Anda di halaman 1dari 42

Anestesi Lokal Dan Teknik

Anestesi Regional
Disusun Oleh:
I d a Am s i y a t i 2 0 1 0 - 8 3 - 0 31
Pembimbing :
d r. O n y W. An g k e j a y a S p . A n

PENDAHULUAN
Anestesi secara umum didefinisikan sebagai

suatu tindakan menghilangkan rasa sakit


ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh.
Tipe anestesi: total/umum & lokal
Obat anestesi lokal pertama yang ditemukan

adalah kokain pada akhir abad 19

DEFINISI
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa

Yunanian-"tidak, tanpa" dan aesthtos,


"persepsi, kemampuan untuk merasa
Anestesi Lokal adalah obat yang mampu

menghambat konduksi saraf (terutama


nyeri)

secara

reversibel

tubuh yang spesifik

pada

bagian

Mekanisme Kerja Anestesi Lokal

Gambar 1. Pompa Natrim dan Kalium

Gambar 2. Kanal natrium yang disekat anestesi lokal.

Farmakokinetik
Ditentukan oleh 3 hal:
1. Lipid/Water solubility ratio, menentukan

Onset of Action.
2. Protein Binding, menentukan Duration of

Action.
3. pKa, menentukan keseimbangan antara

bentuk kation dan basa.

Mula kerja

pKa mendekati pH fisiologis sehingga konsentrasi


bagian tak terionisasi meningkat dan dapat menembus
membran sel saraf sehingga menghasilkan mula kerja
cepat.
Alkalinisasi anestetika local membuat mula kerja cepat
Konsentrasi obat anestetika lokal

Lama kerja

Ikatan dengan protein plasma, karena reseptor


anestetika local adalah protein.
Dipengaruhi oleh kecepatan absorbsi.
Dipengaruhi oleh banyaknya pembuluh darah
perifer di daerah pemberian.

Ukuran, jenis dan mielinisasi saraf


pH (asidosis menghambat blockade saraf)
Frekuensi stimulasi saraf

Kadar obat dan potensinya


Jumlah pengikatan obat oleh protein
Pengikatan obat ke jaringan local
Kecepatan metabolism
Perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.

Konsentras
i minimal
Kecepatan
onset

Farmakodinamik
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan
oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf. Saluran Na+
penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti
jantung. Efeknya terhadap saluran Na+ jantung adalah
dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia
tertentu (biasanya yang dipakai lidokain).

Pembagian Obat Anestesi Lokal

Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan oleh


ikatan amida atau ikatan ester.

Perbedaan Ester & Amida


Ester

Amida

Relatif tidak stabil dalam


bentuk larutan

Lebih stabil dalam bentuk


larutan

Dimetabolisme dalam
plasma oleh enzyme
pseudocholinesterase
Masa kerja pendek

Dimetabolisme dalam hati

Pka tinggi

Pka rendah

Dapat bersifat allergen

Tidak bersifat allergen

Masa kerja lebih panjang

Contoh Obat Anestesi Lokal


1. Kokain
. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan

dari tumbuhan Erythroxylon coca, yang


berasal dari Amerika Selatan
. Efek kokain yang paling penting yaitu
menghambat hantaran saraf, bila dikenakan
secara lokal
. Efek
lokal
kokain
terpenting,
yaitu
kemampuannya
untuk
memblokade
konduksi saraf.
. Hanya
dijumpai dalam bentuk topical
semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas.

2. Prokain
Prokain, obat anestesi sintetik yang pertama

kali dibuat, merupakan derivat-benzoat


Dalam tubuh zat ini dengan cepat dan
sempurna
dihidrolisa
oleh
kolinesterase
menjadi dietilaminoetanol dan PABA (asam
para-aminobenzoat)
Dosis
Untuk infiltrasi: larutan 0,25-0,5%.
Blok saraf 1-2%.
Dosis 15 mg/kgBB dan lama kerja 30-60 menit

3. Tetrakain
Tetrakain biasanya digunakan untuk anestesi
pada pembedahan mata, telinga, hidung,
tenggorok, rectum, dan dan kulit. Berkhasiat
10 kali lebih kuat daripada prokain, tapi juga
10 kali lebih toksik daripada prokain.
Dosis
Untuk
Pemakaian
topikal
pada
mata
digunakan larutan Tetrakain Hidroklorida
0,5%.
Kecepatan
anastetik
Tetrakain
Hidroklorida 25 detik dengan durasi aksinya
selama 15 menit atau lebih.

4. Etidokain
Indikasi

pemberian

(etidocaine
infiltrasi,

HCl)

suntikan

adalah

perpheral

Duranest

untuk

nerve

blok

anasesi
(pada

Brachial Plexus, intercostals, retrobulbar,


ulnar dan inferior alveolar) dan pusat
neural blok (Lumbar atau Caudal epidural
blok).

5. Levobupivacaine
Mekanisme aksi sama dengan bupivakain
atau obat anestesi lokal lain. Apabila MLAC
(Minimum Local Analgesic Concentration)
tercapai, obat akan melingkupi membran
akson sehingga memblok kanal natrium dan
akan menghentikan transmisi impuls saraf
Dosis
Dosis tunggal maksimum yang digunakan 2
mg /kg bb dan 5,7 mg/kg bb ( 400 mg)
dalam 24 jam

6. Ropivakain/Naropin
Naropin injeksi mengandung ropivakain
HCl, yaitu obat anestetik lokal golongan
amida. Naropin injeksi adalah larutan
isotonik yang steril, mengandung bahan
campuran obat (etantiomer) yang murni
yaitu Natrium Klorida (NaCl) agar menjadi
larutan isotonik dan aqua untuk injeksi.
Natrium Hidroksida (NaOH) dan/ atau asam
Hidroklorida (HCl) dapat ditambahkan
untuk meyesuaikan pHnya (keasamannya).

7. Prilocaine
Lokal golongan amida ini efek farmakologiknya

mirip lidokain.
Sifat toksik methemoglobinemia; Karena ortotoluidin dan nitroso-toluidin.
Methemoglobinemia ini umumnya terjadi pada
pemberian dosis total melebihi 8 mg/KgBB.
Diatasi dengan pemberian biru metilen IV dengan
dosis 1-2 mg/kgBB larutan 1% dalam waktu 5
menit.
Anestetik ini digunakan untuk berbagai macam
anestesia suntikan dengan sediaan berkadar 1,0 ;
2,0 dan 3,0%.

8. Bupivacaine
.Anestesi

lokal

yang

mempunyai

masa

kerja

panjang, dengan efek blokade terhadap sensorik


lebih besar daripada motorik.
.Larutan bupivakain hidroklorida : konsentrasi 0,25%

untuk anestesia infiltrasi dan 0,5% untuk suntikan


paravertebral. Tanpa epinefrin dosis maksimum
untuk anestesia infiltrasi adalah sekitar 2 mg/kgBB.

Dosis
Untuk anestesa spinal 0,5% volum antara 2-

4 ml iso atau hiperbarik.


Untuk blok sensorik epidural 0,375% dan
pembedahan 0,75%.
Max: 2 mg / kg atau 175 mg / dosis, 400
mg/24h; Info: onset 2-10min, puncak 3045min, durasi 3-6h, beberapa konsentrasi
pengawet-bebas; conc semua. tersedia w /
epinefrin 1:200.000.

9. Lidokain (xilokain)

Anestetik lokal yang


kuat :
Topikal atau blok
(lidokain 1,0-2%).
Suntikan atau infiltrasi
(lidokain 0,5%).

Anestesia terjadi lebih


cepat, lebih kuat, lebih Sediaan berupa larutan
0,5-5% dengan atau
lama dan lebih
tanpa epinefrin (1 :
esktensif > prokain
50.000 sampai 1 :
pada konsentrasi yang
200.000).
sebanding.

CV

Depresi automatisasi miokard, Depresi


kontraktilitas miokard, Dilatasi arteriolar,
Dosis
besar
dapat
menyebabkan
disritmia/kolaps sirkulasi

Pernapasan

Relaksasi otot polos bronkus. Henti


napas akibat paralise saraf frenikus,
paralise
interkostal
atau
depresi
langsung pusat pengaturan napas.

SSP

tanda-tanda awal parestesia lidah, pusing,


kepala terasa ringan, tinnitus, pandangan
kabur,
agitasi,
twitching,
depresi
pernapasan, tidak sadar, konvulsi, koma.
Tambahan adrenalin berisiko kerusakan
saraf.

INTOKSIKASI

Terjadi pada tempat suntikan berupa


edema, abses nekrosis dan gangrene.
Komplikasi infeksi, Iskemia jaringan dan
nekrosis
karena
penambahan
vasokonstriktor yang disuntikkan pada
daerah end arteri.

Bersifat miotoksik (bupivakain


lidokain > prokain).
Tambahan adrenalin berisiko
kerusakan saraf. Regenerasi dalam
waktu 3-4 minggu.

Toksisitas
Lokal

>

Muskuloskeleta
l

Golongan ester menyebabkan reaksi


alergi lebih sering, karena merupakan
derivate para-amino-benzoic acid
(PABA) yang dikenalk sebagai allergen

Imunologi

Toksisitas bergantung
pada
Jumlah larutan yang
disuntikkan
Konsentrasi obat
Ada tidaknya adrenalin
Vaskularisasi tempat
suntikan
Absorbsi obat
Laju destruksi obat
Hipersensitivitas
Usia
Keadaan umum
Berat badan

Penanganan reaksi toksis


menjamin oksigenasi adekuat
dengan pernafasan buatan
menggunakan oksigen.
Tremor atau kejang dosis
kecil short acting barbiturate
seperti penthotal (50-150mg),
atau dengan diazepam (valium)
5-10 mg iv
Depresi sirkulasi diatasi
dengan pemberian vasopressor
secara bolus dilanjutkan
dengan drip dalam infus
(efedrin, nor adrenalin,
dopamine, dsb.)
Bila dicurigai adanya henti
jantung (cardiac arrest)
resusitasi jantung paru harus
segera dilakukan.

Topikal
Infiltrasi

TeknikTeknik
Anestesi

Blok
Setempat
Blok Saraf
ARIV

Spinal

Regional

Epidural
Kaudal

Anestesi Topikal
Larutan

lidokain

dalam

karoboksimetilselulosa

Menghilangkan nyeri di selaput lendir mulut, faring


dan esophagus.

Campuran lidokain 2,5% dan prilokain 2,5% =

krim (EMLA)

Bentuk minyak kulit yang utuh.

Efek anestetik maksimum sampai kedalamanan 5 mm.

Anestesi Infiltrasi
Tujuan dan Lokasi

Efek anestesi pada ujung saraf.


Intradermal atau subkutan.
Cara
Blokade lingkar (ring block).
Campuran epinefrin (-)
Spuit steril + jarum halus dan lidokain 0,5% dengan
epinefrin 5 g/ml (1:200.000).
Volume yang besar : lidokain 0,375% dengan epinefrin
3,3 g (1: 300.000).
Sampai 120 ml dengan konsentrasi rendah untuk dewasa
normal dengan berat badan 65 kg.
Menjahit luka : suntikan larutan anestesi kira-kira 5 mm
dari tepi luka, dan membutuhkan waktu 5 menit sebelum

Blok Setempat
Menghambat semua saraf sensoris pada daerah

operasi.
Khususnya untuk tempat yang mempunyai
distribusi saraf yang kompleks dan variabel.
Dapat digunakan untuk seksosesaria bila teknik
lain tidak mungkin.
Blok untuk SC

Blok Saraf
Tujuan : memblok daerah yang dipersarafi oleh

saraf tertentu.
Konsentrasi anestesi yang digunakan (lidokain 1 %

atau kadang-kadang 1,5-2%) lebih tinggi sedikit dari


blok setempat dan efeknya lebih luas, karena obat
akan didifusikan melalui selubung serat saraf.

Blok nervus digitalis (blok cincin).

Blok nervus digitalis; penyuntikan pada pangkal jari untuk memblok


cabang saraf dorsal dan Palmaris. (blok ini juga dapat digunakan
untuk jari-jari kaki).
Jangan menggunakan lebih dari 4 ml lidokain untuk setiap hari,
karena dapat menyebabkan cedera jaringan akibat tekanan yang
berlebihan. Epinefrin jangan diberikan pada blok cincin.

Blok nervus pada pergelangan kaki.


Diperlukan 3 penyuntikan yang
terpisah berikan dulu sedatif
atau analgesik bagi pasien.
Pertama, blok nervus tibialis
anterior dengan menyuntikan
lidokain 1% sebanyak 2-3 ml
pada permukaan anterior tibia
di bagian tengah garis antara
maleolus.
Kedua, blok nervus tibialis
posterior
dengan
menyuntikan di garis tengah
antara
maleolus
medialis
dengan
tendon
Achilles.
Masukan jarum tegak lurus
kulit sampai mencapai tulang;
kemudian tariklah sedikit dan
suntikan lidokain 1% sebanyak
2 ml.
Ketiga, blok cabang terminal

Blok aksilaris untuk pleksus brakhialis.


Bagian bawah pleksus brakialis
diselimuti oleh sarung jaringan
ikat, yang juga berisi arteri dan
vena aksilaris. Jaringan saraf
tersebut terdiri dari 3 kumparan
atau
korda,
yaitu
medial,
posterior dan lateral dalam
hubungannya
dengan
arteri.
Penyuntikan anestesi lokal ke
dalam
sarung
jaringan
ikat
tersebut dapat menyebabkan
anestesi
pada
lengan
atas
(kecuali yang dipersarafi oleh
nervus muskulokutaneus). Jika
berhasil, operasi pada lengan
atas dapat dilakukan bila perlu
gunakan tornikuet.

Anestesi Regional
Ada tiga posisi utama yaitu lateral dekubitus, duduk dan tengkurap.

Anestesi Spinal
Perpotongan
antara
garis
yang
menghubungkan
kedua Krista iliaka
dengan tulang ialah
L4
atau
L4-5.
Tentukan
tempat
tusukan misalnya L23, L3-4 atau L4-5.
Tusukan pada L1-2
atau
di
atasnya
berisiko
trauma
terhadap
medulla
spinalis.

Komplikasi tindakan:

Komplikasi
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi
Trauma pembuluh saraf
Trauma saraf
Muntah-muntah
Gangguan pendengaran
Blok spinal tinggi atau
spinal total

Komplikasi pasca
tindakan:
Nyeri tempat
suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena
kebocoran likuor
Retensio urin
Meningitis

Anestesi Epidural
Tusukan jarum epidural biasanya dikerjakan pada
ketinggial L3-4, karena jarak antara ligamentum
flavum-duramater pada ketinggian ini adalah yang
terlebar.

Anestesi Epidural

Anestesi Kaudal
Anestesia kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural,
karena kanalis kaudalis adalah lanjutan dari ruang epidural
dan obat yang ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus
sakralis.

Indikasi:

Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya


hemoroid, fistula paraanal. Kontraindikasi: Seperti
analgesia spinal dan analgesia epidural

Anestesi Regional Intravena


Menyuntikan anestesi lokal intravena pada lengan yang diisolasi dari sirkulasi

dengan tornikuet.
Komplikasi dari tornikuet, sebaiknya digunakan terbatas untuk tindakan yang
kurang dari 1 jam.
Pasanglah tornikuet dan pompalah sampai 100 mmHg (13,3 kPa) di atas
tekanan sistolik pasien (jangan menggunakan manset tensimeter). Suntikan
prilokain 0,5% sebanyak 20-40 ml, atau lidokain 0,5% (tanpa epinefrin)
melalui kanula.

Kesimpulan
Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian

tubuh tertentu tanpa kehilangan kesadaran atau


kerusakan fungsi kontrol saraf pusat dan bersifat
sementara.
Obat anestesi lokal diklasifikasikan menjadi dua
golongan, yaitu golongan amida dan ester.
Mekanisme kerja obat anestesi lokal adalah melalui
hambatan hantaran dan konduksi impuls saraf.
Anestesi regional dapat diklasifikasikan menjadi
Intravenous regional anestesi, Anelgesi permukaan,
Field Block (blok lapangan), Blok saraf (Nerve Block),
Infiltrasi local dan anestesi intravena regional

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai