Anda di halaman 1dari 10

Aerrane

Nama Dagang : Aerrane


Kandungan
: Isoflurane USP 100%
Golongan Obat : Anestesi
Sediaan
: 250 ml
Dosis
:
o Induksi anestesia :
Mulai dosis 0,5% lalu dinaikkan secara bertahap.
Dosis 1,3 3,0% dpt menyebabkan anestesia dalam
7-10 menit
o Pemeliharan anestesia :
1,0 2,5 % Aerrane + N2O/O2
1,5 3,5 % Aerrane + O2 100%
o Pemulihan :
Dosis diturunkan hingga 0,5% saat operasi berakhir
sampai 0 %

Mekanisme Kerja
Isoflurane merupakan cairan yang mudah menguap (volatil) yang
digunakan untuk anestesia inhalasi. Baunya sedikit tajam sehingga
membatasi kecepatan induksi. Isoflurane tidak dianjurkan untuk induksi
tunggal (sebaiknya bersama dengan obat I.V).
MAC Isoflurane 1,15. Isoflurane bersifat depresan napas sehingga napas
harus dimonitor ketat dan bila perlu diberi penunjang ventilasi. Semakin tua
usia,
MAC
isoflurane
semakin
kecil.
Kelarutan isoflurane dalam darah dan jaringan rendah (koef.partisi darah : gas
= 1,46) sehingga onset cepat dan pulih sadar cepat. Isoflurane sedikit
dibiotransformasi oleh enzim sitokrom P450 di hati (0,17%) sehingga
metabolit inorganic fluoride (bersifat nefrotoksik) yang dihasilkan sedikit
sehingga tidak toksik terhadap ginjal. Kelarutan isoflurane dalam darah dan
jaringan rendah sehingga isoflurane cepat dieliminasi dan menyebabkan pulih
sadar yang cepat.
Efek Samping
o Hipotensi arterial
o Takikardia
o Gangguan serius ritme ventrikular
o Depresi nafas
o Hipertermia maligna
o Batuk & laringospasme pada induksi
o Gangguan fungsi hati, ikterus dan kerusakan hati
o Menggigil, mual muntah setelah sadar
o Ruam kulit
o Iritasi pada membran mukosa

Naropin

Nama Dagang
Kandungan
Golongan Obat
Sediaan

:
:
:
:

Naropin 1%
Ropivacaine HCl
Anestesi
Ampul 200 mg dalam 20 ml

Dosis
:
o
Anestesioperatif
Epidural lumbar :

Pembedahan
Konsentrasi 7,5 mg/ml, volume 15-25 ml, dosis 113-188 mg

Seksio sesaria
Konsentrasi 7.5 mg/ml, volume 15-20 ml, dosis 113-150 mg
Epidural thorax :
Konsentrasi 7,5 mg/ml, volume 5-15 ml, dosis 38-113 mg
Field block
Konsentrasi 7,5 mg volume 1-30 ml, dosis 7,5-225 mg
o
Mengatasi nyeri akut
Lumbar epidural bolus : konsentrasi 2 mg/ml, volume 10-20 ml, dosis
20-40 mg
Lumbar epidural injeksi intermiten : konsentrasi 2 mg/ml, volume 1015 ml (interval minimum 30 menit), dosis 20-30 mg
Lumbar epidural infus kontinyu : konsentrasi 2 mg/ml, volume 6-14 ml/
jam, dosis 12-28 mg/jam
Thoracic epidural infus kontinyu : konsentrasi 2 mg/ml, volume 4-8 ml,
dosis 8-16 mg/jam
Field block : konsentrasi 2 mg/ml, volume 1-100 ml, dosis 2-200 mg
Mekanisme Kerja:
Ropivacain seperti anestesi lainnya, menyebabkan blokade reversibel
propagasi impuls sepanjang serabut saraf dengan mencegah masuknya ion
natrium ke dalam membran sel serabut saraf. Anestesi lokal dapat memiliki
efek yang sama pada membran lainnya yang mudah dirangsang, misalnya
pada otak dan miokardium. Jika jumlah obat yang berlebihan mencapai
sirkulasi sistemik secara cepat, tanda dan gejala toksisitas mungkin muncul
yang berasal dari sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.
Farmakokinetik
Ropivacain menunjukkan absorpsi bifasik dan lengkap dari ruang epidural
dengan waktu paruh dari 2 fase secara berurutan 14 menit dan 4 jam.

Penyerapan lambat adalah rate-limiting factor dalam eliminasi ropivacain,


dimana menjelaskan mengapa waktu eliminasi separuhnya lebih lama pada
pemberian epidural dibandingkan pemberian IV. Ropivacain memiliki total
plasma clearance 440 ml/menit, unbound plasma clearance 81 ml/menit,
renal clearance 1 ml/menit, volume distribusi pada steady state 47 L dan
waktu paruh terminal 1,8 jam. Ropivacain memiliki rasio ekstraksi hepatik
sekitar 0,4. Terutama berikatan pada 1-asam glikoprotein dalam plasma
dengan fraksi tidak terikat sekitar 6%.
Peningkatan konsentrasi total plasma selama infus epidural kontinyu
telah diamati, berkaina dengan peningkatan 1-asam glikoprotein
postoperatif. Bervariasi pada fraksi tidak terikat, farmakologi aktif,
konsentrasinya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan konsentrasi plasma
total.
Ropivacain dimetabolisme secara luas, terutama oleh hidroksilasi
aromatik menjadi 3-hidroksi-ropivacain. 86% dari dosis akan diekskresi lewat
urine setelah pemberian IV.
OOA
:
o Analgesik postoperatif
Lumbal epidural : 10-30 menit
Nerve block : 15-30 menit
Field block : 1-15 menit
o Seksio sesaria dengan lumbal epidural : 15-25 menit
DOA
:
o Analgesik postoperatif
Lumbal epidural : 2-6 jam
Nerve block : 5-8 jam
Field block : 2-6 jam
o Seksio sesaria dengan lumbal epidural : 2-4 jam
Efek Samping
:
o Hipotensi
o Mual
o Bradikardi
o Muntah
o Parestesia
o Peningkatan suhu tubuh
o Sakit kepala
o Retensi urin
o Pusing
o Kaku
o Takikardi
o Kecemasan
o Hipoestesia
o Pada janin : takikardi dan bradikardi
o Neonatus : muntah, gangguan pernapasan, takipnoe, demam, ikterus

Hipnoz

Nama Dagang
Kanungan
Golongan Obat
Sediaan

:
:
:
:

Hipnoz
Midazolam
Hipnotik sedativ
Ampul 5 mg/5 ml dan ampul 15 mg/3ml

Dosis
:
o Sedasi
2 mg secara injeksi IV selama < 30 menit, 2 menit kemudian dilanjutkan
dengan peningkatan dosis sebesar 0,5-1 mg jika efek sedasi kurang
adekuat. Kisaran dosis lazim 2,5-7,5 mg
o Premedikasi
70-100 mcg/kgBB secara IM 30-60 menit sebelum operasi. Dosis lazim 5
mg
o Induksi
200-300 mcg/kgBB IV secara lambat
o Anak > 7 tahun
150 mcg/kgBB
o Sedasi untuk pasien ICU
30-300 mcg/kgBB secara infus IV selama < 5 menit
Mekanisme Kerja
Berinteraksi dengan reseptor spesifik di sistem saraf pusat, sebagian di
cortex cerebri. Ikatan reseptor-benzodiazepin meningkatkan efek inhibitor
berbagai neurotransmitter. Sebagai contoh ikatan reseptor-benzodiazepin
memfasilitasi ikatan GABA-reseptor untuk meningkatkan konduksi membran
dari ion klorida.
OOA
IV: 1-5 menit
DOA
2-6 jam
Efek Samping
o Mual
o Muntah
o Sakit kepala
o Cegukan
o Laringospasme
o Dispnoe
o Halusinasi
o Ataksia

o
o
o

Ruam kulit
Reaksi paradoksikal
Episode amnesia

Pethidin HCl

Nama Dagang
Kandungan
Golongan Obat
Sediaan

:
:
:
:

Pethidine HCl
Pethidine
Analgesik opioid
Ampul 2 ml (50 mg/ml)

Dosis parenteral :
o Nyeri sedang berat
Dewasa
25-100 mg injeksi IM/SC atau 25-50 mg dengan injeksi IV lambat.
Anak

SC/IM
2 bulan 12 tahun : 0,5-2 mg/kgBB. 12-18 tahun : 20-100 mg. Dosis
diulangi setiap 4-6 jam jika perlu.

Injeksi IV
Neonatus dan anak 12 tahun : 0,5-1 mg/kgBB injeksi IV setiap 1012 jam jika diperlukan pada neonatus sampai usia 2 bulan dan 4-6
jam jika perlu pada anak yang lebih dewasa. 12-18 tahun : 25-50
mg setiap 4-6 jam jika perlu. Sebagai alternatif, 1 bulan : loading
dose 1 mg/kgBB dengan injeksi IV diikuti 100-400 mcg/kgBB/jam
melalui infus kontinyu tergantung dari respon pasien.
Usia tua
25 mg setiap 4 jam
o Analgesik obstetri
50-100 mg secara IM/SC secepatnya ketika kontraksi timbul dengan
interval reguler, diulangi setelah 1-3 jam jika perlu. Maksimal 400 mg
dalam 24 jam
o Preoperatif
Dewasa : 25-100 mg IM/SC diberikan 1 jam sebelum operasi. Anak : 1-2
mg/kgBB diberikan IM 1 jam sebelum operasi.
o Nyeri Postoperatif
Dewasa : 25-100 mg IM/SC setiap 2-3 jam jika perlu. Anak 0,5-2 mg/kgBB
o Anestesi tambahan
Dewasa : 10-25 mg injeksi IV secara perlahan
Mekanisme Kerja
Pethidine merupakan analgesik opioid derivat phenylpiperidine. Aktivitas
utamanya agonis resptor mu. Seperti kebanyakan analgesik opioid, mirip
dengan opioid endogen dengan mengaktifkan reseptor opioid pada sistem

saraf sentral dan perifer. Mengurangi pelepasan substansi neurotransmiter


dan juga mengurangi aktivitas neuron postsinaptic di sumsum tulang
belakang sehingga menghambat transmisi impuls nyeri.
Absorpsi : diabsorpsi dari traktus gastrointestinal, hanya 50% yang mencapai
sirkulasi karena 1st-pass effect. Konsentrasi puncak plasma setelah 1-2 jam
(oral). Absorpsi bervariasi pada IM.
Distribusi : melintasi plasenta, memasuki ASI, muncul dalam cairan
serebrospinal. Peningkatan protein 60-80%.
Metabolisme : melalui hati secara luas dihirolisis menjadi asam pethidinic dan
asam norpethidinic dan melalui demethylation menjadi norpethidine.
Ekskresi : melalui urine (jumlah kecil obat tidak berubah), eliminasi waktu
paruh 3-5 jam (bentuk yang tidak berubah), 20 jam (norpethidine).
OOA : cepat
DOA : 120-150 menit
Efek Samping
:
o
Hipotensi
o
Fatique
o
Sakit kepala
o
Depresi
o
Halusinasi
o
Tremor, twitching
o
Peningakatan tekanan intracranial
o
Kejang
o
Serotonin syndrome
o
Ruam, urtikaria
o
Mual, muntah
o
Konstipasi
o
Anorexia
o
Kram perut
o
Xerostomia
o
Sapsme biliaris
o
Ileus paralitik
o
Spasme sphincter Oddi
o
Spasme ureteral
o
Nyeri pada daerah yang diinjeksi
o
Dispnoe
o
Ketergantungan fisik dan psikologis

Roculax

Nama Dagang : Roculax


Kandungan
: Rocuronium bromide 10 mg
Golongan Obat : Relaksan otot
Sediaan
: Ampul 50mg/5ml

Dosis
:
o Intubasi endotrakeal
0,6-1,2 mg/kgBB sebagai bolus IV. Pemeliharaan : 0,1-0,2 mg/kgBB
sebagai injeksi IV intermitten
o Anak
Awal 0,6 mg/kgBB. Pemeliharaan : 0,075-0,125 mg/kgBB
Mekanisme Kerja
Merupakan nondepo neuromuscular agent yang bekerja sebagai antagonis
inhibitor terhadap asetilkolin.
Metabolisme : di hepar
Waktu paruh : 66-80 menit
Ekskresi : melalui urine dan cairan empedu
OOA
Cepat
DOA
Intermediat
Efek Samping
o Memperpanjang waktu blok neuromuskular
o Takikardi
o Hipotensi
o Hipertensi
o Mual
o Muntah
o Bronkospasme
o Reaksi alergi
KTM-100

Nama Dagang
Kandungan
Golongan Obat

: KTM-100
: Ketamin 100 mg
: Anestesi

Sediaan
Dosis

: Vial 10 ml (100 mg/ml)


:
Dosis inisial 1-4,5 mg/kgBB secara IV, biasanya
tidak lebih dari 2 mg/kgBB atau 6,5-10 mg/kgBB
secara IM

