Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN LANSIA

KELOMPOK 4 :
PUAN RIZKY_N21022070
IVANA ANGELICIA NANDE N21022058
ABDURAHMAN SAHRIL_N21022061
DIDIT FIRMANSYAH_N21022055(tdk aktif
A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan periode yang unik dan sulit dalam hidup. Usia lanjut adalah suatu tahap
peralihan dalam arti bahwa baik pria maupun wanita harus menyesuaikan diri pada semakin
berkurangnya tenaga mental dan fisik mereka juga harus belajar menerima peranan yang pasif
dan mau bergantung pada orang lain sebagai pengganti dari peranan-peranan kepemimpinan
aktif seperti masa lalu, dalam kalangan keluarga maupun di tempat kerja.
Usia lanjut adalah usia yang tidak dewasa lagi. Pada dasarnya umur atau usia itu menjadi suatu
problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang mempunyai pandangan
tersendiri tentang meningkatnya usia, ada yang menjadi orang yang lebih taat dari sebelumnya,
ada pula yang justru melakukan sesuatu yang mengecewakan semuanya tergantung pada orang
itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya “Psikologi Perkembangan”, usia tua adalah periode
penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak
jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, beranjak dari waktu yang penuh dengan
manfaat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang dikatakan memasuki usia lanjut
(elderly), yaitu pada usia antara 60-74 tahun. Di usia ini, seseorang akan mengalami penurunan
baik pada faktor fisik maupun psikisnya. Tetapi kita harus ingat, bahwa perkembangan setiap
individu pada usia lanjut tidaklah sama (heterogen) meskipun usia mereka sama. Perbedaan
tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah faktor ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan pola hidup dimasa mudanya. Di usia ini, individu akan menghadapi berbagai
permasalahan.
Permasalahn tersebut antara lain adalah menurunnya kemampuan fisik, menurunnya aktivitas,
sering mengalami gangguan kesehatan, dan juga menurunnya kemampuan psikis.
Menurut Hurlock , tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang
berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia
tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith &
Staudinger, Charness & Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang
dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).3
Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel
tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua
tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah yang dihadapi. Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak
ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian
pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah.
Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi
semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia
lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis
yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri
dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme
psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.
Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin tidak
terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau
menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna
dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat apatis.

1.Pengertian Lansia

Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki
usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi
tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi
pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Dimasa ini lansia akan mengalami keunduran fisik secara bertahap

2.Tahap perkembangan mental dan perubahan kesehatan.


Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran
dan struktur yang lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang
melaju pada titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Kematangan
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dgn
pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku individu. Kematangan
mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur
pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-
kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan pada aspek psikis, meliputi
keadaanberpikir, rasa, kemauan. Perubahan yang terjadi dalam perkembangan dapat dibagi
kepada empat bentuk, yaitu perubahan dalam ukuran besarnya, dalam proporsinya, hilangnya
bentuk atau ciri-ciri lama, timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.

3.Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan lanjut usia meliputi penyesuaian kondisi fisik, menyesuaikan diri
dengan kematian teman hidup, menemukan relasi baru dengan kelompok sebaya, memenuhi
kewajiban social dan warga negara, menyesuaikan dengan gaji yang berkurang dan keadaan
pensiun serta melakukan aktivitas fisik yang sesuai.

Menurut Potter & Perry (2005) tugas perkembangan muncul dari banyak sumber. Tugas-tugas
tersebut muncul dari kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat, dan nilai serta aspirasi
pribadi. Tugas perkembangan utama pada lansia adalah mengklarifikasi, memperdalam, dan
menemukan fungsi seseorang yang sudah diperoleh dari proses belajar dan beradaptasi seumur
hidup. Ahli teori perkembangan menyakini bahwa sangatlah penting bagi lansia untuk terus
tumbuh, berkembang, dan mengubah diri mereka jika ingin mempertahankan dan ingin
meningkatkan kesehatan.
1. Menurut Erickson dalam Potter & Perry (2005)
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya.
Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya,
maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap
perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan lain-
lain.

Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :


1.Mempersiapkan diri untuk kondisi yang 2.menurun. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3.Membentuk hubungan baik dengan orang 4.seusianya. Mempersiapkan kehidupan baru.
5.Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan 6.social atau masyarakat secara santai.
7.Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

2.
Peck mengkonseptualisasi tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara perbedaan
integritas dan keputusasaan.
a. Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja
Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai seseorang yang
memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang dan mendefinisikan kembali pekerjaan mereka.
Penilaian ulang ini mengarahkan lansia untuk mengganti peran yang sudah hilang dan aktivitas
baru. Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri
sebagai orang yang berguna selain peran orang tua dan okupasi.
b. Body Transendens versus preokupasi tubuh
Sebagaian besar lansia mengalami beberapa penurunan fisik. Untuk
beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang tersebut
mungkin mengalami kesulitan terbesar dan mengabaikan status fisik mereka. Peck
mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, sumber-sumber kesenangan sosial, mental
dan rasa menghormati diri sendiri dapat mengabaikan kenyamanan fisik semata.

c. Transendensi ego versus preokupasi ego


Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif untuk hidup
ditahun-tahun terakhir dapat didefinisikan : hidup secara dermawan dan tidak egois yang
merupakan prospek dari kematian personal (The Right Of The Ego). Yang bisa disebut paras dan
perasaan kurang penting dibandingkan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa
depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup dari ego seseorang.
Manusia menyelesaikan hal melalui warisan mereka, anak-anak mereka, kontribusi mereka pada
masyarakat dan persahabatan mereka. Kemudian, untuk mencapai integritas, seseorang harus
mengembangkan kemampuan untuk mendefinisikan diri kembali, untuk melepas identitas
okupasi, untuk bangkit dari ketidaknyamanan fisik, dan untuk membentuk makna pribadi yang
melampaui jangkauan pemusatan diri.

D.Karakteristik Aspek Perkembangan

Menurut Bustan (2007) ada beberapa karakterisktik lansia yang perlu


diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia yaitu:
1. Jenis Kelamin
Lansia lebih banyak wanita dari pada pria.
2. Status Perkawinan
Status pasangan masih lengkap dengan tidak lengkap akan mempengaruhi
keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologi.
3. Living Arrangement
Keadaan pasangan, tinggal sendiri, bersama istri atau suami, tinggal
bersama anak atau keluarga lainnya.
4. Kondisi Kesehatan
Pada kondisi sehat, lansia cenderung untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Sedangkan pada kondisi sakit menyebabkan lansia cenderung dibantu atau tergantung kepada
orang lain dalam melaksanakan aktivitas sehai-hari.
5. Keadaan ekonomi
Pada dasarnya lansia membutuhkan biaya yang tinggi untuk kelangsungan hidupnya, namun
karena lansia tidak produktif lagi pendapatan lansia menurun sehingga tidak semua kebutuhan
lansia tadat terpenuhi.

Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia


Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, mental dan
psikososial.
1. Perubahan Fisik
a. Kekuatan fisik secara menyeluruh berkurang, merasa cepat lelah dan stamina menurun.
b. Sikap badan yang semula tegap menjadi membungkuk, otot-otot mengecil, hipotrofis,
terutama dibagian dada dan lengan.
c. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Permukaan kulit kasar dan
bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis.
d. Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang sedang rambut dalam hidung dan telinga mulai
menebal.
e. Perubahan pada indera. Misal pada penglihatan, hilangnya respon terhadap sinar, hilangnya
daya akomodasi. Pada pendengaran pengumpulan cerumen dapat terjadi karena meningkatnya
keratin,
f. Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada menjadi kaku dan
sulit bernafas.

2. Perubahan sosial
a. Perubahan peran post power syndrome, single woman, dan single
parent.
b. Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan akan meninggal.
c. Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam bersosialisasi.
d. Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung.

3. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan depresi dan kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai