Anda di halaman 1dari 15

KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN

DEWASA MADYA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Konseling Dewasa dan Lansia
Dosen Pengampu : Muhammad Ridwan Arif, M.Pd

MAKALAH

Disusun Oleh :

MUKAROMAH
NIM. 201744320011
    

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG - JEMBER

OKTOBER 2020

0
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun
dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat
daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya
kecenderungan untuk  pensiun pada usia enam  puluhan sengaja atau pun tidak
sengaja  usia enam puluhan tahun dianggap sebagai garis batas antara usia madya
dengan usia lanjut, jadi batasnya bukan 65 tahun.
 Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang
kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam dua sub bagian,
yaitu : usia madya dini  yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun dan usia
madya lanjut yang berbentang antara 50 sampai 60 tahun. Selama usia madya lanjut,
perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal menjadi
lebih keliatan.
  Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan berbeda menurut tahap
dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dari masa dewasa dini pada
satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya
buah apel, matangnya pun tidak pada waktu yang sama, ada yang pada bulan Juli
dan ada pula yag pada bulan Oktober. Demikian juga halnya dengan manusia.
 Usia madya, pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang
paling sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-
individu tersebut berusaha untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada
dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khusunya harapan tentang
penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa.
Kesehatan mental yang baik,yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan
berbagai kemudian untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan
harapan sosial usia madya
Masalah-masalah tertentu yang timbul dalam penyesuaian diri merupakan
ciri dari usia madya pada kebudayaan masa kini. Beberapa dari masalah tersebut
lebih sulit lagi  bagi pria, dan beberapa lainnya lebih sulit bagi wanita. Masalah

1
utama yang harus dipecahkan dan disesuaikan secara memuaskan selama usia madya
mencakup apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan selama periode ini.
 Pada kebanyakan orang tanda dari dewasa madya ditandai dengan kemajuan
pekerjaan, pekawinan, meningkatnya ekonomi, aktif untuk mengikuti kegiatan
sosial, dan dorongan seks bertambah sehingga disebut masa puber kedua,
mengurangi kegiatan yang banyak dilakukan secara fisik dan masa break
down secara fisik seperti mulai sakit-sakitan.
   Seperti halnya dengan tugas-tugas perkembangan periode lain, maka tugas-
tugas perkembangan masa dewasa madya tidaklah sepenuhnya dapat dikuasai dalam
waktu sama oleh setiap orang. Hanya beberapa tugas yang bisa dikuasai sepenuhnya.
Kondisi ini selalu bervariasi untuk setiap individu. Kebanyakan tugas-tugas
perkembangan usia dewasa madya ialah persiapan penyesuaian diri dalam mengatur
dan menentukan kebahagiaannyadi masa tua. Tuga-tugas perkembangan masa
dewasa madya ialah menyesuaikan diri pada perubahan dan penurunan kondisi fisik,
menyesuaikan diri dalam perubahan minat, atau menyesuaikan diri kepada relasi
keluarga dan pasangan hidup.

2. Rumusan Masalah
a. Apa saja perkembangan dan tugas perkembangan dewasa madya ?
b. Apa saja kebutuhan-kebutuhan pada masa dewasa madya ?
c. Bagaimana pemenuhan kebutuhan pada masa dewasa madya ?

2
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan dan tugas Dewasa Madya
Dewasa madya merupakan masa peralihan dari masa dewasa awal yang
berumur sekitaran 40an sampai 65 tahun. Dalam masa ini seseorang memiliki tiga
macam tugas yaitu menilai antara pada masa sekarang dengan masa lalu, melakukan
perubahan terhadap struktur kehidupannya, dan proses individuasi dalam
membangun perubahan tersebut. Pada masa ini terdapat beberapa aspek yang mulai
mengalami kemunduran, yakni aspek jasmani. Sedangkan aspek- aspek psikis
(intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak
dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan
dan pematangan kualitas.
Adapun perkembangan fisik Masa Dewasa Madya yaitu :
1. Timbulnya Uban.
2. Kulit mulai keriput.
3. Gigi yang menguning.
4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.
5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang
mengalami penurunan.
6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya,
misalnya, seorang laki-laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun
barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50 tahun, dan mungkin akan
menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.
7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan
untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina mengalami
penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
9. Menopause.
10. Penurunan kebugaran fisik.
Tugas-Tugas Perkembangan Masa Dewasa (Madya):
1. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
2. Mencapai tanggungjawab sosial sebagai warga Negara

3
3. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggungjawab dan bahagia
4. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
5. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier
7. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa

Pada masa dewasa madya, tugas perkembangan berkaitan dengan


penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, kehidupan keluarga, pekerjaan,
serta masyarakat. Menurut Hurlock (dalam Mappiare, 1983) tugas perkembangan
masa dewasa madya dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu :
1. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian terhadap keadaan
fisiologis.
2. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan adanya perubahan minat ;
berkenaan dengan aktivitas sosial, sebagai warga negara, atau minat yang
berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang berkaitan dengan keluarga.
3. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian jabatan atau
pekerjaan yang berhubungan dengan pemantapan kehidupan ekonomi.
4. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, misalnya
menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia, atau
mendidik anak-anak yang remaja agar menjadi orang dewas yang penuh
tanggung jawab.
Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya. Hal ini
dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Melihat dan mendengar merupakan
dua perubahan yang paling tampak pada masa ini. Daya akomodasi mata mengalami
penurunan tajam pada usia 40-59 tahun. Aliran darah pada mata juga berkurang,
sehingga mengurangi ukuran bidang penglihatan. Stabilitas emosi dan kepribadian
merupakan faktor yang juga berkaitan dengan kesehatan di masa ini. Gangguan
kesehatan yang utama pada masa ini adalah penyakit kardiovaskuler (contoh;
penyakit jantung), kanker, dan berat badan. Pada wanita, pada masa ini secara umum
terjadi menopouse, sebagai tanda berhentinya kemampuan melahirkan anak yang
biasanya datang pada usia akhir 40 atau 50 tahun. Untuk laki-laki, tingkat testoteron

4
mengalami penurunan, namun bukan menunjukkan ketidakmampuan sebagai ayah
dari anak seperti yang dialami oleh wanita.
Individu bertanggung jawab tentang sistem yang ada di lingkungannya, baik
itu di masyarakat maupun di lingkungan kerja terutama yang berhubungan dengan
keorganisasiannya. Pada tahap ini, individu membangun pemahaman tentang
bagaiman suatu organisasi itu bekerja dan kompleksitas hubungan yang terbangun di
dalamnya. Pencapaian tahap ini tergantung dengan kesempatan dan kemampuan
pada individu.
Selain itu perkembangan emosi sosial, dan moral yang menjadi titik
perhatian pada masa ini adalah berkenaan dengan beberapa hal,yaitu :
1.      Pernikahan dan Cinta
Pada masa dewasa madya, fase kehidupan keluarga mempengaruhi ciri
khas perkembangan emosinya. Pada fase ini berada pada taraf kestabilan dalam
berumah tangga. Stabilitas dicapai karena perjuangan pasangan dalam memupuk
arti cintanya selama bertahun-tahun dengan dipengaruhi adanya sikap toleransi
terhadap pasangan. Asumsinya, karena usia perkawinan yang sudah cukup
panjang, sehingga di dalam keluarga, pola-pola konflik lebih dikenal, lebih
dapat diperkirakan, sehingga penyelesaian lebih relistik. Namun bilamana
komitmen emosional yang selama bertahun-tahun diwarnai dengan adanya
peghianatan maka pernikahan pada masa ini sering diakhiri kegagalan yang
diakhiri perceraian.
2.      Sindrom Sarang Kosong
Sebuah peristiwa penting dalam keluarga apabila anak-anak yang
beranjak dewasa mulai meninggalkan rumah menuju ke kedewasaan. Sidrom
sarang kosong ini menyatakan bahwa kepuasaan pernikahan akan menurun
karena anak-anak yang mulai meninggalkan orangtuanya. Orang tua yang
mengalami ini bilamana selama masa sebelumnya sumber kepuasan ada pada
interaksi bersama anak-anak. Namun ada masa ini, ada juga pasangan lebih
sering mendekatkan dan banyak menghabiskan waktu bersama-sama sehingga
dapat meningkatkan kepuasaan dalam pernikahan.
3.      Hubungan Persaudaraan dan persahabatan
Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada masa
ini biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-masa
sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan dengan beberapa teman, pada

5
masa ini mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sosial maupun olahraga
merupakan beberapa hal sering dilakukan bersama.
4.      Pengisian Waktu Luang
Individu pada masa dewasa madya atau tengah pelu menyiapkan diri
untuk masa pensiun, baik secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan
memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang merupakan bagian yang penting
untuk persiapan masa pensiun, sehingga peralihan ke masa usia lanjut tidak
begitu menekan individu yang dapat menyebabkan cemas.
5.      Hubungan antar Generasi
Keterdekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak-anak yang
beranjak dewasa dengan orangtuannya, terutama ibu dan anak perempuannya.
Tingkat keberhasilan pria dan wanita dalam menyesuaikan diri pada masa
dewasa madya dapat dinilai dari empat kriteria, yaitu : prestasi, tingkat
emosional yang diartikan seberapa tegang individumenghadapi konflik-konflik
pada usia ini, pengaruh perubahan fisik, dan rasa bahagia pada usia tersebut.

2. Kebutuhan pada Masa Dewasa Madya


Setiap orang yang berada pada masa dewasa madya mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang pemunculannya sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa
tersebut. Berkenaan dengan ini, Maslow mengajukan need hierarchy theory untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan orang dewasa.
Menurut maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa dapat digolongkan ke dalam
lima tingkatan, yaitu :
1.   Kebutuhan yang bersifat biologis
2.   Kebutuhan rasa aman
3.   Kebutuhan-kebutuhan sosial
4.   Kebutuhan akan harga diri
5.   Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
Kebutuhan orang dewasa tersebut bersifat dinamis. Artinya kebutuhan
tersebut berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri. Sesuatu
yang menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat tertentu, mungkin tidak
lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi pada waktu lain.
Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut merupakan perpaduan antara
kebutuhan yang bersumber pada dirinya dan tuntutan lingkungannya. Dalam

6
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang dewasa dituntut untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

3. Pemenuhan kebutuhan pada Masa Dewasa Madya


Menurut Murray (Hall & Lindzey,1993), adanya kebutuhan dapat
disimpulkan dari hal-hal sebagai berikut :
1. Akibat atau hasil akhir tingkah laku
2. Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan
3. Perhatian dan respons selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu
4. Ungkapan emosi atau perasaan tertentu
5. Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila
akibat itu tidak tercapai.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey)
menggolongkan kebutuhan psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan sikap merendah
Menerima dorongan dari luar dengan pasif. Mengalami luka fisik, tuduhan
orang lain, kritik, dan hukuman. Untuk menyerahkan diri. Untun menjadi pasrah
pada takdir. Mengakui ketidakmampuan, kesalahan, dan kekeliruan. Berani
mengaku dan bertobat. Menyalahkan dan menyakiti diri sendiri. Mencari dan
menikmati kesakitan, hukuman, atau ketidakberuntungan.
2. Kebutuhan akan berprestasi
Bisa mencapai sesuatu yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau
mengatur objek fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki. Dapat melakukan sesuatu
dengan cepat dan mandiri. Dapat mengatasi hambatan dan menetapkan standar
yang tinggi. Berani berkompetisi dengan orang lain. Bisa meningkatkan
kepercayaan diri dengan bakat dan kemampuan.
3. Kebutuhan akan afiliasi
Menikmati kerjasama dan hubungan timbal balik serta persekutuan dengan
orang lain (yang mempunyai kemiripan). Untuk membuat orang lain senang dan
memenangkan perhatian dari orang lain. Menjadi teman yang setia dan loyal.
4. Kebutuhan akan agresi
Mengatasi perlawanan yang datang dengan kuat, dan mampu bertarung
atasnya. Membalas atas kesakitan yang didapatkan, menyerang, melukai, atau

7
membunuh orang lain. Berani menghukum orang lain atas apa yang telah
disebabkan pada diri sendiri.
5. Kebutuhan akan otonomi
Menjadi bebas, tidak terkekang dan tidak terkurung. Mampu menolak
paksaan dan melawan batas yang diberikan. Menghindari atau tidak terlibat
dengan aktivitas yang diharuskan orang lain. Mamdiri dan bebas untuk bertindak
sesuai keinginan. Menjadi orang yang tidak terbebani oleh tanggung jawab.
Menentang adat yang ada di lingkungan.
6. Kebutuhan akan “counteraction”
Menguasai atau memperbaiki kesalahan dengan berusaha ilang.
Menghapuskan rasa malu dengan memulai lagi hal tersebut. Mengatasi
kelemahan, menekan rasa takut. Menghapuskan ketidakhormatan dengan aksi.
Mengatasi segala hambatan dan rintangan dan mempertahankan harga diri yang
tinggi.
7. Kebutuhan akan membela diri
Bertahan melawan penyerangan, kritikan, dan penyalahan.
Menyembunyikan perilaku yang tidak baik, kegagalan, atau permaluan.
8. Kebutuhan akan sikap hormat
Mengagumi dan mendukung penguasa. Memuji, menghormati, dan
memuliakannya. Menuruti apa yang didorong oleh orang lain yang dihormati.
Mencoba meniru apa yang dilakukan role model.
9. Kebutuhan akan dominasi
Mengontrol sebuah lingkungan. Mempengaruhi dan memerintahkan
perilaku yang harus dimiliki orang lain dengan sugesti, rayuan, atau perintah.
Mengendalikan dan melarang orang lain.
10. Kebutuhan akan eksibisi (menonjolkan diri)
Memuat orang lain tertarik, rasa ingin didengar dan dilihat. Untuk
menghibur, mengejutkan, mempesona, memikat, membangkitkan minat, dan
menjadi menakjubkan bagi orang lain.
11. Kebutuhan akan menghindari bahaya
Menghindari rasa sakit, luka secara fisik, sakit, dan kematian. Dapat keluar
dari situasi yang berbahaya. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan sebelum
hal yang buruk terjadi.

