Anda di halaman 1dari 17

Page 1

Gagal Ginjal Kronik


(Chronic Kidney Disease)

Jantiara Datulalong R011191117


Dodi R011191119
Page 2

Defenisi
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit gangguan
fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah).

CKD ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang


irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa
dialisis atau transplantasi ginjal (Smeltzer, 2013).
Page 3

Etilogi
Hipertensi
Penyumbatan saluran kemih
Glomerulonefritis
Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
Diabetes militus
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosu sistemik
Page 4

Manifestasi Klinis

Darah dalam urin / urin berwarna seperti teh atau gelap (hematuria)
Urin berwarna keruh (infeksi saluran kemih)
Rasa nyeri saat buang air kecil
Kesulitan untuk buang air kecil (tidak lancar)
Pasir/batu dalam urin
Sering buang air kecil pada malam hari, penurunan jumlah urin
Kehilangan nafsu makan
mual, muntah
Kelelahan, wajah pucat (anemia)
Kulit terasa gatal
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Sesak napas
Page 5

Pathway
Page 6

Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologi
Manajemen nutrisi dengan mengurangi asupan protein. National Kidney
Foundation (2002) merekomendasikan pasien yang memiliki GFR kurang dari 25
mL/menit/1,73m2 dan tidak menjalani dialisis harus membatasi asupan protein 0,6
g/kg/hari. Pasien yang menjalani dialisis harus membatasi asupan protein dari
1,2 g/kg/hari sampai 1,3 g/kg/hari.

Terapi Farmakologi, meliputi :


1. Kontrol gula darah, dilakukan secara intensif dengan terapi insulin untuk penderita
DM tipe 1 .
2. Kontrol tekanan darah
3. Mengurangi proteinuria
4. Meminum obat-obat yang dianjurkan dan menghindari obat yang menyebabkan
Page 7

Pemeriksaan Penunjang

Tes Urine
Tes Darah
Pemeriksaan radiologi
EKG
Pemeriksaan lab CCT
(Clirens Treatinin Test)
Komplikasi
Page 8

a. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, metabolisme asidosis,


katabolisme, dan asupan yang berlebihan (diet, obat-obatan, cairan).
b. Perikarditis pada PD, efusi perikardial, dan tamponade perikardial
karena retensi produk limbah uremic dan dialisis tidak memadai.
c. Hipertensi akibat retensi natrium dan air dan kerusakan sistem renin-
angiotensinaldosteron system.
d. Anemia akibat penurunan produksi erythropoietin, penurunan RBC
umur, perdarahan di saluran pencernaan dari racun menjengkelkan dan
pembentukan ulkus, dan kehilangan darah selama hemodialysis.
e. Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatik dan vaskular karena retensi
fosfor, kalsium serum rendah tingkat, metabolisme vitamin D abnormal,
dan tinggi tingkat aluminium.
Page 9

Identitas pasien
Keluhan utama
TTV
Pengkajian
Demografi
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Page 10

Diagnosa

! Kelebihan volume cairan b.d ketidakmampuan ginjal mengsekresi air dan


natrium
! Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi
! Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual muntah
! Kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolic sekunder
Page 11

Asuhan keperawatan
Page 12
No Diagnosa Outcome Intervensi
1 K e l e b i h a n Vo l u m e C a i r a n b . d Status Cairan Pemantauan cairan
k e t i d a k m a m p u a n g i n j a l Setelah dilakukan intervensi keperawatan - Pertahankan catatan intake dan output yang
mengsekresi air dan natrium diharapkan : akurat
- Terbebas dari edema, efusi, anaskara - Pasang urin keteter jika diperlukan
- Bunyi nafas bersih tidak ada suara - Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi
nafas tambahan cairan
- Terbebas dari distensi vena jugularis - Monitor vital sign
- Memelihara tekanan vena sentral, - Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan
tekanan kapiler paru, output jantung - Kaji lokasi dan luas edema
dan vital sign DBN - Monitor status nutrisi
- Terbebas dari kelenahan, kecemasan, - Berikan diuretik sesui intruksi
dan kebingungan - Kolaborasi pemberian obat
- Monitor berat badan
- Monitor elektrolit
- Monitor tanda dan gejala edema
Page 13

2 Intoleransi aktivitas b.d keletihan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Terapi aktivitas
anemia, retensi diharapkan : - Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
-Saturasi oksigen ketika beraktivitas (takikardi, distritmia, dispeu, diaphoresis, pucat, tekanan
-Frekuensi nadi hemodinamik dan jumlah respirasi)
-frekuensi pernapasan - Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien
-Tekanan Darah - Monitor nlokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama
bergerak dan aktivitas
- Monitor intake nutrisi
- Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda tanda
dan gejala kelelahan
- Pakaikan pasien dengan pakaian yang tidak membatasi
- Bantu pasien untuk duduk ditempat tidur, disisi tempat
tidur (kaki terjuntai) atau dikursi sesuai batas toleransi
- Bantu pasien untuk duduk disisi tempat tidur untuk
mefasilitasi pangeturan posisi tubuh
3 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Status Nutrisi Manajemen Nutrisi Page 14

dari Kebutuhan b.d anoreksia, mual Setelah dilakukan intervensi keperawatan - Identifikasi adanya alergi/intoleransi makanan yang
muntah diharapkan ketidakseimbangan nutrisi dimili pasien
kurang dari kebutuhan tubuh dapat - B e r i k a n m a k a n a n y a n g t e r p i l i h ( s u d a h
berkurang dengan indikator : dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Asupan makanan tercukupi - Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
- Asupan cairan tercukupi mengkonsumsi makanan
- Hidrasi - Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di
kursi jika memungkinkan
- Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan
kenaikan BB
- Monitor kulit kering & perubahan pigmentasi
- Monitor tugror kulit
- Monitor mual dan muntah
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
4 Kerusakan Integritas kulit b.d Integritas kulit dan jaringan Perawatan Integritas Kulit
Page 15
g a n g g u a n s t a t u s m e t a b o l i c Setelah dilakukan intervensi keperawatan - Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi
sekunder diharapkan : kerusakan kulit (lesi,ulserasi, bula)
- Hidrasi - Pasang perban atau balutan pada tangan atau siku ketika
- Integritas kulit pasien tidur untuk membatasi gerakan menggaruk yang tidak
- Pigmentasi abnormal terkontrol ketika tidur
- Berikan krim dan lotion
- Berikan antipruritik, sesuai indikasi
- Berikan kompres dingin untuk meringankan iritasi
- Instruksikan klien untuk tidak memakai pakaian yang ketat
- Instruksikan klien untuk mempertahankan potongan kuku
dalam keadaan pendek
- Instruksikan klien untuk meminimalisir keringat dengan
menghindari lingkungan yang hangat dan panas
- Intruksikan pasien menggunakan telapak tangan ketika
menggosok area kulit
- Instruksikan klien mandi dengan air hangat kuku dan tepuk
tepuk pada area kulit yang kering
Page 16

Daftar Pustaka

Aulia. 2017. Diagnosis, Klasifikasi, Pencegahan, terapi penyakit gagal ginjal kronis.
Kementerian kesehatan republik indonesia. (p2ptm.kemenkes.go.id)

Aisara, A. dkk. 2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 7(1)

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Potter. PA and Perry. AG, (2009). Fundamentals of nursing. Edisi
ketujuh.Buku 1. Salemba Medika.Jakarta
Page 17

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai