Menurut Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan
dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek
agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat
Al-Ghazali bahwa amr ma‟ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam
dinamika Islam.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari
proses penyampaian nilai-nilai agama kepada obyek dakwah dalam rangka meraih kebahagiaan dunia
dan akhirat.
2. Secara terminologi
Menurut Moh. Ali Aziz, pengertian ilmu dakwah yang umum adalah:
a. Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian ajaran Islam kepada umat.
b. Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari gejala penyampaian agama dan proses keagamaan
dalam segala seginya.
Dari kedua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa ilmu dakwah adalah ilmu yang
membahas bentuk-bentuk penyampaian ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang
khususnya menyangkut bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar dapat menerima dan
mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (utuh). Utuh dalam arti tidak hanya menerima dan
menjalankan aspek tertentu saja. Semua aspek agama diterima dan diamalkan. Aspek aqidah dan
syariah (ibadah dan muamalah) diterima dan dilaksanakan secara bersama-sama. Missal menerima
aspek aqidah tetapi meninggalkan aspek syariah, atau sebaliknya menerima aspek syariah tetapi
meninggalkan aspek aqidah.
Di dalam realitanya, ilmu dakwah tidak bisa berdiri sendiri. Dengan kata lain, ilmu dakwah
harus ditopang oleh ilmu-ilmu lain seperti ilmu komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, atau
yang bersangkutan lainnya, dalam rangka mencapai kesuksesan dalam berdakwah. Artinya, bagi
seorang da‟i selain memiliki pengetahuan keislaman yang memadai, ia juga harus memiliki
kecakapan dalam menyampaikan materi dakwah dan juga metode yang disampaikan juga harus tepat
pada objek dakwah sehingga pesan-pesan yang disampaikan akan lebih mudah untu dimengerti. Hal
ini sudah pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau memiliki metode dakwah yang berbeda
ketika berdakwah di Mekkah dan Madinah, bahkan materi dakwah yang disampaikan juga berbeda.
Hal ini disebabkan oleh kondisi masyarakat yang menjadi obyek dakwahnya.