8
12. Kebutuhan akan menghindari rasa hina
Menghindari penghinaan, dapat keluar dari situasi yang memalukan atau
keluar dari kondisi yang dapat menyebabkan akan terjadinya rasa diremehkan:
ejekan, cemoohan, atau dibanding-bandingkan dengan orang lain.
13. Kebutuhan akan sikap memelihara
Memberi simpati dan kepuasaan pada objek yang tidak berdaya, misalnya,
anak bayi atau objek lain yang lemah, kekurangan, kelelahan, tidak
berpengalaman, telah dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau kebingungan.
Dapat membantu, memberi dukungan, memberi perlindungan, menyembuhkan,
dan mengasuh.
14. Kebutuhan akan ketertiban
Mengatur hal-hal agar menjadi tersusun dengan baik. Dapat
membersihkan, menyusun, mengatur, menyeimbangkan, merapikan, dan
melakuka segala hal dengan cermat dan teliti.
15. Kebutuhan akan permainan
Bertingkah laku demi kesenangan tanpa tujuan lebih jauh. Tertawa dan
membuat lelucon demi kesenangan. Mencari kesenangan untuk melepaskan rasa
stres. Berpartisipasi dalam permainan, olahraga, bermain kartu, dan minum
bersama.
16. Kebutuhan akan penolakan
Memisahkan diri sendiri dari objek yang dinilai negatif. Untuk berhenti
bergabung, meninggalkan, atau bersikap menjauh dari objek yang tidak disukai.
Memutuskan hubungan dengan orang lain.
17. Kebutuhan akan keharuan
Mencari dan menikmati kesan yang menyenangkan.
18. Kebutuhan akan seks
Memiliki hubungan yang dalam dan bersifat erotik. Bersama mencapai
kepuasan seksual.
19. Kebutuhan akan pertolongan dalam kesusahan
Selalu diberikan perhatian dan simpati dari orang lain. Diasuh, dijaga,
dikelilingi, dicintai, diberi nasehat, dilindungi, dibimbing, dimaafkan, dan dituruti
kehendaknya. Selalu mempunyai orang yang mendukung.

9
20. Kebutuhan akan pemahaman
Menanyakan atau menjawab pertanyaan umum. Berspekulasi,
berpendapat, menganalisa, dan menyimpulkan suatu hal.

Dari dua puluh macam kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut,
Edwards menyusun sebuah alat inventori kepribadian, yang disebut sebagai Edwards
Personal Preference Schedule, yang mengukur lima belas macam kebutuhan manusia
dewasa madya, yaitu:
1. Achievement needs, yaitu kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi baik
dalam bidang akademis maupun dalam kehidupan sosial
2. Order needs; kebutuhan seseorang untuk menyesuaikan diri, mengikuti, menuruti
norma yang berlaku di lingkungan
3. Deference needs; kebutuhan seseorang akan ketertiban, keteraturan, dan
kerapihan yang menunjukkan tanggung jawab
4. Exhibition needs; kebutuhan untuk menunjukkan diri, optimimis, percaya diri
atau bisa juga pamer diri.
5. Autonomy needs; kebutuhan untuk melakukan sesuatu hal secara mandiri, tidak
dipengaruhi oleh orang lain, merasa bebas melakukan dan membuat keputusan
sendiri
6. Affiliation needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan social dengan orang lain,
terlibat dalam kegiatan kelompok ataupun setia dengan teman
7. Intraception needs; kebutuhan untuk mengetahui keadaan perasaan dan alasan
dari sikap/perilaku orang lain
8. Succorance needs; kebutuhan untuk mendapatkan bantuan atau dukungan dari
orang lain saat menghadapi kesulitan
9. Dominance needs; kebutuhan untuk mempengaruhi, memimpin dan
mendominasi orang lain.
10. Abasement needs; kebutuhan untuk merasa bersalah saat melakukan kesalahan
atau menjadi orang yang disalahkan
11. Nuturance needs; kebutuhan untuk memperlakukan orang lain dengan kasih
sayang, menolong dan membimbing orang lain
12. Change needs; kebutuhan akan adanya perubahan, melakukan sesuatu yang
berbeda, mengalami sesuatu yang baru dan jauh dari rutinitas

10
13. Endurance needs; kebutuhan untuk tetap bertahan sampai selesai dalam
mengerjakan sesuatu/tugas atau berusaha keras dalam menyelesaikannya
14. Heterosex needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis,
terlibat dalam kegiatan sosial dengan lawan jenis
15. Aggression needs; kebutuhan untuk mencapai tujuan yang progresif

11
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju
kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan atau perkembangan kebutuhan secara
psikis. Perkembangan kebutuhan psikologis seseorang bergantung juga pada
individu tersebut. Perkembangan kebutuhan psikologis dari anak kecil hingga remaja
dan memasuki usia yang dikatakan dewasa sebenarnya adalah satu kesatuan yang
terintegrasi.
Pada masa dewasa, individu mulai merasakan kompleksitas hidup karena
harus lepas dari sifat ketergantungan terhadap orang lain (memiliki kemandirian dan
rasa tanggungjawab sepenuhnya akan dirinya). Hal ini menyebabkan individu
tersebut mencapai suatu keinginan akan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bersifat
psiko-sosial. Setiap kebutuhan manusia dari anak-anak hingga dewasa tersebut
bersifat dinamis. Artinya kebutuhan tersebut berubah-ubah sesuai dengan sifat
kehidupan manusia itu sendiri.
Masa dewasa menurut beberapa ahli Psikologi Perkembangan dibagi menjadi
tiga, yaitu dewasa awal (18-40 tahun) , dewasa madya (40-60 tahun), dewasa akhir
yang disebut lanjut usia pada rentang usia diatas 60 tahun. Ciri khas masa dewasa ini
; usia produktif, usia memantapkan letak kedudukan, usia banyak masalah, dan usia
tegang dalam emosi, masa ditakuti, masa transisi, masa penyesuaian kembali, serta
masa keseimbangan dan tak keseimbangan. Pada masa dewasa madya,tugas
perkembangan berkaitan dengan penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri,
kehidupan keluarga, pekerjaan,serta masyarakat.
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun, masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental, penurunan kekuatan fisik dan diikuti oleh
penurunan daya ingat.
Perkembangan yang terjadi pada masa dewasa madya dari aspek fisik
diantaranya, terjadinya perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kemampuan
indera, perubahan pada keberfungsian fisiologis, perubahan pada kesehatan dan
perubahan pada seksual.
Orang percaya bahwa proses kognitif-belajar, memori, dan intelegensi
mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia. Uraian berikut
akan mengetengahkan beberapa perubahan penting dalam proses kognitif yang

12
terjadi pada masa dewasa dan usia tua: pemikiran perkembangan postformal,
perkembangan memori dan perkembangan intelegensi.
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih
luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Penyesuaian sosial
pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana
seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang
diharapkannya. Kedua adalah sejauh mana seseorang memainkan salah satu peran
penting dalam mengembangkan tugas seseorang selama usia madya untuk mencapai
tanggung jawab sebagai warga Negara dan tanggung jawab sosial.
Dalam banyak hal, periode dewasa madya adalah waktu timbulnya tekanan
emosional. Bernice Nengeartein (Callhoun dan Acocella, l990) mengatakan bahwa
peroiode ini merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

B. Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya

Efendi, F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Eka Izzaty, Rita. Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press

F.J. Monk dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada


Universty Press

Laura E. Berk. 2012. Development Through The Lifespan dari Dewasa awal sampai
menjelang ajal. Yogyakarta: Pustaka Pelajara

Maryam, R.S., Ekasari, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika

Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R 2001. Psikologi Perkembangan:
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Samsunuwiyati Mari’at. 2005 Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Santrock. 2002. Life span development (perkembangan masa hidup), Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.

Sartono, Umar. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Zan Pieter, Herri. Lumongga Lubis, Namora. 2010.  Pengantar Psikologi untuk
Kebidanan, Jakarta: Kharisma Putra Utama

14

Anda mungkin juga menyukai