Anda di halaman 1dari 7

ESAI

“Pengaruh Interaksi Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:
Nasywa Riby Secarinova Robiyanto
P07120223017

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2023
Pengaruh Interaksi Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap orang.


Motivasi belajar merupakan faktor utama yang memengaruhi keberhasilan
pendidikan dan prestasi pribadi. Menurut RBS Fudyartanta (2002:258) motivasi
belajar adalah suatu dorongan yang memberikan semangat kepada individu dalam
melakukan aktivitas belajar agar mencapai suatu hasil belajar yang sangat
memuaskan atau setidaknya memperoleh perubahan yang intens dari masa
sebelumnya. Salah satu faktor penting dalam pengembangan motivasi belajar
adalah pengaruh teman sebaya. Mu’tadin dalam Handayani (2009) menguraikan
bahwa yang dimaksud dengan teman sebaya adalah kumpulan individu yang
memiliki usia, serta kepekaan sosial yang hampir sama, atau bahkan sama. Saat ini
teman sebaya biasa ditemukan pada pertemanan yang dilakukan oleh individu,
anak, maupun remaja yang berada di lingkungan sekolah. Selama masa pendidikan,
teman sebaya dapat memainkan peran kunci dalam membangkitkan dan
memelihara motivasi belajar individu. Teman sebaya sering menjadi model peran
sosial bagi individu muda. Selain itu, hubungan yang dibangun melalui belajar
bersama teman sebaya dapat bertahan sepanjang hidup dan memberikan manfaat
jangka panjang dalam hal dukungan sosial dan berbagi pengetahuan.
Lingkungan sosial termasuk interaksi dengan teman sebaya yang dapat
memengaruhi motivasi belajar seseorang. Lingkungan sosial yang baik berperan
penting dalam membentuk pengalaman sehari-hari kita. Lingkungan sosial menurut
Stroz (1987: 76) meliputi “semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-
cara tertentu memengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan atau life processe, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan
lingkungan (to provide environment) bagi generasi yang lain“. Interaksi sosial yang
baik melibatkan komunikasi yang efektif, empati, dan saling pengertian antara
individu. Dengan adanya interaksi sosial yang baik maka akan tercipta juga suasana
yang baik.
Suasana yang baik di perkuliahan dapat mengurangi tingkat stres, absensi,
konflik, dan meningkatkan kreativitas. Salah satu faktor yang memengaruhi
lingkungan yang baik adalah lingkungan teman sebaya. Keberadaan teman sebaya
dalam belajar maupun dalam bermain memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan seseorang (Santi & Khan, 2019). Teman sebaya, atau peer group,
memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan individu, terutama selama masa
perkembangan. Interaksi dengan teman sebaya dapat membentuk nilai-nilai,
perilaku, dan identitas seseorang. Pengaruh teman sebaya dapat mencakup
pengembangan nilai-nilai, preferensi, dan norma perilaku. Pengaruh teman sebaya
tidak hanya terbatas pada masa remaja, tetapi juga berlanjut ke masa dewasa. Teman
sebaya di perkuliahan atau dalam lingkungan sosial memiliki dampak pada sikap,
motivasi belajar, dan prestasi individu.
Interaksi teman sebaya, atau interaksi antara individu seumur atau sebaya,
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang memungkinkan
terjadinya interaksi teman sebaya adalah kesamaan usia. Orang cenderung lebih
nyaman berinteraksi dengan mereka yang memiliki usia yang sama karena mereka
memiliki pengalaman dan minat yang serupa. Selain faktor kesamaan usia,
kesamaan kepribadian juga menjadi faktor terjadinya interaksi teman sebaya karena
kesamaan dalam nilai-nilai, pandangan, dan kepribadian dapat membuat orang
merasa lebih nyaman berinteraksi satu sama lain. Individu yang merasa memiliki
kesamaan dalam hal ini cenderung lebih mungkin menjadi teman sebaya. Hal ini
disebabkan oleh kecocokan antar individu dalam suatu kelompok pertemanan.
Dalam satu kelompok pertemanan terdapat sejumlah individu dengan sifat yang
berbeda-beda yang tentu berpengaruh pada cocok tidaknya seseorang untuk terus
berteman. Salah satu faktor yang mendasari seseorang diterima oleh orang lain
yaitu faktor sugesti yang mencakup suatu proses dimana individu menerima suatu
cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain serta
pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain (Saputro
& Pardiman, 2012; Yanti & Marimin, 2017). Selain kesamaan-kesamaan tersebut,
kesamaan minat dan hobi bersama juga memicu terjadinya interaksi teman sebaya.
Ketertarikan dan hobi yang sama dapat menghubungkan individu dan memicu
interaksi teman sebaya. Misalnya, dua orang yang sama-sama suka menyanyi dapat
berkumpul dan berbagi minat mereka. Faktor selanjutnya adalah mahasiswa yang
cenderung tinggal jauh dari orang tua yang memicu mahasiswa tersebut mencari
dorongan untuk memenuhi kebutuhan dari teman sebaya seperti support system,
tempat bercerita, dan berbagi informasi.
Ketika mempertimbangkan pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar,
kita menemukan bahwa dampaknya bisa bervariasi, baik positif maupun negatif.
Dampak positif dari interaksi teman sebaya yang didapat antara lain seperti
dukungan emosional. Teman sebaya dapat menjadi teman yang baik dalam
mengatasi stres akademik dan tekanan perkuliahan. Mereka memahami tantangan
yang sama dan bisa memberikan dukungan emosional. Mereka dapat saling menjadi
support system satu sama lain. Dukungan lainnya adalah dukungan akademik.
Dampak positif interaksi teman sebaya dalam dukungan akademik adalah mereka
dapat saling memberikan dukungan dalam memahami materi perkuliahan. Mereka
dapat berbagi catatan, menjelaskan konsep yang sulit, dan membantu dalam
mengerjakan tugas. Dampak positif selanjutnya adalah teman sebaya dapat
memberikan motivasi. Keberadaan teman sebaya yang termotivasi dan berprestasi
tinggi dapat memotivasi individu lain untuk meningkatkan kinerja akademik.
Persaingan sehat dengan teman sebaya dapat mendorong pencapaian yang lebih
baik.
Apabila tidak mampu memilah pertemanan teman sebaya dengan baik,
interaksi dengan teman sebaya dapat memiliki dampak yang merugikan pada
motivasi belajar individu seperti dampak pada akademik dan perilaku sosial
seseorang. Yang pertama adalah dampak akademik seperti prokrastinasi. Teman
sebaya yang kurang termotivasi atau cenderung menunda-nunda pekerjaan dapat
memengaruhi individu lain untuk melakukan hal yang sama. Lalu hal ini akan
memicu timbulnya gangguan. Kehadiran teman sebaya yang kurang berfokus atau
kurang hormat terhadap pembelajaran dapat mengganggu konsentrasi dan fokus
individu lain dalam kelas. Dampak selanjutnya adalah munculnya plagiarisme.
Terkadang, tekanan dari teman sebaya untuk berhasil dapat mendorong individu
untuk terlibat dalam perilaku akademik yang tidak etis, seperti plagiat. Hal ini juga
memicu dampak negatif yaitu persaingan yang berlebihan. Persaingan yang tidak
sehat dengan teman sebaya dapat menciptakan stres yang berlebihan dan
kecemasan yang merugikan perkuliahan.
Selain berdampak pada akademik, pengaruh negatif interaksi teman sebaya
juga berdampak pada perilaku sosial seseorang yang menjadi tidak etis karena
terpengaruh oleh teman sebaya seperti penggunaan kata kasar dan penyalahgunaan
narkotika. Sesuai penjelasan Wong (2017) menyatakan bahwa teman sebaya dapat
memberikan dorongan yang kuat pada seseorang dalam bertindak salah satunya
mengajak untuk menggunakan Napza. Penelitian (Wulandari, 2015) menjelaskan
pengaruh teman sebaya yang bersifat negatif dapat dengan mudah terbawa pada
perilaku kurang baik seperti mencuri dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Dari pernyataan sebelumnya, penting untuk memahami bahwa memilih
teman sebaya yang berpengaruh positif sangat memengaruhi motivasi belajar. Ini
dapat dicapai dengan memilih teman sebaya yang mendukung, berkomunikasi
secara efektif, dan berfokus pada tujuan akademik yang sehat. Selain itu, individu
perlu memiliki kesadaran diri untuk menjaga keseimbangan antara motivasi positif
dan pengaruh negatif teman sebaya. Dengan demikian, seseorang memerlukan
refleksi diri dalam memilih teman sebaya. Ini akan membantu seseorang
menemukan teman sebaya yang memiliki visi dan tujuan yang sejalan. Oleh karena
itu, solusi memilih teman sebaya yang berpengaruh positif dapat dilakukan dengan
cara yaitu: Pertama, kenali tujuan pendidikan. Sebelum mencari teman sebaya,
kenali dengan baik tujuan dan nilai-nilai diri dalam pendidikan. Apa yang ingin
dicapai dan bagaimana mendefinisikan keberhasilan dalam belajar. Dengan
pemahaman yang jelas tentang ini, seseorang dapat lebih mudah menemukan teman
sebaya yang memiliki visi yang sama.
Kedua, cari teman sebaya yang memotivasi. Cari teman sebaya yang
memiliki semangat belajar tinggi dan selalu berusaha untuk meningkatkan diri.
Teman-teman sebaya seperti ini dapat menjadi sumber motivasi yang kuat. Namun,
jangan hanya terpaku pada tingkat prestasi akademik. Seiring dengan mencari
teman sebaya yang pintar, penting untuk temukan teman yang membagi minat.
Mencari teman sebaya yang memiliki minat yang sama dalam bidang tertentu dapat
membantu untuk tetap termotivasi. Teman sebaya dengan minat yang sama dapat
menjadi mitra yang baik untuk eksplorasi bersama dan belajar lebih dalam.
Ketiga, setelah menemukan teman sebaya yang sesuai, penting untuk jalin
komunikasi terbuka. Komunikasi adalah kunci dalam hubungan dengan teman
sebaya. Diskusikan tujuan belajar, rencana studi, dan tantangan yang dihadapi.
Dengan berkomunikasi secara terbuka, seseorang dapat saling mendukung dan
memotivasi satu sama lain. Namun, ketika telah memilih teman sebaya yang positif,
tetaplah jaga kemandirian. Meskipun penting untuk mendapatkan motivasi dari
teman sebaya, tetap harus menjaga kemandirian dan integritas dalam rencana dan
tujuan belajar. Jangan terlalu terpengaruh oleh teman jika itu akan mengganggu
rencana belajar.
Keempat, selalu pilih kualitas daripada kuantitas. Lebih baik memiliki
sedikit teman sebaya yang positif dan berpengaruh daripada banyak teman yang
mungkin tidak mendukung motivasi belajar. Fokus pada kualitas hubungan
daripada jumlah teman sebaya. Terakhir, perlu diingat bahwa dalam perjalanan
pendidikan, mungkin akann tetap terbuka untuk perubahan. Jangan takut untuk
mengubah dinamika hubungan dengan teman sebaya jika merasa itu perlu. Tetap
terbuka terhadap pertemanan baru yang mendukung tujuan dan motivasi belajar.
Memilih teman sebaya yang positif dan mendukung motivasi belajar adalah
langkah penting dalam mencapai kesuksesan akademik. Dengan refleksi diri yang
baik, pemilihan teman yang tepat, komunikasi terbuka, dan menjaga kemandirian.
Pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar adalah fenomena yang kompleks dan
memiliki dampak yang signifikan pada individu, terutama dalam konteks
pendidikan. Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan, teman sebaya dapat
berperan sebagai faktor motivasi yang kuat dalam konteks pendidikan. Dukungan,
inspirasi, dan kolaborasi dengan teman sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar
individu. Namun, penting juga untuk berhati-hati dalam memilih teman sebaya
yang memiliki dampak positif dan untuk menjaga kesadaran diri dalam menjalani
hubungan sosial yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai