Jawab :
a. Stadium 1, Frekuensi pernapasan perut teratur, monoton, irama yang teratur, adanya
refleks kornea, tidak ada saliva, ada pergerakan mata.
b. Stadium 2, Pupil mengecil, pernapasan perut perlahan teratur, telah terlihat delirium.
c. Stadium 3, Pernapasan perut teratur dan mengalami relaksasi otot.
d. Stadium 4, tidak tercapai karena hewan percobaan masih hidup, stadium 4 ditandai
dengan keadaan yang parah hingga sampai pada kematian.
3. Pada saat apakah operasi besar dan operasi kecil dapat dilaksanakan?
Jawab :
Operasi besar (bedah mayor) merupakan tindakan bedah besar yang menggunakan
anastesi umum, yang sering dilakukan pada . Sedangkan Operasi kecil (bedah minor)
merupakan tindakan operasi ringan yang dikerjakan dengan menggunakan anastesi lokal,
contohnya: mengangkat tumor jinak, mengangkat kista di kulit, sirkumsisi, ekstraksi
kuku, maupun penanganan luka.
4. Apakah bedanya hasil anesthesia yang diberikan premedikasi dengan anesthesia tanpa
premedikasi?
Jawab :
Pre-medikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anastesi, yang dapat
mengurangi rasa nyeri, menurunkan rasa cemas atau depresi pra-bedah. Apabila anastesia
diberikan tanpa pre-medikasi, maka akan terasa lebih nyeri sebelum induksi anastesi, dan
mudah merasa cemas atau depresi pra-bedah maupun pre-anastesi.
5. Apakah fungsi dari premedikasi dan obat-obat apa saja yang digunakan untuk itu?
Jawab :
Fungsi/Tujuan Pre-medikasi:
a. Mengurangi rasa cemas, dan menimbulkan rasa nyaman.
b. Memperlancar Induksi, rumatan, dan sadar dari anastesi.
c. Mengurangi hipersaliva, bradikinesia, mual, dan muntah pasca-anastesi.
d. Mengurangi stress fisiologis (takikardia)
7. Apakah fungsi dari Premedikasi dan obat-obat apa saja yang digunakan?
PREMEDIKASI:
Pemberian obat-obatan tertentu sebelum tindakan anestesi untuk membantu induksi
anestesia, pemeliharaan dan pemulihan yang baik.
Fungsi Premedikasi:
Mengurangi kegelisahan/ kecemasan
Mengurangi sekresi saliva
Mencegah reflek-reflek yang tidak diinginkan
Sebagai bagian dari anesthesia:
o Memudahkan induksi anesthesia
o Mengurangi dosis obat yang diperlukan untuk anesthesia
Menghasilkan amnesia
Menghasilkan analgesia
Mencegah muntah post-operatif
Premedication
Premedikasi dilakukan pada tahap persiapan prabedah. Ada dua tujuan premedikasi,
yaitu: mencegah efek parasimpatomimetik dari anestesi dan reduksi kecemasan dan
nyeri. Obat-obatan yang digunakan dalam premedikasi adalah:
Anxiolytics: untuk menghilangkan kecemasan
Contoh: benzodiazepine (diazepam, lorazepam, midazolam)
Analgesics: jika ada rasa nyeri atau sebagai suplemen untuk agen anestesi
Contoh: paracetamol, NSAID, opium
Parasympathetic blockers: antimuscaranic, untuk mengurangi sekresi bronchial dan
saliva
Contoh: atropine, hyoscine, glycopyrronium
8. Cara Pemberian anestesi ini menurut metode apa? Sebutkan pula cara-cara yang lain.
Pada percobaan dalam praktikum Farmakologi kelompok kami, menngunakan metode
Anestesi Inhalasi dengan menggunakan Ether.
Anastetika Inhalasi :
Anestetika Intramuskular :
sangat populer dalam praktek anestesi, karena teknis mudah, relatif aman karena kadar
plasma tidak mendadak tinggi.
Keburukannya ialah absorpsi kadang diluar perkiraan, menimbulkan nyeri dibenci anak-
anak, dan beberapa bersifat iritan.
Subkutan :
Sekarang sudah jarang digunakan
Spinal :
Dimasukkan kedalam ruang subarakhnoid (intratekal) seperti pada Bupivacaine.
Lidah dan mukosa pipi :
Absorpsi lewat lidah dan mukosa pipi dapat menghindari efek sirkulasi portal, bersifat
larut lemak
Contoh: Fentanil lolipop untuk anak, Buprenorfin.
Rektal :
Sering diberikan pada anak yang sulit secara oral dan takut disuntik.
Transdermal :
Contoh krem EMLA (Eutectic Mixture of Local Anesthetic), campuran lidokain-prokain
masing-masing 2,5%. Krem ini dioleskan ke kulit intak dan setelah 1-2 jam baru
dilakukan tusuk jarum atau tindakan lain.
Epidural:
Dimasukkan kedalam ruang epidural yaitu antara duramater dan ligamentum flavum.
Cara ini banyak pada anestesia regional.
Oral :
Paling mudah, tidak nyeri, dapat diandalkan
9. Anestesia manakah yang sebaiknya digunakan pada penderita Koch, Pulmonum duplex
yang aktif?
Anasthesi yang baik / dapat digunakan pada penderita Koch Pulmonum dupleks yang
aktif adalah anasthesi yang tidak mengiritasi saluran napas dan tidak merangsang sekresi
kelenjar bronkus, yaitu Ketamin, karena hanya menganasthesia area spesifik saja di otak,
dan tidak menyebabkan depresi pernafasan, sehingga nafas tetap normal.
A. Anestesi local lebih disukai dalam beberapa hal oleh karena alasan sebagai berikut:
a. Tekniknya sederhana dan membutuhkaan peralatan minimal.
b. Obat ini tidak menyebabkan inflamasi.
c. Pendarahan lebih sedikit.
d. Kemungkinan mual dan muntah lebih sedikit.
e. Gangguan fungsi tubuh lebih sedikit
f. Dapat digunakan bila anestesi umum tidak dapat figunakan, berhubung oleh
karena penderita baru makan makanan.
g. Tidak terjadinya pencemaran lingkungan.
h. Memerlukan sedikit perawatan post operatif.
i. Komplikasi ke paru-paru minimal.
j. Lebih murah.
B. Anestesi regional menyebabkan hantaran sensoris komplit, yang akan menghalangi impus
yang buruk dari lapangan operasi. Ini bukanlah kasus dengan anestesi umum, yang
sesunguhnya tidak menghalangi impuls yang disebabkan bedah dari jangkauan CNS dan
menghasilkan respons stress dan kadang-kadang reflex yang abnormal.
C. Anestesi regional merupakan indikasi pada keadaan khusus dibawah ini, dimana kerja
sama pasien dibutuhkan.
a. Pengenalan tendon yang mengalami laserasi.
b. Thalamotomy.
c. Cordotomy.
D. Intravenous anestesi
a. Ultra short acting barbiturate
i. Keuntungan:
1. Induksi anestesi yang cepat dan menyenangkan.
2. Sebagai obat tambahan, cocok untuk maintenance anestesi.
3. Tidak menimbulkan sekresi kelenjar.
4. Tidak menyebabkan muntah.
5. Tidak mempunyai sifat meledak atau menguap.
ii. Kerugian:
1. Dapat menyebabkan depresi pernafasan hingga apnoe.
2. Analgesianya hanya sedikit sekali.
3. Relaksasi otot yang disebabkannya juga sedikit sekali.
4. Mempertinggi bahaya laryngo-spasme.
5. Depresi kardio-vaskular, terutama pada keadaan hipovolemik atau
pada pasien debil.
6. Dapat terjadi “shivering” (menggigil).
7. Efek farmakologinya para simpatomi-metik, misalnya dapat
menyebabkan bradikardi.
8. Dapat memperlama depresi cardiovascular atau pernafasan
E. Obat Inhalasi
i. Ether
1. Keuntungan
a. Dapat dipakai pada semua jenis operasi
b. Cukup aman
c. Dapat digunakan dengan teknik sederhana
d. Harganya relative murah.
e. Mudah diperoleh.
2. Kerugian
a. Merangsang, bau tidak enak, sekresi banyak, menyabkan
mual muntah.
b. Recovery lama
c. Mudah terbakar.
d. Mempengaruhi metabolism hati