OBAT ANTIKONVULSI
(ANTIEPILEPSI)
Oleh :
Hadi Kurniawan, S.Farm., M.Sc., Apt.
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2016
Merupakan gangguan fungsional yang kronik
definisi pada saraf yang ditandai oleh terjadinya
serangan yg timbul secara tiba-tiba,berkala
(episodik), berlebihan & cepat [Konsep John H.
Jakson (Bapak epilepsi modern)].
Epilepsi :
Kondisi neurologis yang dikarakterisir dengan
kekambuhan kejang tak beralasan yang dapat dipicu oleh
berbagai penyebab tertentu.
Kejang (seizures) : manifestasi klinis dari aktivitas saraf
yang berlebihan dan abnormal di dalam korteks serebral
EPILEPSI
Merupakan kelainan Serangan* epilepsi
kronis yg ditandai oleh merupakan akibat
kejang (seizures) disfungsi otak yg
berulang dan kerapkali bersifat fisiologis-
tanpa adanya faktor temporer dan terjadi
pencetus serta tidak krn pelepasan
bisa diramalkan. muatan listrik yg
abnormal oleh sel-
sel otak.
Faktor pencetus terjadinya
serangan pada penyandang
epilepsi, diantaranya yaitu :
1. Kurang tidur
2. Stres emosional
3. Infeksi
4. Obat – obat tertentu
5. Alkohol
6. Perubahan hormonal
7. Terlalu lelah
8. Fotosensitif 10/
23/
201
5 8
Epidemiologi
di Indonesia
adalah obat
yang
digunakan
untuk
mencegah
atau
mengobati
kejang.
Mekanisme kerja aed
.
1. Mencegah timbulnya pelepasan
muatan listrik yg abnormal
dipangkalnya dlm SSP.
2. Menghindarkan tersebarnya aktivitas
berlebihan pada neuron – neuron
otak lain.
3. Mengubah neurohormon –
neurohormon yaitu dengan
mengubah kadar glisin.
1. Peningkatan efek inhibisi dari GABA
GABA (gamma aminobutiric acid) & glicin merupakan penghambat
transmisi rangsangan listrik di sinaps.
Ex: BDZ,Vigabatrin, Fenobarbital, Valproat, Lamotrigin, BDZ (ex:
clonazepam)
Nor Adrenalin, glutamat, Ach, NE, histamin, steroid merupakan
neurotransmitter yang memperlancar transmisi rangsangan listrik
di sinaps
TERAPI FARMAKOLOGI
Sasaran Terapi
1. Mengontrol supaya tidak terjadi kejang
2. Mengeliminasi ADR (Adverse Drug
Reaction)
1. Valproat
→ efek sedatif ringan
2. Biasanya dikombinasikan dengan obat dari golongan BDZ,
ex: klonazepam
Generasi 2:
Vigabatrin
Lamotrigin
Gabapentin (vigabatrin & Gabapentin juga digunakan
Felbamat untuk nyeri neuropati yg menusuk)
Tiagabin
Topiramit
Zonimid
3. Fenitoin
4. Lamotrigin (ES: pandangan kabur, pusing & mengantuk)
5. Fenobarbital
Sebagian obat epilepsi memiliki plasma t½
yang agak pamjang (10-20 jam lebih).
Lamanya terapi sukar untuk ditentukan,
karena tergantung dari banyak faktor a.l:
usia, frekuensi serangan & faktor
pemicu
☻ Indikasi : epilepsi
☻ KI : depresi pernapasan berat, porfiria
☻ ES : mengantuk, depresi mental,
hiperaktif pada anak, resah dan bingung, rx alergi pada
POIN PRAKTIS :
Ibu hamil harus dijelaskan bahwa serangan epilepsi lebih menimbulkan efek yg merusak janin
ketimbang yg ditimbulkan oleh obat antiepilepsi (pd sebagian besar kasus).
PEMICU
Ny.Y (24 th) seorang penderita epilepsi,
baru menikah 2 bulan lalu. Setiap hari
mengkonsumsi fenitoin 300 mg/hari,
fenobarbital 100 mg/hari dan
karbamazepin 200 mg/hari. Sudah
selama 2 tahun ini kadar obat-obat
tersebut di dalam darah konsisten dan
sudah tidak lagi pernah lagi mengalami
kejang selama 18 bulan terakhir. Apa saran
saudara bila dia ingin segera punya anak ?
AED (Anti-Epileptic Drug/Obat Anti-Epilepsi)
Generasi I Generasi II
Karbamazepin Velbamat
Natrium Valproat Gabapentin
Fenitoin Lamotrigin
Diazepam Okskarbazepin
Barbiturat Tiagabin
Etosuksimid Topiramat
Vigabatrin
Epilepsi pada kehamilan