Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp.

R DENGAN

GAGAL GINJAL KRONIK DAN HIPERKALEMIA DI RUANG GALILEA III

DI UGD RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
ANITA AYU SULISTYOWATI 2004070
AYUNDA PADMASARI WIBOWO 2004072
BAUN 2004074
ILUH SEKAR AYU DEA MUNARARSI 2004079
KATARINA OKTAVIANA DONGORAN 2004081
KENNY CHAIYONO 2004082
KRISTIN DWI RATNASARI 2004083
NONIE MEGA DINI 2004091
RUTH WIDYA PINASHTI 2004094
YULIA FRISKA ARDHIANI 2004096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2021
Latar belakang
 Gagal ginjal kronis disebut juga sebagai “Chronic Kidney Disease
(CKD)” adalah penurunan fungsi ginjal kronis yang bersifat
progresift dan ireversibel yang ditandai dengan penurunan atau
kerusakan struktur serta fungsi ginjal selama lebih dari 3 bulan
(Pernefri, 201).
 CKD merupakan manifestasi dari ketidaknormalan eksresi
albumin sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal selama lebih
dari tiga bulan (Thomas et al. 2009).
 National Kidney Foundation ( di Amerika Serikat) mendefinisikan
gagal ginjal kronik sebagai adanya kerusakan ginjal atau
penurunan laju filtrasi glomerulus ≤ 90 mL/min/1,73 m 2 selama
lebih dari 3 bulan (Lewis & Dirksen, 2014).
Landasan
Teori
Apa yang di maksud dengan GGK/CKD?
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan ketidakmampuan fungsi ginjal mempertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit yang mengakibatkan destruksi struktur ginjal yang progresif adanya
manifestasi penumpukan bahan sisa metabolisme seperti toxic uremik didalam darah (Muttaqin & Sari, 2014).
Anatomi Fisiologi
Ginjal
Ginjal

Gambar 1 Anatomi ginjal Sumber: sideshare.com


 
Etiologi
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kehilangan fungsi ginjalnya secara bertahap,
kerusakan sudah terjadi selama lebih dari 3 (tiga) bulan. Penyebab gagal ginjal
kronik adalah glomerulonefritis kronik, penyakit ginjal Polycistic, Obstruksi ginjal,
pyelonephritis yang berulang, dan nephrotoxin; penyakit-penyakit sistemik juga
menyumbang terjadinya gagal ginjal kronik, seperti diabetes melitus, hipertensi,
lupus erythematous, polyarthritis, penyakit sickle cell dan amyloidosis (Black &
Hawks, 2014).
Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG ( Laju Filtration Glomerulus) dimana
nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m 2 :
(Sumber : Setiati, 2015)

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis


Patofisiologi
Bagaimana Patoflodiagramnya?
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2013) :
 Kardiovaskuler : hipertensi, dan pembesaran vena leher.
 Dermatologi : warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering rambut tipis dan kasar.
 Pulmoner : Krekels, napas dangkal dan pernapasan Kussmaul.
 Gastrointestinal : Napas berbau amonia, anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare,
pendarahan saluran gastrointestinal.
 Neurologi
 Kelemahan dan keletihan,, panas pada telapak kaki dan perubahan perilaku.
 Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang dan fraktur tulang.
 Reproduktif : Amenore dan atrofi testikuler.
Pemeriksaan penunjang

1. Urinalisasi
2. Hitungan darah lengkap
3. Pemerikasaan urin
4. Kimia darah
5. Uji pencitraan
6. EKG
7. Foto polos abdomen
8. Pielografi intra vena
9. Piolografi antegrad atau retrograt
10. Pemeriksaan lab CCT (Clirens Creatinin Test)
Penatalaksanaan

Derajat LFG Rencana tatalaksana

(ml/mnt/1,73m

1 >90 Terapi penyakit dasar, kondisi komoroid, evaluasi pemburukan fungsi ginjal,

memperkecil resiko kardiovaskular.

2 60-89 menghambat pemburukan fungsi ginjal

3 30-59 evaluasi dan terapi komplikasi

4 15-29 persiapan untuk terapi pengganti ginjal

5 <15 terapi pengganti ginjal


Komplikasi
 Hiperkalemi
 PerikarditisHipoglikemia.
 Hipertensi
 Anemia
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
data senjang

 Data pasien: Bp. R (54 Tahun dengan diagnosa CKD stage V, hyperkalemia, CVA NH,
CHF)
 Keluhan utama: Sesak nafas
 Keluhan tambahan: Badan terasa Lemas, ekstremitas sulit digerakkan, bicara tidak jelas.
 Riwayat penyakit sekarang: mulai jam 05.30 WIB menjelang berangkat HD rutin klien tiba
– tiba badan lemes seperti tidak ada tenaga, sesak nafas. Kaki dan tangan kanan susah
untuk digerakkan, bicara tidak jelas. Langsung dibawa ke IGD RS Bethesda. Di IGD kejng
3x durasi 3-5 detik saat HR dibawah 50x/menit. Data output urine 24jam 100cc.
 Riwayat penyakit lalu: SCKD stage V, CHF, CVA NH, DM, pengobatan rutin HD tiap
Rabu dan Jumat
Pengkajian
Data senjang

 Pengukuran pertumbuhan: TB: 160cm berat badan sebelum sakit: 100 kg


 Keadaan umum: Compos mentis
 Tanda vital: Suhu: 36,5°C, HR:50x/menit ,RR: 32x/menit, TD: 90/50 mmHg, SpO2: 89%
 Dada:
o Inspeksi: bentuk datar, terdapat retraksi dada
o Palpasi: tidak ada nyeri tekan
o Perkusi: sonor di lapang paru
o Auskultasi: ronchi basah di lapang paru

 Ekstremitas
o Atas: lengkap. Tonus otot kanan 4, kiri 2, CRT 4 detik
o Bawah: tonus otot kanan 4,kiri 2. Pitting oedem 2+
 Kulit: teraba dingin, sianosis,
Analisis Data
Analisis data dan pengkajian sekunder

No Data Masalah Etiologi


1. DS: Hipervolemia Kondisi terkait: Gagal Ginjal Kronis
Pasien mengeluh sesak nafas D.0022
 
DO:
Photo thorax : Oedema paru
Terdengar suara ronchi di paru
Pitting edema 2+

2. DS: - Ketidakstabilan kadar glukosa darah Hiperglikemia


DO: D.0027
Riwayat DM
GDS 182

3. DS: - Perfusi perifer tidak efektif Hiperglikemia , penurunan konsentrasi


DO: D.0009 Hemoglobin
Hasil MSCT kepala: infark cerebri di
temporal dextra
CPR 4+
Hb 9,6g/dL
Sianosis
Akral dingin
TD 90/50 mmHg
N : 50x/menit
R : 32x/menit

4. DS: Defisit Perawatan Diri Gangguan neuromuskular


Klien mengatakan merasa lemas mulai D.0109
pukul 05.30
Penurunan tonus otot ekstremtas atas dan
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. Hipervolemia b.d Kondisi Terkait Gagal Ginjal Kronis
DS:
- Pasien mengeluh sesak nafas
 
DO:
- Photo thorax : Oedema paru
- Terdengar suara ronchi di paru
- Pitting edema 2+
- Kalium 7.84mmol/L
- Ureum 114.5 mg/dL
- Cratinin 10.84 mg/Dl

2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Hipergikemia


DS: -
DO:
- Riwayat DM
- GDS 182

3. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Hiperglikemia , penurunan konsentrasi Hemoglobin


DS: -
DO:
- Hasil MSCT kepala: infark cerebri di temporal dextra
- CPR 4+
- Hb 9,6g/dL
- Sianosis
- Akral dingin
- TD 90/50 mmHg
- N : 50x/menit
- R : 32x/menit

4. Deficit Perawatan Diri b.d Gangguan Neuromuskular


DS:
- Klien mengatakan merasa lemas mulai pukul 05.30
Rencana Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Tujuan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi

Tanggal : 15/02/21 Tanggal 15/02/21 Jam 09.03 Tanggal 15/02/21 Jam 09.06 Tanggal 15/02/21 Jam Tanggal 15/02/21 Jam 09.10 WIB
Jam : 09.00 WIB WIB WIB 09.09 WIB  
         S : Klien mengatakan kedua kakinya bengkak
    SIKI 1. Memeriksa tanda dan O: pitting edema 2+
 
SDKI (D.0022) SLKI (L.03020) MANAJEMEN gejala hipervolemik  S:-
    HIPERVOLEMIA (I.03114) O: TD 100/80mmHg
Hipervolemia b.d Kondisi Setelah dilakukan tindakan   2. Memonitor tekanan  
Terkait Gagal Ginjal Kronis keperawatan selama 1x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala darah  S : Klien minum 50cc
DS: diharapkan bersihan jalan hypervolemia O: CM = 200cc
- Pasien mengeluh nafas dapat teratasi dengan 2. Monitor status 3. Memonitor intake dan CK = 100cc
sesak nafas kriteria hasil : output cairan + 100 cc
hemodinamik (Tekanan
DO: a. Tidak terdapat ronky  
darah)  S :-
- Photo thorax : b. Frekunsi nafas pada 3. Monitor intaje dan 4. Membatasi asupan
O:Klien terprogram gizi diit rendah garam
Oedema paru rentang 16-20x/menit cairan dan garam
output cairan  
- Terdengar suara c. Tidak terjadi sianosis  S : Klien memahami cara mengukur dan mencatat asupan dan hakuaran
4. Batasi asupan cairan
ronchi di paru d. Tidak terdapat sputum 5. Mengajarkan cara cairan
- Pitting edema 2+ dan garam mengukur dan mencatat O: menjelaskan cara mengukur dan mencatat asupan dan hakuaran
- Kalium 7.84mmol/L 5. Ajarkan cara mengukur asupan dan haluaran cairan
- Ureum 114.5 mg/dL dan mencatat asupan cairan  
- Cratinin 10.84 mg/dL dan haluaran cairan    
6. Kolaborasi pemberian    S : Klien sudah mendapat obat diuretik
diuritik   O: Injekasi Furosemid 40mg IV
  A : Masalah belum teratasi
    P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,6
  I:
  - Memeriksa tanda dan gejala hipervolemik
- Memonitor tekanan darah
- Memonitor intake dan output cairan
- Membatasi asupan cairan dan garam
- Mengkolaborasikan pemberian diuretic Furosemid 40mg IV
E:
S :Klien mengatakan kakinya masih bengkak
O:pitting edema 1+
 
R
Diagnosis Keperawatan Tujuan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi

Tanggal : 15/02/21 Tanggal : 15/02/21 Tanggal 15/02/21 Jam 09.14 Tanggal 15/02/21 Jam 09.16 Tanggal 15/02/21 Jam 09.20 WIB
Jam 09.10 WIB Jam : 09.12 WIB WIB WIB  
         S : Klien mengatakan mempunyai
SDKI (D.0027) SLKI ( L.03022) SIKI   riwayat DM
Ketidakstabilan kadar glukosa Setelah di lakukan tindakan MANAJEMEN  
darah berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam HIPERGLIKEMIA (I.03115)    S : Klien mengatakan gula
hiperglikemia yang dibuktikan diharapakan kadar gula darah 1. Identifikasi situasi yang darahnya tidak stabil
1. Mengidentifikasi situasi yang
dengan: dapat teratasi dengan kriteria menyebabkan kebutuhan O: GDS : 150mg/dl
menyebabkan kebutuhan
DS: - hasil: insulin meningkat insulin meningkat  S : Klien mengatakan minum
DO: a. Glukosa darah sewaktu 2. Monitor kadar glukosa
70cc
- Riwayat DM dalam batas normal < 140 darah 2. Memonitor kadar glukosa  
- GDS 182 mg/dl mg/dl 3. Berikan asupan cairan oral  S : Klien mengatakan tidak rutin
  b. Kestabilan Kadar Glukosa 4. Ajarkan pengelolaan darah
meminum obat seminggu ini
  Darah   Meningkat diabetes (penggunaan O: Klien memahami setiap
3. Memberikan asupan cairan
insulin, obat oral, monitor informasi mengenai pengelolaan
asupan cairan) oral
diabetes
5. Kolaborasipemberian  
kalium 4. Menganjurkan mengelola
 S:-
diabetes O: Cairan infus masuk 200cc
 
5. Kolaborasikan pemberian infus A : Masalah belum teratasi
KaEn 1B 10 tts/menit P : Lanjutkan Intervensi 2,3,5
I:
  - Memonitor kadar glukosa
darah
  - Memberikan asupan cairan oral
- Kolaborasikan pemberian infus
 
