Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS GAGAL GINJAL


AKUT
- Dosen: Ern
awati ,S . K e p,N s,M . K e p -
Definisi
Gagal ginjal akut (Acute Renal Failure, ARF) adalah penurunan
fungsi ginjal tiba-tiba yang ditentukan dengan peningkatan
kadar BUN dan kreatinin plasma. Haluaran urine dapat kurang
dari 40 ml/ jam (oliguria), tetapi mungkin juga jumlahnya
normal atau kadang-kadang dapat meningkat. Meskipun tidak
ada batas pasti untuk BUN dari 15-30 mg/dl dan peningkatan
kreatinin dari 1-2 mg/dl mengisyaratkan ARF pada pasien yang
sebelumnya mempunyai fungsi ginjal normal.
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinis dimana terjadi
penurunan fungsi ginjal secara mendadak yang berakibat
kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh
hilang.
Etiologi
Prerenal
• Hipovolemia : Perdarahan, dehidrasi, muntah, diare
dan diaforesis, pengisapan lambung, diabetes melitus
dan diabetes insipidus, luka bakar dan drainase luka,
sirosis, pemakaian diuretik yang tidak sesuai,
peritonitis
• Penurunan Curah Jantung : Gagal jantung kongestif,
infark miokard, tamponade jantung, disritmia
• Vasodilatasi Sistemik: Sepsis, asidosis, anafilaksis
• Hipotensi dan Hipoperfusi : Gagal jantung, Syok
Etiologi
Intrarenal
• Kerusakan Nefron : Nekrosis tubular akut, glomerulonefritis
• Perubahan Vaskular : Koagulopati, hipertensi malignant,
stenosis
• Nefrotoksin : Antibiotik (gentamisin, tobramisin, neomisin,
kanamisin dan vankomisin), kimiawi (karbon tetraklorida dan
timbal), logam berat (arsenik dan merkuri), nefritis interstitial
akibat obat (tetrasiklin, furosemid, tiasid dan sulfanomid)
Postrenal
• Obstruksi Ureter dan Leher Kandung Kemih : Kalkuli,
neoplasma, hiperplasia prostat
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada ARF seperti : pucat (anemia), oliguria,
edema, hipertensi, muntah, alergi, gejala kelebihan cairan berupa
gagal jangtung kongestif atau edema paru, aritmia jantung akibat
hiperkalemia, hematomesis dengan atau tanpa melena akibat
gastritis atau tukak lambung, kejang, kesadaran menurun sampai
koma. Gagal ginjal akut di sertai gejala-gejala sebagai akibat :
 Gangguan keseimbangan air dan elektrolit
 Gangguan keseimbangan asam-basa
 Gangguan eliminasi limbah metabolisme, misalnya ureum,
creatinin
 Gagal ginjal akut biasanya disertai anuria, oliguria, produksi
urin normal maupun poliuria.
KOMPLIKASI
Komplikasi metabolik berupa kelebihan cairan,
hiperkalemia, asidosis metabolik, hipokalsemia,
serta peningkatan ureum yang lebih cepat pada
keadaan hiperkatabolik. Pada oligurik dapat
timbul edema kaki, hipertensi dan edema paru
yang menimbulkan kegawatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnosis Pemeriksaan Laboratorium
Rontgen Thorax Lab darah lengkap : WBC, RBC,
Ultrasonografi ginjal HCT, Platelet
Test Doppler Analisa Elektrolit : Sodium,
CT Scan potassium, calsium, kalium, natrium
ECG (Electrocardiogram) AGD : PCO2, PO2, HCO3, Saturasi
CVP (Central Venous O2, PH
Pressure) BUN, Creatinin, klirens kreatinin
Renal Arteriogram Enzim hepar : SGOT, SGPT
Urinalisis : berat jenis urine,
osmolalitas dan natrium urine
Diagnosa Keperawatan
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi
ginjal.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi
sekunder terhadap gagal ginjal.
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membrane mukosa mulut.
 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
Intervensi keperawatan
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal.
a. Kaji status cairan:
• Timbang berat badan harian.
• Keseimbangan masukan dan haluaran.
• Turgor kulit dan adanya oedema.
• Distensi vena leher.
• Tekanan darah, denyut dan irama nadi
Rasional : Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau
perubahan dan mengevaluasi intervensi
b. Pantau kreatinin dan BUN serum. Rasional : perubahan ini menunjukkan
kebutuhan dialisa segara.
c. Batasi masukan cairan. Rasional : pembatasan cairan akan menentukan berat badan
ideal, haluaran urine dan respons terhadap terapi.
d. Jelaskan pada pasien dan keluarga pembatasan. Rasional : pemahaman
meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan.
Intervensi keperawatan
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi sekunder
terhadap gagal ginjal.
• Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL. Rasional :
memberi panduan dalam penentuan pemberian bantuan dalam pemenuhan ADL.
• Kaji tingkat kelelahan. Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan.
• Identifikasi factor stress/psikologis yang dapat memperberat. Rasional :
mempunyai efek akumulusi 9sepanjang factor psykologis) yang dapat diturunkan
bila ada masalah dan takut untuk diketahui.
• Ciptakan lingkungan tangan dan periode istirahat tanpa gangguan. Rasional :
menghemat energy untuk aktifitas perawatan diri yang diperlukan
• Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan. Rasional : memungkinkan
berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan memberikan rasa aman bagi klien.
• Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah. Rasional : ketidakseimbangan Ca,
Mg, K, dan Na dapat menganggu fungsi neuromuscular yang memerlukan
penigkatan penggunaan energy Ht dan Hb yang menurun adalah menunjukkan
salah satu indikasi terjadinya gangguan eritopoetin.
Intervensi keperawatan
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.
• Kaji/catat pemasukan diet. Rasional : membantu dalam mengindetifikasi defisiensi
dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum gejala urenik dan pembatasan diet multiple
mempengaruhi pemasukan makanan.
• Kaji pola diet nutrisi pasien.
ˉ Riwayat diet.
ˉ Makanan kesukaan
ˉ Hitung kalori
ˉ Rasional : pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan dalam menyusun
menu.
• Kaji factor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi.
ˉ Anoreksia, mual dan muntah.
ˉ Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien.
ˉ Depresi
ˉ Rasional : menyediakan infprmasi mengenai factor lain yang dapat diubah atau
Lanjutan..
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane
mukosa mulut.
• Berikan makan sedikit tapi sering. Rasional : meminimkan anoereksia dan
mual sehubungan dengan uremik/menurunny paristaltik.
• Berikan pasien atau orang terdekat sehubungan daftar makanan dan cairan
yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu. Rasional :
memberikan pasien tindakan control dalam pembatasan diet. Makanan dari
rumah dapat meningkatkan nafsu makan.
• Tinggikan masukan protein yang mengandung niali biologis tinggi: telur,
susu, daging. Rasional : protein lengkap diberikan untuk mencapai
keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
penyembuhan.
Intervensi keperawatan
 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
• Kaji tingkat kecemasan klien. Rasional : menentukan derajat efek dan
kecemasan.
• Berikan penjelasan yang akurat tentang penyakit. Rasional : klien dapat belajar
tentang penyakitnya serta penanganannya, dalam rangka memahami dan
menerima diagnosis serta konsekuensinya mediknya.
• Bantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai perubahan akibat
penyakitnya. Rasional : klien dapat memahami bahwa kehidupannya tidak harus
mengalami perubahan berarti akibat penyakit yang diderita.
• Biarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka. Rasional :
mengurangi beban pikiran sehingga dapat menurunkan rasa cemas dan dapat
membina kebersamaan sehingga perawat lebih mudah untuk melaksanakan
intervensi berikutnya.
• Manfaatkan waktu kunjungan yang fleksibel, yang memungkinkan kehadiran
IMPLEMENTASI
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
kerusakan fungsi ginjal
• Mengkaji status cairan : timbang berat badan harian,
keseimbangan masukan dan haluarran, turgor kulit dan
adanya oedema, distensi vena leher, tekanan darah, denyut
dan irama nadi
• Memantau kreatinin dan BUN serum.
• Membatasi masukan cairan.
• Menjlaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan
IMPLEMENTASI
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri
sendi sekunder terhadap gagal ginjal.
• Mengkaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi
kebutuhan ADL.
• Mengkaji tingkat kelelahan
• Mengidentifikasi factor stress/ psikologis yang dapat
memperberat.
• Menciptakan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa
gangguan.
• Membantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
• Berkolaborasi dlam pemeriksaan laboratorium darah.
IMPLEMENTASI
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoresiksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membrane mukosa mulut.
• Mengkaji pola diet nutrisi pasien
• Mengkaji factor yang berperan dalam merubah masukan utrisi
• Memberikan makan sedikit tapi sering.
• Memberikan pasien/ orang terdekat daftar makanan/cairan yang
diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu.
• Meninggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis
tinggi : telur, susu, danging.
• Menimbang berat badan.
IMPLEMENTASI
 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya.
• Mengkaji tingkat kecemasan klien.
• Memberikan penjelasan yang akurat tentang penyakit.
• Membantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai
perubahan akibat penyaktnya.
• Embiarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka.
• Memanfaatkan waktu kunjungan yang fleksibel, yang
memungkinkan kehadiran keluarga.
EVALUASI
• Kebutuhan cairan ditandai dengan pengeluaran urine normal,
tidak ada edema, TTV dalam rentang normal, dan natrium serum
dalam rentang normal.
• Mampu berpatisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
ditandai dengan berkurangnya keluhan lelah, dan peningkatan
keterlibatan pada efektifitas social mampu mempertahankan
masukan nutrisi yang adekuat ditandai dengan pengingkatan berat
badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu.
• Ansietas klien berkurang ditandai dengan klien mampu
mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostic dan rencana tindakan, serta sedikit melaporkan
perasaan gugup atau takut.
Thank You
B Y K E LOM POK 3
HANDAYANI
VIRTA VIONITA

Anda mungkin juga menyukai