5W+1H
Oleh:
Nastainulhaq
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi diri sendiri dengan
orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak kita kenal. Karena komunikasi
merupakan salah satu hal yang sangat kompleks, dan oleh sebab itu banyak para ahli yang
mengatakan bahawa sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M. Rogers yang
dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah proses yang di dalamnya
terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk
merubah perilakunya.
Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator
dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan perilaku atau
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun, permasalahannya
adalah komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana yang dapat
mengubah sikap dan perilaku komunikan.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi
yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikan, sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson (Mulyana, 2005, p. 115) komunikasi
persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah
keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.
Mengingat pentingnya peran komunikasi persuasif dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam suatu organisasi, maka disusunlah makalah ini untuk menambah wawasan mengenai
komunikasi persuasif.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Menurut Aristoteles (Bettinghaus & Cody, 1980), agar komunikasi dalam proses
persuasif dapat berjalan dengan lancar dan pesan tersampaikan, dibutuhkan seorang komunikator
dan komunikan, serta pesan persuasifnya. Komunikator, dalam hal ini disebut dengan persuader,
yang merupakan sumber komunikasi. Komunikan, dalam hal ini disebut dengan persuadee, yang
merupakan penerima komunikasi. Persuader adalah orang dan/atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang
lain baik secara verbal maupun nonverbal. Sedangkan persuadee adalah orang dan/atau
sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan persuasif tersebut disampaikan dan disalurkan oleh
persuader baik secara verbal maupun nonverbal (Soemirat dkk, 1999).
Teknik komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan agar
orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan dan lain sebagainya. Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang
memungkinkan komunikator mengetahui, memahami, dan menguasai; (1) frame of reference
komunikan selengkapnya, (2) kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya, (3) suasana
lingkungan pada saat terjadinya komunikasi, dan (4) tanggapan komunikasi secara langsung
(Effendy, 2004:124).
Semua orang yang melakukan komunikasi dapat menjadi seorang persuader. Salah satu
jenis persuader yang sangat dikenal dan sedang tenar di kalangan masyarakat saat ini adalah
motivator. Motivator menurut kamus Bahasa Inggris, berarti seseorang atau sesuatu yang
membuat orang lain menjadi antusias untuk melakukan sesuatu. Motivator dapat berbentuk
benda, hal, atau orang, apapun yang dapat memotivasi seseorang dalam melakukan suatu hal.
Sebutan motivator adalah untuk seseorang yang memiliki profesi dari memotivasi orang lain.
Seseorang yang berprofesi sebagai motivator dapat bergerak dalam bidang apa saja, selama itu
berkaitan untuk memotivasi (dengan kata lain juga mempersuasi) orang lain untuk melakukan
suatu hal yang diinginkan oleh motivator tersebut (Susilo, 2009). Misalnya dalam bisnis,
ekonomi, agama, keluarga, sosial, pendidikan, politik, dan lain sebagainya. Umumnya,
pemberian motivasi ini dilakukan melalu kegiatan pelatihan atau training. Tetapi bisa juga
melalui pidato, penyuluhan (mentoring, coaching, atau counselling), atau seminar secara
langsung bertatap muka dengan persuadee yang menjadi sasaran persuasinya.
Namun kini tak hanya melalu pembicaraan tatap muka, namun motivator dapat
menyampaikan pesan persuasifnya melalui media apa saja, baik tertulis maupun terucap, atau
bahkan keduanya. Yang tertulis, misalnya melalui media cetak seperti buku-buku motivasi, lewat
artikel di koran atau majalah, slogan atau kalimat motivasi di baliho, poster, spanduk, atau
selebaran. Kemudian melalui siaran khusus di radio, acara di televisi (misalnya seminar atau
talkshow yang ditayangkan di televisi), atau melalui media sosial seperti Facebook, Twitter,
website blog dalam bentuk artikel tertulis, dan YouTube dalam bentuk audiovisual. Media sosial
adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi, seperti misalnya blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial
adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Edstrom, 2013).
Peran media sosial sangat besar dalam mempengaruhi orang lain, maka dari itu, media
sosial pun mempunyai fungsi yang fundamental bagi seorang motivator dalam mempengaruhi
dan memotivasi audiensnya. Hanya dengan memunculkan beberapa headline atau artikel di
Facebook, beberapa kicauan di Twitter, atau mengunggah video-video di YouTube, secara tidak
langsung kita sudah bisa mempengaruhi orang lain, semudah dengan membuat mereka
membagikan artikel tersebut ke sesama teman di akun Facebooknya, re-tweet kicauannya,
mengunduh dan menonton video di YouTube, atau hanya menekan tombol “like”.
a. Proses Komunikasi
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan menganalisis komunikasi persuasif, seperti
halnya juga ilmu-ilmu yang lain, seringkali digunakan berbagai model. Model adalah gambaran
atau persamaan aspek-aspek tertentu dari peristiwa-peristiwa, struktur-struktur atau sistem-
sistem yang kompleks, yang dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau objek-objek
dengan berbagai cara sehingga menyerupai sesuatu yang dibuat modelnya tersebut.
Model berfungsi untuk menyederhanakan realitas sosial dan alam yang kompleks. Selain
itu, ia juga, berfungsi sebagai alat pelajaran dan pengingat yang efektif, membentuk hubungan
yang baru, membantu dalam menelaah berbagai persoalan yang kita hadapi, menemukan sesuatu
dengan cara-cara yang baru, alat kerangka berpikir dalam penelitian, menolong dalam
mengantisipasi berbagai kesulitan dan masalah pekerjaan, serta berbagai urusan yang kita
hadapi.
Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat
dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap
gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks
waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. Ada dua persoalan yang
berkaitan dengan penggunaan proses, yakni persoalan dinamika, objek, dan persoalan
penggunaan bahasa.
b. Unsur-Unsur Komunikasi
Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental, yakni
orang yang berbicara, materi pembicaraan yang dihasilkannya, dan orang yang
mendengarkannya. Aspek yang pertama disebut komunikator atau persuader, yang merupakan
sumber komunikasi, aspek yang kedua adalah pesan, dan aspek yang ketiga disebut komunikan
atau persuadee, yang merupakan penerima komunikasi.
Persuader adalah orang dan atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan
tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun
nonverbal. Dalam komunikasi persuasif, eksistensi persuader benar-benar diper-taruhkan. Oleh
karena itu, ia harus memiliki ethos yang tinggi. Ethos adalah nilai diri seseorang yang merupakan
paduan dan aspek kognisi, afeksi, dan konasi.
Seorang persuader yang memiliki ethos tinggi, dicirikan oleh kesiapan, kesungguhan,
ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramah-an, dan kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif
ingin berhasil seorang persuader harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif, dan
transitif.
Persuadee adalah orang dan atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu
disampaikan dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun nonverbal.
Variabel kepribadian dan ego yang rumit merupakan dua kelompok konsep yang
berpengaruh terhadap penerimaan persuadee terhadap komunikasi, termasuk juga faktor persepsi
dan pengalaman.
Pesan adalah segala sesuatu yang memberikan pengertian kepada penerima. Pesan bisa
berbentuk verbal dan nonverbal. Pesan verbal terdiri dari pesan verbal yang disengaja dan tak
disengaja. Pesan nonverbal juga terdiri atas pesan nonverbal disengaja dan tak disengaja.
Umpan balik adalah balasan atas perilaku yang diperbuat, umpan balik bisa berbentuk
internal dan eksternal. Umpan balik internal adalah reaksi persuader atas pesan yang
disampaikannya. Umpan balik eksternal adalah reaksi penerima (persuadee) atas pesan yang
disampaikannya. Umpan balik eksternal bisa bersifat langsung, dapat pula tidak langsung.
Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai
akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi, efek yang bisa terjadi berbentuk
perubahan sikap pendapat dan tingkah laku.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan bagaimana proses komunikasi yang
meliputi :
Pada dasarnya komunikasi persuasif bertujuan untuk memperkuat atau mengubah sikap dan perilaku,
sehingga penggunaan fakta, opini, dan daya tarik motivasional harus memperkuat tujuan persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
https://adeputrasetiawansyahblog.wordpress.com/2016/09/26/pengertian-dan-ruang-lingkup-komunikasi-
persuasif/
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-persuasif
https://haloedukasi.com/komunikasi-persuasif
https://pakarkomunikasi.com/faktor-keberhasilan-dan-kegagalan-komunikasi-wajib-diketahui