Anestesi Regional
Disusun Oleh:
I d a Am s i y a t i 2 0 1 0 - 8 3 - 0 31
Pembimbing :
d r. O n y W. An g k e j a y a S p . A n
PENDAHULUAN
Anestesi secara umum didefinisikan sebagai
DEFINISI
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa
secara
reversibel
pada
bagian
Farmakokinetik
Ditentukan oleh 3 hal:
1. Lipid/Water solubility ratio, menentukan
Onset of Action.
2. Protein Binding, menentukan Duration of
Action.
3. pKa, menentukan keseimbangan antara
Mula kerja
Lama kerja
Konsentras
i minimal
Kecepatan
onset
Farmakodinamik
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan
oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf. Saluran Na+
penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti
jantung. Efeknya terhadap saluran Na+ jantung adalah
dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia
tertentu (biasanya yang dipakai lidokain).
Amida
Dimetabolisme dalam
plasma oleh enzyme
pseudocholinesterase
Masa kerja pendek
Pka tinggi
Pka rendah
2. Prokain
Prokain, obat anestesi sintetik yang pertama
3. Tetrakain
Tetrakain biasanya digunakan untuk anestesi
pada pembedahan mata, telinga, hidung,
tenggorok, rectum, dan dan kulit. Berkhasiat
10 kali lebih kuat daripada prokain, tapi juga
10 kali lebih toksik daripada prokain.
Dosis
Untuk
Pemakaian
topikal
pada
mata
digunakan larutan Tetrakain Hidroklorida
0,5%.
Kecepatan
anastetik
Tetrakain
Hidroklorida 25 detik dengan durasi aksinya
selama 15 menit atau lebih.
4. Etidokain
Indikasi
pemberian
(etidocaine
infiltrasi,
HCl)
suntikan
adalah
perpheral
Duranest
untuk
nerve
blok
anasesi
(pada
5. Levobupivacaine
Mekanisme aksi sama dengan bupivakain
atau obat anestesi lokal lain. Apabila MLAC
(Minimum Local Analgesic Concentration)
tercapai, obat akan melingkupi membran
akson sehingga memblok kanal natrium dan
akan menghentikan transmisi impuls saraf
Dosis
Dosis tunggal maksimum yang digunakan 2
mg /kg bb dan 5,7 mg/kg bb ( 400 mg)
dalam 24 jam
6. Ropivakain/Naropin
Naropin injeksi mengandung ropivakain
HCl, yaitu obat anestetik lokal golongan
amida. Naropin injeksi adalah larutan
isotonik yang steril, mengandung bahan
campuran obat (etantiomer) yang murni
yaitu Natrium Klorida (NaCl) agar menjadi
larutan isotonik dan aqua untuk injeksi.
Natrium Hidroksida (NaOH) dan/ atau asam
Hidroklorida (HCl) dapat ditambahkan
untuk meyesuaikan pHnya (keasamannya).
7. Prilocaine
Lokal golongan amida ini efek farmakologiknya
mirip lidokain.
Sifat toksik methemoglobinemia; Karena ortotoluidin dan nitroso-toluidin.
Methemoglobinemia ini umumnya terjadi pada
pemberian dosis total melebihi 8 mg/KgBB.
Diatasi dengan pemberian biru metilen IV dengan
dosis 1-2 mg/kgBB larutan 1% dalam waktu 5
menit.
Anestetik ini digunakan untuk berbagai macam
anestesia suntikan dengan sediaan berkadar 1,0 ;
2,0 dan 3,0%.
8. Bupivacaine
.Anestesi
lokal
yang
mempunyai
masa
kerja
Dosis
Untuk anestesa spinal 0,5% volum antara 2-
9. Lidokain (xilokain)
CV
Pernapasan
SSP
INTOKSIKASI
Toksisitas
Lokal
>
Muskuloskeleta
l
Imunologi
Toksisitas bergantung
pada
Jumlah larutan yang
disuntikkan
Konsentrasi obat
Ada tidaknya adrenalin
Vaskularisasi tempat
suntikan
Absorbsi obat
Laju destruksi obat
Hipersensitivitas
Usia
Keadaan umum
Berat badan
Topikal
Infiltrasi
TeknikTeknik
Anestesi
Blok
Setempat
Blok Saraf
ARIV
Spinal
Regional
Epidural
Kaudal
Anestesi Topikal
Larutan
lidokain
dalam
karoboksimetilselulosa
krim (EMLA)
Anestesi Infiltrasi
Tujuan dan Lokasi
Blok Setempat
Menghambat semua saraf sensoris pada daerah
operasi.
Khususnya untuk tempat yang mempunyai
distribusi saraf yang kompleks dan variabel.
Dapat digunakan untuk seksosesaria bila teknik
lain tidak mungkin.
Blok untuk SC
Blok Saraf
Tujuan : memblok daerah yang dipersarafi oleh
saraf tertentu.
Konsentrasi anestesi yang digunakan (lidokain 1 %
Anestesi Regional
Ada tiga posisi utama yaitu lateral dekubitus, duduk dan tengkurap.
Anestesi Spinal
Perpotongan
antara
garis
yang
menghubungkan
kedua Krista iliaka
dengan tulang ialah
L4
atau
L4-5.
Tentukan
tempat
tusukan misalnya L23, L3-4 atau L4-5.
Tusukan pada L1-2
atau
di
atasnya
berisiko
trauma
terhadap
medulla
spinalis.
Komplikasi tindakan:
Komplikasi
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi
Trauma pembuluh saraf
Trauma saraf
Muntah-muntah
Gangguan pendengaran
Blok spinal tinggi atau
spinal total
Komplikasi pasca
tindakan:
Nyeri tempat
suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena
kebocoran likuor
Retensio urin
Meningitis
Anestesi Epidural
Tusukan jarum epidural biasanya dikerjakan pada
ketinggial L3-4, karena jarak antara ligamentum
flavum-duramater pada ketinggian ini adalah yang
terlebar.
Anestesi Epidural
Anestesi Kaudal
Anestesia kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural,
karena kanalis kaudalis adalah lanjutan dari ruang epidural
dan obat yang ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus
sakralis.
Indikasi:
dengan tornikuet.
Komplikasi dari tornikuet, sebaiknya digunakan terbatas untuk tindakan yang
kurang dari 1 jam.
Pasanglah tornikuet dan pompalah sampai 100 mmHg (13,3 kPa) di atas
tekanan sistolik pasien (jangan menggunakan manset tensimeter). Suntikan
prilokain 0,5% sebanyak 20-40 ml, atau lidokain 0,5% (tanpa epinefrin)
melalui kanula.
Kesimpulan
Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian
Terima Kasih