KELOMPOK V (LIMA)
Tidak ada kata lain yang lebih utama untuk kami ucapkan selain puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga,
kami mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah bimbingan konseling kelompok Semester V pada program studi Bimbingan
Konseling Pendidikan Islam.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian
informasi ataupun aktifitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan,
pribadi, dan sosial.
Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses konseling yang
dilakukan antara seorang konselor professional dan beberapa klien sekaligus dalam kelompok
kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok merupakan hubungan antara beberapa
konselor dan beberaa klien yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari.
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor
membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain pada umumnya yang memiliki perencanaan sebelum
pelaksanaan dimana rencana tersebut dijadikan parameter atau tolok ukur tujuan yang ingin
dicapai hal tersebut juga berlaku untuk konseling kelompok. Corey (2012) dalam
bukunya Theory & Practice of Group Counseling” edisi kedelapan ia mengemukakan diperlukan
cukup waktu untuk membuat perencanaan agar kelompok menjadi sukses, seorang konselor
hendaknya mengawalinya dengan membuat rencana berupa rancangan tertulis yang memuat hal-
hal sebagai tujuan dasar dari kelompok, populasi yang akan dilayani, alasan-alasan dan kejelasan
yang spesifik tentang kelompok, pertimbangan akan kebutuhan dari keseluruhan anggota
kelompok, proses pemilihan anggota kelompok, ukuran dan durasi kelompok, frekuensi dan
waktu pertemuan, struktur dan format kelompok, metode mempersiapkan anggota kelompok
(apakah anggota kelompok akan terbuka atau tertutup, sukarela atau terpaksa, tindak lanjut dan
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa banyak sesi dalam pertemuan kelompok?
2. Kapan waktu bertemu kelompok?
3. Siapa saja yang harus menjadi anggota?
4. Bagaimana cara melakukan penyaringan anggota?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui banyaknya sesi dalam pertemuan kelompok
2. Untuk mengetahui waktu bertemu kelompok
3. Untuk mengethaui siapa saja yang harus menjadi anggota
4. Untuk mengetahui cara melakukan penyaringan anggota
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Melakukan Kelompok Konseling
Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain pada umumnya yang memiliki perencanaan sebelum
pelaksanaan dimana rencana tersebut dijadikan parameter atau tolok ukur tujuan yang ingin
dicapai hal tersebut juga berlaku untuk konseling kelompok. Corey (2012) dalam
bukunya Theory & Practice of Group Counseling” edisi kedelapan ia mengemukakan diperlukan
cukup waktu untuk membuat perencanaan agar kelompok menjadi sukses, seorang konselor
hendaknya mengawalinya dengan membuat rencana berupa rancangan tertulis yang memuat hal-
hal berikut:
Selanjutnya Gladding (Jacobs, 2012: 69) mengemukakan banyak kelompok yang tidak
berhasil dikarenakan kurangnya penekanan terhadap perencanaan, lebih lanjut Jacobs. et
al dalam bukunya “group counseling strategies and skills” perlunya pra-perencanaan yang
dilakukan sebelum kelompok mengadakan pertemuan dua aspek perencanaan tersebut yaitu pra
perencanaan pregroup planning dan perencanaan sesi keduanya merupakan hal yang sangat
penting, ia menyatakan beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam mendirikan kelompok
yaitu: (1) pertimbangan ukuran kelompok; (2) apakah kelompok terbuka atau tertutup; (3) berapa
lama sesi harus berlangsung; dan (4) dimana kelompok harus bertemu. Keputusan tambahan
yang harus dibuat ketika membuat kelompok yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan dalam bab ini dapat disimpulkan perencanaan terdiri atas dua bagian yaitu
Pra-perencanaan dan sesi perencanaan; pra-perencanaan meliputi jenis kelompok; saat-saat
pertemuan; lama pertemuan; siapa yang harus menjadi anggota; screening atau penyaringan
anggota merupakan hal yang sangat penting, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara seperti
wawancara pribadi, bentuk-bentuk tertulis, atau rujukan dari orang lain.
Seorang pemimpin harus merencanakan fase awal, tengah dan akhir dari setiap sesi
tertentu, perencanaan tidak hanya mencakup kegiatan dan topik, namun waktu yang dikhususkan
untuk masing-masingnya merupakan hal yang penting karena ada banyak hal yang berbeda untuk
dipertimbangkan ketika merencanakan setiap fase dari setiap sesi, kesalahan umum mengenai
perencanaan seperti contoh tidak adanya perencanaan yang konstruktif, perencanaan terlalu
banyak, tidak mempertimbangkan bagaimana waktu yang di alokasikan, perencanaan terlalu
banyak latihan dan tidak fleksibel.
Sebuah rencana untuk melakukan kegiatan konseling kelompok menjadi hal yang sangat
penting, kendatipun demikian pemimpin yang efektif tidak pernah menjadi budak rencana, jika
ditemukan topik baru yang sangat jelas berharga bagi anggota muncul ketika sesi berlangsung
maka pemimpin harus mengubah rencana tersebut sebaliknya jika sebuah rencana yang disusun
tidak bekerja dengan baik maka pemimpin harus meninggalkannya dan menggunakan rencana
cadangan, pemimpin yang efektif mempunyai inisiatif dan dapat menyesuaikan rencana selama
sesi berlangsung. Jacobs et.al (2012: 89)
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/6832245/LAYANAN_BIMBINGAN_KELOMPOK_DAN_KONSELING_KELOMPO
K
http://hamdimuhamad.blogspot.com/2016/02/pertemuan-xiii-persiapan-dalam.html