No Diagnosa Keperawatan Cairan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervens 9 (NANDA) Resiko Kekurangan Volume Hidrasi A. Mandiri i cairan 1. turgor kulit dalam batas normal 1. Kaji riwayat eliminasi pasien, kebiasaan Faktor resiko 2. Membran mukosa lembab miksi, dan jenis intake cairan pasien. Kehilangan cairan aktif 3. Intake cairan normal 2. Kaji faktor resiko ketidakseimbangan Kegagalan mekanisme 4. Perfusi jaringan baik cairan (sepsis, dll) regulasi 3. Pantau tanda-tanda adanya perubahan 5. Fungsi kognisi baik dalam status cairan pasien seperti haus. 6. Urine tidak pekat 4. Periksa capillary refill. Ditandai dengan 7. Kadar natrium dalam darah normal. 5. Periksa turgor kulit. Perubahan status mental 8. Tekanan darah dalam batas normal. 6. Monitor berat badan Perubahan turgor kulit. 9. Nadi dalam batas normal 7. Monitor intake dan output. Perubahan tekanan darah 10. Suhu dalam batas normal. 8. Monitor serum elektrolit dan urin elektrolit. Perubahan tekanan nadi 11. Tidak ada peningkatan Ht dan 9. Monitor serum albumin dan protein total. Perubahan pengeluaran urine BUN. 10. Monitor osmolalitas urine. Peningkatan suhu tubuh 12. Tidak terjadi kram otot. 11. Monitor tekanan darah, frekuensi nadi, Penurunan capillary refill time. 13. Mata tidak cekung. dan status respirasi 14. Pada anak-anak fontanella 12. Monitor adanya tekanan darah ortostatik. Peningkatan frekuensi nadi 13. Monitor hemodinamik invasive Pasien merasa haus anterior tidak cekung. 15. Tidak ada diare. 14. Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan Kulit kering rasa haus. Membrane mukosa kering 15. Catat dan hitung balance cairan. Peningkatan hematokrit. Keseimbangan cairan (601) 16. Monitor warna dan jumlah urin Peningkatan konsentrasi urine. 1. Tekanan darah, nadi, dan suhu 17. Monitor berat jenis urine. Kehilangan berat badan. dalam batas normal 18. Monitor distensi vena jugularis. Kelemahan 2. MAP dan CVP dalam batas normal 19. Monitor adanya udema perifer. 3. Turgor kulit dalam batas normal 20. Monitor tanda dan gejala asites. 4. Tidak ada hipotensi ortostatik 21. Pastikan cairan infus dan enteral masuk 5. Tidak ada asites dalam jumlah yang sesuai dengan 6. Tidak ada distensi vena jugularis kebutuhan pasien. 7. Tidak ada edema perifer 22. Batasi intake cairan sesuai dengan 8. Tidak ada konfusi, dan rasa pusing. kebutuhan pasien. 23. Gunakan IV cannule ukuran besar. Tingkat Konfusi Akut (0901) 24. Gunakan akses intravena 1. Tidak mengalami disorientasi 25. Monitor respons hemodinamik waktu, tempat, orang, gangguan daya ingat, DIAGNOSA KEPERAWATAN
gangguan kognisi. 27. Monitor status oksigenasi
2. Tidak ada agitasi. 28. Monitor kemungkinan terjadinya overload 3. Pasien tidak merasa gelisah. cairan 29. Monitor intake dan output cairan. 30. Monitor ureum, kreatinin, protein, albumin 31. Monitor adanya edema paru 32. Monitor kompensasi awal respon syok 33. Monitor tanda- tandaSIRS (Systemi inflammatory Respiratory Syndrome) 34. Monitor tanda-tanda awal gangguan kardiovaskular 35. Monitor saturasi O2 36. Monitor CO2 37. Monitor suhu dan status respirasi 38. Monitor nilai laboratorium yang menunjang (Hb, Ht, AGD, PT, APTT, Elektrolit, dan kimia darah). 39. Monitor hemodinamik pasien. 40. Monitor intake dan output cairan B. Kolaborasi : 1. Konsultasikan pada dokter jika urin output kurang dari 0,5 ml/kgbb/jam atau intake kurang dari 2000 ml/24 jam. 2. Kolaborasi pemberian obat yang dapat meningkatkan pengeluaran urin. 3. Kolaborasi untuk dialysis bila tidak ada respon dari pemberian obat untuk meningkatkan pengeluaran urine. 4. Berikan terapi intravena 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian jenis cairan kristaloid dan koloid 6. Kolaborasi untuk pemberian darah tranfusi bila perlu. 7. Berikan terapi intravena 8. Berikan antimikroba sedini mungkin dan monitor keefektifannya 9. Lakukan pemeriksaan EKG. DIAGNOSA KEPERAWATAN