Anda di halaman 1dari 2

Umumnya, para ahli psikologi memahami perkembangan manusia dalam enam

aspek, yaitu fisik, intelektual atau kognitif, emosi, sosial, moral/spiritual, dan identitas
diri (Lewis & Garnic, 2002; McLean & Syed, 2015; Sigelman & Rider, 2008).

Berikut ini pengertian kedewasaan untuk enam aspek tersebut.

1. Dewasa secara fisik


Dewasa secara fisik adalah tercapainya tinggi badan dan berat badan yang cocok
untuk tiap tahapan usia yang dapat diperoleh bila kita makan dengan gizi yang
cukup, tidak terlalu kurang atau tidak berlebihan.

Hal penting dari Dewasa secara fisik adalah mampu menyalurkan dorongan seksual
ke arah yang positif, sehat, dan tepat. Kesehatan diperoleh bila ada keseimbangan
antara kerja dan olahraga serta istirahat yang cukup. Ternyata banyak orang yang
menderita penyakit tertentu karena memiliki pola hidup yang salah. Misalnya,
penyakit diabetes melitus tipe 2, yaitu yang diderita ketika seseorang sudah berusia
dewasa. Penyebabnya antara lain karena yang bersangkutan memiliki pola makan
yang salah, terlalu banyak memakan yang manis-manis dan unsur lainnya yang
mengandung glukosa, kurang gerak, selain memiliki riwayat penyakit diabetes di
dalam keluarga.

2. Dewasa secara kognitif


Dewasa secara kognitif adalah merujuk pada memiliki kemampuan untuk membuat
keputusan yang logis dan memahami apa yang terjadi di lingkungannya. Untuk itu,
bekal pendidikan menjadi penting karena individu disiapkan untuk mengembangkan
kemandirian, menjadi kritis, dan kreatif.

3. Dewasa secara emosional


Dewasa secara emosional adalah merujuk pada kemampuan menyatakan emosi,
baik positif maupun negatif, dengan alasan yang tepat, cara yang tepat, dalam
situasi yang tepat, dan terhadap orang yang tepat.

Dewasa secara emosional dapat diperoleh bila sejak kecil seorang anak diberikan
kesempatan menyatakan emosinya, tidak memendam sendiri apa yang ia rasakan,
apalagi bila perasaan itu negatif, seperti sedih, takut, atau khawatir. Peran orang tua
penting agar anak dapat merasakan bahwa ia dikasihi, dilindungi, dan dihargai
sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.

4. Dewasa secara sosial


Dewasa secara sosial adalah kemampuan seseorang yang dapat berinteraksi
dengan orang lain (lebih muda, sebaya, dan lebih tua) tanpa memanipulasi atau
dimanipulasi.

Manipulasi artinya dimanfaatkan. Jadi, pengertian dewasa secara sosial dikenakan


pada orang yang tidak memanfaatkan orang lain untuk keuntungannya sendiri, dan
juga tidak dimanfaatkan oleh orang lain untuk kepentingan orang tersebut.

Hal penting lainnya dalam dewasa secara sosial adalah mengambil peran positif
untuk memberi sumbangsih berarti bagi lingkungannya. Tidak ada orang yang bisa
hidup sendirian; ia selalu membutuhkan keberadaan orang lain dan mengambil
bagian untuk saling berbagi.
5. Dewasa secara moral
Dewasa secara moral atau spiritual adalah kemampuan menjalin hubungan dengan
Tuhan dan sesama, menggunakan standar nilai yang berlaku universal dan
konsisten.

Dewasa secara moral atau spiritual mengakui bahwa ia membutuhkan Tuhan,


merasa dikasihi Tuhan, bahkan bergantung pada Tuhan dan mengasihi-Nya.

Dengan modal kedekatan hubungan dengan Tuhan ini, ia memiliki idealisme atau
cita-cita luhur untuk memberikan sumbangsih positif bagi kehidupan masyarakat
yang lebih baik, terutama mereka yang hidup dalam keadaan kurang
menguntungkan, misalnya karena miskin, terbatasnya akses untuk mendapatkan air
yang cukup agar bisa hidup bersih, terbatasnya akses untuk mendapatkan
pendidikan, dan sebagainya.

6. Dewasa dalam identitas diri


Dewasa dalam identitas diri adalah kesadaran tentang keberadaan diri, bahwa
dirinya memiliki beberapa kekuatan, tetapi juga sejumlah kelemahan. Kekuatan dan
kelemahan ini merujuk pada sifat, bukan penampilan fisik.

Harus diakui bahwa orang tua lebih sering memberikan komentar negatif daripada
komentar positif terhadap anak. Bila demikian halnya, sulit bagi anak untuk
menemukan apa kekuatan yang dimilikinya. Orang yang menyadari keberadaan
dirinya juga diharapkan bertanggung jawab untuk konsekuensi dari tindakan atau
perbuatannya, dan tidak malah berbalik menyalahkan orang lain.

Itulah enam aspek perkembangan manusia menjadi dewasa. Ternyata cukup


banyak yang harus disiapkan untuk menjadi orang yang dewasa dalam keenam
aspek ini, ya? Akan tetapi, ini bukan pergumulan kamu sendiri saat ini. Tiap orang
menghadapi pergumulan yang sama, yaitu bagaimana dewasa bukan hanya secara
usia yang otomatis terjadi ketika kita berulang tahun, melainkan dewasa dalam
aspek-aspek perkembangan

Anda mungkin juga menyukai