Siki
NIM : 19145002
Semester : VII (Tujuh)
Podi : BKPI
TUGAS RESUME
KONSELING ORANG DEWASA DAN LANSIA
TUGAS I:
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangngya kemampuan
reproduktif.
Perkembangan fisik :
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti
sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus". Melihat dan mendengar merupakan
dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya
akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina akan mengalami
penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata
juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai memasuki
usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu
kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap suara bernada tinggi lebih
dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman laki-
laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.
Menurut Anderson terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego
Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien
Mengendalikan perasaan pribadi
Keobjektifan
Menerima kritik dan saran
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru
Menurut Vailant (1998)[8], membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu masa
pembentukan (20 – 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan persahabatan. Masa
konsolidasi (30-40 tahun), yaitu masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan.
Masa transisisi (sekitar usia 40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan
melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
Kecerdasan Emosional:
Salovey dan Mayer mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
memahami dan meregulasi emosi; suatu komponen penting dari tingkah laku yang efektif dan
inteligen. Orang dewasa awal memilki kecerdasan emosional yang jauh lebih baik daripada
ketika ia masih remaja.
Kompetensi dari kecerdasan emosional menurut Goleman meliputi: kesadaran diri
(kesadaran emosional, asesmen diri yang akurat dan kepercayaan diri), manajemen diri (kontrol
diri, dapat dipercaya, kecermatan, kemampuan beradaptasi, dorongan prestasi dan inisiatif),
kesadaran sosial (empati, orientasi melayani, kesadaran dan organisasional) dan manajemen
hubungan (mengembangkan orang lain, komunikasi, manajemen konflik, menjalin ikatan, dll).
Masa dewasa awal adalah masa pencarian, penemuan, pemantapan dan masa reproduktif, yaitu
suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian
diri pada ola hidup yang baru.
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menurut Kreittner & Kinicki
yaitu:
1. Pemenuhan 4. Keadilan (Equity)
2. Perbedaan (Discrepancies) 5. Komponen Genetik (Genetic
3. Pencapaian Nilai (Value Attainment) Components)
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan kerja, yaitu :
Gaji/Upah Hubungan dengan Rekan Kerja
Kondisi Kerja Ketekunan
Hubungan Kerja
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically es-tablished), seseorang harus
memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang
sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun
mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci
dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan
mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram
(gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang
belum cocok dengan pekerja-an dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera
pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka
yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan
menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya
mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
Masa dewasa pertengahan (middle age) atau usia madya atau disebut juga setengah
Menurut Hurlock, tugas-tugas perkembangan pada usia dewasa madya adalah sebagai berikut:
baya/paruh baya adalah masa usia antara 40 sampai 60 tahun yang biasanya ditandai oleh adanya
perubahan fisik, mental dan minat Hurlock. Masa dewasa madya merupakan sebuah masa yang
unik karena terjadinya loss and gain balance pada masa tersebut. Losses and gains terjadi
seimbang baik pada aspek biologis maupun sosiokultural, seperti pendidikan, karier, dan
relationship.
Menurut Santrock , usia madya merupakan masa kritis dimana generativitas atau
kecenderungan untuk menghasilkan mengalami stagnasi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan.
Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Usia madya merupakan masa transisi
Usia madya adalah masa stres
Usia madya adalah usia yang berbahaya
Usia madya adalah usia canggung
Usia madya adalah masa berprestasi
Usia madya merupakan masa evaluasi
Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Usia madya merupakan masa sepi
Usia madya merupakan masa jenuh
Menurut Santrock, perkembangan fisik yang terjadi pada usia dewasa madya antara lain,
yaitu sebagai berikut:
Perubahan fisik Seksualitas. Angka Kematian
Kesehatan dan penyakit
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Menurut Masykuroh, Orang dewasa akhir atau lanjut usia (lansia) dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa beberapa jenis di bawah ini:
Young Old (60 – 69 tahun),
Middle Old (70 – 79 tahun),
Old-old (80 – 89 tahun),
Very Old-Old (90 tahun ke atas)
“Sensus penduduk tahun 2020 mencatat jumlah lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta
jiwa atau sekitar 9,92 % dari populasi. Sementara PBB juga merilis data bahwa Indonesia
tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak ke-8 di dunia”.
a. Sasaran
Sasaran program pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia:
Lanjut Usia ORSOS /LSM
Keluarga Masyarakat
b. Tujuan
Para lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dengan aman .tenteram dan sejahtera
Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani
Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia
Tewrwujutnya kwalitas pelayanan.
c. Sifat Pelayanan
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baikyang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan rehabilitatif.
Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang di arahkan untuk pencegahan timbulnya
masalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka dilakukan melalui upaya
pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok –kelompok didalam masyarakat dan lembaga atau
organisasi yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat
/adat, kelompok pengajian , kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI,
BK 3 S, K3 S.
Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik , psikis
maupun sosial. Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi
sosial setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
sosialnya.
d. Prinsip Pelayanan
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO. 46/1991
tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang pada dasarnya berisi
himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi kemandirian, partisipasi,
pelayanan, pemenuhan diri dan martabat , Yaitu:
Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.
Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.
Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.
Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya.
Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan masyarakat.
Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan kemitraan
dengan berbagai pihak.
Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh
kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan hokum.
Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan
prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan hokum.
Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana.
Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan minat dan kemampuan.
Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam penanganan lanjut usia dilingkungannya. Kusus untuk panti, menciptakan
suasana kehidupan yang bersifat kekeluargaan.
e. Proses Pelayanan
Dalam panti dan luar panti
1. Persiapan
Sosialisasi program dan kegiatan Panti/Orsos bagi lanjut usia penerima
pelayanan , keluarga dan masyarakat
Kontak (Pertemuan pertama antara pihak panti/orsos dengan lanjut usia dan
keluarganya/yang mewakili)
Kontak( kesepakatan pelayanan atau bantuan secara tertulis antara klien
dengan pihak panti/pekerja sosial/orsos
Pengungkapan masalah lanjut usia
Rencana tindak/intervensi
Pelaksanaan Pelayanan
Pelayanan social
Pelayanan fisik
Pelayanan psikososial
Pelayanan ketrampilan
Pelayanan keagamaan/ spiritual
Pelayanan pendampingan
Pelayanan bantuan hokum.
2. Monitoring dan evaluasi .
Terminasi.
Pembinaan lanjut.
REFERENSI:
Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. 2012. Petunjuk Teknis dan Informasi Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Pada PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan
Selatan.
Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. 2011. Pedoman Pelayanan dan Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
Siti Rahmah. 2013. Bimbingan Keagamaan Lansia di panti Sosial Tresna Werdha budi Sejahtra.
Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 12 No. 23, 63-83
Balai PSTW Yogyakarta Unit Abiyoso. Wilayah Duet sari, Pakenbinangun, Pakem, Sleman,
Yogyakarta.
https://kurniawan-ramsen.blogspot.com/2013/05/prorgam-pelayanan-untuk-lansia.html?m=1