Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN

A. Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan fisiologis yang
digunakan untuk alat transportasi zat nutrisi, elektrolit dan sisa metabolisme,
sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh
yang lainnya sebagai pengatur suhu tubuh dan seluler. (Maryunani, Anik.
(2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media)

B. Fisologis kebutuhan cairan


Pengaturan kebutuhan cairan dapat dilakukan melalui system endokrin
(ADH, aldosteron, glukokortikoid), prostaglandin, dan mekanisme rasa
haus. (Saputra, Lyndon. (2013). Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher).

ADH (antidiuretic hormone)  Mekanisme haus diatur dalam rangka


berperan dalam menigkatkan pemenuhan kebutuhan cairan
Glukokortikoid  hormon
reabsorbsi air dalam tahap
yang disekresikan oleh
pembentukan urine
korteks adrenal  Rasa haus merupakan faktor pendorong
meningkatkan reabsorbsi pemasukan air dari luar
Aldosteron  hormone yang
natrium  volume darah
disekresi oleh kelenjar adrenal 
meningkat & retensi
Mekanisme rasa haus diawali dengan
bekerja di tubulus ginjal dan
natrium
osmolaritas cairan ekstrasel
meningkatkan absorbsi natrium 
retensi natrium  retensi air
Merangsang ginjal melepaskan renin yang
menimbulkan produksi angiotensin II
Prostaglansin  asam lemak alami yang terdapat pada ginjal  sehingga merangsang hipotalamus untuk
berperan mengatur sirkulasi ginjal dan reabsorbsi natrium rasa haus
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan
a) Definisi : Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau
intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa
perubahan pada natrium
b) Batasan Karakteristik : Penurunan tekanan darah, penurunan tekanan
nadi, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, penurunan
turgor lidah, penurunan haluaran urin, penurunan pengisian vena,
membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematocrit,
peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan
konsetrasi urine, penurunan berat badan tiba-tiba, haus, kelemahan,
perubahan status mental
c) Faktor Yang Berhubungan : Hambatan mengakses cairan, Asupan
cairan kurang, Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan.

2. Diagnosa 2 : Kelebihan volume cairan


a) Definisi : Peningkatan retensi cairan isotonik
b) Batasan Karakteristik : Bunyi napas adventisius, gangguan elektrolit,
anasarca, ansietas, azotemia, perubahan tekanan darah, perubahan
status mental, perubahan status mental, perubahan pola pernapasan,
penurunan hematokrit, penurunan hemoglobin, dispnea, edema,
peningkatan tekanan vena sentral, asupan melebihi haluaran, distensi
vena jugularis, oliguria, ortopnea, efusi pleura, reflex hepatojugular
positif, perubahan tekanan arteri pulmonal, kongesti pulmonal,
gelisah, perubahan berat jenis urine, bunyi jantung S3, penambahan
berat badan dalam waktu sangat singkat
c) Faktor Yang Berhubungan : Gangguan mekanisme regulasi, kelebihan
asupan cairan, kelebihan asupan natrium
G. Perencanaan
1. NOC 1 : Kekurangan volume cairan
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcome criteria): Fluid balance; Hydration;
Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB, BJ urine normal, HT normal; Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal; Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan
b) NIC dan rasional:
1) Fluid management Rasional:
 Timbang popok/pembalut jika  Mengetahui jumlah cairan yang
diperlukan keluar
 Pertahankan catatan intake dan output  Monitoring jumlah cairan yang
yang akurat masuk dan keluar dengan baik
 Monitor status hidrasi ( kelembaban  Perubahan status hidrasi, membran
membran mukosa, nadi adekuat, mukosa, turgor kulit menggambarkan
tekanan darah ortostatik ), jika berat ringannya kekurangan cairan.
diperlukan  Perubahan jumlah partikel terlarut
 Monitor hasil lab yang sesuai dengan dalam urine
retensi cairan (BUN , Hmt ,  Perubahan tanda vital dapat
osmolalitas urin ) menggambarkan keadaan umum
 Monitor vital sign klien
 Monitor masukan makanan / cairan  Memberikan pedoman untuk
dan hitung intake kalori harian menggantikan cairan.
 Kolaborasi pemberian cairan IV  Jika memerlukan cairan tambahan
 Monitor status nutrisi  Perubahan status nutrisi bisa menjadi
 Berikan cairan masalah
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan  Meningkatkan jumlah cairan tubuh

 Dorong masukan oral  Menyesuaikan dengan kondisi tubuh

 Berikan penggantian nesogatrik sesuai  Meningkatkan asupan cairan dan


output nutrisi
 Dorong keluarga untuk membantu  Menghindari terjadinya output
pasien makan belebihan
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar)  Membantu supaya cepat sembuh
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan  Menghindari kebosanan makanan
berlebih muncul meburuk tertentu
 Atur kemungkinan tranfusi  Menghindari terjadinya syok
 Persiapan untuk tranfusi  Jika terjadi tanda-tanda kekurangan
cairan akut
 Tindakan yang baik dan benar sesuai
prosedur

2. NOC 2 : Kelebihan volume cairan


a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcome criteria): Electrolit and acid base
balance; Fluid balance;
Hydration
Kriteria Hasil: Terbebas dari edema, efusi, anaskara; Bunyi nafas
bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu; Terbebas dari distensi vena
jugularis, reflek hepatojugular (+); Memelihara tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas
normal; Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan;
Menjelaskan indikator kelebihan cairan
b) NIC dan rasional:
1) Fluid management Rasional:
 Timbang popok/pembalut jika  Mengetahui jumlah cairan yang keluar
diperlukan  Monitoring jumlah cairan yang masuk
 Pertahankan catatan intake dan output dan keluar
yang akurat  Mengurangi kelebihan volume cairan
 Pasang urin kateter jika diperlukan didalam tubuh
 Perubahan jumlah partikel terlarut
 Monitor hasil lab yang sesuai dengan dalam urine
retensi cairan (BUN , Hmt ,  Peningkatan tekanan darah biasanya
osmolalitas urin) berhubungan dengan kelebihan
 Monitor status hemodinamik volume cairan
termasuk CVP, MAP, PAP, dan  Perubahan tanda vital dapat
PCWP menggambarkan keadaan umum klien
 Monitor vital sign  Retensi cairan bisa mengakibatkan
salah satunya edema
 Monitor indikasi retensi / kelebihan
cairan (cracles, CVP , edema, distensi  Mengetahui bagian yang mengalami
vena leher, asites) edema
 Kaji lokasi dan luas edema  Kelebihan bisa berakibat buruk pada
 Monitor masukan makanan / cairan kondisi klien
dan hitung intake kalori harian  Jika terjadinya kelebihan/kekurangan
 Monitor status nutrisi nutrisi
 Berikan diuretik sesuai interuksi  Diuretik berfungsi untuk
 Batasi masukan cairan pada keadaan meningkatkan ekskresi cairan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na  Mencegah terjadinya hivopolemi
< 130 mEq/l  Penanganan secara cepat dan
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan menghindari terjadi kegagalan organ
berlebih muncul memburuk tertentu
2) Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah dan tipe  Mengetahui cairan yang masuk
intake cairan dan eliminasi maupun keluar
 Tentukan kemungkinan faktor resiko  Penyebab terjadinya kelebihan cairan
dari ketidak seimbangan cairan didalm tubuh
(Hipertermia, terapi diuretik,  Meningkat karena bertambahnya
kelainan renal, gagal jantung, jumlah cairan
diaporesis, disfungsi hati, dll )  Mengetahui penyebab kelebihan
 Monitor berat badan cairan tubh
 Monitor serum dan elektrolit urine  Mengetahui partikel terlarut di dalam
 Monitor serum dan osmilalitas urine urine

 Monitor BP, HR, dan RR  Perubahan menggambarkan keadaan

 Monitor tekanan darah orthostatik umum

dan perubahan irama jantung  Karena adanya GJK ataupun karena

 Monitor parameter hemodinamik obat-obat antihipertensi

invasive  Jika terjadinya perubahan pada sistem

 Catat secara akurat intake dan output peredaran darah tubuh

 Monitor adanya distensi leher, rinchi,  Pantau jika ada kelebihan cairan

oedem perifer dan penambahan BB  Akibat terjadinya retensi cairan

 Monitor tanda dan gejala dari odema


 Beri obat yang dapat meningkatkan  Mengetahui jika ada edema

output urin  Diuretik bisa meningkatkan ekskresi


cairan

H. Daftar Pustaka
Ed. Herman T.H and Komitsuru. S. (2011). Nanda Internasional Nursing
Diagnosis,. Definition and Clasification 2012-2014.Jakarta: EGC
Maryunani, Anik. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan. Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction
Saputra, Lyndon. (2013). Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Binarupa Aksara Publisher

Anda mungkin juga menyukai