Anda di halaman 1dari 3

ARTITIS PSORIATIKA

1. Definisi
Artritis Psoriatika adalah suatu penyakit kronis yang ditandai oleh lesi kulit psoriasis, dan juga
peradangan sendi (Eko, 2014). Penyakit ini mempunyai turunan genetik yang kuat, gen yang
diturunkan antara lain HLA-Cw6, B27, B38, B39, serta CD8 sel T lebih dominan. Beberapa tipe
arthritis psoriatika yaitu tipe simetris, asimetris, DIP (Distal interphalangeal), spondilitis, arthritis
mutilans. Artritis psoriatika hampir selalu mendahului artritis (80%) tetapi bisa timbul artritis
dulu pada sekitar 15%, sehingga menyulitkan diagnosis. Arthrocentesis selain membantu
diagnosis juga dapat sebagai terapi tambahan. Artritis psoriatika mirip artritis rematoid, tetapi
tidak menghasilkan antibodi spesifi k, sehingga terapi utama pada artritis psoriatika bukan
steroid tetapi NSAIDs, sulfasalazin, dan siklosporin, lefl unomide, methotrexate. Prognosis
tergantung onset,stadium penyakit, saat didiagnosis dan terapi, jumlah sendi yang terkena.
2. Etiologi
Etiologi langsung artritis psoriatika masih belum diketahui; dapat disebabkan oleh kombinasi
beberapa faktor seperti genetik -pada 50% pasien artritis psoriatik ditemukan gen marker HLA
B-27, dan juga beberapa gen yang juga diturunkan antara lain HLA-Cw6,B38, B39; sistem imun,
faktor lingkungan, trauma keras (deep-Koebner phenomenon), faktor stres psikologis, stres
metabolik, serta konsumsi alkohol, rokok, obat (beta bloker, lithium, anti malaria, penghentian
steroid mendadak).
Patogenesis artritis psoriatika diatur oleh CD8 (sel T), sama sekali tidak berhubungan dengan sel
B yang biasa ditemukan pada penyakit autoimun lain. Sel T ini akan masuk ke jaringan target:
insersi tendon, ligamen, fascia, synovium, tulang belakang dan sendi sakroiliaka. Sel T aktif
mengeluarkan sitokinsitokin (IL-1a, IL-2, IL-10, IFN-a, TNF-a) dan kemokin langsung ke
jaringan target, serta mengaktifkan makrofag dan leukosit inflamasi lainnya sehingga
menyebabkan peradangan, perusakan jaringan dan fi brosis.
3. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis artritis psoriatika sekitar 80% diawali lesi kulit, pada sekitar 15% arthritis
timbul terlebih dahulu. Lesi kuku seperti onikodistrofi sering mengarah ke artritis. Sendi yang
meradang terasa nyeri, panas, bengkak, eritema, biasanya yang terkena adalah sendi jari tangan
dan kaki sehingga jari berbentuk sosis. Ada sindrom SAPHO (Synovitis, Acne Pustulosa,
Hiperostosis, Osteitis) dengan acne pustulosa telapak kaki dan tangan, peradangan sendi,
penebalan tulang.
4. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Diagnosis terutama dari anamnesis dan gambaran klinis. Pada pemeriksaan akan didapatkan rasa
letih seluruh badan, nyeri, bengkak tendon, jari-jari tangan dan kaki, gambaran jari tangan dan
kaki seperti sosis disebut dactylitis, kaku sendi, keterbatasan gerak terutama pagi hari, perubahan
kuku (onikolisis, nail pit), mata merah dan nyeri (konjungtivitis).
Tidak ada kelainan darah khusus, laju endap darah dapat naik akibat radang sendi, factor
rematoid negatif. Marker gen HLA-B27 positif pada lebih dari 50% pasien arthritis psoriatika.
Dapat terjadi peningkatan asam urat serum disebabkan pemakaian aspirin dan karena percepatan
waktu pergantian sel kulit. Arthrocentesis (aspirasi cairan sendi) dilakukan untuk mencari tanda
infeksi, Kristal gout, juga berguna sebagai terapi karena meringankan nyeri dan pembengkakan
sendi melalui membuang lekosit - sumber enzim yang dapat menghancurkan sendi, selain itu
kortikosteroid dapat disuntikkan saat arthrocentesis. Kelainan rontgen sendi biasanya baru
terlihat pada stadium lanjut, berupa “pencil in a cup”. Artritis psoriatika dibedakan dari arthritis
rematoid karena faktor rematoidnya negative dan tidak ditemukan nodul rematoid, terdapat lesi
kulit dan kuku, serta sendi yang terkena juga lebih ke distal.
ARTITIS ENTEROPATI
Penegakan diagnosis yang krusial diawali dari penegakan diagnosis Infammatory bowel disease
(IBD) terutama dengan endoskopi dan biopsi, sehingga didapatkan fakta adanya penyakit Crohn
atau kolitis ulseratif. Manifestasi pada sebagian besar kasus adalah artritis perifer baik poliartritis
(disebut tipe 1) ataupun oligoartritis (disebut tipe 2) dengan sendi yang dominan terlibat adalah
metakarpofalangeal, interfalang proksimal, lutut dan tumit. Kelompok poliartritis biasanya
mempunyai perjalanan penyakit yang lebih akut dan cepat membaik dalam enam minggu,
sebaliknya pada kelompok oligoartritis manifestasinya lebih persisten/menetap. Keterlibatan
tulang belakang ditemukan pada sekitar 10-20% kasus, dengan gejala yang menyerupai
spondilitis ankilosa namun lebih ringan, bahkan kadang-kadang asimptomatik pada awalnya.
Manifestasi ekstraartikuler yang dapat muncul antara lain clubbing fnger, uveitis, eritema
nodosum ataupun pioderma gangrenosum.5,28,29 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
seperti LED dan CRP tidak spesifk, dan bisa juga ditunjang dengan pemeriksaan HLA-B27 yang
banyak memberikan hasil positif. Gambaran radiologis pada umumnya menyerupai hasil
pemeriksaan pada Spondiloartropati lain, tapi lebih sering menunjukkkan hasil non-erosif.

Anda mungkin juga menyukai