Anda di halaman 1dari 2

o Pemeriksaan Fisik

1. Umum : Status kesehatan secara umum : lemah, letarghi


2. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh
3. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
o Teknik pemeriksaan fisik Kemungkinan kelainan yang ditemukan
1. Inspeksi
a. Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran
keringat
b. Mulut
c. Wajah
d. Abdomen
Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau
pembengkakan, kembung, Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi
gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Tampak ekskoriasi, memar, tekstur
kulit kasar atau kering. Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi.
Edema, indikasi retensi dan penumpukkan cairan.
Stomatitis, napas bau amonia
Moon face
Pembesaran atau tidak simetris, indikasi hernia atau adanya massa. Nyeri
permukaan indikasi disfungsi
renal. Distensi atau perut yang nyeri menetap, distensi, kulit mengkilap atau
tegang.
e. Meatus urinary
Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan memakai
sarung tangan untuk membuka meatus urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakai sarung tangan.
Perhatikan meatus urinary

2. Palpasi
a. Ginjal

1. Ginjal kiri jarang dapat teraba, meskipun demikian usahakan untuk


mempalpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
Jangan lakukan palpasi bila ragu karena dapat menimbulkan kerusakan
jaringan.
2. Posisi pasien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan.
3. Letakkan tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung
iliaka. Tangan kanan dibagian atas. mengkilap dan tegang, indikasi retensi
cairan atau ascites. Distensi kandung kemih, pembesaran ginjal. Kemerahan,
ulserasi, bengkak, atau adanya cairan, indikasi infeksi. Pada laki-laki biasanya
terdapat deviasi meatus urinary seperti defek kongenital. Jika terjadi
pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma atau patologis renal
yang serius. Pembesaran kedua ginjal, indikasi polisistik ginjal.
Tenderness/lembut pada palpasi ginjal maka indikasi infeksi, gagal ginjal
kronik. Ketidaksimetrisan ginjal indikasi hidronefrosis.
4. Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan sementara tangan
kiri mendorong ke atas.
5. Lakukan hal yang sama untuk ginjal kanan

b. Kandung kemih

Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin
maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.

3. Perkusi
a. Ginjal

1. Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa.


2. Letakkan telapak tangan tidak dominan diatas sudut kostovertebral (CVA), lakukan
perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan
dominan.
3. Ulangi prosedur untuk ginjal kanan
Jika kandung kemih penuh maka akan teraba lembut, bulat, tegas, dan sensitif.
Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.

b. Kandung kemih

1. Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas 150
ml. Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi
umbilicus.
2. Sebelum melakukan perkusi kandung kemih, lakukan palpasi untuk mengetahui
fundus kandung kemih. Setelah itu lakukan perkusi di atas region suprapubic.
Jika kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar
bunyi dullness (redup) di atas simphysis pubis.

4. Auskultasi
Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovertebral dan
kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri
renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal)

Anda mungkin juga menyukai