KaEn 1B 10 tts/menit
E:
S: Klien mengatakan minum
100cc
O: GDS 142mg/dL
R
Diagnosis Tujuan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Tanggal : 15/02/21 Tanggal : 15/02/21 Tanggal : 15/02/21 Tanggal 15/02/21 Tanggal 15/02/21
Jam 09:20 WIB Jam 09:25 WIB Jam 09:30 WIB Jam 09:35 WIB Jam 09:40 WIB
         S :-
SDKI (D.0015) O: TD : 100/80mmHg, N:72x/mnt, R: 27x/mnt 
SLKI (L.02011) SIKI    S : Klien mengatakan tidak ada gangguan
Perfusi Perifer Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan PENCEGAHAN SYOK 1. Memonitor status Kardiopulmunal kesadaran
b.d Hiperglikemia , keperawatan selama 3x24 jam (I.14545) (frekwensi dan kekuatan nadi, O: kesadaran composmetis, reflek pupil positif 
penurunan konsentrasi diharapkan perfusi perifer dapat frekwensi nafas, TD)  S:-
1. Monitor status
Hemoglobin yang teratasi dengan kriteria hasil: O: Saturasi O2 95%
dibuktikan dengan :
kardiopulmunal (frekwensi  S : Klien mengatakan mengerti penyebab dan
a. Tekanan darah sistolik dan kekuatan nadi, 2. Memonitor tingkat kesadaran dan faktor resiko syok
DS: -
DO: dalam rentang normal (120- frekwensi nafas, TD) respon pupil O: -  
- Hasil MSCT kepala: 130)  S :Klien dan keluarga mengatakan mengerti untuk
infark cerebri di b. Tekanan darah distolik 2. Monitor tingkat kesadaran 3. Memberikan oksigen untuk melapor jika menemukan/ merasakan tanda dan
temporal dextra dalam rentang normal (80- dan respon pupil mempertahankan saturasi oksigen gejala syok
- CPR 4+ 90 mmhg) >94%
- Hb 9,6g/dL 3. Berikan oksigen untuk O: -
- Sianosis  
mempertahankan saturasi 4. Menjelaskan penyebab/ faktor resiko
- Akral dingin A: Masalah belum teratasi
oksigen >94% syok P: Lanjutkan intervensi 1,2,3
- TD 90/50 mmHg
- N : 50x/menit I:
- R : 32x/menit 4. Jelaskan penyebab/ faktor 5. Mengkolaborasikan dengan keluarga - Memonitor status Kardiopulmunal (frekwensi
resiko syok untuk melapor jika menemukan/ dan kekuatan nadi, frekwensi nafas, TD)
merasakan tanda dan gejala syok - Memonitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- Memberikan oksigen untuk mempertahankan
5. Kolaborasikan dengan saturasi oksigen >94%
keluarga untuk melapor jika E:
menemukan/ merasakan S: Klien mengatakan tidak ada tanda-tanda syok
tanda dan gejala syok O: Saturasi O2 96%

R
Diagnosis Keperawatan Tujuan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi

Tanggal : 15/02/21 Tanggal : 15/02/21 Tanggal 15/02/21 Tanggal 15/02/21 Tanggal 15/02/21
Jam 09.34 WIB Jam 09.36 WIB Jam 09.38 WIB Jam 09.40 WIB Jam 09.50 WIB
         
Defisit Perawatan Diri b.d Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kebersihan tubuh 1. Memonitor kebersihan tubuh  S : Klien mengatakan gerah
Neuromuskular dibuktikan dengan : keperawatan selama 3x24 jam 2. Jaga kebersihan klien dan klien karena badannya lemas
DS: diharapakan defisit perawatan diri lingkungan O: Klien berkeringat
- Klien mengatakan merasa dapat teratasi dengan kriteria hasil: 3. Berikan bantuan sesuai tingkat 2. Menjaga kebersihan klien dan  
lemas mulai pukul 05.30 a. Kulit bersih kemandirian lingkungan  S : Klien merasa segar setelah
- Penurunan tonus otot b. Klien dan lingkungan nyaman 4. Ajarkan kepada keluarga cara dimandikan
ekstremtas atas dan bawah memandikan klien ditempat 3. Memberikan bantuan sesuai O: Klien bersih dan segar
  tidur tingkat kemandirian  
DO:    O: Kebutuhan klien dibantu
- Tonius otot kanan atas 4 perawat
- Tonus otot kanan bawah 4  
- Tonus otot kiri bawah 2  S : Keluarga klien mengatakan
- Tonus otot kiri atas 2 paham dan mengerti tentang
memandikan klien ditempat tidur
 
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi 1,3
I:
- Memonitor kebersihan tubuh
klien
- Memberikan bantuan sesuai
tingkat kemandirian
E:
S: Keluarga mengerti cara
memandikan pasien diatas
tempat tidur
O: Memonitor keberishan klien
dan lingkungan
R:
Pembahasan
Pengkajian
 Pengkajian Primer:
 Hasil pengkajian yang didapat saat pasien berada di IGD RS. Bethesda bahwa Kesadaran
pasien compos mentis dan pasien mengeluh sesak nafas, frekuensi nafas 32x/menit,
bernafas menggunakan otot bantu pernafasan dan cuping hidung, pola nafas tachipneu,
terdapat sianosis dan teraba dingin. Auskultasi dada: suara paru terdengar ronchi basah
di seluruh lapang paru. Tekanan Darah 90/50 mmHg diukur di lengan kanan,
50x/menit, pulsasi lemah, diukur di brachialis kiri. Suhu tubuh pasien 36,5°C. Capilary
refill time 4 detik. SpO2 89%., kaki dan tangan kiri lemah, dan memiliki riwayat kaki dan
tangan kanan stroke 10 tahun lalu.
 Menurut Santoso (2016) pola nafas tidak efektif adalah pertukaran udara inspirasi dan
ekspirasi yang tidak adekuat, dimana ditandai dengan sesak nafas, respirasi rate yang
meningkat, sianosis, akral teraba dingin.
 Berdasarkan kasus pasien dapat dilihat bahwa pasien mengalami pola nafas tidak efektif
dengan hasil pengkajian sesak nafas, frekuensi nafas 32x/menit, sianosis, capilary refill
time >2 detik.
Pengkajian

 Pengkajian sekunder:
 Dari hasil pengkajian didapatkan saat pasien menjelang berangkat HD rutin tiba– tiba
badan lemas seperti tidak ada tenaga, sesak nafas. Kaki dan tangan kanan susah untuk
digerakkan, bicara tidak jelas. Di IGD kejang 3x durasi 3-5 detik saat HR dibawah
50x/menit. Data output urine 24jam 100cc. Data penunjang Hb 9,6 g/dL, hematokrit
28,6%, ureum 114,5 mg/dL, creatinin 10,84 mg/dL, kalium 7,84 mmol/L.
Diagnosa

 Diagnosa Teori:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengekresi
air dan natrium.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan hiperventilasi paru.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru.
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perlemahan aliran darah
keseluruh tubuh.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolik sekunder.
Diagnosa

 Diagnosa yang muncul berdasarkan data pengkajian:


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru
2. Hipervolemia berhubungan dengan Kondisi Terkait Gagal Ginjal Kronis
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Hipergikemia
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan Hiperglikemia, penurunan konsentrasi
Hemoglobin
5. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Gangguan Neuromuskular
 Rencana keperawatan:
 Rencana asuhan keperawatan yang dibuat meliputi observasi, tindakan
mandiri, edukasi dan kolaborasi dengan tim kesehatan.

 Implementasi keperawatan
 Semua implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat oleh penulis.

 Evaluasi keperawatan
 Pola nafas tidak efektif, Hipervolemia, Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah,
Perfusi Perifer Tidak Efektif, Defisit Perawatan Diri Sudah teratasi.
Penutup
Kesimpulan :
 Pada pengkajian primer: didapatkan data sebagai berikut tidak ada sumbatan jalan
nafas, klien mengeluh sesak nafas, menggunakan otot bantu pernafasan dan terdengar
ronchi basah di seluruh lapang paru, TD 90/50 mmHg, suhu 36.5 oC, respirasi
32x/menit, nadi 50x/menit, kesadaran pasien composmentis.
 Pada pengkajian sekunder: didapatkan data sebagai berikut klien mengeluh sesak nafas,
badan terasa lemas, ekstremitas sulit digerakkan, bicara tidak jelas, di IGD kejng 3x
durasi 3-5 detik saat HR dibawah 50x/menit,kesadaran klien composmentis, terdengar
ronchi basah di lapang paru, teraba dingin, sianosis, klien memiliki riwayat DM, hasil
GDS 182, hasil MSCT kepala: infark cerebri di temporal dextra, CPR 4+ dan Hb 9,6g/dL.
Sehingga diagnosis keperawatan yang ditemukan pada studi kasus ini adalah:
 Hipervolemia berhubungan dengan kondisi terkait gagal ginjal kronis
 Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hipergikemia
 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia, penurunan
konsentrasi hemoglobin
 Deficit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular
Saran
 Bagi STIKES Bethesda Yakkum
 Bagi mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
TERIMA KASIH
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp.R DENGAN

GAGAL GINJAL KRONIK DAN HIPERKALEMIA DI RUANG GALILEA III

DI UGD RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
ANITA AYU SULISTYOWATI 2004070
AYUNDA PADMASARI WIBOWO 2004072
BAUN 2004074
ILUH SEKAR AYU DEA MUNARARSI 2004079
KATARINA OKTAVIANA DONGORAN 2004081
KENNY CHAIYONO 2004082
KRISTIN DWI RATNASARI 2004083
NONIE MEGA DINI 2004091
RUTH WIDYA PINASHTI 2004094
YULIA FRISKA ARDHIANI 2004096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2021

Anda mungkin juga menyukai