Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

RUANG LINGKUP FILSAFAT DAKWAH

Dipresentasikan Pada Mata Kuliah


Filsafat & Teori Teori Dakwah

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H Mahmuddin,M.Ag.
Disusun Oleh:
Andi Mutia Dirgahayu (50200122007)
Andi Tasya (50200122006)
Rizqullah (50200122008)

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena telah
melimpahkan berkah dan Rahmat-Nya berupa keselamatan dan pengetahhuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa
kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar, Nabi panutan kita yakni Nabiyullah
Muhammad SAW.
Terimah kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Pada Mata Kuliah
Filsafat & Teori Teori Dakwah, Bapak Prof. Dr. H Mahmuddin,M.Ag. yang telah
memberikan dukungan serta bimbingan pada mata kuliah ini juga kepada teman
teman atas kerjasamanya. Semoga Makalah kami ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gowa, 14 Maret 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………
BAB I……………………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………….....
1.Ruang Lingkup Filsafat Dakwah……………………………………………………………
A. Objek Material Filsafat…………………………………………………………………….
B. Objek Formal Filsafat……………………………………………………………………….
C. Objek Material Ilmu Dakwah……………………………………………………………
D. Objek Formal Ilmu Dakwah……………………………………………………………..
E. Objek Material Dan Objek Formal Ilmu Dakwah………………………………
BAB II……………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP……………………………………………………………………………………………….
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan sejarah, istilah “filsafat”, “falsafah” atau “filosofi” ternyata
dipakai dengan arti yang beraneka ragam. Bagi orang orang Yunani kuno. Filsafat secara
harfiah berarti “cinta kepada kebijaksanaan”, namun pada masa sekarang istilah ini
digunakan dalam banyak konteks. “Mempunyai falsafah” bisa diartikan mempunyai
suatu pandangan, seperangkat pedoman hidup, ataupun nilai nilai tertentu. Filsafat
dakwah dapat kita pahami dalam tiga makna, dari makna yang paling sederhana hingga
yang paling tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup filsafat dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ruang Lingkup Filsafat Dakwah
a. Objek material fisafat
Menurut Rene Descartes objek material filsafat meliputi Tuhan, alam, dan
manusia. Namun, menurut Louis Kattsoff objek filsafat itu meliputi segala pengetahuan
manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui oleh manusia. Sejala dengan Kattsoff
adalah Oemar Amin Hoesen yang mengatakan bahwa manusia mempunyai pikiran atau
akal yang aktif. Dengan akal aktif tersebut, manusia mempunyai kecenderungan berpikir
tentang segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada, dan yang
mungkin ada. Objek tersebut adalah menjadi objek material filsafat.

b. Objek formal filsafat


Dijelaskan oleh I. R. Pudjawijatna, objek formal adalah objek materi yang disoroti
oleh suatu ilmu, maka berbeda dengan teologi sekalipun antara keduanya mempunyai
objek materia yang sama yaitu tentang ketuhanan. Filsafat juga berbeda dengan
sosiologi sekalipun antara keduanya sama-sama mempunyai objek materia yang sama
yaitu manusia. Karena perbedaannya itu maka tidak salah bila Endang Saifuddin Anshari
menyebut bahwa filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-
masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-
masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Sementara Fuad Hasan menyebutkan bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk
berpikir radikal. Radikal dalam arti mulai radixnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal
yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan penjagaan yang radikal, filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Jadi, objek formal filsafat adalah berpikir radikal, universal, dan mendasar
tentang hakikat kebenaran Tuhan, alam, dan manusia sebagai objek material filsafat.

c. Objek material ilmu dakwah


Objek materia ilmu dakwah adalah manusia. Manusia digambarkan oleh Allah
SWT, dalam Al-Qur’an sebagai mahkluk yang terpuji atau kholifah dan juga diebut tercela
atau terkutuk (mahkluk yang bodoh atau dzolim). Karena keunikannya itulah Murtadho
Mutahari menyebutnya sebagai manusia yang mempnyai sifat ganda setengahnya dipuji
dan setengahnya dikutuk.
Untuk itu sebagai objek ilmu dakwah manusia diharapkan mampu menyerap
pesan-pesan dakwah yang diterimanya dalam rangka mengembangkan potensi-potensi
yang dimilikinya, untuk dapat terealisasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan
keimanan manusia dapat menggunakan ilmu yang diberikan Allah dengan
memanfaatkannya dalam kehidupan.
Saling mengenal, saling memahami dan saling menghargai pebedaan diantara
manusia sebagai objek dakwah menjadikan keterpecahan mejadi kebersaman dalam
menuju Taqwallah.

