Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGEMBANGAN PRIBADI

THE POWER OF PERSUASIF

OLEH

KELOMPOK 3 :

1. Nurhasty yusup

2. Norma Yunita

3. Gurdam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2021/2022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING DAN PENDIDIKAN


ISLAM
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, kami
memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga, dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sedikit mengalami kesulitan dan rintangan.
Namun berkat yang diberikan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan tersebut dapat
teratasi dengan baik. Dengan demikian, lewat lembaran ini kami hendak
menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka, teriring do’a dan segala
bantuannya, sehingga bernilai ibadah disisi Allah.

Kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya,
melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASA

A. Pengertian Persuasif

B. Tujuan persuasif

C. Fungsi persuasif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam
suatu lingkungan. Setiap manusia menjalin hubungan dengan manusia lainnya
melalui komunikasi. Semua hal didapat dari sebuah komunikasi seperti halnya
informasi, kesepakatan, hubungan dekat, hubungan kerja, dan lain sebagainya.
Semua hal tersebut didapat melalui komunikasi intensif antara satu manusia
dengan lainnya. Komunikasi yang terjadi bukan hanya secara verbal namun
juga secara non verbal.
Komunikasi terjadi dimana-mana dengan tujuan berbeda pula. Seperti
dalam sebuah kelompok, organisasi, keluarga, antara dua orang ataupun
komunikasi di dalam diri sendiri. Macam-macam komunikasi ini memiliki
tujuan yang berbeda pula. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi
yaitu tersampaikannya pesan dari pengirim kepada penerima. Pesan itu baik
berupa informasi maupun bujukan. Pengiriman pesan tersebut dilakukan
melalui bermacam-macam cara dan alat. Melalui mulut ke mulut maupun
menggunakan media atau dengan kata lain secara tertulis maupun lisan
(Mulyana,2000:63)
Komunikasi yang bertujuan mempengaruhi orang lain disebut dengan
komunikasi persuasi. Memperkuat, mempengaruhi, mengubah pendapat, sikap
dan tingkah laku pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi persuasi.
Pengertian komunikasi persuasi itu sendiri diungkapkan oleh Burke (Larson,
1986: 8) yaitu persuasi adalah proses mengkreasikan identifikasi diantara
sumber dan penerima yang dihasilkan dari penggunaan simbol-simbol.

Rumusan Masalah

1.Apa yang di maksud dengan komunikasi persuasif?

2.Apa Tujuan komunikasi persuasif ?


3.Apa saja Fungsi persuasif ?

C. Tujuan

1.Dapat mengetahui apa yang di maksud komunikasi persuasif

2.Dapat mengetahui tujuan komunikasi persuasif

3.Dapat mengetahui fungsi dari komunikasi persuasif

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Persuasif
Sejarah perkembangan komunikasi mencapai puncak kejayaannya pada era
modern saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti diciptakannya
komputer, laptop, handphone, menjadikan komunikasi memiliki pola yang berbeda.
Komunikasi bisa dilakukan secara efisien dan efektif. Selain itu, pola komunikasi
yang terjadi saat ini mempengaruhi nilai-nilai sosial yang ada. Bettinghaus (1973:10)
menyebut persuasi adalah usaha mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang,
atau hubungan aktivitas antara pembicara dan pendengar di mana pembicara berusaha
mempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara pendengaran dan
penglihatan.Sedangkan komunikasi persuasif ialah proses komunikasi yang bertujuan
mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan
keinginan komunikator atau pembicara. Atau proses komunikasi yang mengajak atau
membujuk orang lain dengan tujuan untuk mengubah sikap, keyakinan, dan pendapat
sesuai keinginan pembicara. Namun ajakan ini bukan berarti paksaan atau ancaman

Komunikasi persuasif merupakan gabungan dari dua kata yakni komunikasi


dan persuasi. Komunikasi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, berasal dari kata
communis yang berarti kebersamaan. Sementara persuasif berasal dari istilah
persuasion yang diturunkan dari bahasa latin "persuasio", kata kerjanya adalah to
persuade, yang dapat diartikan sebagai membujuk, merayu, meyakinkan, mengajak,
dan sebagainya. Banyak pakar yang mendefinisikan komunikasi persuasif ini sebagai
salah satu kegiatan psikologis yakni dapat mengubah sikap komunikan. Definisi
tersebut di antaranya dikemukakan oleh Jalaluddin Rakhmat bahwa komunikasi
persuasif merupakan proses untuk mengubah perilaku, sikap, maupun pendapat orang
lain dengan cara manipulasi psikologis sehingga orang
Adapun unsur-unsur dalam suatu proses komunikasi persuasif seperti yang
diungkapkan oleh Maulana dan Gumelar (2013: 12) adalah sebagai berikut:
a. Persuader yakni pihak yang mengirimkan pesan yang bersifat persuasif kepada
persuadee
b. Pesan merupakan sesuatu yang dikomunikasikan kepada persuadee baik itu verbal
maupun non verbal
c. Saluran adalah alat atau media yang digunakan persuader untuk mengirimkan pesan
kepada persuadee d. Persuadee yaitu orang yang menerima pesan yang disampaikan
oleh persuader
e. Umpan Balik merupakan suatu bentuk tanggapan dari adanya pengaruh yang berasal
dari persuadee setelah menerima pesan dari persuader
f. Efek Komunikasi Persuasif adalah pengaruh yang timbul dari komunikan setelah
pesan disampaikan komunikator. Pengaruh tersebut dapat berupa perubahan sikap,
perubahan tingkah laku, perubahan opini, perubahan kepercayaan, dan lain-lain.

(Burgoon & Rufner, 2002). Tujuan dari komunikasi persuasif tidak hanya
untuk memberitahu, tapi juga mengubah sikap, pendapat, atau perilaku (Bruce, 2009).
Menurut Aristoteles (Bettinghaus & Cody, 1980), agar komunikasi dalam proses
persuasif dapat berjalan dengan lancar dan pesan tersampaikan, dibutuhkan seorang
komunikator dan komunikan, serta pesan persuasifnya. Komunikator, dalam hal ini
disebut dengan persuader, yang merupakan sumber komunikasi. Komunikan, dalam
hal ini disebut dengan persuadee, yang merupakan penerima komunikasi. Persuader
adalah orang dan/atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan tujuan
untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang lain baik secara verbal
maupun nonverbal. Sedangkan persuadee adalah orang dan/atau sekelompok orang
yang menjadi tujuan pesan persuasif tersebut disampaikan dan disalurkan oleh
persuader baik secara verbal maupun nonverbal (Soemirat dkk, 1999). Teknik
komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan agar orang
lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan dan lain sebagainya. Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang
memungkinkan komunikator mengetahui, memahami, dan menguasai:
(1) frame of reference komunikan selengkapnya
(2) kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya
(3) suasana lingkungan pada saat terjadinya komunikasi, dan
(4) tanggapan komunikasi secara langsung (Effendy, 2004:124).

B. Tujuan Persuasif

Tujuan Pesan Komunikasi Persuasif Soemirat & Suryana (2016: 5.35)


mengemukakan bahwa terdapat tiga tujuan pesan komunikasi persuasif, yaitu:
1) Membentuk Tanggapan (Shaping Responses) Salah satu tujuan komunikasi
persuasif adalah membentuk cara sasaran memberikan tanggapannya.
Pembentukan tanggapan tersebut dilakukan pada sasaran yang mengetahui banyak
tentang topik yang dibicarakan ataupun tidak. Akibat pembentukan tanggapan
tersebut terlihat pada saat sasaran persuasi mengetahui sedikit tentang topik yang
dibicarakan (Nelson dan Cornelia dalam Soemirat & Suryana, 2016:5.35
2) Penguatan Tanggapan (Reinforcing Response) Yang dimaksud dengan penguatan
tanggapan adalah terdapatnya kesinambungan perilaku yang sedang berlangsung
saat ini terhadap beberapa produk, gagasan atau isu. Menurut Fotheringham dalam
Soemirat & Suryana (2016: 5.36), maksud dari penguatan tanggapan disini adalah
kontinuitas sasaran persuasi yang melakukan apa yang telah mereka lakukan. Jika
pembentukan tanggapan dihubungkan dengan nilai-nilai yang mapan dalam
khalayak, maka penguatan tanggapan juga berkaitan dengan nilai-nilai dan sikap.
3) Pengubahan Tanggapan (Changing Response) Yang dimaksud dengan pengubahan
tanggapan adalah pengubahan tanggapan sasaran persuasi untuk mengubah
perilaku mereka terhadap suatu produk, konsep, atau gagasan. Persuader berupaya
untuk mengubah

C. Fungsi Persuasif

Fungsi Komunikasi Persuasif Menurut Malik dan Iriantara (dalam Suprapto,


2008:114) ada tiga fungsi utama komunikasi persuasif adalah sebagai berikut:

a. Control Function atau fungsi pengawasan, yaitu pengawasan persuasif untuk


mengkontruksi pesan dan membangun citra diri (image) agar dapat mempengaruhi
orang lain.

b. Consumer Protection Function atau fungsi perlindungan konsumen yaitu salah satu
fungsi komunikasi persuasif melalui pengkajian komunikasi persuasif yang akan
membuat kita lebih cermat dalam menyaring pesan-pesan persuasif yang banyak
“berkeliaran” disekitar kita.

c. Knowledge Function atau fungsi ilmu pengetahuan. Komunikasi persuasif berfungsi


sebagai ilmu pengetahuan, yaitu dengan mempelajari komunikasi persuasif, kita
akan memperoleh wawasan tentang peranan persuasi dalam masyarakat dan
dinamika psikologi persuasi.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan komunikator
dalam merubah sikap dan dalam mengajak komunikan untuk berbuat sesuatu akan
bergantung pada pemanfaatan fungsi-fungsi komunikasi persuasif.

1. Proses Komunikasi Persuasif Soemirat (2008: 2.11) mengatakan dalam memahami


proses komunikasi persuasif secara sederhana, dimulai dengan bagaimana sumber
memahami pesan dan menggambarkan laju internal dalam tahap untuk sumber dan
penerima, sebagai berikut:
a. Tahap Pemahaman Pesan (Conceiving the Message), dalam tahap ini di mana
sumber menyelesi berbagai alternatif pilihan pikiran dan perasaannya untuk
disampaikan.
b. Tahap Menyandi Pesan (Encoding the Message), tahap ini pesan dibentuk secara
linguistic kemudian dipindahkan ke dalam stimulasi fisikal yang dapat berjalan
melalui ruang.
c. Tahap Pengkodean Kembali Pesan (Decoding the Message), dalam tahap ketiga
ini dimana penerima memidahkan kembali stimulus fisikal ke dalam
bentukbentuk yang disepakati secara semantik.
d. Tahap Evaluasi (the Evaluative Stage), dalam tahap evaluasi dimana sumber
memperoleh beberapa kecocokan antara pesan yang ia terima dengan apa yang ia
pikirkan dan rasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Isyana Putri Frieda. 2015. Teknik-Teknik Persuasif Dalam Media Sosial (Studi Analisis Isi
Kualitatif Pada Akun Mentor Parenting Ayah Edy Di Youtube). Jurnal Ilmu Komunikasi

Siti Rahmawati Dina. 2016. Komunikasi Persuasif Leader Dalam Merekrut Calon Agen
Asuransi Pada Pt. Prudential Life Assurance Cabang Pekanbaru. Jurusan Ilmu Komunikasi –
Konsentrasi Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.
Vol. 3 (No. 2).

Ayu Kadek Claria Dewa , Sariani Ketut. 2020. Metode Komunikasi Persuasif Untuk
Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Masyarakat Di Desa Kesiman Kertalangu Pada Masa
Pandemi Covid-19. Linguistic Community Service Journal. Vol. 1. (No. 1).

Anda mungkin juga menyukai