PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA TAHUN 2023 Pengaruh Interaksi Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar
Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap orang.
Motivasi belajar merupakan faktor utama yang memengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi pribadi. Menurut RBS Fudyartanta (2002:258) motivasi belajar adalah suatu dorongan yang memberikan semangat kepada individu dalam melakukan aktivitas belajar agar mencapai suatu hasil belajar yang sangat memuaskan atau setidaknya memperoleh perubahan yang intens dari masa sebelumnya. Salah satu faktor penting dalam pengembangan motivasi belajar adalah pengaruh teman sebaya. Mu’tadin dalam Handayani (2009) menguraikan bahwa yang dimaksud dengan teman sebaya adalah kumpulan individu yang memiliki usia, serta kepekaan sosial yang hampir sama, atau bahkan sama. Saat ini teman sebaya biasa ditemukan pada pertemanan yang dilakukan oleh individu, anak, maupun remaja yang berada di lingkungan sekolah. Selama masa pendidikan, teman sebaya dapat memainkan peran kunci dalam membangkitkan dan memelihara motivasi belajar individu. Teman sebaya sering menjadi model peran sosial bagi individu muda. Selain itu, hubungan yang dibangun melalui belajar bersama teman sebaya dapat bertahan sepanjang hidup dan memberikan manfaat jangka panjang dalam hal dukungan sosial dan berbagi pengetahuan. Lingkungan sosial termasuk interaksi dengan teman sebaya yang dapat memengaruhi motivasi belajar seseorang. Lingkungan sosial yang baik berperan penting dalam membentuk pengalaman sehari-hari kita. Lingkungan sosial menurut Stroz (1987: 76) meliputi “semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara- cara tertentu memengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk pertumbuhan dan perkembangan atau life processe, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan lingkungan (to provide environment) bagi generasi yang lain“. Interaksi sosial yang baik melibatkan komunikasi yang efektif, empati, dan saling pengertian antara individu. Dengan adanya interaksi sosial yang baik maka akan tercipta juga suasana yang baik. Suasana yang baik di perkuliahan dapat mengurangi tingkat stres, absensi, konflik, dan meningkatkan kreativitas. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan yang baik adalah lingkungan teman sebaya. Keberadaan teman sebaya dalam belajar maupun dalam bermain memberikan dampak yang positif bagi perkembangan seseorang (Santi & Khan, 2019). Teman sebaya, atau peer group, memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan individu, terutama selama masa perkembangan. Interaksi dengan teman sebaya dapat membentuk nilai-nilai, perilaku, dan identitas seseorang. Pengaruh teman sebaya dapat mencakup pengembangan nilai-nilai, preferensi, dan norma perilaku. Pengaruh teman sebaya tidak hanya terbatas pada masa remaja, tetapi juga berlanjut ke masa dewasa. Teman sebaya di perkuliahan atau dalam lingkungan sosial memiliki dampak pada sikap, motivasi belajar, dan prestasi individu. Interaksi teman sebaya, atau interaksi antara individu seumur atau sebaya, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang memungkinkan terjadinya interaksi teman sebaya adalah kesamaan usia. Orang cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan mereka yang memiliki usia yang sama karena mereka memiliki pengalaman dan minat yang serupa. Selain faktor kesamaan usia, kesamaan kepribadian juga menjadi faktor terjadinya interaksi teman sebaya karena kesamaan dalam nilai-nilai, pandangan, dan kepribadian dapat membuat orang merasa lebih nyaman berinteraksi satu sama lain. Individu yang merasa memiliki kesamaan dalam hal ini cenderung lebih mungkin