4) Anestesia Paravertebral
Anestesia paravertebral menyebabkan anestesia pada saraf yang mempersarafi
dada, dindind abdomen dan ekstremitas.
5) Blok Transakral (Kaudal)
Blok transakral menyebabkan anestesia pada perineum dan kadang abdomen
bawah.
d. Anastesi Regional Intravena
Yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal. Ekstremitas dieksanguinasi dan diisolasi
bagian proksimalnya dari sirkulasi sistemik dengan torniquet pneumatik.
2. Posisi Trendelenberg
Posisi ini biasanya digunakan untuk pembedahan abdomen bawah dan pelvis untuk
mendapat pajanan area operasi yang baik dengan mengeser intestine ke dalam abdomen
atas. Dalam posisi ini kepala dan badan lebih rendah dan lutut dalam keadaan fleksi.
3. Posisi Litotomi
Dalam posisi litotomi, pasien terlentang dengan tungkai dan paha fleksi dengan sudut
yang tepat. Posisi ini dipertahankan dengan menempatkan telapak kaki pada pijakan
kaki. Posisi ini digunakan pada pembedahan perineal, rectal dan vaginal.
4. Untuk Bedah Ginjal
Pasien dibaringkan miring pada sisi tubuh yang tidak dioperasi dalam posisi Sims
menggunakan bantal udara dengan ketebalan 12,5 cm samapai 15 cm di bawah
pinggang, atau di atas meja dengan ginjal dan punggung di atas.
5. Untuk Bedah Dada dan Abdominotorakik
Posisi yang dibutuhkan beragam sesuai dengan pembedahan yang akan dilakukan. Ahli
bedah dan ahli anestesi membaringkan pasien dalam posisi yang diinginkan.
6. Pembedahan pada Leher
Bedah leher, misalnya bedah tiroid, dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang,
leher ekstensi menggunakan bantal yang diletakkan dibawah bahu, dan kepala serta
dada ditinggikan untuyk mengurangi aliran balik vena.
7. Pembedahan pada Tulang Tengkorak dan
Otak
Prosedur ini membutuhkan posisi dan peralatan khusus, biasanya diataur oleh ahli
bedah.
2.2.7 Peralatan
Mesin anestesi merupakan peralatan anestesi yang sering digunakan. Secara
umum mesin anestesi terdiri dari tiga komponen yang saling berhubungan yaitu:
1. Komponen 1: sumber gas, penunjuk
aliran gas (flow meter),dan alat penguap (vaporizer).
2. Komponen 2: sistem napas, yang
terdiri dari sistem lingkar dan
sistem Magill.
3. Komponen 3: alat yang
menghubungkan sistem napas dengan
pasien yaitu sungkup muka (face mask), pipa endotrakhea
(endotrakheal tube).
2.2.8 Tahapan
1. Persipan Praanestesi
Keadaan fisis pasien telah dinilai sebelumnya. Dilakukan penilaian praoperasi.
Keadaan hidrasi pasien dinilai, akses intravena dipasang untuk pemberian cairan infus,
transfusi dan obat-obatan. Dilakukan pemantauan elektrografi, tekanan darah, saturasi
Cb, kadar CO2 dalam darah (kapnograf), dan tekanan vena sentral (CVP). Premedikasi dapat
diberikan. oral, rektal, intramuskular, atau intravena.
2. Induksi Anestesi
Pasien diusahakan tenang dan diberikan O2 melalui sungkup muka. Obat-obat
induksi diberikan secara intravena seperti tipental, ketamin, diazepam, midazolam, dan
profol. Jalan napas dikontrol dengan sungkup muka atau napas orofaring/nasofaring.
Setelah itu dilakukan intubasi trakhea. Setelah kedalaman anestesi tercapai, posisi pasien
disesuaikan.
3. Perawatan Anestesi
Selama operasi berlangsung dilakukan pemantauan anestesi. Hal-hal yang dipantau
adalah fungsi vital (pernapasan, tekanan darah, nadi, dan kedalaman anestesi, misalnya
adanya gerakan, batuk, mengedan, perubahan pola napas, takikardi, hipertensi,
keringat, air mata, midriasis.
Ventilasi pada anestesi umum dapat secara spontan, bantu, atau kendali tergantung jenis,
lama, dan posisi operasi. Cairan infus diberikan dengan memperhitungkan kebutuhan
puasa, rumatan, perdarahan, evaporasi, dan lain-lain.
Selama pasien dalam anestesi dilakukan pemantauan frekuensi nadi dan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah dan dan frekuensi nadi terjadi bila anestesi kurang dalam. Hal
ini disebabkan karena terjadi sekresi adrenalin. Diatasi dengan membuat anestesi lebih
dalam, yaitu dengan meningkatkan konsentrasi halotan atau suntikan barbiturat. Penurunan
tekanan darah dan nadi halus sebagai tanda syok dapat disebabkan karena kehilangan
banyak darah. Hal ini diatasi dengan pemberian cairan pengganti plasma atau darah.
Penurunan tekanan darah dan frekuensi nadi dapat disebabkan karena anestesi terlalu dalam
atau terlalu ringan serta kehilangan banyak darah atau cairan. Peningkatan tekanan darah
dan tekanan nadi serta penurunan frekuensi nadi disebabkan transfusi yang berlebihan.
Diatasi dengan penghentian transfusi.
4. Pemulihan Pasca-Anestesi
Setelah operasi selesai pasien dibawa ke ruang pemulihan (recovery room) atau
keruang perawatan intensif (bila ada indikasi). Secara umum, ekstubasi terbaik dilakukan
pada saat pasien dalam anestesi ringan atau sadar. Di ruang pemulihan dilakukan
pemantauan keadaan umum, kesadaran, tekanan darah, nadi, pemapasan, suhu,
sensibilitas nyeri, perdarahan dari drain, dan lain-lain.
Kriteria yang digunakan dan umumnya yang dinilai adalah warna kulit, kesadaran,
sirkulasi, pemapasan dan aktivitas motorik, seperti Skor Aldrette. Idealnya pasien baru
boleh dikeluarkan bila jumlah skor total adalah 10. namun bila skor total telah diatas 8
pasien boleh dipindahkan dari ruang pemulihan.
Skor Pemulihan Pasca-Anestesi
Penilaian Nilai
Merah muda 2
Warna Pucat 1
Sianotik 0
Dapat bernafas dalam dan batuk 2
Pernapasa Dangkal namun pertukaran udara adekuat 1
n Apnea atau obstruksi
0
Tekanan darah menyimpang <20%> 2
Tekanan darah menyimpang 20-50% 1
Sirkulasi dari normal
Tekanan darah menyimpang >50% dari 0
normal
Sadar, siaga, dan orientasi 2
KONSEP
Kesadaran Bangun namun cepat kembali tertidur 1
Tidak berespon 0
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan 2
Aktivitas Dua ekstremitas dapat digerakkan 1
Tidak bergerak 0
PERSIAPAN OPERASI
Pelaksanaan atau tata cara kerja perawat instrument merupakan tindakan yang
dilakukan perawat instrument pada waktu sebelum, selama, dan sesaat sesudah
dilingkungan operasi. Tugas dan tanggung jawab yang dilakukan adalah menyiapkan
ruangan, pasien, personil, maupun alat instrument dan bahan kebutuhan operasi lain nya.
2.3.1 Persiapan ruangan sebelum dan selama operasi
Sesaat sebelum operasi, perawat kamar operasi melakukan pengecekan terhadap
kebersihan lingkungan, meja mayo, kelayakan alat, dll.
2.3.2 Persiapan pasien
Sesaat setelah pasien datang diruang Persiapan, kemudian dipindahkan ke brancard
dan mengganti baju khusus ruang OK hingga akhir operasi berlangsung.
2.3.3 Persiapan personil tim bedah
Personil yang dimaksud adalah operator, asisten, perawat instrument, dan yang
terlibat langsung dalam aseptic 0.
2.3.4 Instrument
Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk tindakan pembadahan. Instrument
terbagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Instrument dasar (basic instrument)
Instrument dasar digunakan untuk pembedahan yang sifatnya sederhana dan tidak
memerlukan instrument tambahan.