C
O
M
P
I
L
E
D
BY
SANTIKA SITANGGANG
ELITAYANI KRISTINI SIMAMORA
ZAINAL BINTANG
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin yaitu adolescer, yang
berarti “tumbuh” atau “bertumbuh menjadi dewasa”. Masa remaja mencakup
kematangan mental, emosional, dan fisik (Hurlock, 1990). Masa remaja merupakan
masa transisi perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang
melibatkan perubahan besar pada fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, 2007).
Remaja merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai
kesulitan. Remaja dalam tugas perkembangannya memiliki beberapa fase, dengan
melihat semakin rumit permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat.
Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri
memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti
luas. Dari segi individu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan,
kemauan dan perlakuan nyata dari segi lingkungan ada semacam “tuntutan” dari faktor
sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang hidup dari lingkungan itu juga.
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing
dalam bertingkah laku
tugasnya membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,
mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan
kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai
lingkungan tempat tinggalnya, dan memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang
dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras atau harmoni dengan orang lain.
5. Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi, kuat atau lemahnya, atau faktor pendorong
yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan
tugas-tugas perkembangan remaja. Motivasi dapat bersumber dari dlam diri remaja,
seperti semangat dan obsesi, dan dari luar diri remaja, seperti penghargaan orang tua
atau masyarakat terhadap remaja.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi
tugas-tugas tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi
di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan
nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.
3. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir
abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-
anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari
perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang
menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara
psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat
seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri,
keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.
4. Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini
membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi
tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian
cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan
mengalami gangguan emosional.
5. Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media
terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada
lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh
informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti.
Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload.
Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan
masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.
1. Memberi banyak kesempatan kepada remaja untuk aktif dalam berbagai aktivitas sosial
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik
secara sosial, fisik maupun akademis.
3. Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
aspek pribadinya.
9. Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan
kegiatan pendidikan.
a. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas, yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri maupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis,
dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seseorang anak
memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
b. Dimensi Kognitif
c. Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode saat seseorang mulai banyak bertanya-tanya mengenai
berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja
mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang
berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan
sosial, dan sebagainya. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning)
pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan
ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada
disekitarnya.
d. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati)
bias berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikszentmihalyi dan Real Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih
luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk melakukan hal
yang sama. Perubahan mood (swing) yang dratis pada para remaja ini dikarenakan
beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Meskipun mood remaja mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu
merupakan gejala atau masalah psikologis.
Kesimpulan
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Abu Ahmadi. 2003. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Jakarta: Rineka Cipta