ANESTESI LOKAL
Anestesi lokal adalah obat yang jika diberikan secara lokal (topikal atau
injeksi) dalam kadar yang cukup dapat menghambat hantaran impuls pada saraf yang
nyeri (dan pada konsentrasi tinggi dapat mengurangi aktivitas motorik) yang terbatas
Sebagian besar obat anestesi lokal adalah suatu ester atau amida dari derivat
benzen sederhana. Secara kimia, obat-obatan anestesi lokal tersebut bekerja degan
cara memblok kanal Na+ pada membran sel saraf yang mudah dirangsang. Rumus
dasar anestesi lokal terdiri dari 3 bagian, yaitu (1) gugus amina hidrofil yang
dihubungkan oleh (2) suatu gugus antara dengan (3) gugus residu aromatik lipofil.
Gugus antara dan gugus aromatik lipofil dihubungkan dengan "ikatan amida" atau
"ikatan ester". Tipe ikatan inilah yang menentukan sifat farmakologi anestesi lokal.
Anestesi lokal golongan ester (yang memiliki ikatan ester) umumnya kurang stabil
dan mudah dimetabolisme karena pada degradasi dan inaktivasi di dalam tubuh,
gugus tersebut akan dihidrolisis. Semakin kecil dan semakin lipofilik suatu obat
anestesi lokal, semakin cepat kerjanya dan semakin kuat potensinya. Klasifikasi
1.1. Ester
Anestesi lokal tipe ester sudah sangat jarang digunakan dalam dunia
kedokteran gigi. Anestesi lokal tipe ester ini dimetabolisme secara cepat di dalam
metabolismenya yang sangat cepat, obat-obatan golongan ini memiliki waktu paruh
yang sangat singkat, bahkan kurang dari 1 menit untuk golongan prokain. Selain itu,
anestesi lokal tipe ester ini memiliki banyak komplikasi jika dibandingkan dengan
tipe amida. Efek yang dapat terjadi pada sistem saraf pusat untuk penggunaan kokain
dapat menyebabkan sifat ketergantungan yang kuat. Kokain kini sudah menjadi salah
satu obat yang paling sering disalahgunakan. Anestesi lokal tipe ester juga sering
menimbulkan alergi, karena saat proses metabolisme dipecah menjadi turunan asam
Berbeda dengan anestesi lokal tipe ester, reaksi alergi pada penggunaan
anestesi lokal tipe ini sangat jarang terjadi, karena amida tidak dimetabolisir menjadi
turunan asam p-aminobenzoat. Obat anestesi tipe ini lebih banyak digunakan dalam
dihubungkan dengan gugus aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara dan
Secara umum anestetik lokal mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3
bagian: gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatik lipofil
melalui suatu gugus antara. Gugus amina selalu berupa amina tersier atau amina
sekunder. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan dengan ikatan amid atau
ikatan ester. Maka secara kimia anestetik lokal digolongkan atas senyawa ester dan
senyawa amida.
(chirocaine). Perbedaan yang utama dari kedua klasifikasi obat anastesi antara amida
lokal sangat penting, karena hampir semua toksisitas obat tergantung dari
keseimbangan antara kadar absorpsi ke dalam pembuluh darah di tempat injeksi and
kadar penghilangan obat dari darah dari proses pemasukan ke dalam jaringan dan
metabolisme.
kerjanya terutama di membran sel, efeknya pada aksoplasma hanya sedikit saja.
Gambar 2. Mekanisme kerja anestesi lokal
ringan pada membrane. Proses fundamental inilah yang dihambat oleh anestetik
lokal; hal ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara zat anestetik lokal
dengan kanal Na+ yang peka terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik.
Dengan semakin bertambahnya efek anestesi lokal di dalam saraf, maka ambang
potensial aksi menurun, konduksi impuls melambat dan faktor pengaman konduksi
dalan keadaan istirahat, sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak perubahan
lokal juga timbul pada otot rangka, baik waktu istirahat maupun waktu terjadinya
potensial aksi.
membran sel saraf, dengan demikian menutup pori dalam membran sehingga
peningkatan permeabilitas Na+. Dapat dikatakan bahwa cara kerja utama obat
anestetik lokal ialah bergabung dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal
Na, sehingga mengakibatkan terjadinya blokade pada kanal tersebut, dan hal ini akan
Anastesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yang mudah
larut dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena anestesi lokal
yang bentuknya tak bermuatan maka mudah berdifusi melalui lipid, maka sedikit
atau tidak ada sama sekali bentuk netralnya yang diekskresikan. Pengasaman urin
akan meningkatkan ionisasi basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang mudah larut
dalam air, sehingga mudah dieksresikan karena bentuk ini tidak mudah diserap
Tipe ester anestesi lokal dihidrolisis sangat cepat di dalam darah oleh
kloroprokain.
Ikatan amida dari anestesi lokal amida dihidrolisis oleh enzim mikrosomal
hati. Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati ini bervariasi bagi setiap
amida ini akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagai contoh,
waktu paruh lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada pasien normal
menjadi lebih dari 6 jam pada pasien dengan penyakit yang berat.
1) Reaksi alergi
Umumnya reaksi alergi terhadap anestesi lokal terjadi pada golongan ester,
pada produk pelindung sinar matahari. Reaksi yang alergi yang terjadi yaitu
urtikaria, ruam merah, dan manifestasi lainnya pada kulit yang dapat diredakan
Beberapa reaksi pemberian anestesi lokal yang terjadi seperti ansietas atau
diperhatikan terutama jika agen anestesi lokal yang digunakan adalah golongan
amida karena golongan amida tidak menyebabkan alergi. Jika diperlukan, dapat
dilakukan injeksi intrakutan untuk menguji apakah pasien memiliki reaksi alergi
terhadap agen anestesi lokal tersebut. Jika pasien memiliki alergi terhadap semua
agen anestesi lokal, sebagai penggantinya dapat digunakan Dipenhydramine (1%
2) Toksisitas sistemik
Toksisitas anestesi lokal dapat terjadi karena injeksi anestesi lokal yang
anestesi lokal yaitu pada sistem saraf pusat, karena anestesi lokal dapat melewati
blood-brain barrier, pada tingkat toksik dapat menyebabkan kejang. Selain itu,
konsentrasi anestesi lokal yang sangat tinggi dalam darah dapat menyebabkan
hipotensi dan depresi jantung. Pada tingkat toksik dapat menyebabkan kejang
2004).
Jika anestesi lokal diinjeksikan pada pembuluh darah, efek epinefrin akan
sangat berbahaya secara sistemik, oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan
2008).
dapa dilakukan beberapa hal sebagai berikut: (1) menginjeksikan anestesi lokal
dengan dosis minimum namun efektif untuk menyediakan efek anestesi lokal, (2)
konsentrasi anestesi lokal yang tinggi, tekanan hidrostatik yang kuat, dan luka
fisik secara langsung. Agen anestesi lokal konsentrasi tinggi, seperti prilocaine
Anestesi lokal juga dapat menyebabkan nekrosis pada jaringan otot di sekitar
lokasi injeksi yang dapat terjadi secara cepat setelah injeksi dan dapat sembuh
didukung oleh penelitian retrospektif pada wanita hamil trimester pertama untuk
sama, tetapi bupivacaine dapat menyebabkan kematian fetus pada lima kali dosis
Pada umumnya, obat depresan sistem saraf pusat seperti opiod, obat
anestesi lokal dapat menyebabkan potensiasi obat tersebut terhadap anestesi lokal.
Penggunaan anestesi lokal bersamaan dengan obat yang memiliki pola metabolic
serupa dapat menyebabkan efek samping, seperti anestesi lokal golongan ester dan
1) Lidocaine
Lidocaine digunakan pertama kali pada tahun 1943, dan saat ini merupakan
anestesi lokal golongan amida yang paling sering digunakan. Lidocaine lebih poten
dan lebih toksik dibandingkan dengan procaine, dan memiliki efek anestesi lokal
1:50000 atau epinefrin 1:100000. Sediaan topikal terdiri dari gel 2%, krim 2%, salep
4%, semprotan topikal 10%, salep dan krim 2,5% dan 5%. Dosis maksimum
lidocaine pada dewasa adalah 500 mg, sedangkan pada anak-anak adalah 7 mg/kg
berat badan. Lidocaine dikategorikan sebagai obat yang beresiko terhadap kehamilan
efek vasodilasi dan toksisitas yang lebih rendah. Tersedia dalam sediaan untuk
vasokonstriktor. Mepivacaine memiliki onset kerja yang cepat dan durasi yang lebih
durasi anestesi yang tidak lebih dari 30 menit. Dosis maksimum mepivacaine pada
dewasa adalah 400 mg, sedangkan untuk anak-anak adalah 6,6 mg/kg berat badan.
3) Bupivacaine
Bupivacaine adalah anestesi lokal golongan amida yang memiliki panjang kerja
lama dan sering dihubungkan dengan masalah toksisitas. Selain sering digunakan
dokter gigi untuk blok persarafan, bupivacaine sering dipakai untuk persalinan,
a. Macam-macam
saraf. Secara umum, bupivacaine biasa digunakan untuk luka bekas operasi yang
dikarenakan potensi resiko untuk kegagalan tourniket dan adanya absorpsi sistemik
dari obat tersebut. Harap diperhatikan juga dengan pasien yang memiliki riwayat
gangguan hati, jantung, ginjal, hipovolemik, hipotensi dan juga pasien usia lanjut.
termasuk anestesi yang memiliki onset sedang dan durasi yang panjang. Bupivacaine
4) Prilocaine
a. Macam-macam
prilocaine yang mengandung epinefrin 1:200.000. Dengan nama citanest plain untuk
vasokonstriktor.
b. Indikasi dan Kontraindikasi
dan gejala harus diperhatikan. Mual, pusing, bahkan koma adalah gejala yang
mungkin akan terlihat pada pasien. Pasien yang memiliki kelainan kongenital
Dibandingkan golongan amida lain, prilocaine memiliki onset yang cepat dan
durasi yang sedang. Prilocaine adalah jenis anestesi lokal amida yang dimetabolisme
dibandingkan golongan amida lain. Prilocaine memiliki waktu paruh 1.6 jam.
5) Articaine
Borchard dan Drouin, dibandingkan anestesi golongan amida yang lain, articaine
memiliki potensi memblok lebih baik walaupun dengan konsentrasi yang lebih
rendah. Cincin thiophene yang tidak dimiliki anestesi golongan amida inilah yang
prilocaine untuk infiltrasi kaninus dan M2 bawah, formulasi articaine dan prilocaine
a. Macam-macam
anestesi lokal 4%, berbeda dengan anestesi lokal lain yang mengandung anestesi
ester, sehingga 90%-95% dipecah oleh plasma karboksilesterase dan 5%-10% oleh
sebagaianestesi lokal diantaranya adalah onset yang cepat, durasi yang cukup lama
dan difusi yang superior hingga menembus tulang. Articaine memiliki waktu paruh 2
jam.
BAB II
VASOKONSTRIKTOR
darah dan dengan demikian mengendalikan perfusi jaringan. Obat ini ditambahkan
pada larutan anestesi lokal untuk melawan aksi vasodilatasi anestesi lokal.
lokal.
prosedur pembedahan ).
kelompok OH pada posisi ketiga dan keempat molekul aromatik bukanlah catechol
tetapi amine karena memiliki kelompok NH2 yang melekat pada rantai aliphatik.
Catecholamin Noncatecholamin
Epinefrin Amphetamin
Norepinefrin Metamphetamin
Levonordefrin Ephedrin
Isoproterenol Mephentermin
Dopamin Hydroxyamphetamin
Metaraminol
Methoxamin
Phenylephrine
2.2. Cara Kerja
aksinya langsung pada reseptor adrenergik; 2) obat yang beraksi tidak langsung,
dimana melepaskan norepinefrin dari saraf adrenergik; 3) dan obat yang beraksi
adrenergik dikemukakan oleh Ahlquist tahun 1948 dan diterima dengan baik hingga
alpha ( ) dan beta ( ) menurut pencegahan aksi catecholamin pada otot halus.
kekuatan kontraksi ).
dan usus halus dan berperan merangsang jantung dan lipolisis. Sedangkan 2
tempat penyimpanan pada saraf adrenergik. Obat ini juga dapat beraksi langsung
Aksi klinis kelompok obat ini hampir sama dengan aksi norepinefrin. Dosis
obat yang berturut-turut diulang akan menjadi kurang efektif daripada yang
Fenomena ini dinamakan tachyphylaksis dan tidak terlihat pada obat yang bekerja
konsentrasinya kurang dari 1:1000 seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Untuk
menghasilkan yang lebih encer dan secara klinis lebih aman, pengenceran 1:1000
mg/ml.
penemuan adrenalin pada tahun 1897 oleh Abel. Pada tahun 1903 Braun
0.005 mg/ml ) telah digunakan dalam pengobatan dan dentistry serta ditemukan
Eropa dan Asia, lidokain dengan epinefrin 1:300.000 dan 1:400.000 tersedia dalam
cartridge dental.
adanya resiko yang mungkin timbul. Epinefrin diabsorpsi dari daerah injeksi, sama
halnya dengan anestesi lokal. Kadar epinefrin dalam darah mempengaruhi jantung
dan pembuluh darah. Kadar epinefrin dalam plasma ( 39 pg/ml ) menjadi 2 kali lipat
kadar epinefrin dalam plasma berbanding lurus dengan dosis dan menetap selama
epinefrin dengan volume yang umum tidak menyebabkan respon kardiovaskular dan
eksogen yang diberikan, bukti menyatakan bahwa kadar epinefrin dalam plasma
sama dengan yang didapat selama latihan berat dapat terjadi setelah injeksi intraoral.
Ini berkaitan dengan peningkatan cardiac output dan volume stroke. Tekanan darah
epinefrin yang diserap harus dipertimbangkan terhadap kadar anestesi lokal yang
atau adanya interaksi obat-obatan yang tidak dapat diantisipasi dapat menyebabkan
menit, dengan peningkatan darah sistolik dari 20-70 mmHg. Terkadang gangguan
ritme jantung juga dapat terjadi serta kontraksi ventrikular prematur ( PVCs ) adalah
dan efek sampingnya 9 kali lebih tinggi daripada epinefrin. Meskipun telah tersedia
percobaan klinis, kadar lidokain dalam darah lebih tinggi dengan 1:20.000 fenylefrin
( kadar lidokain dalam darah=2.4 g/ml ) daripada dengan 1:200.000 epinefrin ( 1.4
kutaneus.
2.3.1.1.Struktur kimia
Epinefrin merupakan asam garam yang larut dalam air. Sedikit larutan asam
dipercepat dengan panas dan adanya ion logam berat. Sodium bisulfit biasanya
waktu cartridge anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor agak lebih pendek
(18 bulan) daripada cartridge yang tidak mengandung vasokonstriktor (36 bulan).
2.3.1.2.Sumber
Epinefrin tersedia dalam bentuk sintetis dan juga diperoleh dari adrenal medulla
2.3.1.3.Cara aksi
a) Aksi sistemik
b) Sel-sel pacemaker
d) Tekanan darah
diastolik meningkat dengan dosis epinefrin yang lebih besar karena penyempitan
e) Dinamika kardiovaskular
Aksi utama epinefrin adalah pada arteriol yang lebih kecil dan sfingter
prekapiler. Pembuluh darah pada kulit, membran mukosa dan ginjal mengandung
lebih menonjol. Dosis kecil epinefrin menyebabkan dilatasi pembuluh darah ini
sebagai hasil dari aksi 2. Reseptor 2 lebih sensitif terhadap epinefrin daripada
dirangsang.
g) Hemostasis
setelah beberapa waktu, aksi utamanya pada pembuluh darah kembali pada
rasa sakit setelah pembedahan dan penyembuhan luka yang tertunda pada
j) Metabolisme
Epinefrin yang lolos dari pembuangan secara cepat diinaktifkan dalam darah oleh
yang keduanya terdapat di liver. Hanya sedikit ( sekitar 1% ) epinefrin yang tidak
dan meliputi meningkatnya rasa takut dan cemas, tegang, gelisah, sakit kepala
biasanya singkat.
m) Aplikasi klinis
2. Penanganan bronkospasm
sistem kardiovaskular
kedalaman anesthesia
anesthesia
n) Dosis maksimum
baal pulpa dan jaringan lunak adalah sama pada semua konsentrasi. Dianjurkan (
di Amerika Utara ) bahwa konsentrasi epinefrin 1:100.000 digunakan bersama
diinjeksikan dengan perlahan dan menggunakan dosis efektif paling kecil. Pada
tahun 1954 New York Heart Association menganjurkan dosis maksimal epinefrin
meninjau literatur mengenai efek epinefrin pada pasien dengan tekanan darah
perawatan dental (pencabutan gigi) pada pasien hipertensi saat mereka menerima
anestesi lokal dengan dan tanpa epinefrin. Hasilnya menyatakan bahwa subjek
darah sistolik dan detak jantung berkaitan dengan penggunaan anestesi lokal
vasokonstriktor.
2.3.2.1.Struktur Kimia
Norepinefrin relatif stabil pada larutan asama, struktr kimia rusak jika terpapar
cahaya dan udara. Masa berlakunya catridge mengandung epinefrin bitartrat ada 18
2.3.2.2.Sumber
postganglionik.
2.3.2.3.Cara kerja
Paling banyak bekerja pada reseptor (90%) dan di jantung (10%). Potensi
a) Miokardium
b) Sel Pacemaker
c) Arteri koroner
d) Denyut jantung
aorta dan nervus vagus setelah kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
e) Tekanan Darah
Tekanan diastolik dan tekanan sistolik meningkat, sistolik lebih lebih tajam
perifer.
f) Pembuluh darah
Tingkat dan durasi iskemia setelah infiltrasi norepinefrin pada palatum dapat
Dinamika kardiovaskuler:
g) Sistem Respirasi
i) Metabolisme
Hampir sama dengan epinefrin tetapi pada tingkat yang lebih rendah
2.3.2.5.Aplikasi klinis
dan mepivacaine.
2.3.2.6.Dosis Maksimum
sebagai vasokonstriktor dari anestesi lokal pada kedokteran gigi. Untuk pasien sehat
1.30.000.
2.3.3.1.Struktur kimia
pada larutan tersebut untuk menunda kadaluarsanya. Masa belaku suatu ampul yang
2.3.3.2.Sumber
ke dalam isomer aktifnya secara optic. Bentuk dekstrorotory dari nordefrin hampir
samar.
Pola aksi. Beraksi melalui stimulasi reseptor langsung (75%) dengan bebeapa
2.3.3.3.Aksi sistemik
epinefrin.
a) Miokardium
Terdapat aksi yang sma dengan epinefrin, tetapi derajatnya lebih kecil.
b) Sel-sel pacemaker
Terdapat aksi yang sama dengan epinefrin, tetapi derajatnya lebih kecil.
c) Arteri koroner
Terdapat aksi yang sama dengan epinefrin, tetapi deajatnya lebih kecil
d) Denyut jantung
Terdapat aksi yang sama dengan epinefrin, tetapi derajatnya lebih kecil.
e) Pembuluh darah
Terdapat aksi yang sama dengan epinefrin, tetapi derajatnya lebih kecil
f) Sistem pernafasan
Terdapat aksi yang sama dengan epinefrin, tetapi derajatnya lebih kecil
h) Metabolisme
Terdapat aksi yang sama dengan apienfrin, tetapi derajatnya lebih kecil.
Sama denan epinefrin, tetapi penyebarannya kecil. Pada dosis yang tinggi, efek
2.3.3.6.Aplikasi klinis
20.000.
2.3.3.7.Dosis maksimum
epinefrin, oleh karena itu digunakan dengan konsentrasi yang tinggi (1 : 20.000).
yang sama pada aktivitas klinis dari anestesi local seperti epinefrin pada konsentrasi
2.3.4.1.Struktur kimia
Fenilefrin larut dalam air. Ini sangat steril dan merupakan vasokonstriktor
2.3.4.2.Sumber
2.3.4.3.Pola aksi
diandingkan epinefrin, tetapi durasinya lebih panjang. Fenilefrin sediit atau tidak
menimbulkan aksi pada jantung. Hanya sebagian kecil hasil aktivitasnya dari
dibandingkan epinefrin.
2.3.4.4.Aksi sistemik
a) Miokardium
b) Sel-sel Pacemaker
Efeknya sedikit
c) Arteri koroner
d) Tekanan darah
Aksi menghasilkan peningkatan pad tekanan sistolik dan diastolic.
e) Denyut jantung
Brakikardia dihasilkan oleh aksi reflex baroreseptor aorta carotid dan nervus
vagus. Disritmia kardiak jarang terjadi, meskipun setelah dosis besar dari
fenilefrin.
adalah :
2. Refleks brakikardia
3. Penurunan output jantung yang tajam (karena peningkatan tekanan darah dan
brakikardia)
f) Sistem Pernafasan
2.3.4.5.Metabolisme
terhadap metanefrin, setelah hilang dengan cara yang sama dengan epinefrin.
Efek pada CNS minimal dengan fenilefrin. Sakit kepala dan disritmia ventricular
2.3.4.8.Aplikasi klinis
dengan frokain 4% pada dilusi 1 : 25.000 (tidak tesedia dalam bentuk ampul).
2.3.4.9.Dosis maksimum
50.000). ini merupakan vasokonstriktor yang tetap, dengan sedikit efek samping
25.000. pasien dengan penyakit kardiovaskular yang signifikan secara klinis. (ASA
III atau IV)( : 1.6 mg per kunjungan sebanding dengan 4 ml dilusi 1 : 25.000
DAFTAR PUSTAKA
Malamed, S.F. 2004. Handbook of Local Anesthesia. 5th ed. Elsevier Mosby.
Weinberg, M.A, C. Westphal, J.B. Fine. 2008. Oral Pharmacology for the Dental
Hygienist. Pearson Prentice Hall.
Yagiela, J.A, F.J. Dowd, E.A. Neidle. 2004. Pharmacology and Therapeutics for
Dentistry. 5th ed. Elsevier Mosby.