Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 8

 DHENA ARIESTA GUPTIANA (16015)


 LIDIANA SULFI (16043)
 RIZQY AMALIA (16063)
 SINTA UJI RAHAYU (16068)
 SULISTYORINI (16075)
 SYFA AYU RACHMADANI (16077)
Definisi
 Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
darah ke bagian otak (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
 Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan
atau terhentinya aliran darah melalui system suplai
arteri otak (Sylvia A Price, 2006)
 Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang
awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa
deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung
24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian
yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000)
 Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya
iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008).
 Menurut Depkes (2011), stroke merupakan penyebab
kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian.
Dengan proporsi angka kejadian yaitu 15,4%, disusul
hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruksi
kronis. Penyakit stroke merupakan penyebab kematian
ketiga tersering di negara maju setelah penyakit jantung
dan kanker.
Pathway
Resume
Klien datang ke IGD RS Tugu Ibu pada tanggal 07
Febuari 2019 pada pukul 14.00 WIB. Klien datang dengan
tangan dan kaki kiri lemah, kepala pusing, badan terasa
lemas, kelemahan di anggota gerak, serta penurunan
kesadaran. Keluarga klien mengatakan klien memiliki
hipertensi dan pernah stroke. Di dapatkan data : GCS
E2M4V3, TD: 159/90 mmHg, N: 90x/menit, RR: 21x/menit, S:
37,0°C, SatO2: 98%, CRT 2 detik. Pupil 2mm/2mm, reaksi
cahaya +/+, BB 70 kg, TB 170 cm, IMT: 24,2. Anggota gerak
tubuh lemah, kesadaran delirium, bj jantung I & II, suara nafas
vesikuler, abdomen supel, kekuataan otot 4444/2222
4444/2222, akral klien hangat. Diagnosa yang diberikan
dokter yaitu infark cerebri, emboli pleura. Masalah
keperawatan yang dapat di IGD adalah resiko penurunan
curah jantung b.d afterload, perfusi jaringan serebri b.d infark
cerebri, cemas b.d perubahan status kesehatan.
Intervensi yang dilakukan di IGD : Mengobservasi TTV,
memberikan therapy O2 3l/menit melalui nasal kanul,
memasang infus RL 500 ml/8 dengan 20 tpm, melakukan EKG
dengan hasil sinus tachycardia, inferior infraction. Melakukan
Ct-scan kepala dengan hasil yaitu lesi iskemik vena ventrikel
parietal lateral sinistra. Melakukan pemeriksaan lab darah: dl,
ukret, gas dengan hasil yaitu gds 66 mg/dl, hb 16.3 gr/dl, ht
41%, leukosit 21.00 10ˆ3/µL (H), trombosit 490 ribu/µL,
ureum 28 mg/dl, kreatinin 0.77 mg/dl, eGFR 105.3.
Memberikan obat CPG 1 tab peroral, inj.citolin 50 gr/IV.
Intervensi yang dilakukan di IGD : Mengobservasi TTV,
memberikan therapy O2 3l/menit melalui nasal kanul,
memasang infus RL 500 ml/8 dengan 20 tpm, melakukan EKG
dengan hasil sinus tachycardia, inferior infraction.
Melakukan Ct-scan kepala dengan hasil yaitu lesi
iskemik vena ventrikel parietal lateral sinistra. Melakukan
pemeriksaan lab darah: dl, ukret, gas dengan hasil yaitu gds
66 mg/dl, hb 16.3 gr/dl, ht 41%, leukosit 21.00 10ˆ3/µL (H),
trombosit 490 ribu/µL, ureum 28 mg/dl, kreatinin 0.77 mg/dl,
eGFR 105.3. Memberikan obat CPG 1 tab peroral, inj.citolin
50 gr/IV. Dokter memberikan advis untuk dipindahkan
diruang inap. Jam 19.05 WIB klien dipindahkan ke ruang
flamboyan dengan keluhan bagian kaki dan tangan kiri sulit
digerakan, riwayat ht, kepala terasa sakit. Didapatkan data
yaitu TD: 160/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 20x/menit, S:
36,0°C, terpasang O2 3l/menit, terpasang IVFD rl 500 ml/8
jam. Mual +, muntah 2x, klien sulit menelan, klien tampak
gelisah, hemoperesis dibagaian kaki, tonus otot 4444/2222
4444/2222.
Masalah keperawatan yang di dapatkan yaitu nyeri
akut, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, intoleransi
aktivitas dan resiko jatuh. Intervensi yang dilakukan
memberikan O2 3l/menit, mengobservasi ttv, melakukan
pemasangan ngt, mengobservasi tanda peningkatan TIK,
melaukan mika miki. Memberikan therapy CPG 1x75 gr/oral,
candesartan 1x8 gr/oral, amlodipine 1x5 mg/oral, inj.citicolin
2x500 mg /iv, inj.ceftriaxone 1x2gr/iv. Melakukan Ro thorax
dengan hasil: cardiomegali. Selama perawatan tidak ada
tanda peningkatan TIK, kesadaran meningkat, reflek menelan
masih lemah, anggota gerak kiri masih melemah, nyeri kepala
berkurang.
A NO. DATA MASALAH ETIOLOGI