Mekanisme Kerja
Farmakodinamik
Ketamin adalah suatu obat penghilang sakit kuat pada konsentrasi
plasma subanestetik, dan efek anestetik dan analgesia mungkin diperantarai
oleh mekanisme yang berbeda. Yang secara rinci, analgesia mungkin dalam
kaitan dengan suatu interaksi antara ketamin dan opioid reseptor di dalam
sistem saraf pusat. Ketamin dan campuran seperti phencyclidin telah
memperlihatkan blok nonkompetitif eksitansi neural induksi dengan asam
amin N-methyl-D-aspartate (NMDA).
Efek terhadap kardiovaskuler adalah peningkatan tekanan darah arteri
paru dan sistemik, laju jantung dan kebutuhan oksigen jantung. Ketamin dapat
pula meningkatkan isi semenit jantung pada menit ke 5 15 sejak induksi.
Cardiac index (CI) akan meningkat dari 3,1 liter/menit/m2 menjadi 3,5
liter/menit/m2. Ketamin tidak menyebabkan pengeluaran histamin.
Ketamin dilaporkan berinteraksi dengan mu (), delta () dan kappa ()
reseptor dari opioid. Interaksi dengan opioid reseptor ini pada berbagai studi
menduga bahwa ketamin sebagai antagonis pada reseptor dan agonis pada
k reseptor.
N-methyl-D-aspartate adalah suatu asam amino yang bekerja sebagai
reseptor dan merupakan subgrup dari opioid reseptor. Ketamin bekerja
sebagai suatu antagonist reseptor untuk memblok spinal nociceptive refleks.
Dalam klinik dilaporkan ketamin tidak hanya digunakan dalam general
anestesi tetapi juga regional anestesi. Neuronal system mungkin melibatkan
kerja antinosiseptif dari ketamin, blokade norepinefrin dan serotonin reseptor
merupakan kerja ketamin sebagai analgesia. Dari berbagai data menduga
bahwa aksi antinosiseptif dari ketamin mungkin menghambat jalur
monoaminergik pain. Ketamin juga saling berhubungan dengan reseptor
kolinergik muskarinik dalam sistem saraf pusat, yang berpusat pada kerja
agen antikolinesterase seperti physostigmine mungkin menjelaskan anestesi
dari ketamin.
Farmakokinetik
Konsentrasi plasma puncak ketamin terjadi dalam 1 menit pada
pemberian IV dan dalam 5 menit pada suntikan IM. Pada awalnya, ketamin
didistribusikan ke jaringan yang perfusinya tinggi seperti otak, di mana puncak
konsentrasi mungkin 4-5x di dalam plasma. Daya larut ketamin dalam lemak
(5 10 kali dari tiopental) memastikan perpindahan yang cepat dalam sawar
darah otak. Lagipula, induksi ketamin dapat meningkatkan tekanan darah
cerebral bisa memudahkan penyerapan obat dan dengan demikian
meningkatkan kecepatan tercapainya konsentrasi yang tinggi dalam otak.
Sesudah itu, ketamin didistribusikan lagi dari otak dan jaringan lain yang

perfusinya tinggi ke lebih sedikit jaringan yang perfusinya baik. Waktu paruh
ketamin adalah 1 2 jam. Kegagalan fungsi ginjal atau enzim tidak mengubah
durasi dari dosis tunggal ketamin yang mempengaruhi distribusi kembali obat
dari otak ke lokasi jaringan non-aktip. Metabolisme hepar, seperti halnya
dengan tiopental, adalah penting untuk bersihan ketamin dari tubuh. Ketamin
tersimpan dalam jaringan dimana dapat berperan pada efek kumulatif obat
dengan pengulangan atau pemakaian yang kontinyu.
Metabolisme ketamin secara ekstensif oleh microsomal enzim hepatic.
Suatu jalur metabolisme yang penting adalah demethylation ketamin oleh
sitokrom P-450. Enzim dapat membentuk norketamin. Pada binatang
percobaan, norketamin adalah seperlima sampai sepertiga sama kuat seperti
ketamin. Metabolit yang aktif ini dapat berperan untuk ketamin yang
diperpanjang.
Norketamin
adalah
hydroxylated
dan
kemudian
menghubungkan ke glucuronide metabolit yang non-aktif dan dapat larut
dalam air. Pada pemberian secara intra vena (IV), kurang dari 4% dosis
ketamin dapat ditemukan dalam air seni tanpa perubahan. Fecal kotoran
badan meliputi kurang dari 5% dari dosis ketamin injeksi. Halotan atau
diazepam memperlambat metabolisme dari ketamin dan memperpanjang efek
obat tersebut.
OOA
Untuk induksi yang diberikan secara IV dengan dosis 2 mg/kgBB dalam waktu
60 detik, stadium operasi dicapai dalam waktu 5-10 menit. Sedangkan untuk
induksi yang diberikan secara IM dengan dosis 10 mg/kgBB, stadium operasi
terjadi dalam 12-25 menit.
DOA
IM : 30 menit 2 jam, oral : 4-6 jam
Efek Samping
o Disosiatif anestesi
o Distress pernapasan
o Hipotensi
o Bradikardi
o Aritmia
o Gangguan neurologis
o Gangguan cardiovascular
o Gangguan psikologis

Anda mungkin juga menyukai