Anda di halaman 1dari 8

RESUME DIBUCAINE, ROPIVACAINE, CENTBUCRIDINE

MATA KULIAH FARMAKOLOGI ANAESTETIKA

DISUSUN OLEH :

1. Ayudi Dwi Saputra (P07120223016)


2. Nasywa Riby Secarinova Robiyanto (P07120223017)
3. Sakina Aura Ayudhiya (P07120223033)
4. Salma Armarisa (P07120223050)
5. Zhahwa Asa Arrosyida (P07120223053)
6. Fatimah (P07120223068)
7. Tasya Annisa (P07120223083)
8. Nazwa Azhar Maesyah (P07120223084)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN+PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2024
1. Golongan (Klarifikasi)
Penggolongan obat adalah golongan obat yang terdiri dari obat bebas, obat
bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.
Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam
perbedaan tempat metabolisme, dimana golongan ester terutama
dimetabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase di plasma sedangkan
golongan amide terutama melalui degradasi enzimatis di hati. Perbedaan ini
juga berkaitan dengan besarnya kemungkinan terjadinya alergi, dimana
golongan ester turunan dari paminobenzoic acid memiliki frekwensi
kecenderungan alergi lebih besar. Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di
negara kita untuk golongan ester adalah prokain, sedangkan golongan amide
adalah lidokain dan bupivakain.
a. Golongan Obat Dibucaine
Dibucaine termasuk kedalam golongan obat resep.
b. Golongan Obat Ropivacaine
Ropivacaine termasuk kedalam golongan anestetik atau anestetik lokal.
c. Golongan Obat Centbucridine
Centbucridine adalah molekul anestesi lokal yang dibuat pada tahun
1983 di Lucknow, Pusat Penelitian Obat India. Ini berfungsi sebagai
anestesi lokal dan merupakan turunan kuinolon. Secara alami mengandung
efek antihistamin dan vasokonstriksi. Centbucridine, yang memiliki
kekuatan anestesi 4-5 kali lebih besar dibandingkan lignokain 2%, dapat
berhasil digunakan untuk infiltrasi, blok saraf, dan anestesi tulang
belakang pada konsentrasi 0,5%.
2. Bentuk Sediaan
a. Dibucaine
Bentuk sediaan : Salep
b. Ropivacaine
Bentuk sediaan : Injeksi, larutan
c. Centbucridine
Bentuk sediaan : Injeksi, tetes, injeksi, cairan
3. Penggunaan
a. Dibucaine
1) Untuk luka ringan: Dosis Dibucaine HCl dalam bentuk salep topikal
bisa digunakan 3-4 kali sehari. Dosis maksimal 30 gram harus
digunakan dalam jangka waktu 24 jam.
2) Untuk mengobati wasir: Dosis Dibucaine HCl dalam bentuk salep
topikal bisa digunakan 3-4 kali sehari. Oleskan pada bagian rektum
setelah buang air besar. Dosis maksimal 30 gram harus digunakan
dalam jangka waktu 24 jam.
3) Sebagai anestesi: Dosis Dibucaine HCl dalam bentuk salep topikal bisa
digunakan 3-4 kali sehari. Dosis maksimal 7,5 gram harus digunakan
dalam jangka waktu 24 jam dan digunakan untuk 12 tahun ke atas.
b. Ropivacaine
1) Dosis Dewasa Biasa untuk Anestesi Lokal
a) Pemberian Epidural Lumbar untuk Bedah :
 Konsentrasi 0,5%: 75 hingga 150 mg (15 hingga 30 mL);
permulaan kerja dalam 15 sampai 30 menit dengan durasi 2
sampai 4 jam.
 Konsentrasi 0,75%: 113 sampai 188 mg (15 sampai 25
mL); permulaan kerja dalam 10 sampai 20 menit dengan
durasi 3 sampai 5 jam.
 Konsentrasi 1%: 150 sampai 200 mg (15 sampai 20 mL);
permulaan kerja dalam 10 sampai 20 menit dengan durasi 4
sampai 6 jam.
b) Pemberian Epidural Toraks untuk Bedah :
 Konsentrasi 0,5%: 25 sampai 75 mg (5 sampai 15 mL);
permulaan kerja dalam 10 sampai 20 menit.
 Konsentrasi 0,75%: 38 sampai 113 mg (5 sampai 15 mL);
permulaan kerja dalam 10 hingga 20 menit.
c) Blok Saraf Utama (misalnya blok pleksus brakialis) :
 Konsentrasi 0,5%: 175 hingga 250 mg (35 hingga 50 mL);
permulaan kerja dalam 15 sampai 30 menit dengan durasi 5
sampai 8 jam.
 Konsentrasi 0,75%: 75 sampai 300 mg (10 sampai 40 mL);
permulaan kerja dalam 10 sampai 25 menit dengan durasi 6
sampai 10 jam.
d) Field Block (misalnya blok saraf minor dan infiltrasi) :
 Konsentrasi 0,5%: 5 hingga 200 mg (1 hingga 40 mL);
permulaan kerja dalam 1 sampai 15 menit dengan durasi 2
sampai 6 jam.
2) Dosis Dewasa Biasa untuk Operasi Caesar
a) Konsentrasi 0,5%: 100 hingga 150 mg (20 hingga 30 mL);
permulaan kerja dalam 15 sampai 25 menit dengan durasi 2 sampai
4 jam.
b) Konsentrasi 0,75%: 113 sampai 150 mg (15 sampai 20 mL);
permulaan kerja dalam 10 sampai 20 menit dengan durasi 3 sampai
5 jam.
3) Dosis Dewasa Biasa untuk Nyeri Persalinan
a) Administrasi Epidural Lumbar :
 Dosis awal: 20 sampai 40 mg (10 sampai 20 mL) larutan
0,2%; permulaan kerja 10 sampai 15 menit dengan durasi
0,5 sampai 1,5 jam.
 Infus berkelanjutan: 12 hingga 28 mg/jam (6 hingga 14
mL/jam) larutan 0,2%.
 Suntikan tambahan (top-up): 20 hingga 30 mg/jam (10
hingga 15 mL/jam) larutan 0,2%.
4) Dosis Dewasa Biasa untuk Nyeri
a) Administrasi Epidural Lumbar :
 Infus berkelanjutan: 12 hingga 28 mg/jam (6 hingga 14
mL/jam) larutan 0,2%.
b) Administrasi Epidural Toraks:
 Infus berkelanjutan: 12 hingga 28 mg/jam (6 hingga 14
mL/jam) larutan 0,2%.
c) Infiltrasi (misalnya, blok saraf minor):
 Konsentrasi 0,2%: 2 hingga 200 mg (1 hingga 100 mL);
permulaan kerja 1 sampai 5 menit dengan durasi 2 sampai 6
jam.
 Konsentrasi 0,5%: 5 sampai 200 mg (1 sampai 40 mL);
permulaan kerja 1 hingga 5 menit dengan durasi 2 hingga 6
jam.
c. Centbucridine
1) Dewasa dan anak usia >6 tahun: 5–10 mg, per hari.
2) Anak-anak usia 2–6 tahun: 2,5 mg, 1–2 kali sehari atau 5 mg 1 kali
sehari. Dosis maksimal adalah 5 mg per hari.
4. Farmakokinetika
a. Dibucaine
1) Absorbsi : Dibucaine diabsorpsi dengan baik melalui kulit, mukosa,
dan jaringan otot. Onset kerja dibucaine adalah 5-15 menit.
2) Distribusi : Dibucaine didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk otak,
jantung, dan hati. Dibucaine berikatan dengan protein plasma sebesar
80-90%.
3) Metabolisme : Dibucaine dimetabolisme di hati oleh enzim CYP3A4.
4) Ekskresi : Dibucaine diekskresikan melalui urin dalam bentuk
metabolitnya. Waktu paruh dibucaine adalah 1-2 jam.
b. Ropivacaine
Ropivacaine adalah anestesi lokal amida yang digunakan untuk memblokir
rasa sakit. Berikut adalah beberapa poin penting tentang farmakokinetika
ropivacaine:
1) Absorpsi : Ropivacaine dapat diberikan melalui berbagai rute,
termasuk intravena, epidural, intratekal, dan blok saraf perifer.
Absorpsi ropivacaine cepat setelah pemberian intravena, dengan
konsentrasi plasma puncak dicapai dalam 1-2 jam. Bioavailabilitas
ropivacaine setelah pemberian epidural atau intratekal adalah sekitar
50%.
2) Distribusi : Ropivacaine didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh,
termasuk ke otak dan sumsum tulang belakang. Ropivacaine sangat
terikat protein plasma (sekitar 94%).
3) Metabolisme : Ropivacaine dimetabolisme di hati menjadi metabolit
tidak aktif.
4) Eliminasi : Ropivacaine dieliminasi melalui ginjal, dengan sekitar
90% diekskresikan dalam urin sebagai metabolit. Waktu paruh
eliminasi ropivacaine adalah sekitar 6-8 jam.
c. Centbucridine
Centbucridine adalah obat antidepresan trisiklik (TCA) yang digunakan
untuk mengobati depresi dan gangguan kecemasan. Berikut adalah
ringkasan farmakokinetikanya :
1) Penyerapan : Cenbucridine diserap dengan baik setelah pemberian
oral. Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam 2-4 jam.
Bioavailabilitasnya sekitar 50%.
2) Distribusi : Cenbucridine terikat dengan protein plasma sekitar 90%.
Volume distribusinya sekitar 1-2 L/kg. Cenbucridine dapat menembus
sawar darah otak.
3) Metabolisme : Cenbucridine dimetabolisme di hati oleh enzim
sitokrom P450 (CYP). Metabolit utamanya adalah
desmethylcenbucridine dan dihydrocenbucridine.
4) Ekskresi : Cenbucridine diekskresikan melalui urin dan feses. Waktu
paruh eliminasinya sekitar 24-48 jam.
5. Efek samping
a. Efek Samping Dibucaine :
1) Reaksi alergi
2) Rasa terbakar pada kulit
3) Gatal-gatal
4) Kulit berwarna kemerahan dan panas, serta urtikaria (kulit melepuh)
5) Edema (bengkak)
6) Detak jantung tidak teratur
7) Nyeri dada
8) Munculnya ruam atau iritasi kulit
b. Efek Samping Ropivacaine :
1) Efek samping ringan :
a) Mual atau muntah
b) Sakit kepala
c) Nyeri punggung
d) Demam
e) Gatal-gatal
f) Mati rasa atau kesemutan
g) Masalah dalam buang air kecil atau fungsi seksual.
2) Efek samping serius :
a) Merasa gelisah, lelah, linglung, atau merasa seperti akan pingsan.
b) Gangguan pada bicara atau penglihatan.
c) Telinga berdengung, tremor, serta adanya rasa logam, mati rasa
atau kesemutan pada mulut.
d) Kejang.
e) Napas lemah atau dangkal.
f) Detak jantung pelan dan lemah.
g) Detak jantung cepat, tersengal-sengal, dan merasa kepanasan.
d. Efek Samping Centbucridine :
Efek samping sementara seperti pusing, sakit kepala, kesemutan, otot
berkedut dan mati rasa terus-menerus di area tersebut dapat terjadi setelah
penggunaan Centbucridine. Meskipun biasanya tidak mengalami efek
samping besar apa pun, namun dalam skenario yang sangat jarang terjadi,
ada kemungkinan reaksi alergi dan masalah parah seperti kejang dan
serangan jantung.
REFERENSI
Belinda, Gracia. 2020. Dibucaine HCl: Manfaat, Dosis, & Efek Samping.
https://www.honestdocs.id/dibucaine-hcl. Diakses: 27 Januari 2024
2023. Dosis Ropivakain. https://www.drugs.com/dosage/ropivacaine.html.
Diakses: 27 Januari 2024
Lestari, Diah Ayu. 2021. Ropivakain (Ropivacaine). https://hellosehat.com/obat-
suplemen/ropivacaine/. Diakses : 27 Januari 2024.
Nareza, dr. Meva. 2022. Cetirizine. https://www.alodokter.com/cetirizine.
Diakses: 28 Januari 2024

Anda mungkin juga menyukai