N DS: Ketidakefektifan Gangguan


• Keluarga klien mengatakan tiba-tiba perfusi jaringan sirkulasi darah ke
A klien tidak sadarkan diri dan tidur serebral
terus
otak

L • Keluarga klien mengatakan sebelum


tidak sadar klien mengeluh kepala
I nya pusing
• Keluarga klien mengatakan klien

S memiliki hipertensi
• Keluarga klien mengatakan klien
sulit untuk mau minum obat
A • Keluhan klien tidak jelas
DO:
D •

k/u lemah
Kesadaran somnolen
A •

GCS 8 E2M4V2
Td : 180/80 mmHg
T •

N : 101x/menit
S : 37,3°c

A
A NO. DATA

DO:
MASALAH ETIOLOGI

N  Rr : 23x/menit
 Sat 02 : 96%
A  Terpasang oksigen 3l/menit melalui
nasal kanul
L  Akral klien hangat
 Klien tampak pucat
 Riwayat hipertensi dan stroke
I  Hemipalises dianggota ekstremitas dan

S
bawah bagian kiri
 Reflek fisiologis lemah
 Bicara tidak jelas
A  Dispagia
 Lapang perhatian terbatas
D  Inkontenensia
 Nafus makan menurun

A  Konstipasi sudah 2 hari


 Sering tidur
 Terpasang selang NGT
T
A
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
• Hasil Ct-scan : lesi iskemik paraventikel
anterior sinistra
• Hasil Ro thorax : s/cardiomegali
• Hasil EKG : inferior infraction sinus
tachykardi
• Hasil lab :
• hb : 16.3 mg/dl
• ht : 47 %
• leukosit : 21.00 10ˆ3/µl
• trombosit : 490 ribu/ µl
• ureum darah : 28 mg/dl
• kreatinin darah : 0.77 mg/dl
• eGFR : 105.3
• kolesterol total : 219 mg/dl
• asam urat : 3.8 mg/dl
• Kekuatan tonus otot 44442222
• 33332222
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
DS: Ketidakseimbang Ketidakmampua
• Keluarga klien mengatakan klien tidak an nutrisi kurang n untuk menelan
nafsu makan dari kebutuhan
• Keluarga klien mengatakan klien sudah sulit tubuh
menelan
• Keluarga klien mengatakan saat diberi
minum dengan sendok klien masih batuk
• Keluhan klien tidak jelas
DO:
• k/u lemah
• Kesadaran somnolen
• GCS 8 E2M4V2
• Klien tampak pucat
• Terpasang IVFD Rl 500 ml/8 jam dengan
20 tpm
• Terpasang selang NGT
• BB klien 70 kg, sebelum sakit 73 kg
• TB : 170 cm
• IMT : 24.2
• Lidah klien tampak kotor
• Membran mukosa kering
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
DO:
• Mual +
• Produksi NGT tidak ada
• Nafsu makan klien menurun
• Kesulitan menelan/ dispagia
• Hasil lab :
• hb : 16.3 mg/dl
• ht : 47 %
• gds : 66 mg/dl
• Riwayat stroke non hemoragic
• Klien terlihat lemas
• Klien tampak gelisah
Hambatan Kerusakan
3 DS: mobilitas fisik neuromoskuler
• Keluarga klien mengatakan anggota gerak
kiri melemah
• Klien mengatakan badannya lemas
• Keluarga klien mengatakan klien ada
riwayat darah tinggi dan stroke
• Keluarga klien mengatakan klien tidur terus
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
DO:
• k/u lemah
• Kesadaran somnolen
• GCS 8 E2M4V2
• Hemiperesis di ekstremitaas kiri
• Klien tampak lemas
• Klien bedrest
• Aktivitas klien dibantu perawat dan
keluarga
• Klien tampak tidur terus
• Riwayat stroke dan hipertensi
• Terdapat dekubitus/lecet di lengan pundak,
tumit kaki
• Klien tampak kesulitan dalam pergerkan
• Reflek fisiologis berkurang
• Terpasang restrain
• Hasil Ct-scan : lesi iskemik paraventikel
anterior sinistra
• Hasil Ro thorax : s/cardiomegali
• Tonus otot menurun, hipotoni
• Seksabilitas dibagian kiri menurun
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
• Hasil lab :
• Leukosit : 21.00 10ˆ3/µl
• Na : 133 mmol/L
• K : 4.3 mmol/L
• Cl : 101 mmol/L
• Kekuatan tonus otot 44442222
• 33332222
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL. WAKTU NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
DIAGNOSA
11 februari
2019
08.00 1. memonitor tanda-tanda vital hasil :
TD 180/80mmHg, Nadi 101x/menit, Respirasi
23x/menit, Suhu 37.30C
09.30 2. mengkaji keluhan dan kesadaran klien hasil:
keadaan umum klien lemah, resiko tinggi jatuh,
kesadaran somenolen, GCS E2M4V2
09.33 3. mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas hasil:
kesadaran klien menurun, bedrest, total care, aktivitas
klien dibantu oleh perawat dan keluarga
4. mengkaji fungsi motoric dan sensorik hasil:
09.35 kekuatan otot menurun, disatria (bicara tidak jelas),
dispagia (kesulitan menelan), selisabilitas nyeri
dibagian kiri menurun, hemiparesis di ekstermitas kiri,
kekuatan tonus otot 4444/2222/3333/2222
09.40 5. mengkaji respon motoric untuk mengankat dan
meremas jari serta membuka mata
hasil: tangan kanan bisa melakukan, tangan kiri kaku
dan diangkat hanya sebentar, kaki kiri kaku, kaki
kanan masih bisa digerakkan tetapi kaku, kedua mata
dibuka saat diberi rangsang nyeri
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
WAKTU DIAGNOSA
09.45 1. mengevaluasi pupil
hasil: ukuran pupil 2/2, pupil isokor, reaksi terhadap cahaya
12.15 +/+
2. memberikan diit cair susu 200cc dan dibilas air mineral 100cc
melalui NGT amplodipine 5mg
hasil: susu sudah diberikan,sudah dibilas, NGT ditutup kembali,
13.10 obat diberikan dengan dicampur susu
3. mengubah posisi klien miring ke kanan
15.50 hasil: klien dimiring bergantian, klien tampak kurang nyaman
4. mengakji respon motoric untuk mengangkat tangan dan
meremas jari serta membuka mata
hasil: tangan kanan bisa melakukan, tangan kiri kaku dan
diangkat hanya sebentar,kaki kiri kaku, kaki kanan masih bisa
16.10 digerakkan,kedua mata membuka saat diberi rangsang nyeri
5. mengkaji peningkatan TIK
hasil: klien tampak memegangi kepala, mungkin merasakan
17.35 pusing mual, tidak ada muntah proyektil
6. memberikan diit cair susu 200cc dan dibilas dengan air mineral
100cc melalui NGT
hasil: susu sudah diberikan dan sudah diberikan bilasan air
mineral, NGT kembali diklem
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
WAKTU DIAGNOSA
18.10 1. memberikan terapi obat CPG 1x75gr melalui oral,
candesartan 1x8gr melalui oral, citicolin 1x500mg
melalui bolus dan ceftriaxone 1x2gr melalui bolus
hasil: obat diberikan
20.00
2. memerikas kepatenan selang NGT
hasil: NGT masih terpasang dibatas normal masih mada
suara blup saat dimasukkan udara
23.00 3. mengganti cairan infus RL 500ml dengan 20tpm
hasil : infus sudah diganti dan aliran infus lancar
23.20 4. meninjau kemampuan menelan klien dengan diberi
minum melalui sendok makan hasil: klien dapat minum
setengah sendok
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
WAKTU DIAGNOSA

12
Februari
2019
09.00 1. memonitor tanda-tanda vital
hasil: TD 180/80mmHg, Nadi 69x/menit, Respirasi 23x/menit,
Suhu 36.30C, SaO2 97%
09.50 2. menentukan factor potensi peningkatan TIK hasil: posisi tidur
klien supine, klien mengatakan kepala pusing
10.00 3. menganjurkan klien untuk menghindari batuk, muntah dan
mengejan hasil: klien dan keluarga mengikuti instruksi yang
diberikan
10.50 4. melakukan Rom pasif hasil: klien dapat meremas kedua jari
tangan, klien mampu mengangkat dan menggerakkan anggota
tubuh yang kanan klien belum mampu menggerakkan
ekstermitas kiri
11.00 5. memberikan reinforcement positif hasil: klien tampak tersenyum
sebentar
12.10 6. meninjau kemampuan menelan klien hasil: klien mengatakan
haus, saat diberi minum 2 sendok air putih sudah tidak ada
batuk
12.20 7. memberikan makan diit cair susu 200cc dan air putih 100cc
serta obat amplodipine 5mg melalui NGT hasil: susu dan obat
sudah diberikan sudah dibilas dan selang NGT ditutup kembali
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARA
WAKTU DIAG F
NOSA

12.20 1. memotivasi keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi


kebutuhan aktivitas dan nutrisi hasil: keluarga klien mengikuti
instruksi yang diberikan
13.45
2. mengubah posisi klien untuk miring kiri hasil: posisi sudah diubah
15.45
3. mencatat adanya nyeri abdomen, lambung, mual dan muntah
hasil: mual(-), muntah (-), perut klien tidak kembung
17.10 4. menginspeksi kulit di daerah menonjol hasil: tampak lecet
dibelakang pundak dan tumit
18.00 5. memberikan makan melalui selang NGT hasil: susu sudah
diberikan + obat dan sudah dibilas dengan air mineral
18.40 6. memberikan posisi semifowler hasil: klien tampak lebih nyaman
19.00
7. memberikan terapi obat citicolin 1x200gr melalui bolus dan
ceftriaxone 1x2gr melalui bolus hasil: obat telah diberikan
melalui bolus
20.10 8. mengkaji keluhan dan kesadaran klien hasil: kesadaran cm
somnolen , GCS E2M5V2, klien sadar mengikuti perintah yang
diberikan, klien dapat menjawab pertanyaan yang telah
diberikan, klien mengatakan kepala pusing
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
WAKTU DIAGNOSA
13
Februari
2019
08.30 1. memonitor tanda vital hasil: TD 160/70mmHg, Nadi 80x/menit,
RR 23x/menit, suhu 360C
09.10 2. mengganti linen dengan klien diatasnya hasil: linen sudah
diganti dank lien tampak lebih nyaman
10.10 3. menganjurkan klien agar menghindari batuk, muntah dan
mengejan hasil: klien dan keluarga mengikui instruksi yang
diberikan
10.40 4. mengkaji adanya peningkatan TIK hasil: klien mengatakan
kepala pusing
12.10 5. memberikan diit cair susu 200cc melalui NGT dan dibilas air
mineral 100cc+obat amlodipine hasil: diit susu sudah diberikan
14.20 6. melakukan ROM pasif hasil: ekstermitas kiri klien masih sulit
digerakkan
15.10 7. memeriksa kepatenan selang NGT hasil: NGT masih terpasang
dibatas normal da nada suara blup
17.10 8. meninjau kemampuan menelan klien dengan diberi minum
menggunakan sendok hasil: klien dapat minum 5 sendok air
mineral
18.10 9. memberikan diit cair susu 200cc melalui NGT dan obat oral
hasil: susu sudah diberikan dan obat CPG 75gr, Candesartan
8gr dan dibilas dengan air mineral 100cc
TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL PARAF
WAKTU DIAGNOSA
19.20 1. memberikan terapi obat injeksi hasil: obat injeksi citicolin
1x5mg dan ceftriaxone 1x2gr telah diberikan
20.40 2. memonitor TTV hasil: TD 150/60mmHg, Nadi 78x/menit,
RR 23x/menit, Suhu 36,20C
21.50 3. mengkaji fungsi motoric dan sensorik hasil: sensabilitas di
ekstermitas kiri nasih menurun, kaki dan tangan kanan
lebih banyak bergerak kekuatan otot
4444/2222/4444/2222
23.50 4. mengkaji respon motoric terhadap perintah sederhana
hasil: klien mengikuti instruksi untuk mengangkat dan
menggenggam tangan
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

1 11 S = keluhan klien tidak jelas, keluarga klien mengatakan


FEB klien masih memegangi kepala terus, keluarga klien
2019 mengatakan klien memiliki riwayat hipertensi dan stroke,
keluarga klien mengatakan klien masih tidak sdarakan diri,
O = k/u lemah, kesadaran somnolen, GCS 8, TD 150/90
mmHg, N 78x/menit, RR 23x/menit, Suhu 36.3, sat 96%,
akral hangat, klien tampak pucat, hemiparesis di ekstermitas
kiri, disatria, dispagia, terpasang o2 nasal kanul, hasil ro
thorax s/ cardiomegaly, CT-Csan lesi iskemik paraventrikel
lateral anterior sinistra, hb 16.3 gr/dl, ht 47%, GDS
66mg/dl, sakit kepala, tidak ada peningkatan TIK,
A = masalah belum teratasi tujuan belum tercapai,
P = intervensi dilanjutkan. Evaluasi untuk dx kedua
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

2 11 S = keluarga klien mengatakan klien sulit menelan, keluarga


FEB klien mengatakan saat diberi minu klien masih batuk,
2019 O = k/u lemah, kesdaran somnolen, GCS 9, GDS 66mg/dl,
hb 16.2 gr/dl, bb 70kg, tb 170cm, imt 24,2, lidah kotor,
membrane mukosa kering, kulit kurang elastis, bising usus 5x,
klien tampang lemas, saat diberi minum masih batuk,
produksi NGT tidak adaa,
A = masalah belum teratasi tujuan belum tercapai ,
P = intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

1 11 S = keluhan klien tidak jelas, keluarga klien mengatakan


FEB klien masih memegangi kepala terus, keluarga klien
2019 mengatakan klien memiliki riwayat hipertensi dan stroke,
keluarga klien mengatakan klien masih tidak sdarakan diri,
O = k/u lemah, kesadaran somnolen, GCS 8, TD 150/90
mmHg, N 78x/menit, RR 23x/menit, Suhu 36.3, sat 96%,
akral hangat, klien tampak pucat, hemiparesis di ekstermitas
kiri, disatria, dispagia, terpasang o2 nasal kanul, hasil ro
thorax s/ cardiomegaly, CT-Csan lesi iskemik paraventrikel
lateral anterior sinistra, hb 16.3 gr/dl, ht 47%, GDS
66mg/dl, sakit kepala, tidak ada peningkatan TIK,
A = masalah belum teratasi tujuan belum tercapai,
P = intervensi dilanjutkan. Evaluasi untuk dx kedua
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

2 11 S = keluhan klien tidak jelas, keluarga klien mengatakan


FEB klien masih memegangi kepala terus, keluarga klien
2019 mengatakan klien memiliki riwayat hipertensi dan stroke,
keluarga klien mengatakan klien masih tidak sdarakan diri,
O = k/u lemah, kesadaran somnolen, GCS 8, TD 150/90
mmHg, N 78x/menit, RR 23x/menit, Suhu 36.3, sat 96%,
akral hangat, klien tampak pucat, hemiparesis di ekstermitas
kiri, disatria, dispagia, terpasang o2 nasal kanul, hasil ro
thorax s/ cardiomegaly, CT-Csan lesi iskemik paraventrikel
lateral anterior sinistra, hb 16.3 gr/dl, ht 47%, GDS
66mg/dl, sakit kepala, tidak ada peningkatan TIK,
A = masalah belum teratasi tujuan belum tercapai,
P = intervensi dilanjutkan. Evaluasi untuk dx kedua
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

3 11 S = klien mengatakan badannya lemas, keluarga klien


FEB mengatakan klien sudah ada stroke disebelah kiri,
2019 O = k/u lemah, kesadaran somnolen, klien tampak lemas,
kekuatan otot 4444/2222/3333/2222, aktivitas klien
dibantu oleh perawat, reflex fisiologis kurang, terpasang
restrain, sensitifitas dibagian kiri menurun,
A= masalah belum teratasi tujuan belum tercapai,
P = lanjutkan intervensi.
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

1 12 S= klien mengatakan kepala masih pusing, klien mengatakan


FEB badan masih lemas,
2019 O= K/u lemah, kesaran cm somenolen, TD 160/90mmHg,
Nadi 72x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36.6, SatO2 97%,
klien sudah menjawab jika ditanya perawat, hemiparesis di
ekstermtas kiri terpasang o2 naal kanul, sakut kepala mulai
berkurang, tidak ada peningkatan TIK.
A= masalah belum teratasi tujuan belum tercapai,
P= intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

2 12 S= keluarga klien mengatakan klien sudah bisa minum tanpa


FEB batuk, klien mengatakan badannya lemas,
2019 O= k/u lemah, kesadaran cm somenolen, klien sudah mampu
menelan air putih tanpa batuk, terpasang NGT, produksi
NGT tidak ada, klien tampak lemas, lidah klien kotor, kulit
kurang elastis, GDS 66mg/dl, membrane mukasa sedikit
lembab, hb 16.3gr/dl, BB 70kg, TB 170cm, IMT 24,2, diit
cair 200cc,
A= masalah teratasi sebagian tujuam belum tercapai,
P= intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

3 12 S= klien mengatakan badannya masih lemas,


FEB O= k/u lemah, kesadaran somenolen, GCS E2M4V2=9 ,
2019 hemiparesis di ekstermitas kiri, aktivitas klien dibantu
perawat, pergerakan klien mulai menigkat, reflex fisiologis
masih kurang, klien sudah mampu menjawab pertanyaan
perawat, pergerakan ektermitas kanan meningkat kekuatan
tonus otot 4444/2222/4444/2222
A= masalah teratasi sebagian tujuan belum tercapai,
P= lanjutkan intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

1 14 S= klien mengatakan kepala masih pusing,


FEB O= k/u lemah,kesadaran delirium, GCS 11, TD
2019 150/90mmHg, N 71x/menit, RR 22x/menit, suhu 36.3,
satO2 99%, kesadaran muali menguat, nyeri kepala skala 2,
hemiparesis di ekstermitas kiri, inkontinensia, terpasang O2
nasal kanul 3l/menit, tidak ada tanda peningkatan TIK,
leukosit 12.40, kolesterol total 21mg/dl, kolesterol HDL
46mg/dl, kolesterol LDL 148mg/dl, asam urat 3.8mg/dl,
A= masalah belum teratasi tujuanbelum tercapai,
P= lanjutkan intervens
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

2 14 S= keluarga klien mengatakan klien sudah bisa banyak


FEB minum tanpa batuk, keluarga klien mengatakan sudah minum
2019 10 sendok,
O= k/u lemah, kesadaran delirium, GCS 11, klien sudah
mampu menelan air minum tanpa batuk, terpasang NGT,
lidah klien sudah bersih, membrane mukoa lembab, sudah di
OH gigi dan lidah bersih, hb 12.9 gr/dl,
A= masalah teratasi sebagian tujuan belum tercapai,
P= intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
NO. TGL SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PLANNING PARAF
DIANOSA

3 14 S = klien mengatakan badannya masih lemas,


FEB O = k/u lemah, kesadaran delirium, GCS 11, hemiparesis di
2019 ekstermitas kiri, aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga
dan perawat, kekuatan tonus otot 4444/2222/4444/2222,
klien sudah sering mika miki,
A= masalah teratasi sebagian tujuan belum tercapai,
P = intervensi dilanjutkan , konsul ke fisioterapi untuk
membuat latihan.
Thanks you baby

Anda mungkin juga menyukai