Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Hidayat

Nim :. 19145010

Prodi :. Bkpi

Semester : IV

UAS

FENOMENA KESEHATAN MENTAL DI WILAYAH MALUKU UTARA

Kesehatan mental sudah menjadi isu yang sering di bahas sejak lama. Banyak sekali
isu-isu yang muncul di permukaan sebagai tantangan baru bagi para pengamat
kesehatan mental itu sendiri, masalah yang muncul tentu sama dengan masalah yang
telah lalu. Namun, terkadang perlu tenaga ekstra dan juga pengamatan yang teliti
untuk mengetahui simptom-simptom yang mungkin serupa dengan masalah yang
lain.

Di Maluku Utara yang jumlah penduduknya 2.305.158 jiwa, memiliki perbedaan yang
cukup mencolok, baik budaya, agama, ras, bahkan bahasa. Tentu tidak menjadikan
harmonisasi kemasyarakatan mereka meredup. “Katong samua basudara” adalah
identitas mereka. Adat istiadat neraka mereka masi melekat kuat walau dihantam
dengan derasnya globalisasi.

Walaupun demikian tidak jarang kita menemukan kasus-kasus yang berhubungan


dengan kesehatan mental yang menjadi topik besar pada pembahasan kali ini.
Namun, saya hanya mengkhususkan pada deprsi saja.

Sebelum lebih jauh mari kita bahas mengenai apa itu kesehatan mental.
Terkhususnya pada poin depresi itu sendiri.

Sehat adalah konsep yang tidak mudah diartikan, sekalipun dapat kita rasakan dan
amati keadaannya. Menurut WHO(World Health Organization), sehat adalah kondisi
keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak terbatas dari penyakit
atah kelemahan\cacat.

Pertanyaannya, adakah seseorang yang berada dalam kondisi sempurna secara


Biopsikosisal? Jawabannya sulit, Namun yang mendekati ideal pasti bisa didapatkan.

Sehat itu bukan sekedar orang itu terbebas dari suatu penyakit atau mengalami
kecacatan tetapi lebih dari itu.
Sedangkan untuk depresi itu sendiri adalah gangguan mood yang bisa
mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Kesedihan hanyalah merupakan
bagian kecil dari depresi, kesedihan itu normal karena dia merupakan stresor akibat
sesuatu. Namun jika kesedihan itu bertahan sampai 2 Minggu berturut turut maka itu
perlu di periksa dan di konsultasikan kepada para praktisi jiwa. Karena itu adalah
gejala awal dari depresi.

Laporan Provinsi Maluku Utara, Riskesdas, 2008 menjadikan Depresi sebagai Masalah
mental yang paling umum terjadi. Di mulai dari umur 15-24 tahun sebanyak 2.486
jiwa yang mengalami depresi dengan tingkatan depresi rendah hingga tinggi.
Sedangakn pada 25 dan seterusnya mempunyai tingkat depresi yang berbeda,
sebanyak 2.308 jiwa di usia tersebut mengalami depresi.

Di Maluku Utara secara umum sebanyak 9.824 jiwa yang punya gangguan depresi di
semua usia. Sedangkan di Ternate sendiri sebanyak 1.976 orang mengalami depresi.

Penyebab depresi sangatlah banyak dan beragam. Ada banyak faktor


yangberpengaruh pada kondisi depresi, termasuk genetis,kondisi biologis dan
kimiawi otak serta kejadian dalam hidup seperti trauma, kehilangan orang yang
dicintai, relasi yang sulit, pengalaman di usia dini, atau situasi penyebab stres lainnya.
Depresi dapat terjadi pada usia berapa saja, tapi seringkali mulai pada masa remaja,
awal 20-an atau awal 30-an. Sebagian besar gangguan Alam perasaan dan
kecemasan yang dialami dalam jangka panjang pada orang dewasa mulai terasa
sebagai gangguan cemas yang tinggi padamasa kanak-kanak. Faktanya, kecemasan
yang tinggi semasa anak-anak bisa berarti resiko yang tinggi untuk depresi di masa
dewasa.

Depresi/stress itu sendiri bisa memunculkan dua jenis emosi yaitu:

 Distress (emosi negatif) yang bisa menjadi beban pikiran dan sebab dari ras
putus asa. Biasanya karena kita punya persepsi yang terlalu negatif terhadap
sesuatu makanya emosi ini muncul dan bisa mempengaruhi mood penyebab
depresi.
 Eustress (emosi positif) yang berupa dorongan positif untuk bisa bangkit dari
Maslah yang kita peroleh, ini tergantung konsep pikiran yang kita bangun.

Pikiran adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Sedangkan faktor yang
lain bisa saja dipengaruhi oleh beberapa hal di bawa ini:

 Lingkungan sosial(masyarakat, keluarga teman sebaya)


 Media belajar
 Suhu dan udara
 Kultur serta kebiasaan orang sekitar.
Maka dari itu, memberikan penyuluhan secara merata ke seluruh masyarakat
khusunya masyarakat Maluku Utara sangatlah penting. Karena “Nothing Health
Without Mental Health”.

Selain penyuluhan kita juga perlu memberikan pengetahuan tentang kesehatan


mental pada orang-orang di sekitar kita. Kalau bukan kita yang sadar akan
kepentingan ini maka harus siapa lagi.

Pendekatan/pengobatan yang mungkin membantu mengurangi atau bahkan


menyembuhkan adalah dengan teknik Hipnoterapi. Mengapa? Karena kalau
pengobatan lain berfokus pada simptom-simptom yang menyebabkan deprsi.
Sedangkan terapi Hypnosis langsung berurusan dengan sumber permasalahannya.

Dengan melihat tingkat presentase depresi di Maluku Utara, semoga semakin


membuka mata kita untuk selalu memperhatikan orang-orang tersayang di sekitar
kita.

Sekiranya hanya ini yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa menjadi batu loncatan
saya untuk lebih baik lagi di tugas berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai