Anda di halaman 1dari 26

ANESTESI

Disusun Oleh:
1.Ratna Christianingrum
(P1337424522303)
2.Nurhidayah(P1337424522323)
3.Wijayanti (P1337424522338)
ANESTESI

a. Pengertian
Tidak ada rasa sakit ( OW Holmes )
Kelompok Anestesi :
I. A Umum ; Hilangnya rasa sakit disertai
hilangnya kesadaran
II. A Lokal ; Hilangnya rasa sakit tanpa
disertai hilangnya kesadaran
Anestesi Lokal
• Anestesi lokal dilakukan dengan
memblokir sensasi atau rasa sakit pada
area tubuh yang akan dioperasi.
Anestesi Umum
Anestesi umum atau biasa disebut bius total
adalah prosedur pembiusan yang membuat
pasien menjadi tidak sadar selama operasi
berlangsung. Anestesi jenis ini sering
digunakan untuk operasi besar, seperti
operasi jantung terbuka, operasi otak, atau
transplantasi organ.
3
CARA KERJA OBAT ANESTESI

Cara kerja anestesi adalah
dengan menghentikan atau
memblokir sinyal saraf dari pusat
rasa sakit yang akan dirasakan
pasien selama operasi atau ketika
menjalani prosedur medis
tertentu
Macam-macam anestesi ;
I. Anestesi umum ;
1. Anestesi gas;
• N2O ( gas gelak ),digunakan pada Anestesi
tunggal ; Analgesia pada persalinan &
pencabutan gigi
• Siklopropan, digunakan pada setiap macam
operasi
2. Anestesi menguap;
• Gol Eter: eter,enfluran,Isofluran
• Gol hidrocarbon : halotan, metoksifluran,
etilklorida, trikloretilen & fluroksen
3. Anestesi intravena ;
• Barbiturat : Tiopental, dosis 2-4 ml larutan 2,5 %
intermiten 30-60 detik sampai tercapai efek yg
diharapkan. Pada anak, larutan 2 % dosis 1,5 ml
BB 15 kg, 3ml BB 30 Kg, 4 ml BB 40 kg dengan
interval 30 detik. Untuk mempertahankan
anestesi dewasa Pentotal 0,5-2ml dan anak 2 ml
• Na tiamilal, Na metoheksital
• Ketamin: induksi IV 2 mg/kgBB dalam waktu 60
detik, stadium operasi dicapai dalam 5-10 menit.
Induksi IM 10 mg/kgBB, stadium operasi dicapai
dalam 12 -25 menit. Droperidol, Fentanil,
Diazepam, digunakan medikasi preanestesi,
induksi dan anestesi, tapi tidak menimbulkan efek
analgesik. Dosis induksi 0,1-0,5 mg/kgBB
bersama dg analgesik narkotik
II. Anestesi lokal;
1. Alam ; kokain
2. Sintetik :
• Prokain ( Novokain )
• Lidokain ( Xilokain )
• Lain-lain ; Dibukain,Mepivakain,
Piperokain HCL, Tetrakain, Prilokain HCL
Tehnik pemberian anestesi;
a. Anestesi permukaan
• larutan lidokain 2%
• Menghilangkan nyeri selaput lendir
mulut, faring & esofagus
b. Anestesi infiltrasi
• Menghilangkan anestesi pada ujung
saraf
• Intradermal,SK ; Sering ring block ( tdk
dianjurkan dicampur dg epinefrin )
c. Anestesi block
• Mempengaruhi saraf otonom & somatis )
• A spinal ( blok sub arahnoid atau intratekal ),
sering untuk operasi perut bagian bawah,
perineum atau tungkai bawah
• A epidural ( anestesi blok yg luas ), larutan
lidokain 0,5-1 % utk blok simpatis & 1-1,5 %
untuk blok sensoris & 2 % untuk blok
motoris. Suntikan dibawah L2
• A kaudal ( epidural pada kanalis sakralis ),
Lidokain, mepivacain atau piperokain 1-1,5
%. Sering ditambah epinefrin ( mencegah
alergi )
d. Farmakodinamik Anestesi lokal
• Menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara lokal pada jaringan saraf dg kadar yg
cukup
• Bekerja pada tiap bagian saraf
• Paralisis bersifat reversibel tanpa merusak
serabut atau sel saraf
• Yang pertama ditemukan ; cocain
Anestesi lokal yang ideal ;
 Tidak mengiritasi & merusak jaringan saraf
secara permanen
 Batas keamanan lebar
 Mula kerja singkat
 Masa kerja cukup lama, tapi tidak
memperpanjang masa pemulihan
KOKAIN
• Benzoilmetilekgonin dari daun Erythroxylon coca
( pohon di Peru & Bolivia )
• Dulu ………menambah daya tahan tubuh
Farmakodinamik
• Menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara lokal
Sistim Saraf Pusat ;
• Perangsang cortex yang sangat kuat
Banyak bicara, gelisah & euforia
• Kekuatan mental meningkat & kapasitas kerja
otot meningkat mungkin karena
berkurangnya rasa lelah
• Adiksi & Toleransi , bila digunakan berulang
Anestesi lokal sintetis
PROKAIN ( Novokain )
Farmakodinamik
1. Analgesi sitemik ( Suntikan )
 SK dosis 100-800 mg Analgesia umum
ringan, dg drajat yg berbanding lurus dg dosis
 Efek maksimal 10-20 menit, menghilang setelah
60 menit
2. Antagonis Prokain - Sulfonamid
• PABA ( Para Amino Benzoic Acid ) hasil hidrolisa
Anestesi menghambat kerja Sulfonamid
Bisa memperpanjang obat lain ; Prokain Penicilin
Farmakokinetik
• Absorbsi cepat ditempat suntikan
• Untuk memperlambat ditambahkan
vasokonstriktorHasil hidrolisa ; PABA &
Dietilaminoetanol
• Ekskresi PABA diurine
Intoksikasi
Toksisitas Prokain hanya ¼ Kokain, karena ;
lebih cepat dirusak
Absorbsi diperlambat dg vasokonstriktor
Hasil hidrolisa tidak toksik
Indikasi
Anestesi Infiltrasi, Blokade saraf,
epidural,kaudal & spinal
Sediaan & Dosis ; Prokain HCL
• Kristal putih, mudah larut dalam air
• 1-2 % dg atau tanpa epinefrin untuk
Infiltrasi & blokade saraf
• 5-20 % untuk anestesi spinal
• 0,1-0,2 % untuk infus IV1,5 % dg dosis
awal 30 ml untuk anestesi
kaudal yang terus menerus
LIDOKAIN ( Xilokain )
Farmakodinamik
• Anestesi lokal kuat & digunakan secara luas
• Diberikan topikal & suntikan
• Anestesi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama &
lebih ekstensif dibanding Prokain
• Merupakan aminoetilamid
• Larutan 0,5 % punya toksisitas sama dg Prokain,
tapi larutan 2 % lebih toksik
• Larutan 0,5 % untuk A infiltrasi
• Larutan 1-2 % untuk A blok & topikal
• Efektif digunakan tanpa vasokonstriktor, tapi
absorbsi & toksisitasnya bertambah & kerja lebih
pendek
• Bisa menimbulkan kantuk
Farmakokinetik
• Mudah diserab dari tempat suntikan
• Dapat melewati sawar darah otak
• Kadar dalam darah fetus bisa mencapai 60 %
kadar dalam darah ibu
• Metabolismes di hati,meabolitnya
( monoetilglisin xilidid & glisin xilidid ) masih
punya efek anestesi lokal
• Ekskresi dalam urine 75 %
Efek samping
• Berkaitan dg SSP ; ngantuk, pusing, parestesia,
gangguan mental, koma & kejang
• Dosis berlebihan kematian karena fibrilasi
ventrikel atau henti jantung
Indikasi
• 0,25 – 0,50 % dg atau tanpa epinefrin A
Infiltrasi ,tanpa epinefrin dosis tidak boleh lebih
dari 200 mg dalam waktu 24 jam dan dg
epinefrin dosis tidak lebih dari 500 mg
• 1-2 ml blokade saraf, A epidural, kaudal &
• 1-4 % dg dosis maksimal 1 gr/ hr dibagi dalam
beberapa dosis ; Anestesi permukaan ( rongga
mulut, kerongkongan, saluran cerna bagian atas
untuk selaput lendir
• Suppositoria atau salep & krem 5 % ; Pruritus
anogenital atau nyeri wasir
• Gel 2 %; sebelum sitoskopi, kateterisasi
uretra
• Semprotan 2-4 % ; sebelum bronkoskopi ,
pemasangan pipa endotrakeal
• 1-2 % dg epinefrin dalam kedokteran gigi
untuk A infiltrat, mula kerja 5 menit dg
0,5-1 ml
• Pada Aritmia jantung
Anestesi lokal sintetik lain
a. Anestesi lokal suntikan ;
1. Dibukain
 Derivat kuinolin
 Anestesi lokal yang paling kuat, paling toksik
 Masa kerja panjang
 15 kali lebih kuat dan lebih toksik dari prokain
& masa kerja 3 kali lebih panjang
 Dibukain HCL 0,05-0,1 % ; suntikan
 Dibukain HCL 0,5-2 %; topikal telinga
 Dibukain HCL saleb 0,5-1 % ; untuk kulit
 Dosis total Dibukain untuk spinal 7,5 – 10 mg
2. Mepivakain HCL
• Golongan amida & mirip Lidokain
• Larutan 1, 1,5 & 2 % untuk A infiltrasi, blokade
saraf regional & spinal
3. Piperokain HCL
• Ester asam benzoat dan etanolamin
• Toksisitas 3 kali prokain pada pemberian IV,
pada SK sama dg prokain
• Kekuatan anestesi hampir sama dg prokain
• Topikal 2 % untuk Kornea, salep 4 % untuk
mata, larutan 2 & 10 % untuk hidung dan
tenggorokan, larutan 1-4 % untuk saluran kemih
• Larutan 0,5-1 % ; blokade saraf
• Larutan 1-1,5 % dg dosis awal 30 ml untuk
anestesi kaudal yang lama
4. Tetrakain
• Derivat asam paraaminobenzoat
• 10 kali lebih aktif dan lebih toksik dari
prokain pada pemberian IV
• Digunakan untuk segala macam anestesi
• Larutan 0,5 % untuk mata
• Larutan 2 % untuk hidung & tenggorok
• Total dosis untuk spinal 10-20 mg
5. Prilokain HCL
• Golongan amida
• Efek mirip lidokain, tapi mula kerja &
masa kerja lebih lama
• Menimbulkan kantuk
• Efek samping ; methemoglobinemia
• Digunakan berbagai macam anestesi
suntikan
• Anestesi lokal topikal
• Sangat toksik bila dalam bentuk suntikan
• Terbatas pada permukaan ; mata, selaput
lendir atau kulit
• Benzokain, bisa langsung digunakan pada
luka ( salep, supp & bedak )
DAFTAR PUSTAKA

• Sue Jordan . Farmakologi Kebidanan.  EGC


Jakarta. 2012
• Farmakologi Dasar & Klinis Betram G
Katzung EGC Jakarta 2013

Anda mungkin juga menyukai