Anestesi Lokal
A. Anatomi Persyarafan Gigi dan Rahang
Seperti yang dijelaskan pada gambar berikut perlu diketahui nervus-nervus
yang menginervasi gigi-gigi. Berikut adalah penjelasan nervus-nervus yang
menginervasi gigi-gigi pada rahang atas:1
Gigi Insisif pertama, Insisif kedua dan kaninus di inervasi oleh nervus
alveolaris superior anterior pada bagian labial, dan nervus insisivus atau
nasopalatinus di bagian palatal.
Gigi premolar satu dan dua di inervasi oleh nervus alveolaris superior media
pada bagian labial, dan nervus palatinus mayus pada bagian palatal.
Gigi molar 1 di inervasi oleh nervus alveolaris superior media pada akar
mesiobukal, dan nervus alveolaris superior posterior pada akar disto bukal dan
palatal. Sedangkan yang menginervasi nervus gigi bagian palatal adalah
nervus palatinus mayus.
Gigi molar 2 dan 3 di inervasi oleh nervus superior posterior pada bagian
bukal dan nervus palatinus mayus pada bagian palatal.
Gambar A.3 1
Gambar A.4 1
Gambar B.23
Sebelum dilakukannya anestesi
local, untuk menambah kenyamanan
pasien dan mengurangi rasa sakit
tertusuk jarum maka diaplikasikan
anestesi topical terlebih dahulu yang
berbahan dasar benzocaine dan
lidokain. Benzocaine ini tersedia
dalam bentuk gel, salep dan cairan
yang dapat diaplikasikan ke mukosa daerah yang ingin dianestesi. Setelah ektraksi
dilakukan maka sebaiknya diberikan analgesic untuk meredakan rasa nyeri yang
terjadi pasca anestesi. Berikut adalah dosis yang dianjurkan untuk analgesic yang
digunakan pasca ektraksi seperti gambar diatas (gambar B.2). Dari obat diatas yang
paling dianjurkan untuk penggunaan analgesic pada anak adalah paracetamol NSAIDs
dengan efek paling optimal dan efek samping minimal.
Gambar C.3 3
Foramen mandibula pada
anak- anak terletak di
bawah bidang oklusal pada
garis di ramus tersempit,
dua pertiga dari jalan
kembali dari cekungan
anterior, seperti yang dapat
dilihat pada gambar C.3
berikut 3
Gambar 2 B.14
teknik ekstraksi untuk gigi sulung adalah yang pertama buka perlekatan gigi
dengan menggunakan ekskavator, lalu dengan bein lalukan gerakan elevasi.
Selanjutnya menggunakan tang untuk ekstraksi yang berbeda gerakannya tergantung
dari gigi yang ingin diekstraksi sebagai berikut
Gerakan yang dilakukan adalah gerakan luksasi yang diikuti dengan sedikit Gerakan
rotasi sedikit lalu diikuti dengan gerakan ekstraksi (penarikan).4
DAFTAR REFERENSI:
4. Finn SB. Clinical Pedodontics. 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co, 1973.
5. Dental Forceps. 2019. Dental Instrument. (Online). Tersedia: http://dental-
forceps.com [diakses pada 6 Februari 2019]
6. BAB II Universitas Diponogoro. (online) tersedia:
http://eprints.undip.ac.id/46828/3/BAB_II.pdf [diakses pada 6 Februari 2019]