Anda di halaman 1dari 43

OBAT-OBAT EMERGENCY

Oleh :
Irma Dwi Yundi

Pembimbing : dr. Imam Ghozali, Sp. An


 Obat-obatan emergency atau gawat
darurat adalah obat-obat yang digunakan
untuk mengatasi situasi gawat darurat atau
untuk resusitasi/life support
 Tujuan : untuk mencapai efek yang
diinginkan dengan meminimalkan efek
yang merugikan.
Macam-Macam Obat Emergency
1. Sulfas Atropin 5. Norepinefrin
2. Epinefrin 6. Nitrogliserin
(Adrenalin) 7. Aminophilin
3. Efedrin 8. Amiodarone
4. Dobutamin 9. Diazepam
5. Dopamin 10. Deksamethason
1. SULFAS ATROPIN
- Merupakan anti muskarinik
- Farmokodinamik:
• Bekerja melalui reseptor kolinergik
(reseptor nikotinik dan muskarinik)
• Reseptor nikotinik : Neuronal dan Muskular
• Reseptor muskarinik : (M1 – M5)
• Hambatan oleh atropin bersifat reversibel
Efek Atropin
SSP
- Dosis kecil  merangsang SSP
- Dosis yg sangat besar  depresi napas, eksitasi,
disorientasi, delirium, halusinasi, dan depresi

Sistem CV
- Dosis kecil : Bradikardi
- Dosis Besar:Takikardi
Lanjutan…
Mata
- Midriasis dan siklopegia pada dosis > 1 mg
- Meningkatkan TIO pd penderita glaukoma

Saluran Napas
- Mengurangi sekret sal. Napas
- Efek bronkodilator lemah

Saluran Cerna
- Antispasmodik
- Menurunkan sekresi air liur dan lambung
Farmakokinetik

- Atropin mudah diserap di semua tempat,


kecuali kulit

- Sebagian di metabolisme di hepar dan sebagian


lagi dieksresi di ginjal dalam bentuk asal

- Waktu paruh sekitar 4 jam


Indikasi dan Kontraindikasi
- Sesuai dengan mekanisme kerjanya
- Diantaranya : premedikasi anestesi, keracunan
organofosfat

Efek Samping
sesuai dengan efek farmakodinamiknya, seperti:
mulut kering, gangguan miksi, meteorismus,
memburuknya penglihatan pada penderita
glaukoma
Dosis
- Premedikasi Anastesi:
anak-anak : 0,01 – 0,02 mg/kgBB SC/IV
dewasa : 1 mg SC/IV

-Spasme saluran cerna :


Anak 2-6th : 0,25 mg SC single dose
Anak > 6th : 0,5 mg SC single dose
Dewasa : 0,35-1 mg SC dapat diulang per 6 jam
tanpa melebihi 2 mg/hr

- Keracunan Organofosfat :
anak-anak : 0,02 – 0,05 mg/kgBB, IM / IV injeksi
dewasa : 2 mg IM/IV injeksi
2. EPINEFRIN (ADRENALIN)
- Merupakan prototipe obat kelompok adrenergik
- Bekerja pada semua reseptor adrenergik: α1, α2, ß1 dan
ß2

Farmakodinamik
- CV : Konstriksi arteriol kecil, hipotensi sekunder,
epinefrin reversal, inotropik dan kronotropik positif.
- Sal. Cerna: Tonus dan motilitas usus dan lambung
berkurang
- Uterus:Tonus dan konstraksi uterus dihambat
- Pernapasan: bronkodilatasi
- Mata: Midriasis
Farmakokinetik
- Absorbsi:pada pemberian oral epinefrin tidak
mencapai dosis terapi krn sebagian besar dirusak
oleh enzim COMT dan MAO

-Biotransformasi dan ekskresi: didegradasi di hati


dan diekskresi melalui ginjal
Penggunaan Klinis

- Syok anafilaktik
- Memperpanjang kerja anestetik lokal
- Merangsang jantung pada pasien henti jantung
- Menghentikan perdarahan kapiler
Efek Samping
- Dapat menimbulkan gejala spt gelisah, nyeri
kepala berdenyut, tremor dan palpitasi
- Penyuntikan IV dosis besar dapat menimbulkan
perdarahan otak
- Epinefrin dapat menimbulkan aritmia ventrikel

Sediaan:
1 mg dalam ampul 1 mL
Dosis
1. Kardiopulmoner arrest: encerkan 1 ampul 1 mg
dlm 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan lar.
0,1 mg epinefrin per mL
- Anak dan dewasa: 0,01-0,02 mg/kgBB/IV injeksi
diulangi tiap menit jika belum ada respon
2. Syok Anafilaktik
- Anak : 0,25 mg diencerkan dlm 9 mL aqua
bidest, diberikan scr IV pelan, mL per mL,
tergantung TD dan nadi, sampai perbaikan
terjadi
- Dewasa 1 mg diencerkan dlm 9 mL aqua bidest,
diberikan scr IV pelan, per mL, tergantung
tekanan darah dan nadi samapi perbaikan terjadi
Dosis
3. Hipotensi yg diinduksi oleh spinal anestesi (yg
tidak berespon thd efedrin) : encerkan 1 ampul yg
berisi 1 mg dlm 9 mL aqua bidest untuk
mendapatkan lar.0,1 mg epinefrin per mL
- Dewasa : 0,1 – 0,2 mg (1 – 2 mL larutan yg telah
diencerkan) / IV injeksi, diulangi tiap menit
sampai tekanan darah stabil
- Durasi : tergantung respon klinis
3. EFEDRIN
Farmokodinamik
- Efek serupa dengan epinefrin tapi efedrin bukan
katekolamin
- Efek CV serupa dgn epi tapi berlangsung 10x lebih
lama
- Bronkorelaksasi oleh efedrin lebih lemah tapi
berlangsung lebih lama

Indikasi
- Hipotensi yg diinduksi oleh regional anestesi (spinal
dan epidural anestesi)
- Pengobatan pilihan utama syok anafilaktik pada wanita
hamil
Sediaan
- Oral : kapsul 25 mg
- Parenteral : 50 mg/mL dan 30 mg/mL

Dosis
- Encerkan 1 ampul 30 mg dalam 9 mL aqua
bidest untuk mendapatkan larutan berisi 3 mg
efedrin per mL
- Dewasa 3-6 mg scr injeksi IV pelan (1-2 ml
larutan yg diencerkan), diulangi tiap menit
hingga TD stabil
4. DOBUTAMIN
- Memiliki struktur senyawa yg mirip dopamine
- Menimbulkan efek inotropik yg lebih kuat daripada
efek kronotropik

Indikasi
- Gagal jantung

Efek Samping
- Takikardia
- Aritmia
Sediaan
•Sediaan: Parenteral 12,5 mg/mL dalam vial 20 ml &
25 mg/ml dlm vial 10 ml

•Dosis : awal 100-200 mcg/mnt, ditingkatkan scr


bertahap sampai respon klinis yg diinginkan tercapai
(2,5 – 10 mcg/kgBB/mnt)
5. DOPAMINE
- Merupakan katekolamin endogen yg
menimbulkan banyak efek biologis yg diperantarai
oleh interaksi dgn reseptor dopamin spesifik (D1
– D5)
- D1 menginduksi relaksasi otot polos oleh
karenanya dopamin merupakan vasodilator
- Reseptor D2 bersifat menghambat aktivitas
adenilil siklase yg membuka kanal kalium &
mengurangi influx kalsium
Farmakodinamik

 Merupakan prekursor NE, mempunyai


kerja langsung & melepaskan NE
endogen
 Pada kadar rendah, dopamine bekerja pd
reseptor dopaminergik di pembuluh
darah, terutama di ginjal, mesenterium &
pembuluh darah koroner
 Pada dosis yg sedikit tinggi dopamin
meningkatkan kontraktilitas miokard.
Indikasi

 Terutama berguna untuk keadaan curah


jantung rendah disertai dengan gang.fungsi
ginjal, misal syok kardiogenik dgn gagal ginjal
yg berat
 Sediaan :
- parenteral: 10, 40, 80, 160 mg/ml dlm ampul
5 ml untuk injeksi: 80, 160, 320 mg/100 ml
dlm dextrose 5% atau aquabidest
 Dosis :
- awal : 2 – 5 mcg/kgBB/mnt
- maintenance : < 20 mcg/kgBB/mnt
6. NOREPINEFRIN

 Dikenal sbg levarterenol & merupakan


neurotransmitter yg dilepas oleh serat pasca
ganglion adrenergik.
Farmakodinamik
 NE terutama bekerja pd reseptor α, tp
efeknya sedikit lebih rendah dibandingkan
epinefrin
 Memperlambat denyut jantung
 Aliran darah koroner meningkat
 Efek metabolik NE mirip epinefrin tp
hanya timbul pd dosis yg lebih besar
Sediaan

 Sediaan:
1 mg/ml dalam ampul 4 ml

 Dosis:
Encerkan 4 ml dlm 1000 ml Dex 5% berikan
scr infus IV dgn kecepatan awal 2 – 3 ml/mnt,
maintenance 0,5 – 1 ml/mnt
7. NITROGLISERIN

 Manfaat nitrat organik sebagai antiangina


Farmakokinetik
 diabsorbsi dengan baik lewat kulit,
mukosa sublingual & oral
 Metabolisme di hati
 Pada pemberian sublingual, kadar puncak
plasma nitrogliserin tercapai dlm 4 menit,
waktu paruh 1-3 menit
Farmodinamik
 Secara in vivo merupakan pro drug yg
menjadi aktif setelah dimetabolisme
 Efek CV : Mempengaruhi tonus vaskular
 Arteriol : dilatasi arteriol temporal &
meningeal menimbulkan kemerahan di
muka
 Tidak menimbulkan steal phenomeon pd
A.coroner
Indikasi

1. Angina Pektoris
2. Infark Jantung : mengurangi luas infark,
memperbaiki fungsi jantung,
dikombinasikan dgn lisinopril
3. Gagal Jantung Kongestif : dikombinasikan
dgn hidralazin
Efek Samping
 Pada awal terapi sering ditemukan sakit
kepala, flushing krn dilatasi arteri serebral
 Dapat terjadi hipotensi postural
 Ketergantungan nitrat organik dapat
terjadi, penghentian obat harus dilakukan
bertahap agar tak timbul rebound angina.
Sedian dan Posologi
 Sediaan: ampul 10 mg/10 ml dan 50
mg/10 ml
 Angina yg tak stabil: dosis awal 10
mcg/mnt, dgn peningkatan 10 mcg/mnt
dgn interval 30 menit tergantung pd
besarnya kebutuhan
8. AMIODARON
 Merupakan anti aritmia kelas III
Farmakokinetik:
 Diabsorbsi scr lambat & tak sempurna pd
pemberian per oral
 Bioavailabilitasnya ialah sekitar 30% &
berbeda antar individu
 Pemberian per oral kadar puncak tercapai
setelah 5-6 jam
 Waktu paruh: 25-60hari
Sediaan, dosis & cara pemberian
 Amiodaron HCL tablet 200 mg
 Loading dose: 600-800 mg/hari slm 4 minggu
 Maintenance dose: dimulai dgn 400-800
mg/hari

Penggunaan Terapi:
 Dapat digunakan untuk fibrilasi atrium
berulang & untuk takikardi ventrikel yg tak
stabil & berkelanjutan
Efek Samping
 Gangguan fungsi hati
 Fotosensitivitas kulit
 Bertambah beratnya aritmia terjadi pd 2-
5% pasien
9. DIAZEPAM
 Menurut lama kerja dapat dibagi dalam:
1. Senyawa yg bekerja sangat cepat
2. Senyawa yg bekerja cepat
3. Senyawa yg bekerja sedang
4. Senyawa yg bekerja lama
Farmakokinetik
 Diazepam & metabolit aktifnya terikat pd
protein plasma
 Setelah pemberian diazepam aliran ke dlm
otak & organ dengan perfusi tinggi lainnya
terjadi sangat cepat
 Dapat melewati sawar urin & disekresi ke
dlm ASI
Farmakodinamik
1. SSP : tidak mampu menghasilkan tingkat
depresi saraf
2. Pernapasan: diazepam dosis hipnotik tak
berfek pd pernapasan orang normal
3. CV : efek umumnya ringan, kecuali pd
intoksikasi berat
4. Sal. Cerna : dapat memperbaiki berbagai
gang.saluran cerna yg berhubungan dgn
adanya ansietas
Efek Samping
 Kepala ringan
 Lamban
 Inkoordinasi motorik
 Ataksia
 Gang. Fungsi mental & psikomotorik
 Gang. Koordinasi berfikir
 Bingung
 Disatria
 Amnesia retrogard
Indikasi & Dosis
1. Kejang
 Anak : 0,5 mg/kgBB per rectal atau 0,3
mg/kgBB scr injeksi IV lambat
 Dewasa : 10 mg per rectal / scr injeksi IV
lambat
2. Tetanus
 Dosis bervariasi, tergantung beratnya
penyakit.
 Anak & dewasa 0,1-0,3 mg/kgBB scr injeksi
IV pelan, diulangi setiap 1-4 jam di bawah
pengawasan ketat tenaga medis
3. Agitasi, delirium tremens:
 Dewasa  5-10 mg scr injeksi IM,
diulangi setelah 1 jam bila perlu

 Sediaan: ampul 10 mg (5 mg/ml, 2 ml)


untuk IM atau injeksi IV yg sangat lamat
atau infus
10. DEKSAMETHASON
Farmokokinetik
 Kortisol & analog sintetiknya pd
pemberian oral diabsorbsi cukup baik
 Perubahan struktur kimia sangat
mempengaruhi kecepatan absorbsi
 Glukokortikoid dapat diabsorbsi melalui
kulit, sakus konjungtiva & ruang synovial
Farmokodinamik

 Metabolisme : terjadinya glukoneogenesis di


hati, glikogenesis, merangsang lipogenesis
 SSP : dapat timbul perubahan mood, tingkah
laku
 Elemen pembentuk darah: glukokortikoid
dapat meningkatkan kadar hemoglobin &
jumlah sel darah merah
Indikasi dan Dosis
1. Sindrom inflamasi pd infeksi berat
dosis & situasi sangat bervariasi
tergantung pd derajat berat infeksi &
respon klinis:
- Anak : 0,2 -0,4 mg/kgBB/hari
- Dewasa : dosis awal 0,5 -24 mg/hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai