Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah “Psikologi Dakwah”
Di Presentasikan pada : Senin, 13 Februari 2023
Disusun Oleh :
Kelas PAI N / Kelompok I
1. Ziyani Fauziyah (201200437)
2. Zubaidah (201200438)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah dengan membawa tugas dan amanah yang sangat
berat. Salah satu tugas manusia di bumi ini adalah sebagai khalīfah fi ardhi. Setiap
manusia memiliki tugas sebagai pemimpin. Di mana seorang pemimpin itu harus mampu
menciptakan ketentraman, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Membenarkan atau
mengarahkan segala sesuatu yang dirasa belum baik dan tidak sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT selaku Sang Khalik.
Manusia memiliki tugas untuk menyeru kepada manusia yang lain yang belum sesuai
dengan perintah Allah SWT dan manusia memiliki kewajiban beramar ma'ruf nahi
munkar. Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin
mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan
dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam
menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta
kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran
ajaran Islam, begitulah seterusnya.
Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang da’i dihadapkan pada kenyataan bahwa
individu-individu yang akan di dakwahi memiliki keberagaman dalam berbagai hal,
seperti pikiran-pikiran (ide), pengalaman, kepribadian, dan lain-lain. Keberagaman
tersebut akan memberikan corak yang berbeda pula dalam menerima dakwah (materi
dakwah), dan menyikapinya, karena itulah untuk mengefektifkan usaha dakwah seorang
da’i dituntut untuk memahami mad’u yang akan di hadapi.1
Dalam perkembangannya dakwah merupakan proses penyampaian informasi yang
menggunakan tiga metode, yaitu : dakwah bi al-lisan, bil al-kitabah, dan bi-hal. Ketiga
metode ini menjadi acuan setiap seorang da’i melaksanakan kegiatan dakwah di
masyarakat. Saat ini media massa sangatlah berperan penting dalam kehidupan manusia,
baik itu televisi, koran, radio, ataupun internet, hal ini disebabkan karena media massa
memiliki kelebihan yang luar biasa dalam menyebarkan informasi secara cepat dan juga
serempak dalam waktu yang singkat. Dengan begitu maka media massa dapat menjadi
jembatan penghubung antara manusia satu dengan manusia yang ada di seluruh penjuru
dunia.
1
Faizah, S Ag., Ma. H Lalu Muchsin Effendi, Lc., MA. Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada Media
Grup, 2006), h. 36.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dakwah ?
2. Apakah pengertian Psikologi Dakwah ?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Psikologi Dakwah ?
4. Bagaimana kedudukan dan hubungan Psikologi Dakwah dengan ilmu yang lainnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dakwah
2. Untuk mengetahui pengertian Psikologi Dakwah
3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Psikologi Dakwah
4. Untuk mengetahui kedudukan dan hubungan Psikologi Dakwah dengan ilmu yang
lainnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Dakwah merupakan bagian terpenting dalam Islam. Dakwah ditinjau dari segi kosa
katanya berbentuk kata benda (ism) dalam pengertiannya, karena termasuk diambil
(musytaq) dari fi’il muta’adi yang mengandung nilai dinamika, yakni ajakan, seruan,
panggilan, dan pemohonan. Makna-makna tersebut, mengandung unsur usaha atau upaya
yang dinamis. Apalagi kalau merujuk pada Al-Qur’an sebagai mashdar ad-dakwah,
hampir semua yang ada kaitannya dengan dakwah diekspresikan dengan kata kerja (fi’il
madhi, mudhari, dan amr).2
Dakwah dalam pengertian syara’ (istilah) ada beberapa pengertian. Dakwah
merupakan upaya untuk menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang lain untuk
mempercayainya. Menurut Abn Taimiyah bahwa dakwah merupakan seruan untuk
beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa oleh para utusan-Nya, membenarkan
berita yang mereka sampaikan, dan mentaati perintah-Nya.3
Syekh Muhammad Ash-Sawwaf An-Nabiry, juga mengatakan bahwa dakwah
adalah risalah langit yang ditururan ke bumi, berupa hidayah Sang Khalik kepada
makhluk, yakni din dan jalan-Nya yang dijadikan sebagai jalan satu-satunya untuk bisa
selamat kembali kepadanya. Sedangkan Suhandang menjelaskan bahwa dakwah adalah
manusia menyeru untuk mendakwah orang lain agar berbuat kebajikan dan melakukan
amar makruf nahi munkar berupa kontrol sosial
Sementara itu, menurut Toha Yahya Omar bahwa pengertian dakwah dapat dibagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :4
1. Pengertian secara umum. Dakwah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berisi
cara-cara, tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat, dan pekerjaan
tertentu.
2. Pengertian secara khusus. Dakwah merupakan mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untk
kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.
2 Muhyiddin A & Safei AA, Metode Pengembangan Daksiah, (Pustaka Setia: 2002), 10.
3
An-Nabiry, F.B. Meniti Jalan Dakwah Berkah Perjuangan Para Da’i, (Jakarta: azzam, 2008), 34
4
Lubis, Pengantar Dakwah, (Jakarta: Tursina, 1992), 45
4
Secara umum, dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha
mengubah diri sendiri terhadap situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat. Dari beberapa definisi dakwah tersebut, kesemuanya
bertemu pada satu titik. yakni, dakwah merupakan sebuah upaya dan kegiatan baik dalam
wujud ucapan maupun perbuatan yang mengandung atau seruan kepada orang lain untuk
mengetah menghayati, dan mengamalkan ajaran – ajaran dakwah dalam kehidupan
sehari- hari untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian,
dakwah bukanlah sebatas pada penjelasan dan penyampaian semata. Namun juga,
menyentuh aspek pembinaan dan takwin (pembentukan) pribadi, keluarga, dan
masyarakat islam
5
H. Muchasin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya,2015),hlm.10.
6
Abdul Rahman Shaleh,Muhbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam,(Jakarta: kencana,2004),hlm.5
5
Amrullah Ahmad memberikan pengertian bahwa psikologi merupakan suatu
proses mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dalam bertindak manusia pada
dataran kenyataan individual dan sosial kultural dalam upaya mewujudkan ajaran islam
dalam semua segi kehidupan dengan cara tertentu. Yang menjadi sasaran dakwah
adalah mengendalikan aspek kognitif, afektif dan konasi sehingga terbentuk
kepribadian imani, islami, dan ihsani.
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi dakwah merupakan sebuah ilmu yang
mempelajari mengenai semua unsur tingkah laku manusia yang merupakan gambaran
dari kejiwaannya baik itu dari aspek kognisi, afeksi maupun konotasinya guna
diarahkan kepada iman dan takwa kepada Allah SWT.
6
3) Aspek konosinya adalah persepsi respon, dan adaptasi mad’u saat menerima
pesan dakwah.
b. Komponen da’i adalah sesuatu yang dipelajari dalam psikologi dakwah, seperti
motivasi dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i yang dilihat dari:
1) Aspek kognisinya adalah menelaah kemampuan intelektual da’i
2) Aspek afeksinya adalah menelaah karakter dai dan
3) Aspek konosinya adalah menelaah kesiapan, mekanisme gerakan dakwah, dan
penyesuaian diri seorang dai
2. Menganalisis proses dakwah dalam upaya membentuk kepribadian mad’u yang
berkaitan dengan :
a. Attention adalah proses kejiwaan dalam menrhatian mad’u agar pesan dakwah
dapat direspon secara positif.
b. Comprehention adalah proses kejiwaan untuk memberikan pemahaman terhadap
mad’u agar pesan dakwah dapat merubah kepribadian.
c. Acxceptance adalah proses kejiwaan yang dapat mempengaruhi cara penerimaan
atau penolakan terhadap pesan dakwah.
Setelah memperhatikan ruang lingkup yang ada di atas, maka psikologi dakwah
memiliki tugas untuk memberikan pengertian tentang pentingnya untuk memahami
tingkah laku manusia, bagaimana meramalkan, dan mengontrol. Pusat perhatian
psikologi terhadap proses dakwah meliputi empat hal, yaitu Pertama. Analisis terhadap
semua komponen yang terlibat dalam proses dakwah. Kedua. Pesan dakwah yang
menjadi stimulus bagi madu. Ketiga. Proses penerimaan pesan dakwah oleh madu dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan keempat. Dakwah bisa dilakukan secara
persuasif, yaitu proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku mad’u dengan cara
pendekatan psikologis, berfikir, dan merasakan.
7
Kedudukan psikologi dakwah dalam struktur keilmuan psikologi adalah
bagian dari psikologi terapan yang menelaah perilaku mad’u sebagai gejala jiwa ketika
menerima pesan sangat urgent dalam aplikasi dakwah yang membantu da’i dalam
mengembangkan metode dakwahnya ketika berhadapan dengan seorang / sekelompok
mad’u mengembangkan kebijakan dan manajemen dakwah.9
Psikologi Dakwah merupakan cabang pengetahuan baru yang merupakan
gabungan antara kajian psikologi dengan ilmu dakwah. Psikologi dakwah membantu
para Da'i dan para penerang agama memahami latar belakang hidup naluri manusia
sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial. Perlu diketahui juga tujuan
utama dari dakwah adalah bagaimana nantinya seorang mad’udapat atau mau
menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan hanya sekedar dipahami,
direnungkan dan dirasakan saja, tetapi juga bagaimana agar seorang mad’u benar- benar
menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari dirinya
sendiri.
9
Ibid,, 17-18.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah merupakan sebuah upaya dan kegiatan baik dalam wujud ucapan
maupun perbuatan yang mengandung seruan kepada orang lain untuk mengetahui,
menghayati, dan mengamalkan ajaran - ajaran dalam kehidupan sehari- hari untuk
meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Psikologi dakwah merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai semua
unsur tingkah laku manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya baik itu dari
aspek kognisi, afeksi maupun konotasinya guna diarahkan kepada iman dan takwa
kepada Allah SWT.
Perhatian dan fokus utama psikologi adalah untuk mempelajari perilaku
manusia dan mencoba untuk menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan
terjadinya perilaku, Sedangkan perhatian utama dakwah adalah untuk mempelajari
bagaimana cara untuk merubah perilaku melalui proses penyadaran kognitif dan
afeksi mad’u.
Kedudukan psikologi dakwah dalam struktur psikologi sejajar dengan
psikologi pendidikan, psikologi komunikasi dan psikologi terapan yang lain.
Perbedaan antara psikologi satu dengan yang lain termasuk psikologi dakwah terletak
pada konsentrasi yang dipelajari, sedangkan substansi yang dipelajari sama yaitu
mengenai perilaku manusia dan faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku
tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam,(Jakarta: kencana,2004)
An-Nabiry, F.B. Meniti Jalan Dakwah Berkah Perjuangan Para Da’i, (Jakarta: azzam, 2008)
H. Muchasin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya,2015)
Khoiriyatulmuna, Konsep Dasar Psikologi Dakwah, (Jakarta: 2002)
Lubis, Pengantar Dakwah, (Jakarta: Tursina, 1992)
Muhyiddin A & Safei AA, Metode Pengembangan Daksiah, (Pustaka Setia: 2002)
10