d. Objek Formal Ilmu Dakwah


Objek formal ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang proses
transformasi ajaran islam dalam suatu aktifitas orang beriman untuk kemaslahatan dan
keselamatan manusia didunia sampai akhirat kelak.
Adanya proses transformasi berarti ada kegiatan dakwah yang terukur dan
terkendali. Adanya ajaran islam sebagai materi dari kegiatan dakwah. Adanya orang
beriman, perorangan, kelompok, atau kelembagaan seperti da’i yang melaksanakan
proses transformasi atau kegiatan dakwah. Adaya umat manusia adalah sebagai Mad’u.
adanya metodologi digunakan saat transformasi sesuai dengan kebutuhan. Adanya
target adalah tujuan yang ingin dicapai. Adanya sistematika pembahasan yang secara
ilmiah dapat dipertanggungjwakan.
Tidak kalah pentingnya dalam pengembangan objek formal ilmu dakwah adalah
rumusan visi dan misi agar ditingkat pelaksanaan, dakwah tidak menemukan kegagalan.
Visi yang dikehendaki dalam pelaksanaan dakwah adalah berlakunya ajaran Al-Qur’an
dan Al-Hadist dalam seluruh tataran kehidupan untuk keselamatan dan kebahagian
manusia dunia dan akhirat. Untuk mewujudkan visi dakwah alam tataran kehidupan
diperlukan ketiga macam misi, yaitu : pelaksaan dakwah dengan hikmah, mau’idhoh
hasanah, dan mujadalah atau dialog yang lebih baik.

e. Objek material dan objek formal ilmu dakwah


Dengan ditetapkannya objek ilmu dakwah baik secara material maupun secara
formal, maka secara keseluruhan ketetapan-ketetapan tersebut menjadi objek material
dari filsafat dakwah, sementara objek formalnya adalah berfikir secara mendalam,
radikal dan universal, untuk mendapatkan suatu kebenaran sejauh yang dapat dipikirkan
oleh manusia. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak persoalan dakwah yang tidak
bisa dijawab oleh ilmu dakwah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Objek Material Filsafat
Menurut Rene Descartes objek material filsafat meliputi Tuhan, alam, dan
manusia. Namun, menurut Louis Kattsoff objek filsafat itu meliputi segala
pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui oleh manusia. Objek
tersebut adalah menjadi objek material filsafat.
b. Objek Formal Filsafat
Dijelaskan oleh I. R. Pudjawijatna, objek formal adalah objek materi yang disoroti
oleh suatu ilmu, maka berbeda dengan teologi sekalipun antara keduanya
mempunyai objek materia yang sama yaitu tentang ketuhanan. Filsafat juga berbeda
dengan sosiologi sekalipun antara keduanya sama-sama mempunyai objek materia
yang sama yaitu manusia. Sementara Fuad Hasan menyebutkan bahwa filsafat
adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal. Radikal dalam arti mulai radixnya suatu
gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan
penjagaan yang radikal, filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universal.
c. Objek Material Ilmu Dakwah
Manusia digambarkan oleh Allah SWT, dalam Al-Qur’an sebagai mahkluk ang terpuji
atau kholifah dan juga diebut tercel atau terkutuk . Untuk itu sebagai objek ilmu
dakwah manusia diharapkan mampu menyerap pesan-pesan dakwah yang
diterimanya dalam rangka mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, untuk
dapat terealisasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
d. Objek Formal Ilmu Dakwah
Objek formal ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang proses
transformasi ajaran islam dalam suatu aktifitas orang beriman untuk kemaslahatan
dan keselamatan manusia didunia sampai akhirat kelak.
Adanya orang beriman, perorangan, kelompok, atau kelembagaan seperti da’i yang
melaksanakan proses transformasi atau kegiatan dakwah.
e. Objek Material dan Objek Formal Ilmu Dakwah
Jadi objek material dari filsafat dakwah ialah secara keseluruhan ketetapan
ketetapannya, sementara objek formalnya adalah berfikir secara mendalam, radikal
dan universal, untuk mendapatkan suatu kebenaran sejauh yang dapat dipikirkan
oleh manusia.

SARAN
Demikianlah makalah yang kami susun, kami memahami bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selnajuntnya yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Muliaty Amin. Pengantar Ilmu Dakwah. (Samata Gowa: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2014),
h. 1
Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1996), hlm 16
https://mutiaraeducation.blogspot.com/2016/11/filsafat-dakwah-pengertia-dan-ruang.html

Anda mungkin juga menyukai