Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
NAMA :MUH.YUSRAN
NIM :50500122066
Tujuan Dakwah Islam. Dakwah adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pengamalan
ke-Islaman seseorang. Karena itu, tindakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan media sepanjang hal tersebut bersesuaian dengan kaidah ajaran Islam. Inti tindakan
dakwah adalah perubahan kepribadian seseorang, kelompok dan masyarakat. Perubahan
kepribadian tersebut merupakan perubahan secara kultural yang merupakan akhir dari
suatu proses tindakan dakwah. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan tujuan dakwah
scharusnya bersifat dinamis dan progresif yaitu sebagai suatu proses yang indikator
kebcrhasilannya berbeda antara satu objek dakwah dengan objek dakwah yang lainnya
Merumuskan tujuan dakwah bermanfaat untuk mengetahui arah yang ingin dicapai dalam
melaksanakan aktivitas dakwah. Tanpa tujuan yang jelas, aktivitas dakwah menjadi kurang
terarah, sulit untuk diketahui keberhasilannya, dan bisa jadi akan menyimpang dari target
dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk itulah, setiap da'i ketika mau melaksanakan dakwah
hendaknya membuat tujuan dakwah yang jelas dan terperinci. Hal terpenting yang harus
diperhatikan ketika merumuskan tujuan dakwah adalah siapa yang menjadi objek dakwah,
laki-laki, perempuan, dewasa, remaja, berpendidikan tinggi atau tidak, rnasyarakat desa
atau rnasyarakat kota dan sebagainya. Semakin dalam kita mengetahui objek dakwah, akan
semakin baik dan mudah dalam menyusun tujuan dakwah.
Obyek Filsafat dakwah Membahas objek filsafat dakwah bcrarti membahas fokus yang akan
menjadi kajian dalam filsafat dakwah. Secara objek material, filsafat dakwah akan mengkaji
tentang Tuhan, manusia, lingkungan dan ajaran Islam. Tuhan yang menurunkan ajaran
kepada Rasul merupakan sumber kebenaran dan sumber tujuan yang akan diraih oleh
manusia. Karenanya Tuhan perlu dikenal, dihayati dan dipahami sehingga manusia dapat
mengabdi dan berterima kasih kepada-Nya. Untuk tujuan tersebut, maka dalam aklivitas
dakwah tidak terlepas dengan pembahasan Tuhan dan relasinya dengan manusia (Basit,
2012). Kemudian dakwah tidak akan berhasil manakala tidak ada manusia. Untuk itulah
pembahasan tentang manusia menjadi objek material dakwah. Siapa manusia, apa hakikat
manusia, apa tugas manusia, bagaimana manusia mengembangkan dirinya dan sebagainya.
Aktivitas dakwah juga perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai tempat berlangsungnya
dakwah. Kesuksesan dan kegagalan dakwah salah satunya ditentukan oleh faktor
lingkungan.
Mad’u atau audiens memiliki berbagai karakter, seorang da’i yang baik haruslah mengerti kondisi
mad’unya, da'i tidak dapat memaksa mad’u agar mau menerima dakwahannya, tetapi da’i haruslah
menyesuaikan metode dakwahnya agar apa yang di dakwahkannya dapat diterima oleh mad’u
dengan ikhlas dan lapang dada.
proses dakwah sulit berhasil tanpa adanya analisa terhadap sasaran dakwahnya terlebih dahulu.
Sebagaimana diketahui, manusia bukanlah benda mati yang dapat diatur dan dibentuk tanpa
mengadakan respons balik. Tetapi manusia adalah makhluk hidup dengan segala esensinya, memiliki
akal, hati dan perasaan
terkadang seorang mad’u ada yang menerima dan ada pula yang menolak dakwah Oleh sebab itu
penting bagipendakwah memahami karakteristik mad’u yang berbeda-beda.
Da’i adalah sebutan dalam Islam bagi orang yang bertugas mengajak, mendorong orang lain untuk
mengikuti dan mengamalkan semua ajaran yang tercakup dalam agama Islam. Seorang da’I disebut
juga dengan pendakwah. Kata da’I berasal dari Bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) berarti
orang yang mengajak, kalua munas (perempuan) disebut da’iyah. Da’I adalah orang yang
pekerjannya berdakwah. Para da’I menyalurkan ajaran Islam melalui berdakwah.
Unsur dakwah yang terpenting adalah pendakwah atau da’i. Da’i adalah isim fa’il dari kata kerja da’a,
yaitu orang yang mengajak, menyeru, memanggil, mengundang dan sebagainya. Pendakwah adalah
sebagai pengirim pesan (sender) kepada mad’u (receiver). Berikut ini skema kedudukan pendakwah
dan kaitannya dengan unsur-unsur dakwah lainnya menurut tinjauan ilmu komunikasi.
Kompetensi Da’i
Secara estimologi, kompotensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan.
Kemampuan yang dimilki seseorang disebut dengan kompetensi. Kompetensi berasal dari Bahasa
Inggris yakni compotence yang berarti kecakapan, kemampuan. Kompetensi juga bearti kewenangan
untuk menentukan sesuatu.
Berdasarkan dari pendapat diatas dapat di pahami bahwa kompetensi adalah kemampuan, keahlian
wawasan atau ilmu yang harus dimiliki oleh seseorang individu kewenangan untuk menentukan
sesuatu atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria yang
dijadikan acuan yang befektif ditempat kerja.
Pemahaman hakikat gerakkan dakwah: gerakkan dakwah adalah amar ma‟ruf nahi munkar dalam
menapilkan ajaran Islam ditengah-tengah masyarakat senantiasa dikembalikan pada sumber pokok
yaitu, AlQur’an dan al-Hadits. Gerakkan dakwah merupakan suatu alat, bukan tujuan. Perjuangan
untuk menegakkan amal shalih dizaman modern tidak mungkin dilakukan kecuali di organisasi yang
rapi dan modern.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan profesional adaalah
orang yang alhi dalam bsebuah pekerjaan atau profesi. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia
profesional adalah (a) bersangkutan dengan profesi, (b) memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, dan (c) mengahruskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Hamalik dalam
Riswadi, 2019: 18). Berdasarkan pendapat diatas dipahami bahwa profesioanal adalah yang
bersangkutan dengan profesi seseorang yang memerlukan kepadndaian khusus untuk
menjalakannya. Hal ini berarti kompetensi da‟i profesional adalah seorang juru dakwah yang
memiliki kompetensi yang ahli dalam berdakwah atau ahli dalam profesinya sebagai juru dakwah
atau disebut dengan da‟i. Merujuk pada teori komunikasi, da‟i merupakan komunikator, sedangkan
orang yang di ajak (mad‟u) disebut komunikan yang termasuk kategori pendakwah ialah mubaligh,
khatib, penceramah, penulis buku, majalah dan penulis bulletin islam.