menjadi teman sebaya. Hal ini disebabkan oleh kecocokan antar individu dalam suatu kelompok pertemanan. Dalam satu kelompok pertemanan terdapat sejumlah individu dengan sifat yang berbeda-beda yang tentu berpengaruh pada cocok tidaknya seseorang untuk terus berteman. Salah satu faktor yang mendasari seseorang diterima oleh orang lain yaitu faktor sugesti yang mencakup suatu proses dimana individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain serta pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain (Saputro & Pardiman, 2012; Yanti & Marimin, 2017). Selain kesamaan-kesamaan tersebut, kesamaan minat dan hobi bersama juga memicu terjadinya interaksi teman sebaya. Ketertarikan dan hobi yang sama dapat menghubungkan individu dan memicu interaksi teman sebaya. Misalnya, dua orang yang sama-sama suka menyanyi dapat berkumpul dan berbagi minat mereka. Faktor selanjutnya adalah mahasiswa yang cenderung tinggal jauh dari orang tua yang memicu mahasiswa tersebut mencari dorongan untuk memenuhi kebutuhan dari teman sebaya seperti support system, tempat bercerita, dan berbagi informasi. Ketika mempertimbangkan pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar, kita menemukan bahwa dampaknya bisa bervariasi, baik positif maupun negatif. Dampak positif dari interaksi teman sebaya yang didapat antara lain seperti dukungan emosional. Teman sebaya dapat menjadi teman yang baik dalam mengatasi stres akademik dan tekanan perkuliahan. Mereka memahami tantangan yang sama dan bisa memberikan dukungan emosional. Mereka dapat saling menjadi support system satu sama lain. Dukungan lainnya adalah dukungan akademik. Dampak positif interaksi teman sebaya dalam dukungan akademik adalah mereka dapat saling memberikan dukungan dalam memahami materi perkuliahan. Mereka dapat berbagi catatan, menjelaskan konsep yang sulit, dan membantu dalam mengerjakan tugas. Dampak positif selanjutnya adalah teman sebaya dapat memberikan motivasi. Keberadaan teman sebaya yang termotivasi dan berprestasi tinggi dapat memotivasi individu lain untuk meningkatkan kinerja akademik. Persaingan sehat dengan teman sebaya dapat mendorong pencapaian yang lebih baik. Apabila tidak mampu memilah pertemanan teman sebaya dengan baik, interaksi dengan teman sebaya dapat memiliki dampak yang merugikan pada motivasi belajar individu seperti dampak pada akademik dan perilaku sosial seseorang. Yang pertama adalah dampak akademik seperti prokrastinasi. Teman sebaya yang kurang termotivasi atau cenderung menunda-nunda pekerjaan dapat memengaruhi individu lain untuk melakukan hal yang sama. Lalu hal ini akan memicu timbulnya gangguan. Kehadiran teman sebaya yang kurang berfokus atau kurang hormat terhadap pembelajaran dapat mengganggu konsentrasi dan fokus individu lain dalam kelas. Dampak selanjutnya adalah munculnya plagiarisme. Terkadang, tekanan dari teman sebaya untuk berhasil dapat mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku akademik yang tidak etis, seperti plagiat. Hal ini juga memicu dampak negatif yaitu persaingan yang berlebihan. Persaingan yang tidak sehat dengan teman sebaya dapat menciptakan stres yang berlebihan dan kecemasan yang merugikan perkuliahan. Selain berdampak pada akademik, pengaruh negatif interaksi teman sebaya juga berdampak pada perilaku sosial seseorang yang menjadi tidak etis karena terpengaruh oleh teman sebaya seperti penggunaan kata kasar dan penyalahgunaan narkotika. Sesuai penjelasan Wong (2017) menyatakan bahwa teman sebaya dapat memberikan dorongan yang kuat pada seseorang dalam bertindak salah satunya mengajak untuk menggunakan Napza. Penelitian (Wulandari, 2015) menjelaskan pengaruh teman sebaya yang bersifat negatif dapat dengan mudah terbawa pada perilaku kurang baik seperti mencuri dan menggunakan obat-obatan terlarang. Dari pernyataan sebelumnya, penting untuk memahami bahwa memilih teman sebaya yang berpengaruh positif sangat memengaruhi motivasi belajar. Ini dapat dicapai dengan memilih teman sebaya yang mendukung, berkomunikasi secara efektif, dan berfokus pada tujuan akademik yang sehat. Selain itu, individu perlu memiliki kesadaran diri untuk menjaga keseimbangan antara motivasi positif dan pengaruh negatif teman sebaya. Dengan demikian, seseorang memerlukan refleksi diri dalam memilih teman sebaya. Ini akan membantu seseorang menemukan teman sebaya yang memiliki visi dan tujuan yang sejalan. Oleh karena itu, solusi memilih teman sebaya yang berpengaruh positif dapat dilakukan dengan cara yaitu: Pertama, kenali tujuan pendidikan. Sebelum mencari teman sebaya, kenali dengan baik tujuan dan nilai-nilai diri dalam pendidikan. Apa yang ingin dicapai dan bagaimana mendefinisikan keberhasilan dalam belajar. Dengan pemahaman yang jelas tentang ini, seseorang dapat lebih mudah menemukan teman sebaya yang memiliki visi yang sama. Kedua, cari teman sebaya yang memotivasi. Cari teman sebaya yang memiliki semangat belajar tinggi dan selalu berusaha untuk meningkatkan diri. Teman-teman sebaya seperti ini dapat menjadi sumber motivasi yang kuat. Namun, jangan hanya terpaku pada tingkat prestasi akademik. Seiring dengan mencari teman sebaya yang pintar, penting untuk temukan teman yang membagi minat. Mencari teman sebaya yang memiliki minat yang sama dalam bidang tertentu dapat membantu untuk tetap termotivasi. Teman sebaya dengan minat yang sama dapat menjadi mitra yang baik untuk eksplorasi bersama dan belajar lebih dalam. Ketiga, setelah menemukan teman sebaya yang sesuai, penting untuk jalin komunikasi terbuka. Komunikasi adalah kunci dalam hubungan dengan teman sebaya. Diskusikan tujuan belajar, rencana studi, dan tantangan yang dihadapi. Dengan berkomunikasi secara terbuka, seseorang dapat saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Namun, ketika telah memilih teman sebaya yang positif, tetaplah jaga kemandirian. Meskipun penting untuk mendapatkan motivasi dari teman sebaya, tetap harus menjaga kemandirian dan integritas dalam rencana dan tujuan belajar. Jangan terlalu terpengaruh oleh teman jika itu akan mengganggu rencana belajar. Keempat, selalu pilih kualitas daripada kuantitas. Lebih baik memiliki sedikit teman sebaya yang positif dan berpengaruh daripada banyak teman yang mungkin tidak mendukung motivasi belajar. Fokus pada kualitas hubungan daripada jumlah teman sebaya. Terakhir, perlu diingat bahwa dalam perjalanan pendidikan, mungkin akann tetap terbuka untuk perubahan. Jangan takut untuk mengubah dinamika hubungan dengan teman sebaya jika merasa itu perlu. Tetap terbuka terhadap pertemanan baru yang mendukung tujuan dan motivasi belajar. Memilih teman sebaya yang positif dan mendukung motivasi belajar adalah langkah penting dalam mencapai kesuksesan akademik. Dengan refleksi diri yang baik, pemilihan teman yang tepat, komunikasi terbuka, dan menjaga kemandirian. Pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar adalah fenomena yang kompleks dan memiliki dampak yang signifikan pada individu, terutama dalam konteks pendidikan. Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan, teman sebaya dapat berperan sebagai faktor motivasi yang kuat dalam konteks pendidikan. Dukungan, inspirasi, dan kolaborasi dengan teman sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar individu. Namun, penting juga untuk berhati-hati dalam memilih teman sebaya yang memiliki dampak positif dan untuk menjaga kesadaran diri dalam menjalani hubungan sosial yang sehat.