Kelompok 4 Kelas RA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Standar Operasional Prosedur
A. Pengertian
Gula darah (glukosa) adalah salah satu komponen dalam darah yang sangat berperan
penting dalam proses metabolisme dalam tubuh kita, sebagian besar energi yang kita
perlukan bersumber dari glukosa selain protein, mineral dan komponen lain tentunya.
Pemeriksaan gula darah adalah salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kadar gula di dalam darah dalam kondisi sewaktu, puasa dan 2 jam
postprandial. Kadar gula darah ini memberikan gambaran tentang kemampuan fungsi
metabolisme tubuh (Suhaendi, 2017).
B. Jenis pemeriksaan Kadar glukosa darah
1. Gula darah sewaktu: Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah
sebelum dilakukan puasa ataupun setelah mengkonsumsi makanan biasanya
digunakan untuk mendeteksi awal diabetes mellitus (Suegondo dkk, 2007).
2. Pemeriksaan gula darah puasa Pemeriksaan dengan persiapan puasa 12 jam untuk
mengetahui kadar gula darah puasa (Suegondo dkk, 2007).
3. Pemerkasaan gula darah dua jam setelah puasa Pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengetahui kadar gula darah dua jam setelah makan (postprandial) karena setelah
mengkonsumsi makanan kadar gula darah mengalami peningkatan (Suegondo dkk,
2007).
C. Tujuan pemeriksaan GDS
1. Untuk mengetahui kadar gula sewaktu dalam darah
2. Sebagai data penunjang untuk diagnosa diabetes melitus
3. Untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medis
D. Indikasi
1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2. Penderita DM
E. Nilai normal GDS
1. Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl darah lengkap =120mg/dl
2. Anak : 120 mg/dl
3. Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl darah lengkap = 140mg/dl
F. Persiapan alat
1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah
2. Kapas Alkohol
3. Handscoon
4. Stik GDA / strip tes glukosa darah
5. Lanset / jarum penusuk
6. Bengkok
7. Tempat sampah
G. Prosedur kerja
NO Prosedur kerja Rasional
1. Prainteraksi
Cek riwayat medis klien Untuk mendapatkan data yang benar dan
jelas, serta prosedur yang dilakukan kepada
pasien benar.
Persiapat alat Untuk mempermudah melakukan tindakan
Untuk mengurangi resiko transmisi
Cuci tangan 6 langkah mikroorganisme
2. Orientasi
Mengucapkan salam, menyapa Untuk menjalin keakraban dengan pasien
pasien dan memperkenalkan diri
kepada pasien
Menjelaskan prosedur tindakan Untuk mengurangi kecemasan klien serta
kepada klien meningkatkan kerja sama dengan klien
Meminta persetujuan klien
(Informed Consent) dan kontrak
waktu dengan klien dan keluarga
klien
3. Tahap kerja
Pasang handscoon bersih Sebagai alat pelindung diri saat melakukan
tindakan
Atur posisi klien senyaman Untuk memberikan rasa nyaman pada klien
mungkin dan mempermudah tindakan
Masukkan jarum ke dalam lancet Untuk mencegah robekan yang terlalu besar
dan pilih nomor pada lanset sesuai pada saat suntikan
dengan ketebalan kulit klien
Pasang stik gula darah pada alat Untuk menampung darah
glukometer
Bersihkan ujung jari klien (arean Untuk mensterilkan area suntikan
penusukan) menggunakan kapas
alkohol lalu biarkan hinggan
mengering
Untuk mendapatkan sampel darah
Tusukan lanset pada ujung jari
yang telah didesinfektan
Letakkan strip pada ujung jari dan
Untuk mendapatkan hasil gula darah klien
biarkan darah terserap oleh strip
yang menyerap darah
Tutup bekas tusukan menggunakan Untuk menghentikan perdarahan
kapas alkohol
Alat glukometer akan berbunyi dan Untuk mengetahui jumlah kadar glukosa
pengukuran kadar glukosa darah dalam darah dan hasil dapat
diinterpretasikan dengan benar
akan ditampilkan pada layar
4. Tahap terminasi
jelaskan hasil tindakan beri Untuk pasien dapat mengetahui dan
kesempatan pasien untuk mengerti prosedur yang telah
bertanya Akhiri kontrak dilakuakan tadi
Rapikan alat yang telah Untuk menjaga kebersihan dan
diguanakan kerapian
Cuci tangan 6 langkah Untuk mengurangi resiko transmisi
mikroorganisme
Dokumentasikan tindakan Sebagai suatu informasi tertulis bahwa
telah dilakukan tindakan pemeriksaan
GDS
H. Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=ux-w5XAPTaU
I. Evidance based
Dalam jurnal yang ditulis oleh Suci M, Herlina Wungouw dan Damajanty
Pangemanan tahun 2015 didapatkan bahwa IMT memiliki hubungan sifnifikan yang
bernilai positif positif dengan kadar GDS. DM tipe 2 sangat erat hubungannya dengan
obesitas. Berdasarkan laporan internasional Diabetes Foundation (IDF) menunjukan
bahwa 80% dari penderita diabetes memiliki berat badan berlebih.
Pada orang yang obesitas, terdapat kelebihan kalori akibat makan yang berlebih
sehingga menimbulkan penimbunan lemak di jaringan kulit. Resistensi insulin akan
timbul pada darah yang mengalami penimbunan lemak sehingga akan menghambat kerja
insulin di jarinagn tubuh dan otot. Hal ini menyebabkan glukosa tidak dapat diangkat ke
dalam sel sehingga akan meningkatkan kadar glukosa dalam dara. Timbunan lemak bebas
yang tinngi dapat menyebabkan meningkatnya up-take sel terhadap asam lemak bebas
dan memacu oksidasi lemak yang pada akhirnya akan menghambat penggunaan glukosa
dalam otot.
Pada kadar glukosa darah sewaktu yang buruk didapatkan 5 dari 11 responden
termasuk pada kelompok indeks massa tubuh termasuk pada kategoru overwigth dengan
rerata kadar glukosa darah sewaktu 254,4 mg/dL. Obesitas dan kelebihan berat badan
berhubungan dengan resiko kejadian DM Tipe 2. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan di Goyang Korea, didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar glukosa
darah seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh (Amir, Wungouw, & Pangemanan,
2015)
DAFTAR PUSTAKA
Amir, S. M., Wungouw, H., & Pangemanan, D. (2015). Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal e-Biomedik
(eBm), 3(1), 36-37.
Suhaendi. (2017). Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Dalam Darah. Jurnal UPDT Puskesmas
Poned Pagar Dewa(1), 1-3.