I. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik adalah dekstruksi sruktur ginjal yang progresif dan terus menerus
(Elisabeth J. Corwin, 1996. hal 490).
II. TANDA DAN GEJALA (GAMBARAN KLINIS)
Pada gagal ginjal, pengeluaran urine turun akibat GFR yang sangat rendah. Hal
ini menyebabkan peningkatan beban volume, ketidak seimbangan elektrolit,
asidosis metabolik, azotemia dan uremia.
Pada penyakit ginjal stadium akhir, terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis
metabolik memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernapasan.
Timbul hipertensi, anemia, osteodistropi, hiperkalemia, ensefalopati uremia, dan
proritus (gatal). Dapat terjadi gagal jantung kongestif dan perikarditis. Tampa
pengobatan terjadi koma dan kematian.
Pada gagal ginjal,terapi dijukan untuk mengoreksi ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit.
Pada penyakit ginjal stadium akhir, terapi berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
VI. PATOFISIOLOGI
Hipertrofi
Hipertensi mempercepat
Gagal Ginjal
GFR me
Pengeluaran urine
Oedem
NURSING MANAGEMEN
a. .Assesment
Data subjektif
Data obyektif
Tindakan
:
o Mengamati gejala dan tanda kelebihan kalium.
o Mengurangi pemasukan kalium.
dengan
dokter
dalam
pemberian
antidiuretik.
o Beri diit Rendah Garam.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik, anorexia , mual / muntah.
Tujuan
Ti n d a k a n
:
o Kaji pola nutrisi pasien sebelum dan sesudah sakit.
o Beri makan sedikit dan sering
o Timbang BB tiap hari
o Memberikan diit seimbang antara protein, natrium
dan cairan
o Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
anti emetik.
Berhubungan Dengan
Ti n d a k a n
:
o Kaji adanya derajat Hipertensi.
o Observasi vital sign terutama TD.
o Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
anti hipertensi.
memajukan
perbaikan
nilai
laboratorium.
Tindakan
:
o Observasi tachicardi, kulit / membran mukosa pucat
Tindakan
:
o Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas
yang diinginkan.
o Berikan bantuan daklam aktivitas sehari-hari
o Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu Penyaki Dalam Jilid II, III.
2. Rencana Asuhan Keperawatan Oleh Marlyn E. Doenggoes. KN. BSN, CS.
Penerbit Buku Kedokteran.
3. Standar Asuhan Keperawatan Untuk Penyakit Dalam Ruang Flamboyan. RS. Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
PENGKAJIAN
I. BIODATA KLIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 40 th
Jenis kelamin
: Laki laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Tani
Alamat
No. RMK
: 02 66 20
Tanggal MRS
: 20 Juni 2005
Diagnosa Medis
: GGK
2. Tanda Vital
3. Kesadaran
: Compos mentis
4. Aktivitas sehari-hari
HASIL
7,6 gr / dl
NILAI NORMAL
Lk. 13 17 gr /dl
LEUKOSID
10.700 / mm
5000 10000 / mm
ERITROSIT
2,21 Juta / mm
Lk. 0 15 Juta / mm
GOL. DARAH
TROMBOSIT
100,000 / mm
HCT
19,1
WIDAL
Negatif
ALBUMIN
6,2 gr / dl
GLOBULIN
0.7 gr /dl
BILL. TOTAL
0,7 gr / dl
BILL. DIREC
0,3 mg / dl
BILL. INDIREC
0,4 mg / dl
BSR
114
B. UREA
141,9
CREAT.
4,5
BUN
65
URIC A.
185
SGOT
100 / U / L
SGPT
65 / U / L
T. PROTEIN
6,9 gr / dl
Therapy
Ranitidin 3 x 1 amp. Iv
Tomit 3 x 1 amp. Iv
Captopril tab 3 x 25 mg
SF 3 x 2 tab.
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DAN DATA OBJEKTIF
DS : Klien mengatakan bahwa kepalanya
ETIOLOGI
Ketidak seimbangan
MASALAH
Penurunan
cairan memperngaruhi
curah jantung
miocardia
Perubahan
perfusi
jaringan.
abnormal
Anorexia sekunder
Perubahan
nutrisi kurang
muntah.
dari
muntah
DO : Makanan yang diberikan oleh RS hanya
dimakan 1 sdm, klien tidak nafsu makan.
Klien lemah, BB mengalami penurunan
kebutuhan
tubuh
TGL
DIAGNOSA
JAM
EVALUASI
21 Juni 05
KEPERAWATAN
Penurunan curah
18.00
Senin
ketidak
seimbangan cairan
dirasakan.
yang
mempengaruhi
volume sirkulasi
kerja miocardial.
2.
09.00
amp.Tonor 3 x 1.
S : Klien msih tidak bisa duduk di TT
21 Juni 05
Perubahan perfusi
Selasa
jaringan
berhubungan
dengan penurunan
produksi sel darah
merah sekunder
terhadap profil
darah abnormal
10.30
3.
21 Junui 05
Perubahan nutrisi
09.00
Selasa
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
muntah
O : Makanan yang diberikan,
dimakan separuh dari porsi yang
disediakan, klien masih terbaring
lemah di TT.
A: Pereubahan nutrisi kurang dari
kebitihan tubuh masih belum
teratasi.
P : Lanjutkan intervensi nomor 2, 4,
7, 8, 9.
I : 1. Memberikan makanan sedikit
tapi sering, memberikan bubur,
memberikan roti tawar.
2. Memperhatikan adanya mual
dan muntah, mual masih
dirasakan, muntah tidak ada
lagi.
3. Melanjutkan pembrian cairan
Parenteral RL : D 5 % ( 1 : 1 )
20 tetes / menit.
4. Membrikan obat anti emetik :
Tomit 3 x 1 amp. Iv, penetral
asam lambung : Ranitidin 3 x 1
amp. Iv
: - Cek Hb : 9,7 gr / dl
- Tomit dan Ranitidin stop
- Captopril dinaikan menjadi 3 x 50 mg
- Transfusi kolf VIII terpasang, cek Hb 10 gr / dl