Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

• Afiqri Rahma Putra • Pipit Hutria


• Elsa Suprianti • Rahmi Hastuti
• Fauziah Hariani • Rany Ika Fardila
• Febriola Yuki Nugraha • Ridho Mahendra
• Lara Ifdia Vani
• Visca Herlencia
• Lala Rindia Sari
• Nesi Syofrita Dona • Ummi Stephaine Amelia
• Zahara Muthia Rusdy
Definisi
 Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah
keadaan dekompensasi metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia, asidosis
dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif.

 KAD dan hipoglikemia merupakan


komplikasi akut diabetes melitus yang
serius dan membutuhkan pengelolaan
gawat darurat

 Ketoasidosis diabetik (KAD)


merupakan komplikasi akut diabetes
melitus yang ditandai dengan
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan
asidosis.
Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
 Infeksi: pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa
jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang
mendasari infeksi.
 Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
 Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
 Kardiovaskuler: infark miokardium
 Penyebab lain: hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
Manifesasi Klinis
 Gejala klinis biasanya berlangsung  Tanda lain adalah :
cepat dalam waktu kurang dari 24  Sekitar 80% pasien DM
jam. Poliuri, polidipsi dan penurunan ( komplikasi akut )
berat badan yang nyata biasanya
terjadi beberapa hari menjelang  Pernafasan cepat dan dalam
KAD, dan sering disertai mual- ( Kussmaul )
muntah dan nyeri perut. Nyeri perut  Dehidrasi ( tekanan turgor kulit
sering disalah-artikan sebagai 'akut menurun, lidah dan bibir kering )
abdomen'. Asidosis metabolik  Kadang-kadang hipovolemi dan
diduga menjadi penyebab utama syok
gejala nyeri abdomen, gejala ini
akan menghilang dengan sendirinya  Bau aseton dan hawa napas tidak
setelah asidosisnya teratasi. terlalu tercium
 Didahului oleh poliuria, polidipsi.
 Sering dijumpai penurunan  Riwayat berhenti menyuntik
kesadaran, bahkan koma (10% insulin
kasus), dehidrasi dan syok  Demam, infeksi, muntah, dan
hipovolemia (kulit/mukosa kering nyeri perut
dan penurunan turgor, hipotensi dan
takikardi).
WOC
Penatalaksanaan
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan
ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.
1. Fase I/Gawat :
 Rehidrasi
 Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam
pertama
 Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
 Bila syok teratasi berikan cairan sesuai tingkat dehidrasi
 Rehidrasi dilakukan bertahap untuk menghindari herniasi batang
otak (24 – 48 jam).
 Bila Gula darah < 200 mg/dl, ganti infus dengan D5%
 Koreksi hipokalemia (kecepatan max 0,5mEq/kgBB/jam)
 Monitor keseimbangan cairan
Penatalaksanaan
 Insulin
 Bolus insulin kerja cepat (RI) 0,1 iu/kgBB (iv/im/sc)
 Berikan insulin kerja cepat (RI) 0,1/kgBB dalam cairan isotonic
 Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap 4 jam
sekali
 Pemberian insulin parenteral diubah ke SC bila : AGD < 15 mEq/L
³250mg%,
 Perbaikan hidrasi, Kadar HCO3
 Infus K (tidak boleh bolus)
 Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
 Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
 Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
 Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
 PDF Creator - PDF4Free v2.0
Penatalaksanaan
 Infus Bicarbonat
Bila pH 7,1, tidak diberikan
 Antibiotik dosis tinggi
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi

2. Fase II/Maintenance:
 Cairan maintenance
 Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
 Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4IU
 Kalium
Perenteral bila K+ 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak.
 Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak
nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori lain.
 Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi
Pemeriksaan Diagnostik
 Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl
tetapi tidak > 800 mg/dl
 Elektrolit darah (tentukan corrected
Na) dan osmolalitas serum.
 Analisis gas darah, BUN dan
kreatinin.
 Darah lengkap (pada KAD sering
dijumpai gambaran lekositosis),
HbA1c, urinalisis (dan kultur urine
bila ada indikasi).
Asuhan Keperawatan
Primary Survey
 Airway
Takikardia dan Takipnea pada keadaan
istirahat atau aktifitas letargi/ disorientasi,
penurunan kekuatan otot, syok hipovolemik,
sianosis.
 Breathing
Frekuensi pernapasan meningkat, merasa
kekurangan oksigen, sakit kepala,
penglihatan kabur.
 Circulation
Kebas dan kesemutan pada ekstremitas,
takikardia.
 Disability
Lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan, kram
otot, gangguan istirahat, wajah meringis
dengan palpitasi.
Secondary Survey
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istrahat/tidur
Tanda: Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas, letargi
/disorientasi, koma

2. Sirkulasi
Gejala: Adanya riwayat hipertensi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, takikardia.
Tanda: Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan
kemerahan.

3. Eliminasi
Gejala: poliuria, nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK
baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
Secondary Survey
4. Nutrisi/Cairan
Gejala: Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan
masukan glukosa, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu,
haus.
Tanda: Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen,
muntah.

5. Neurosensori
Gejala: Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
gangguan penglihatan.
Tanda: Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan
memori (baru, masa lalu), refleks tendon dalam menurun (koma.

6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
7. Pernapasan
Gejala: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda: batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan
meningkat.

8. Keamanan
Gejala: Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi,.

9. Seksualitas
Gejala: Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
Diagnosa NOC NIC

Ketidakefektifan pola Respiratory Status: Ventilation • Buka jalan napas,


napas Respiratory Status: Airway gunakan teknik chin lift
Patency atau jaw thrust bila perlu
Vital Sign Status • Posisikan klien untuk
Kriteria Hasil: memaksimalkan ventilasi
• Frekuensi pernafasan • Lakukan fisioterapi dada
• Irama Pernafasan bila perlu
• Kemampuan untuk • Keluarkan sekret dengan
mengeluarkan sekret batuk atau suction
• Suara nafas tambahan • Auskultasi suara napas,
• TTV dalam batas normal catat adanya suara
tambahan
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator bila perlu
• Monitor respirasi dan
status oksigen
• Monitor TD, nadi, suhu,
RR.
Diagnosa NOC NIC

Kekurangan volume • Keseimbangan intake dan • Pertahankan catatan


cairan output dalam 24 jam intake dan output yang
• Berat badan stabil akurat
• TTV dalam batas normal • Monitor status hidrasi
• Tidak ada tanda dehidrasi (misal; membrane
• Turgor kulit baik, mukosa mukosa
lembab dan tidak ada rasa lembab,kecukupan
haus yang berlebihan nadi,dan tekanan darah
ortostatik)yang sesuai
• Kolaborasi pemberian
cairan IV
• Monitor status nutrisi
Referensi

• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4, jilid III. (2006).


Jakarta: FKUI
• Krisanty Paula, dkk. Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat. Cetakan Pertama, Jakarta, Trans Info
Media, 2009.

Anda mungkin juga menyukai