Anda di halaman 1dari 17

BONE CEMENT IMPLANTATION

SYNDROME

Rio Rinaldy
BONE CEMENT
IMPLANTATION SYNDROME

Merupakan penyebab mortalitas & morbiditas


intraoperatif pada pasien yang menjalani artroplasti
tulang yang disemen. Munculnya sindrome dapat terlihat
pada periode pasca operasi.

Pemantauan anestesi invasif perlu dipertimbangkan


selama artroplasti pada pasien risiko tinggi.

2
DEFINISI
Bone Cement Implantation Bone Cement Implantation
Syndrome ditandai oleh Syndrome dapat terjadi pada :
hipoksia, hipotensi atau
keduanya dan / atau kehilangan 1. Artoplasti semen
kesadaran yang terjadi pada saat 2. Pemasangan prosthesis
intraoperatif bedah tulang.
3. Reduksi sendi
Semen tulang digunakan untuk
melekatkan alat protesa ke tulang
pasien.

3
DEFINISI
○ Bone cement adalah suatu senyawa polymethy­lmethacrylate yang biasa
digunakan pada operasi arthroplasti. Bone cement merupakan
penggabungan dari cairan monomer inisiator dan penstabil
methylmethacrylate (MMA) dengan bubuk MMA.

○ Campuran ini akan menimbulkan reaksi eksotermik yang akhirnya


mengeras dan menyatukan komponen prostetik dengan tulang. Reaksi
eksotermik ini akan menyebabkan tekanan intramedular meningkat
(hipertensi intermedular >500 mmHg) yang dapat menyebabkan terjadinya
emboli lemak, sumsum tulang, dan udara pada pembuluh darah vena.

4
MANIFESTASI
KLINIS
○ Emboli ini akan menyebabkan emboli pada paru, MMA monomer yang
terserap ke dalam sirkulasi akan menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan
resistensi vaskular sistemik.
○ Manifestasi klinis bone cement syndrome adalah:
• Hipotensi
• Hipoksia (pcningkatan pirau pulmoner), sesak napas
• Aritmia (blok dan sinus arrest), takikardi
• Penurunan kesadaran
• Hipertensi pulmonal (akibat peningkatan resistensi vaskular paru)
• Gagal jantung kanan

6
ETIOLOGI &
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
Etiologi Debris dari medulla dapat
emboli menjadi etiologi menyebabkan emboli pada
paling sering terjadinya paru, jantung, cerebral,
Bone Cement Implantation ataupun arteri koronaria.
Syndrome pada saat
artoplasti semen dan
pemasangan prosthesis serta Emboli pada paru dapat
saat dilakukan deflesi menyebabkan hipotensi dan
tourniquet disfungsi ventrikel kanan.

8
FAKTOR RESIKO
Pasien yang memiliki risiko tinggi terjadinya Bone Cement
Implantation Syndrome yaitu :
1. Usia Tua
2. Gangguan fungsi kardiopulmoner
3. Hipertensi pulmonal
4. Osteoporosis
5. Metastase tulang
6. Hip Fraktur
7. Fraktur patologis
8. Fraktur intertrochanter

10
Pada umumnya pasien dengan artoplasti sendi berada
pada kondisi skor ASA 3 atau lebih dan 26% diantaranya
dengan komorbiditas. Teknik anestesi harus disesuaikan
dengan masing-masing pasien dan jenis prostesis

11
○ Nitro oksida perlu dipertimbangkan pada pasien risiko
tinggi untuk menghindari emboli udara yang
memperburuk kondisi pasien
○ Peningkatan konsentrasi oksigen inspirasi juga perlu
dipertimbangkan pada semua pasien pada saat
sementasi, terutama pada pasien dengan risiko tinggi
oleh karena itu perlu pemantauan hemodinamik

12
○ Penurunan tingkat karbondioksida yang signifikan
pada pasien yang sedang dianatesi merupakan
indikasi awal terjadinya bone cement implantation
syndrome.
○ Dispneu dan gangguan sensorium pada pasien juga
merupakan tanda awal dari bone cement implantation
sindrom

13
○ Apabila pasien dicurigai mengalami hal tersebut,
maka konsentrasi oksigen inspirasi perlu ditingkatkan
hingga 100% dan pemberian oksigen pasca operasi
perlu tetap dilanjutkan
○ Resusitasi agresif dengan cairan iv telah
direkomendasikan untuk penanganan BCIS dengan
kolaps kardiovaskular yang ditandai dengan kegagalan
RV

14
TATALAKSANA
Tata laksana intraoperatif pada pasien yang mendapat bone cement:
○ Meningkatkan konsentrasi oksigen inspirasi sebelum bone cement
dimasukkan
○ Menjaga pasien dalam keadaan euvolemik
○ Operator membuat lubang ventilasi di bagian distal femur untuk
mengurangi tekanan intramedular
○ Operator membersihkan tulang femoral dengan pembersih bertekanan
tinggi untuk membersihkan debris (potensial mikroemboli).

16
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai