Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT DAKWAH

TUGAS, FUNGSI, DAN TUJUAN FILSAFAT DAKWAH

DOSEN PENGAMPUH:
Dr ,NURSERI HASNAH NASUTION, M.Ag.

DISUSUN OLEH:
1. NAZA CAHYA AULIA SAFITRI (2220504079)
2. M.ZAYYAD AL HARITSI (2220504080)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulullahi Rabbil’Alamin Washshalatu Wassalamu‘Ala Asyarafil AnbiyaWal’ala Alihi
Washahbuhi Ajma’in, Amma Ba’du. Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah memberi
banyak karunia dan nikmat-NYA, solawat beriring salam senantiasa kita sanjungkan pada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang memberi dampak perubahan pada
kemaslahatan umat Islam. kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh dan
teman-teman yang mendukung, mengarahkan, dan memberi motivasi hingga Kami dapat
menyelesaikan tugas Filsafat Dakwah dengan Judul “TUGAS, FUNGSI, DAN TUJUAN FILSAFAT
DAKWAH”. Demikian pesan singkat dari kami, semoga apa yang disampaikan dalam makalah
ini bermanfaat bagi kita semua yang mempelajarinya. Aamiin.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat
memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahua yang tersusun dengan
tertib, akan kebenaran Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-
insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggun jawab, yakni tanggung jawab terhadap
dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak
manusia- manusia yang menjadikan penggolongan- penggolongan berdasarkan, ras,dan
Keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Dalam mempelajari Filsafat banyak sekali Manfaat yang bisa kita ambil dan kita petik
guna untuk menjalani hidup yang sebaik-baiknya. Diantaranya Fiillsafat membantu kita
unntuk berfikir lebih Kritis dalam hal apapun. Didalam Filsafat dakwah juga banyak sekali hal-
hal yang dikaji dan dipelajari secara kritis dan mendalam. Sebagai mana ilmu lain filsafat juga
mer herbagai macam cabang-cabangnya.Mempelajari filsafat adalah salah satu hal yang
menarik dan banyak diminati oleh orang-orang, terutama mereka yang ingin mecari
kebenaran. Oleh karna itu penulis menyusun makalah ini guna untuk mengenal dan
mempelajari filsafat, objek kajian serta manfaat mempelajari filsafat Dakwah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Filsafat Dakwah?
2. Jelaskan Objek kajian Filsafat Dakwah?
3. Manfaat mempelajari Filsafat Dakwah?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara garis besar Filsafat dapat dikatakan sebuah pandangan hidup seseoran atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat
kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan
dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan intelektual). Selanjutnya Pengertian filsafat dapat
ditinjau dari dua segi yaitu pegertian filsafat secara Bahasa dan pengertian filsafat secara
istilah.
Ciri-ciri berfikir filsafat adalah berfikir segala sesuatu yang ada, berfikir yang
konsepsional mendasar dan menyentuh esen yang difikirkan. Ciri-cirinya yaitu :
1. Metodis, menggunakan metode cara yang lazim digunakan oleh para filosof dalam proses
berfikir filsafat.
2. Sistematis, yaitu dalam berfikir masing unsur berkaitan satu sama lain secara teratur
dalam satu keseluruhan.
3. Koheren, yaitu dalam berfikir unsur-unsur tidak boleh mengandung uraian yang
bertentangan satu sama lain, namun juga membuat uraian yang logis.
4. Rasional, yaitu harus berdasarka pada kaiadah berfikir yang benar (logis)
5. Konprehensif, yaitu berfikir secara menyeluhruh.
6. Radikal, yaitu berfikir secara mendalam samapai pada akar persoalannya Universal, yaitu
muatan kebenarannya sampai pada tingkat umum universal (secara keseluruhan)
7. Bebas, yaitu samapai kebatas-batas yang berada diluar pemikiran, yakni bebas dari
prasangka-prasangka sosial, historis, kultural religius (pemikiran filsafat ini dibarat).
8. Bertanggung jawab, yaitu seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir sekaligus
bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya paling tidak terhadap hati nuraninya
sendiri.
Filsafat sangat dibutuhkan manusia untuk mengatasi segala persoalan yang muncul
dalam kehidupan, termasuk persoalan-persoalan dakwah. Dengan filsafat seluruh
pertanyaan hidup mengenai arti, isi dan makna dari segala sesuatu yang dilihat dan dialami
dapat ditemukan jawabannya. Hal ini telah di implementasikan Nabi Muhammad SAW
dalam aktivitas dakwahnya.
a. Pengertian Filsafat Dakwah secara Bahasa Kata falsafah atau filsafat
Dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil
dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa ini (Yunani), kata philosophia
merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dan
sebagainya.) dan (sophia= "kebijaksanaan"). Sehingga dalam arti harafiahnya adalah seorang
"pencinta kebijaksanaan". Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal d
Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang
yang mendalami bidang falsafah atau filsafat disebut "filsuf".Kata dakwah adalah derivasi dari
bahasa Arab "Da'wah". Kata kerjanya da'aa yang berarti memanggil, mengundang atau
mengajak. Ism fa'ilnya (pelaku) adalah da'I yang berarti pendakwah. Di dalam kamus al-
Munjid fi al-Lughoh wa al-a'lam disebutkan makna da'I sebagai orang yang memangggil
(mengajak) manusia kepada agamanya a mazhabnya. Merujuk pada Ahmad Wars Munawir
dalam Ilmu Dakwah karangan Moh Ali Aziz (2009:6), kata da'a mempunyai beberapa makna
antara lain memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan,
menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan
meratapi. Dalam Al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali.

b. Pengertian Filsafat Dakwah secara istilah Menurut istilah


filsafat adalah ilmu istimewa yang menjawab masalah-masalah yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut termaksuk masalahh
yang berada diluar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Dalam arti praktis filsafa
mengandung arti alam berfikir/alam pikiran sedangkan berfilsafah ialah berfikir secara
mendalam atau radikal atau dengan sungguh-sungguh sampai keakar-akarnya terhadap suatu
kebenaran atau dengan kata lain berfilsafat mengandung arti mencari kebenaran atas
sesuatu.
Dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim maupun non- muslim,
dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran
Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia
di akhirat. Singkatnya, dakwah, seperti yang ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah mengajak
kepada agama Allah, yaitu Islam.
Adapun pengertian filsafat dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara
kritis dan mendalam tentang dakwah (tujuan dakwah, mengapa diperlukan proses
komunikasi dan transformasi ajaran dan nilai-nilai islam dan untuk mengubah keyakinan,
sikap dan perilaku seseorang kha islam) dan respon terhadap dakwah yang dilakukan oleh
para da’i dan mubalig, sehingga orang yang didakwahi dapat menjadi manusia-manusia yang
baik dalam arti beriman, berakhlak mulia seperti yang diajarkan oleh islam.

2. OBJEK KAJIAN FILSAFAT


Sebelum menginjak pada pembahasa objek kajian ilmu filsafat dakwah, supaya lebih
jelas kita mengulangi permasalahan tentang objek kajian Filsafat, kemudian Obje kajian
Dakwah dan akhirnya diintegrasikan antara keduanya membentuk objek kajian Filsafat
Dakwah. Namun sebelum ke objek kajian, kita ketahui terlebih dahulu apa pengertianya.
Objek kajian dalam keilmuan maupun filsafat adalah objek formal dan objek material. Objek
material adalah lapangan penyelidikan suatu cabang ilmu, sedangkan objek formal adalah
sudut tertent yang menentukan suatu macam ilmu dan membedakan antara ilmu satu
dengan lainnya. Demikianlah objek kajian filsafat agama menurut beberapa tokoh:
a. Objek Kajian Materi
Menurut Drs. Suisyanto, Objek material filsafat dakwah adalah segala sesuatu yang
ada dan mungkin berkaitan dengan dakwah, baik yang berkaitan dengan ajaran dakwah
maupun perbuatan manusia yang berkaitan dengan dakwah.
Menurut Andy Dermawan dkk, objek material filsafat dakwah adalah manusia, Islam,
Allah dan lingkungan dunia. Dengan filsafat dakwah dijelaskan proses interaktif manusia yang
menjadi subjek (da’i) dan obje (mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai pesan dakwah di
lingkungan dunia di mana manusia akan mengamalkan dan menerapka ajaran dan nilai
keislaman serta Allah yang menurunkan Islam dan memberikan takdirnya yang menyebabkan
terjadinya perubahan tindakan, keyakinan dan sikap.
Menurut Dr. H. Nur Syam, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada atau
mungkin ada, maka objek formalny adalah pemikiran atau keterangan sedalam- dalamnya
tentang objek material tersebut. Objek material filsafat dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
Hakikat Tuhan, hakikat manusia dan hakikat alam semesta.
b. Objek kajian formal
Menurut Drs. Suisyanto objek formal filsafat dakwah adalah usaha untuk
mendapatkan pemahaman yang sedalam- dalamnya sesuai dengan akal budi manusia
tentang segala sesuatu yang berkaitan denga penyampaian ajaran Islam kepada umat Islan
dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik secara praktis maupun
teoritis.
Menurut Andy Dermawan dkk, objek Formal filsafat dakwah adalah mempelajari
bagaimana hakikat dakwah.
Menurut Dr. H. Nur Syam, objek Formal Filsafat adalah pemikiran secara radikal akan
Objek material tersebut.
Objek kajian dakwah adalah hubungan interaksional antara subjek dakwah dengan
Objek dakwah dengan menggunakan metode, materi, dan media dakwah tertentu untuk
mencapai tujuan dakwah. Sehingga secara proposional dapat dinyatakan dalam proposisi,
sebagai berikut: Subjek dakwah tertentu berhubungan dengan religiositas objek dakwah.
Metode dakwah ternyata berhubungan dengan religiositas objek dakwah. Objek kajian
dakwah adalah setiap bentuk dari proses merealisasikan ajaran Islam pada kehidupan
manusia melalui strategi, metode, dan sistem yang relevan dengan mempertimbangkan
aspek religio- politik-kultural-sosio dan psikologis umat manusia.
Setelah mendalami masalah objek kajian filsafat dan objek kajian dakwah, sekarang
kita dapat mengintegrasikan antara keduanya yaitu objek kajian filsafat dakwah. Objek studi
filsafat dakwah adalah pemikira mendalam dan radikal, logis dan sistematis tentang proses
usaha merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan umat manusia dengan melalui strategi,
metode, dan sistem yang relevan dengan mempertimbangkan dimensi religio-politik-kultural-
sosio- psikologis umat manusia.
c. Objek materia ilmu dakwah
Objek materia ilmu dakwah adalah manusia. Manusia digambarkan oleh Allah SWT,
dalam Al-Qur’an sebagai mahkluk ang terpuji atau kholifah dan juga diebut tercel atau
terkutuk (mahkluk yang bodoh atau dlolim). Karena keunikannya itulah Murtadho Mutahari
menyebutnya sebagai manusia yang mempnyai sifat ganda setengahnya dipuji dan
setengahnya dikutuk.
Untuk itu sebagai objek ilmu dakwah manusia diharapkan mampu menyerap pesan-
pesan dakwah yang diterimanya dalam rangka mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya, untuk dapat terealisasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan keimanan
manusia dapat menggunakan ilmu yang diberikan Allah dengan memanfaatkannya dalam
kehidupan. Saling mengenal, saling memahami dan saling menghargai pebedaan diantara
manusia sebagai objek dakwah menjadikan keterpecahan mejadi kebersaman dalam menuju
Taqwallah.

d. Objek Formal Ilmu Dakwah


Objek formal ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang proses transformasi
ajaran islam dalam suatu aktifitas orang beriman untuk kemaslahatan dan keselamatan
manusia didunia sampai akhirat kelak.
Adanya proses transformasi berarti ada kegiatan dakwah yang terukur dan terkendali.
Adanya ajaran islam sebagai materi dari kegiatan dakwah. Adanya orang beriman,
perorangan, kelompok, atau kelembagaan seperti da’i yang melaksanakan proses
transformasi atau kegiatan dakwah. Adaya umat manusia adalah sebagai Mad’u. Adanya
metodologi digunakan saat transformasi sesuai dengan kebutuhan. Adanya target adalah
tujuan yang ingin dicapai. Adanya sistematika pembahasan yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjwakan.
Tidak kalah pentingnya dalam pengembangan objek formal ilmu dakwah adalah
rumusan visi dan misi agar ditingkat pelaksanaan, dakwah tidak menemukan kegagalan. Visi
yang dikehendaki dalam pelaksanaan dakwah adalah berlakunya ajaran Al-Qur’an dan Al-
Hadist dalam seluruh tataran kehidupan untuk keselamatan dan kebahagian manusia dunia
dan akhirat. Untuk mewujudkan visi dakwah alam tataran kehidupan diperlukan ketiga
macam misi, yaitu : pelaksaan dakwah dengan hikmah, mau’idhoh hasanah, dan mujadalah
atau dialog yang lebih baik.
e. Objek material dan objek formal ilmu dakwah
Objek ilmu dakwah baik secara materia maupun secara formal, maka secara
keseluruhan ketetapan-ketetapan tersebut menjadi objek materia dari filsafat dakwah,
sementara objek formalnya adalah berfikir secara mendalam, radikal dan universal, untuk
mendapatkan suatu kebenaran sejauh yang dapat dipikirkan oleh manusia. Hal tersebut
dilakukan karena masih banyak persoalan dakwah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dakwah.
3. TUJUAN FILSAFAT DAKWAH
Menurut Syukriadi Sambas33 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan landasan dan sekaligus menggerakkan proses dakwah Islam yang bersumber
pada al- Qur’an dan as-Sunnah secara objektif - proporsional.
2. Melakukan kritik dan koreksi proses dakwah Islam dan sekaligus mengevaluasinya.

4. MANFAAT FILSAFAT DAKWAH


Manfaat filsafat dakwah adalah berguna untuk menentukan para da’l agar mampu
memahami ajaran islam secara radikal, sampai keakar-akarnya sehingga menemukan
kebenaran yang hakiki. Para da mampu menjelaskan bahwa islam universal, tidak
bertentangan logika dan akal sehat. Dengan demikian ajaran islam disampai tidak hanya
diterima secara dokmatis dabsolut semata, tetapi juga melalui kerangka fikiran yang rasional
yang mampu memberikan arti penting dalam menyadari otoritas diri sebagi makhluk yang
berdimens dalam memahami diri dan hak miliknya. Tujuan filsafat dakwah adalah
memberikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu ajaran islam secara
mendalam, mendasar dan radikal sampai keakar-akarnya, sehingga akhirnya dapat membawa
pada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan dalam sikap
keseharian sebagai orang islam. Dengan demikian filsafa dakwah juga memberikan kontribusi
keilmuan dengan mempertajam metodologi dan pendekatan sehingga para da'I mampu
melihat realitas umat secara tajam dan santun.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Filsafat dakwah adalah filsafat khusus yang berkaitan dengan dakwah sebagai relas
dan aktualisasi imani manusia dengan agama Islam, Allah dan alam (lingkungan, dunia).
Secara ringkas ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal yang selalu
punya kaitan erat. Yaitu:
Manusia sebagai pelaku (subyek) dakwah dan manusia sebagai penerima (obyek) dakwah.
Agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus disampaikan, diimani serta
Diwujudkan dalam realitas (diamalkan) di masyarakat.
Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang memelihara alam dan
menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses dakwah. Dan
Lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses dakwah.

PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang adahubungannya dengan judul
makalah ini. Semoga bermanfaat bagi orang yangmembacanya dan menambah wawasan
bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan
dimasukan ke dalam hati.Dan saya juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini
akan bertambahmotivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat
makalah inimempunyai arti penting yang sangat mendalam.Sekian penutup dari saya
semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr wb
DAFTAR PUSTAKA

Yuyun Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif (Jakartra: Yayasan Obor Indonesia dan Leknas
LIPI, 1982)

H. A. Mustafa. 1997: Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung.

A.Heri Hermawan, M Ag, Yaya Sunarya, M,po


2011: Filsafat Islam , Insan Mandiri, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai