Anda di halaman 1dari 9

Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan

Yogyakarta Keperawatan + Ners

TEORI KEPERAWATAN
HENDERSONKELOMPOK 10
FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan+ Ners

ANGGOTA KELOMPOK
Dyah Rosyadah (P07120223006) Salma Armarisa (P07120223050)

Nasywa Riby Secarinova


Suci Nur Fadilah (P07120223066)
Robiyanto (P07120223017)

Nasywa Safa Putra (P07120223047) Tasya Annisa (P07120223083)


Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

VIRGINIA AVENEL HENDERSON


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan paling
berpengaruh dari abad ke-20. Virginia Henderson lahir di
Emta Kansas, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan keper
awatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk
membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada
tahun 1918, Ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer
di Washington, DC naa lulus pada 1921.

Henderson memperkenalkan definisi keperawatan.


Menurutnya, fungsi utama perawat adalah menolong orang
sakit atau sehat dalam usaha menjaga kesehatan sehingga
dapat mandiri dalam menjalani proses penyakitnya atau
menghadapi kematian dengan tenang.

Halaman 01
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

TEORI 4 PARADIGMA
01. Individu 03. Kesehatan
Meskipun tidak didefinisikan secara eksplisit
Menurutnya, individu mencapai keutuhan

01
dalam teori Henderson, kesehatan diartikan
dengan menjaga keseimbangan fisiologis dan
sebagai keseimbangan dalam seluruh bidang
emosional. Ia mendefinisikan pasien sebagai
kehidupan manusia. Hal ini disamakan dengan
seseorang yang membutuhkan asuhan
kemandirian atau kemampuan melakukan

03
keperawatan tetapi tidak membatasi
aktivitas tanpa bantuan pada 14 komponen atau
keperawatan pada perawatan penyakit.
kebutuhan dasar manusia.

02. Lingkungan
04. Perawatan
Henderson menyatakan bahwa menjaga
lingkungan yang mendukung dan kondusif bagi
kesehatan adalah salah satu dari 14
02 Beliau mendefinisikan keperawatan sebagai
“fungsi unik perawat adalah membantu
individu, baik sakit maupun sehat, dalam

04
kegiatannya untuk membantu klien. Ia melakukan aktivitas yang berkontribusi
meyakini bahwa masyarakat menginginkan dan terhadap kesehatan atau pemulihan yang dapat
mengharapkan tindakan perawat bagi individu dilakukannya tanpa bantuan jika ia memiliki
yang tidak dapat berfungsi secara mandiri. kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang
diperlukan.
Halaman 02
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

ASUMSI TEORI
01 02 03 04
pikiran dan tubuh tidak dapat
Perawat merawat pasien Keinginan pasien untuk Perawat bersedia melayani, dipisahkan dan saling
kembali sehat. dan “perawat akan berhubungan.”
sampai mereka dapat
merawat dirinya sendiri mengabdikan dirinya
sekali lagi. Meski tidak kepada pasien siang dan
dijelaskan secara pasti. malam”

Halaman 03
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

MODEL TEORI
1. Kepedulian adalah suatu hal yang berfokus pada menolong orang lain untuk
sembuh atau pulih
2. Kepedulian adalah suatu rasa kepuasan dalam menolong orang lain
3. Kepedulian yang optimal adalah kepedulian yang dapat meningkatkan
kesehatan individu
4. Kepedulian yang baik adalah respon yang diterima pasien yang
mempengaruhi bagaimana kesehatannya nanti
5. Lingkungan yang penuh dengan rasa kepedulian akan membantu seseorang
dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya.
6. Kepedulian adalah fokus utama keperawatan
7. Kepedulian adalah unsur dari pengetahuan fisik dengan prilaku dalam
membantu meningkatkan kesehatan seseorang.

Halaman 04
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

APLIKASI TEORI
Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya
dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas
utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat
asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula
bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien
beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent)
dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
14 komponen penanganan perawatan dasar.

Halaman 05
SELANJUTNYA…
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar
pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data,
perawat menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan
pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut
dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit.
Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan
muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan
mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan
atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau
pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan
rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya
perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi
bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat.
Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu
memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan
guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit,
atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan
perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual
serta fisik individu. Terakhir perawat, mengevaluasi pencapaian kriteria
Halaman 06 yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Poltekkes Kemenkes Sarjana Terapan
Yogyakarta Keperawatan + Ners

TERIMA KASIH
KELOMPOK 10

Anda mungkin juga menyukai