakan sesak
- Klien sudah tidak
Pukul - Lakukan terapi oksigen merasa lelah
13.10 - - Frekuensi jantung klien
menurun

A:Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai