Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TUGAS PERKEMBANGAN MASA


REMAJA

C
O
M
P
I
L
E
D
BY
 SANTIKA SITANGGANG
 ELITAYANI KRISTINI SIMAMORA
 ZAINAL BINTANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA

1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin yaitu adolescer, yang
berarti “tumbuh” atau “bertumbuh menjadi dewasa”. Masa remaja mencakup
kematangan mental, emosional, dan fisik (Hurlock, 1990). Masa remaja merupakan
masa transisi perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang
melibatkan perubahan besar pada fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, 2007).
Remaja merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai
kesulitan. Remaja dalam tugas perkembangannya memiliki beberapa fase, dengan
melihat semakin rumit permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat.
Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri
memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti
luas. Dari segi individu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan,
kemauan dan perlakuan nyata dari segi lingkungan ada semacam “tuntutan” dari faktor
sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang hidup dari lingkungan itu juga.

2. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri
dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun
psikologinya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan
tantangan hidup yang ada dihadapannya. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja
yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru
yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa
gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesdihan, kecemasan,
kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan
melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
Belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai wanita, dan anak pria sebagai
pria, berkembang menjadi orang dewasa di antara orang dewasa lainnya, belajar bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan belajar memimpin orang
lain tanpa mendominasinya.

b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita


sejak masa puber, perbedaan fisik antara laki-laki dan wanita tampak jelas lalu
berkembang matang pada masa dewasa. Apabila bentuk tubuhnya tidak memuaskan,
mereka menyesali diri sebagai laki-laki atau wanita. Padahal, mereka seharusnya
menerima kondisinya dengan penuh tanggung jawab. Remaja laki-laki harus bersifat
maskulin, lebih banyak memikirkan soal pekerjaan sedangkan remaja wanita harus
bersifat feminine, memikirkan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga
dan pola asuh anak.

c. Menerima keadaan fisik


pada periode pra-remaja (periode pubertas), anak tumbuh cepat yang
mengarahkannya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh
perkembangan sikap dan citra diri. Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai
model pujaannya. Remaja wanita biasanya sering mendambakan wajahnya secantik
bintang film pujaannya, sementara remaja laki-laki sering berkhayal menjadi seorang
pahlawan secantik bintang film pujaannya. Mereka sering membandingkan dirinya
dengan teman-teman sebayanya. Pada masa remaja, hal itu semakin berkurang dan
mereka mulai menerima kondisi jasmaninya serta memelihara dan memanfaatkannya
seoptimal mungkin.

d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya


bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas perkembangan penting
yang dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki kebebasan emosional, mereka akan
menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa, tidak bisa membuat keputusan
sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditempuhnya.

e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi


tujuannya agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata
pencaharian). Penting buat remaja pria dan tidak terlalu penting buat remaja wanita.

f. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)


tugasnya memilih suatu pekerjaan dan keterampilan untuk memasuki pekerjaan
tersebut.

g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga


tugasnya mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga
dan memiliki anak, memperoleh pengetahuan yang tepat tentang pengelolaan keluarga
dan pemeliharaan anak.

h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi


warga negara
tugasnya mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintah, ekonomi,
politik, geografi, hakikat manusia dan lembaga-lembaga sosial yag cocok dengan dunia
modern, mengembangkan keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar atau berpikir
yang penting bagi upaya memecahkan masalah-masalah secara efektif.
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
tugasnya berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai
masyarakat, dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.

j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing
dalam bertingkah laku
tugasnya membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,
mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan
kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai
lingkungan tempat tinggalnya, dan memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang
dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras atau harmoni dengan orang lain.

k. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam
mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari baik pribadi maupun sosial.

3. Batasan Usia Remaja


 Monks,dkk (2002) membagi fase-fase masa remaja ke dalam tiga tahap , yaitu:
a. Remaja awal (12 – 15 tahun)
Pada tahap ini, remaja nulai beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
tersebut.Individu menilai baik terhadap apa yang disetujui orang lain dan buruk apa
yang ditolak orang lain. Pada tahap ini, minat remaja pada dunia luar sangat besar dan
juga tidak mau dianggap sebagai kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan
pola kekanakannya.

b. Remaja pertengahan (15-18 tahun)


Pada tahap ini remaja dalam kondisi kebingungan dan terhalang dari
pembentukan kode moral karena ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah dan
ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini, mulai tumbuh semacam
kesadaran akan kewajiban untuk mempertahankan aturan-aturan yang ada, namun
belum dapat mempertanggungjawabkannya secara pribadi.

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)


Pada tahap ini individu dapat melihat sistem sosial secara keseluruhan. Individu
mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum yang lebih tinggi. Alasan mematuhi
peraturan bukan merupakan ketakutan terhadap hukuman atau kebutuhan individu
,melainkan keparcayaan bahwa hukum dan aturan harus dipatuhi untuk
mempertahankan tatanan dan fungsi sosial.Remaja sudah mulai memilih prinsip moral
untuk hidup. Individu melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung
jawab batin sendiri. Pada tahap ini, remaja mulai menyadari bahwa keyakinan religius
penting bagi mereka. Nilai-nilai yang dimiliki juga akan menuntun remaja untuk
menjalani hubungan sosial dan keputusan untuk menikah atau tidak. Selain itu,individu
juga mulai merasa bahwa hidupnya tidak akan dapat secara terus meners bergantung
pada orangtua sehingga individu mulai memikirkan mengenai pekerjaan atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi yang dapat dipilih untuk masa depannya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lancarnya Perkembangan Remaja

Sukses atau gagalnya pelaksanaan tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh


beberapa factor:

1. Pertumbuhan fisik remaja. Tugas perkembangan remaja akan sukses bila


pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya.

2. Perkembangan psikis remaja.tugas perkembangan akan sukses bila


perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap, perasaannya berkembang dengan
wajar.

3. Posisi remaja dalam keluarga. Kelancaran tugas perkembangan juga


banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan,
anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau anak terakhir.

4. Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan. Banyak


sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan
tugas perkembangan remaja.

5. Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi, kuat atau lemahnya, atau faktor pendorong
yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan
tugas-tugas perkembangan remaja. Motivasi dapat bersumber dari dlam diri remaja,
seperti semangat dan obsesi, dan dari luar diri remaja, seperti penghargaan orang tua
atau masyarakat terhadap remaja.

5. Lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya.


Kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan remaja selama masa kanak-kanak
atau masa puber akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksaan tugas-tugas
perkembangan pada masa berikutnya.
5. Masalah Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi
tugas-tugas tersebut, yaitu:

1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi
di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan
nilai-nilai.

2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.

3. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir
abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-
anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari
perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang
menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara
psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat
seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri,
keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.

4. Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini
membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi
tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian
cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan
mengalami gangguan emosional.

5. Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media
terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada
lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh
informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti.
Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload.
Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan
masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.

6. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya


kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat
mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun
gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja
membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
6. Upaya Menumbuhkembangkan Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Untuk memperlancar dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan remaja, terdapat


beberapa cara yang dapat dilakukan :

1. Memberi banyak kesempatan kepada remaja untuk aktif dalam berbagai aktivitas sosial

2. Membantu mengarahkan peran remaja sesuai dengan tugasnya


3. Membantu remaja yang lambat perkembangannya melalui penjelasan yang dapat
diterimanya.
4. Membantu remaja untuk memilih lapangan kerja yang tepat dan sesuai dengan bakat
dan keinginannya.

7. Upaya Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah terhadap


Penyelenggaraan Pendidikan

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan


jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma
sosial). Dalam kaitan dengan pendidikan, peran sekolah tidak jauh berbeda dengan
peran keluarga, yaitu sebagai tempat perlindungan jika anak mengalami masalah. Oleh
karena itu, di setiap sekolah lanjutan diadakan guru bimbingan dan penyuluhan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang di hadapinya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di
sekolah adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik
secara sosial, fisik maupun akademis.

2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.

3. Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
aspek pribadinya.

4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong gairah belajar.

5. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.

6. Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat kesehatan.

7. Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipahami siswa.


8. Adanya keteladanan dari para guru dalam segala aspek pendidikan.

9. Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan
kegiatan pendidikan.

10. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,


namun sering perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan
sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun, satu hal yang pasti, konflik
yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk memahami remaja, perlu dilihat
berdasarkan dimensi-dimensi tersebut.

a. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas, yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri maupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis,
dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seseorang anak
memiliki kemampuan untuk bereproduksi.

b. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli


perkembangan kognitif) merupakan periode terrakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya
para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak.

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode saat seseorang mulai banyak bertanya-tanya mengenai
berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja
mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang
berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan
sosial, dan sebagainya. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning)
pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan
ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada
disekitarnya.
d. Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, mood (suasana hati)
bias berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikszentmihalyi dan Real Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih
luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk melakukan hal
yang sama. Perubahan mood (swing) yang dratis pada para remaja ini dikarenakan
beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Meskipun mood remaja mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu
merupakan gejala atau masalah psikologis.

Kesimpulan

Perkembangan remaja merupakan perkembangan dimana seseorang remaja


mengalami akhir masa pubernya. Remaja adalah kelompok manusia yang telah
meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa
pembentukan tanggung jawab. Seorang remaja dikatakan sudah masuk kedalam
tahapan perkembangan remaja apabila seorang remaja sudah mampu menentukan jalan
hidup kedepannya atau masa depannya dan mulai tau bakat serta minatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Ali, Mohammad. Psikologi Perkembangan : Aksara

Abu Ahmadi. 2003. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Jakarta: Rineka Cipta

Djaali. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Elida Prayitno. 2002. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: UNP press

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Aksara Raya

Anda mungkin juga menyukai