OBAT ANESTESI
Oleh :
Hadi Kurniawan, S.Farm., M.Sc., Apt.
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018
Anastesi
Dosis : diatur sesuai dengan situs pembedahan dan respons pasien. Melalui
injeksi, hingga 1 g (200 ml dari larutan 0,5% atau 100 ml dari 1%) dengan
.
2. LIDOKAIN atau LIGNOKAIN (Preg. Cat. Intradermal, Parenteral sbg anestesi
lokal & obat jantung, Topikal B)
Lignokain dimetabolisme di dlm hati ibu hamil, janin/neonatus menjadi metabolit
metabolit aktif. Meskipun durasi & t1/2 relatif singkat (82 menit pd ibu hamil, dan
dan 95 menit pd neonatus), namun metabolitnya tetap diekskresikan oleh neonatus
neonatus selama 36-48 jam sesudah kelahirannya.
I : Anestesi lokal/regional dg teknik infiltrasi & blok epidural
♥ ES :
Mengantuk, pusing, gguan mental dan koma jika diberikan dgn dosis yg
3. BUPIVAKAIN HCl (Marcain®) Preg. Cat. Parenteral C
I : Anestesi spinal
Durasi kerja tdk lebih lama daripada
lignokain (2-3 jam via epidural; 8 jam jika
diberikan sbg penyekat/blok saraf). Oleh
karena itu, bupivakain byk digunakan utk
analgesia epidural dalam persalinan.
T1/2 8 jam pd ibu hamil, 18 jam pd
neonatus. Terus diekskresikan neonatus
selama 36 jam sesudah kelahirannya.
4. ROPIVACAIN HCl (Marcain®) Preg. Cat. Parenteral B
Obat anestesi lokal ini dikembangkan utk
menghasilkan anestesi lokal yg berlangsung
lama tanpa menimbulkan toksisitas
bupivakain.
Dapat dilakukan sebelum dilakukan prosedur yg singkat spt tindakan melahirkan bayi dg
bayi dg alat, penjahitan luka atau pengeluaran plasenta scr manual.
4. Anestesi intraspinal/intratekal, epidural, gabungan spinal-epidural
.
a. Definisi
yaitu obat – obat yg dapat menimbul
kan suatu keadaan depresi dr pusat-pusat
saraf ttt yg bersifat reversibel dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan.
ANASTETIK UMUM :
ADALAH SUATU KEADAAN TIDAK TERDAPATNYA SENSASI
YANG BERHUBUNGAN DENGAN HILANGNYA KESADARAN
YANG REVERSIBEL
1. Stadium 1 : analgesia
2. Stadium 2 : eksitasi/delirium
3. Stadium 3 : anestesi
4. Stadium 4 : pelumpuhan sum – sum
meduler
ANASTESI INJEKSI
ANASTESI INHALASI
Contoh obat :
Inhalasi Intravena
Dinitro oksida /
Dinitrogen monoksida
Barbiturat :
(N20) 1. Tiopental
Halotan
Isofluran
Enfluran
Desfluran
Non-barbiturat
Sevofluran :
Methoxyfluran,
Eter (di negara – negara
1. Propofol
maju, eter kloroform 2. Etomidat
sudah tidak digunakan
lagi). 3. ketamin
.
1. ANESTESI INHALASI
a. Dinitrogen monoksida (N2O)
☻ Indikasi
Digunakan untuk maintenance pada anestesi
pembedahan serta biasanya diberikan bersama obat
anestesi lain (halotan, tiopental)
☻K I :
Obstruksi intestinal, penyakit kronis sal.pernapasan
☻ ES :
Nausea, vomitus, over dosis resiko teratogenik
☻Dosis :
Campuran dgn oksigen kadar 25 – 30 % untuk
pemeliharaan anestesi ringan.
Analgesik campuran dgn oksigen 50 % sesuai kebutuhan
pasien.
.
b. Halotan (Preg. Cat. Inhalasi C)
I : Anestesi inhalasi umum
☻KI :
Riwayat keluarga berupa hipertermia
dan peningkatan cairan serebrospinal.
☻ES :
Kerusakan hati, demam dpt tjd 2-3x
sehari setelah anestesi diikuti dgn
anoreksia, nausea, vomitus.
.
2. ANESTESI INJEKSI
a. Thiopental (Preg. Cat. Parenteral & Topikal C)
☻Indikasi :
Induksi anestesi umum, anestesi jangka
waktu singkat
☻KI :
Tidak boleh diberikan pada penderita alergi,
hipotensi, disfungsi hepatik
☻ES :
Pemberian injeksi yg tll cpt dpt menyebabkan
hipotensi berat, batuk,
bersin
☻Dosis :
3 – 5 mg/kg BB
.
b. Eter
☻Indikasi :
Digunakan untuk induksi dan anestesi selama
pembedahan
☻KI :
Penyakit hati yg berat, pada anak yg demam dpt
meningkatkan resiko terjadinya kejang yg fatal
☻ES :
Nausea berat, vomitus, dpt tjd paska operasi,
memburuknya fs hati
.
c. Ketamin/Ketalar (Preg. Cat. Parenteral B)
Indikasi :
Induksi dan pemeliharaan anestesi
KI :
Hipertensi berat, gagal jantung
TRIAS ANASTESI
Efek Hipnotik
Efek Analgesia
Efek Relaksasi / pelemas otot
Tahap-tahap narkosa :
1. Analgesia : kesadaran dan rasa nyeri berkurang, analgesia dimulai dengan
Keadaan sadar dan diakhiri dengan hilangnya kesadaran. Sulit untuk bicara; indra
Penciuman dan rasa nyeri hilang. Mimpi serta halusinasi pendengaran dan penglihatan
Mungkin terjadi. Tahap ini dikenal juga sebagai tahap induksi.