Anda di halaman 1dari 4

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Rencana Tidakan Keperawatan Rasional


Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
1. Hipovolemia Setelah di berikan intervensi NIC : Manajemen cairan
(SDKI)(D.0023) kperawatan selama 3x 24 jam defisien Aktivitas keperawatan :
Berhubungan volume cairan teratasi, dengan: 1. timbang berat badan setiap hari dan montor1. Menimbang berat badan penting untuk
dengan : NOC: Keseimbangan cairan status pasien mengetahui status kebutuhan cairan yang
 Kehilangan Dipertahankan pada … akan diberikan.
cairan aktif Ditingkatkan pada … 2. Jaga intake dan asupan yang akurat dan 2. Mencatan intake dan output adalah untuk
 Kegagalan  1=sangat terganggu catat output mengetahui keseimbangan cairan yang
mekanisme  2= banyak terganggu masuk dan keluar
regulasi  3= cukup terganggu 3. Masukan kateter urine 3. Kateter urine bergna untuk melihat
 4=sedikit terrganggu output urine secara berkala dan meihat
Ditandai dengan :  5= tidak terganggu arna dan konsentrasi urine.
 Penurunan Dengan kriteria hasil: 4. Monitor status hidrasi (membran
4. Melihat satus hidrasi untuk mengetahui
turgor kulit keseimbangan cairan mukosa,denyut nadi, dan tekanan darah) tingkat kekurangan cairan
 Penurunan 1/2/3/4/5 5. Monitor hasil laboratorium yang relevan 5. Hasil laboratorium dapat mencerminkan
haluaran urine - Tekanan darah (penurunan hematrokrit, kadar urine) kandungan cairan dai dalam plasma dan
 Membrane - Keseimbangan intake dan output tubuh.
mukosa kering - Turgor kulit 6. Monitor tanda- tanda vital 6. Kekurangan volume cairan dapat
 Peningkatan - Kelembapan membran mukosa mempengaruhi keseimbangan tanda-
suhu tubuh - Berat jenis urine tanda vital
- Kehausan 7. Berikan terapi IV seperti yang di tentukan7. Terapi IV line dapat membantu
 Peningkatan
memenuhi kebutuhan cairan secara cepat
hematokrit
melalui vena
 Peningkatan
8. Berikan cairan dengan tepat 8. Cairan yang tepat dan mengandung
konsentrasi
elektrolit yang tepat dapat menjaga
urine
keseimbangan cairran dalam tubuh.
 Haus 9. Tingkatkan supan oral (misalnya 9. Meningkatkan asupan oral untuk
 kelemahan memberikan sedotan, menawarkan cairna menjaga mukosa dan keadan umum
diantara waktu makan) pasien.
10. Konsultasikan dengan dokter jika tanda- 10. Pasien mendapatkan terapi lanjut
tanda kekurangan cairan memburuk
Evidance based :
11. Pengaruh pemberian air kelapa muda 11. Air kelapa dapat menjaga ion dan
terhadap tingkat sataus hidrasi cairan tubuh elektrolit cairan dalam tubuh
setelah melakukan aktivitas olahraga
12.Vit C mengurangi rasa haus 12. Vit C akan merangsang reseptor sensasi
rasa asam, sehingga membawa impuls
ke pusat saliva di medula batang otak
sehingga mengurangi rasa haus
13.Berkumur dengan obat kumur rasa mint dapat 13. Rasa mint mengurangi stimulus haus
berpengaruh terhadap rasa haus
14.Pemantauan status hidrasi pada pasien 14. Melihat status deraat keparahan
meliputi pemantauan selama 24 jam dengan kekurangan volume cairan dalam tubuh
menggunakan chart intake dan output
15.Pengaruh dehidrasi oral berbasis beras 15. Beras membantu menahan dan mengikat
terhadap anak diare akut dehidrasi tidak cairan di dalam tubuh.
berat.
2. Pola Napas Tidak Setelah dilakukan intervensi NIC : Monitor Pernapasan
Efektif (SDKI) keperawatan selama 3 x 24 jam Aktivitas keperawatan :
(D.0005) diharapkan pola napas efektif. 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 1. Memudahkan ekspansi dada /ventilasi
Berhubungan NOC : Status Pernapasan ventilasi dan mobilisasi secret
dengan :  Dipertahankan pada level ... 2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat 2. Meningkatkan pola pernafasan spontan
 Hambatan  Ditingkatkan kelevel … jalan nafas buatan yang optimal sehingga memaksimalkan
upaya napas  1= Sangat berat pertukaran oksigen dan karbondioksida
 Gangguan  2= Berat didalam paru
neurologis  3= Cukup 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara 3. Penurunan area ventilasi menunjukkan
 Penurunan  4= Ringan tambahan adanya atelectasis, dimana bunyi nafas
energy  5= Tidak ada adventisius menunjukkan kelebihan
 Sindrom Dengan Kriteria Hasil : cairan, tertahannya sekresi atau infeksi
hipoventilasi 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan 4. Pada kebanyakan kasus, jumlah aliran
 Penggunaan otot bantu napas
keseimbangan harus sama atau lebih dari jamlah yang
 Sianosis
Ditandai dengan : dimasukkan kebutuhan evaluasi lebih
 Dispnea saat istirahat
Data Mayor : lanjut
 Dispnea dengan aktivitas ringan 5. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea 5. Pembersihan jalan nafas dan
 Dyspnea  Pernapasan cuping hidung
 Penggunaan meningkatkan kenyamanan
 Fase ekspirasi memanjang 6. Pertahankan jalan napas paten 6. Mempertahankan ventilasi yang
otot bantu  Pola napas abnormal maksimal
pernapasan  Pernapasan pursed lip 7. Monitor aliran oksigen 7. Menunjukkan kebutuhan oksigen pasien
 Fase ekspirasi  Tekanan inspirasi menurun 8. Observasi adanya tanda hipoventilasi 8. Dapat menetukan peningkatan upaya
memanjang  Tekanan ekspirasi menurun pernafasan
 Pola napas  Bradipnea 9. Monitor TD, nadi, suhu dan RR 9. Dapat menunjukkan intervensi
abnormal  Takipnea selanjutnya
Data Minor : 10. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit 10. Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi
 Ortopnea berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi
 Pernapasan dan integritas jaringan pada tingkat
pursed lip seluler
 Pernapasan
cuping hidung
 Tekanan
ekspirasi
menurun
 Tekanan
inspirasi
menurun
3. Penurunan curah Setelah diberikan intervensi NIC : Penurunan Curah Jantung
jantung (SDKI) keperawatan selama 3x24 jam, Aktivitas keperawatan :
(D.0008) diharapkan pasien mampu menujukkan 1. Observasi tekanan darah 1. Perbandingan dari tekanan darah
Berhubungan NOC: Keefektifan pompa jantung memberikan gambaran yang lebih
dengan :  Dipertahankan pada … lengkap tentang keterlibatan vaskuler
 Perubahan  Ditingkatkan pada … 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral 2. Denyutan karotis, jugularis, radialis dan
frekuensi  1= deviasi berat dari kisaran normal dan perifer femoralis mungkin teramati saat palpasi.
jantung  2= deviasi yang cukup besar dari Denyut pada tungkai mungkin menurun,
 Perubahan kisaran normal mencerminkan efek dari vasokontriksi
kontraktilitas  3= deviasi sedang dari kisaran dan kongesti vena
 Perubahan normal 3. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas 3. S4 umum terdengar pada pasien
irama jantung  4= deviasi ringan dari kisaran hipertensi berat karena adanya hipertropi
normal atrium, perkembangan S3 menunjukan
 5= tidak ada deviasi dari kisaran hipertropi ventrikel dan kerusakan
normal fungsi, adanya krakels, mengi dapat
mengindikasikan kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya atau gagal jantung
kronik
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan 4. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
masa pengisian kapiler masa pengisian kapiler lambat
mencerminkan dekompensasi/penurunan
curah jantung
5. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, 5. Membantu untuk menurunkan
kurangi aktivitas atau keributan rangsangan simpatis, meningkatkan
ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan relaksasi
lamanya tinggal.
6. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi 6. Dapat menurunkan rangsangan yang
dan distraksi menimbulkan stress, membuat efek
tenang, sehingga akan menurunkan
tekanan darah
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian 7. Menurunkan tekanan darah
terapi anti hipertensi dan diuretik
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2005. American Heart Association Guidelines For Cardiopulmonary Resuscitation and Emergencycardiovaskular Care of Pediatric and
Neonatal Patients:Pediatric Advanced Life Support. Pediatrics 2006; 117 : E1005-1028.

Bulechek, G, M., Howard, K, B., joanne, M, D., Cheryl, M, W. (2013).Nursing Interventions Classification (NIC). Six Edition.Mosby: Lowa city.

Carcillo JA, Fields AI. Task Force Committee Members. Clinical practice variables for hemodynamic support of pediatric and neonatal patients in septic shock. Crit
Care Med 2002; 30:1365-1378.

Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L, M., Elizabeth, S. (2013) .Nursing Outcames Classification (NOC).Fifth Edition. Mos by: Lowa city.

N adel S, Kisson N, Ranjit S. Recognition and Initial Management of Shock. In Nichols DG, ed. Rogers textbook of pediatric intensive care, 4 th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins, 2008, p. 372-383.

Rab, Tabrani. 2000. Pengatasan Shock. Jakarta : EGC.

Sibuea. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Cetakan Kedua. Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Toni Ashadi. 2006. Syok Hipovolemik. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai