Anda di halaman 1dari 443

SURVAI DASAR

KESEHATAN GIGI & MULUT

ORAL HEALTH SURVEYS


BASIC METHODS
(WHO, 1986)

PROF. DR. SYARIF SUWONDO, DRG., SKM.


EPIDEMIOLOGIC SURVEILLANCE
(SURVEILANS EPIDEMIOLOGI)
PROF. DR. SYARIF SUWONDO, DRG. , SKM.
PENYELIDIKAN EPIDEMI
Proses mengidentifikasi penyebab
dan tindakan yg terbaik untuk
mengendalikan penyakit ,
PENYELIDIKAN EPIDEMI
Proses mengidentifikasi penyebab
dan tindakan yg terbaik untuk
mengendalikan penyakit ,

Untuk mencapai tujuan tsb.


diperlukan pekerjaan epidemiologi
secara rinci dan sistematik.
▪ Salah satu fungsi pokok epidemiologi
adalah PENDETEKSIAN munculnya peristiwa
yg berhubungan dg kesehatan atau paparan
dlm populasi target.

.
▪ Salah satu fungsi pokok epidemiologi
adalah PENDETEKSIAN munculnya peristiwa
yg berhubungan dg kesehatan atau paparan
dlm populasi target.

PENDETEKSIAN atau SURVEILLENCE


bertujuan untuk mengidentifikasi
perubahan-2 distribusi penyakit agar dpt
dilakukan tindakan pencegahan dan
pengendalian penyakit dlm populasi.
▪ Pendeteksian atau Surveillence bertujuan
untuk mengidentifikasi perubahan-2
distribusi penyakit agar dpt dilakukan
tindakan pencegahan dan pengendalian
penyakit dlm populasi.

▪ Surveillence merupakan bagian penting dari


pengendalian penyakit.
▪ Surveillence memerlukan penyelidikan yg
terus menerus thd semua aspek kejadian
dan penyebaran penyakit .

▪ Surveillence , pada umumnya menggunakan


metode berbeda karena menekankan pd
kepraktisan, keseragaman kemutahiran,
serta kecepatan dari pada lengkapnya
keakuratan.

▪ Analisis data dalam sistem surveillence


akan menunjukkan apakah tdp peningkatan
yg signifikan pd jumlah kasus yg dilaporkan.
▪ Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit akan sangat efektif bila didukung
oleh sistem surveilans yg efektif, karena
fungsi sistem surveilans yg utama adalah
menyediakan informasi epidemiologi yg
peka thd perubahan yg terjadi.
▪ Selain itu juga surveillence dapat digunakan
untuk menentukan prioritas, kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan serta untuk
memprediksi dan pendeteksian dini
kejadian luar biasa (KLB), pemantauan
(monitoring), evaluasi atau peningkatan
program penyakit.
▪ Surveillence merupakan bagian penting dari
pengendalian penyakit.
▪ Oleh sebab itu, surveilans merupakan alat
dalam mengambil keputusan masalah
kesehatan.

▪ Surveillence merupakan bagian penting dari


pengendalian penyakit.
▪ Istilah ‘surveillence’ berarti ‘to watch over’
atau ‘menjaga’.
▪ Dulu, kegiatan surveillence dikembangkan
untuk memantau penyebaran penyakit
infeksi dalam populasi.
▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :
▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :

❑ Kelainan kongenital (congenital


malformation),

▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :

❑ Kelainan kongenital (congenital


malformation),
❑ Kesakitan,
❑.
▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :

❑ Kelainan kongenital (congenital


malformation),
❑ Kesakitan,
❑ Masalah kesehatan kerja,

▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :

❑ Kelainan kongenital (congenital


malformation),
❑ Kesakitan,
❑ Masalah kesehatan kerja,
❑ Kanker
▪ Sekarang, program survellence diterapkan
dalam berbagai macam keadaan yg lain
seperti :

❑ Kelainan kongenital (congenital


malformation),
❑ Kesakitan,
❑ Masalah kesehatan kerja,
❑ Kanker
❑ Keperilakuan yg berdampak pd kesehatan.
▪ Istilah ‘surveillence’ tlh lama digunakan dlm
dunia epidemiologi .

▪ Pada awalnya, arti yang diberikan ke pada


“surveillence” ialah suatu macam observasi
thd seseorang atau orang-2 yg disangka
menderita suatu penyakit menular dg cara
mengadakan bermacam-2 pengawasan
medis, tanpa mengawasi kebebasan
bergerak orang atau orang-2 ybs
▪ Observasi terutama pd penderita penyakit
menular yg bebahaya seperti kolera, pes,
cacar dan sifilis.
▪ Lamanya observasi sama dg masa-tunas
penyakit yg bersangkutan.
▪ Maksud pengamatan spt ini adalah, supaya
dg segera dpt diberi pengobatan dan isolasi
thd penyakit yg timbul pd kasus-2 yg
dicurigai.
▪ Seperti yang telah diketahui bahwa metode
epidemiologi mula-mula digunakan untuk
mempelajari epidemi penyakit infeksi atau
penyakit menular, kemudian meluas lagi
mempelajari penyakit kronik termasuk
penyakit kekurangan gizi, kanker,
kardiovaskular, kecelakaan dsb.
▪ Demikian juga dengan pola perkembangan
pengamatan epidemiologi, dimulai dengan
pengamatan penyakit menular, lalu meluas
ke penyakit tidak menular misalnya cacat
bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.

▪ Bahkan, tak lama berselang, pengamatan


epidemiologi digunakan untuk menilai,
memantau, mengawasi dan merencanakan
program-2 kesehatan pada umumnya.
▪ Di Indonesia, arti surveillence juga
berkembang dan jangkauannya lebih meluas.

▪ Mulai tahun 1950 istilah surveillence dipakai


dlm hubungannya dg suatu penyakit secara
keseluruhan dan bukan hanya pd penderita
saja.

(Ketika itu, baru saja dimulai pelaksanaan


program pemberantasan penyakit malaria,
patek, cacar, dan urban yellow fever).
▪ Cara untuk mengetahui kemajuan dari
program tsb adalah dg melihat penurunan
jumlah kejadian dan di daerah mana yg
memperlihatkan kejadian-2 tsb.
▪ Karena surveillence memerlukan ilmu
epidemiologi, maka kemudian ia disebut
sebagai epidemiological surveillence, yg dlm
bahasa Indonesia-nya diterjemahkan menjadi
‘Pengamatan Epidemiologi” atau
“Surveilans-Epidemiologi”.
▪ Pengamatan epidemiologi atau surveilans
epidemiologi adalah pekerjaan praktis yg
utama bagi ahli epidemiologi.
▪ Surveilans epidemiologi adalah
pengumpulan data atau informasi untuk
menentukan tindakan
(Surveillence for action).
▪ Survelans epidemiologi adalah
suatu rangkaian proses pengamatan yg
terus menerus, sistematik dan
berkesinambungan.
▪ Surveilans epidemiologi adalah suatu
proses :
▪ Pengumpulan,
▪ Pengolahan,
▪ Analisis
▪ Interpretasi data epidemiologi, serta
▪ Penggunaan informasi yang dihasilkan.
▪ Pada dasarnya, setelah data epidemiologi
terkumpulkan, data diolah menjadi suatu
susunan yang berarti, kemudian dilakukan
analisis dan interpretasi sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan atau
informasi.
▪ Informasi epidemiologi yg dihasilkan selain
digunakan sendiri untuk menentukan
tindakan perbaikan yg perlu dilakukan atau
peningkatan program dlm menyelesaikan
masalah, data maupun informasi dise-
barluaskan khususnya ke instansi sumber
data atau ke pihak lain yg memerlukan.
▪ Dengan demikian pengamatan epidemiologi
mencakup keterangan-2 mengenai
penderita, tempat, waktu, keadaan vektor
dan faktor-2 lain yg ada hubungannya dg
penyakit.

▪ Perlunya keterangan-2 yg banyak tsb krn


oleh berubah-nya pendapat ttg patogenesis
penyakit menular.
▪ Pada mulanya orang berpendapat bahwa
penyakit menular disebabkan oleh hanya
satu faktor saja yaitu kuman, tetapi pada
kurun berikutnya sampai saat ini, orang
berpendapat bhw :…

▪ ” Walaupun kuman diperlukan untuk


menimbulkan suatu infeksi,
beradanya kuman tsb dlm tubuh tidak mutlak
harus menimbulkan suatu penyakit atau
menularkan penyakit lebih lanjut “
▪ Faktor lain seperti dosis dari infeksi, jenis
dan lamanya penularan, keadaan umum,
gizi, cara hidup dan lingkungan penderita
ikut menentukan terjadinya penyakit.
▪ Dalam pemberantasan malaria masih
tercampur antara kegiatan surveilans dan
pemberantasan.
▪ Namun dalam perkembangan berikutnya,
surveilans atau pengamatan epidemiologi
merupakan kegiatan tersendiri yg merupakan
tugas penuh dari ahli epidemiologi dan
statistik.
DEFINISI dan PENGERTIAN SURVEILANS

Pada tahun 1968, World Health Assemby


(WHA) XXI menga-dakan diskusi teknis
tentang National and Global Surveillence of
Com-municable Disease. Sebelum 1968 telah
dilaksanakan pengamatan epi-demiologi
pada beberapa negara, tetapi bahan-bahan
yang dibicarakan dalam diskusi tersebut
sebagian besar berasal dari Atlanta dan
Praha.
DEFINISI dan PENGERTIAN SURVEILANS

1). Definisi surveillence epidemiology yang


dikemukakan oleh Lengumuirr dari (Kel.
Atlanta) :

Surveillence might be defined as the exercise of


continuous scrutiny of and watchfulness over
distribution and spread of infection and factors
relating there to, of sufficient occuracy and
completeness to be pertinent to effective control.

2
2). Definisi Karel Paska (kelompok Praha) :

Surveillence can be defined as the


epidemiological study of a disease as a
dynamic-process involving the ecology of the
infectious agent, the host, the reservoir and the
vectors as well as the complex mechanism
concerned in the spread of infection and the
extent to which this spreads will occur, the
purpose of surveillence is to use all appropriate
epidemiological and other methods as a guide
to the control of disease”
3). Definisi surveillence kesehatan masyarakat
menurut CDC (The Centers for Disease Controll,
1988) adalah :

The ongoing, systematic collection, analysis, and


interpretation of health data essential to the planning,
implementation, and evaluation of public health practice,
closely integrated with the timely dissemination of these
data to those who need to know.
The final link of the surveillence chain is the application of
these data to prevent and control .
A surveillance system includes a functional capacity for
data collection, analysis, and dissemination linked to
public health programs
( CDC dalam Halperin dan Baker. 1992 : 1).
4
4). Secara ringkas pengamatan epidemiologis
(Epidemiological Surveillence) adalah :

(1). Pengamatan dan pengawasan yg sangat


teliti ttg distribusi dan penyebaran suatu
penyakit.

(2). Pengetahuan epidemiologi mengenai suatu


penyakit sbg proses dinamis yg melibatkan
ekologi agen menular, induk (induk semang),
reservoir, vektor dan lingkungan, maupun
timbulnya mekanisme yg kompleks sehingga
menyebabkan tjd-nya penyebaran infeksi.
▪ Surveilans epidemiologi sbg suatu proses
pengamatan terus menerus dan sistematik
thd tjd-nya dan penyebaran penyakit serta
faktor-2 yg berpengaruh atau kejadian
maupun kondisi yg memperbesar risiko
penyebaran penyakit,
▪ Surveilans epidemiologi tdd dari 4 (empat)
kegiatan utama :

1. Kegiatan pengumpulan data yang relevan


untuk suatu populasi dan wilayah geografi
tertentu;
2. Pengolahan data sehingga menjadi suatu
susunan yg berarti;
3. Analisis (interpretasi) dan
4. Penyebarluasan data dan interpretasinya
secara teratur kpd mereka yg menangani
program pemberantasan serta tindak-lanjut
perbaikan dan perubahan.
▪ Dengan demikian maka informasi
epidemiologi yg dpt dipercaya merupakan
inti surveilans dlm upaya untuk menguraikan
dan memantau suatu peristiwa kesehatan
agar dpt dilakukan penanggulangan yg
efektif dan efisien thd masalah kesehatan
masyarakat.
Secara teknis, surveilans epidemiologi
menunjukkan tiga ciri khas yaitu :

(1). Pengumpulan data epidemiologi secara


sistematis dan teratur
(2). Pengolahan, analisis dan interpretasi
data yg menghasilkan suatu informasi
(3). Penyebarluasan (dissemination) hasil
informasi ke pada orang atau lembaga yg
berkepentingan.
1.
PENGUMPULAN
DATA
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA

3.
ANALISIS
DATA
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN
DATA

3.
ANALISIS
DATA
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN
DATA

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
PENENTUAN
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN
DATA

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6.
PENENTUAN
INVESTIGASI
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN 5. PEMBERIAN
DATA UMPAN-BALIK

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6.
PENENTUAN
INVESTIGASI
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN 5. PEMBERIAN
DATA UMPAN-BALIK

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6.
PENENTUAN
INVESTIGASI
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN 5. PEMBERIAN
DATA UMPAN-BALIK

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6. 7.
PENENTUAN
INVESTIGASI TINDAKAN
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN 5. PEMBERIAN
DATA UMPAN-BALIK

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6. 7.
PENENTUAN
INVESTIGASI TINDAKAN
TINDAK LANJUT
1.
PENGUMPULAN
DATA

2.
KOMPILASI
DATA
4A. PELAPORAN 5. PEMBERIAN
DATA UMPAN-BALIK

3.
ANALISIS
DATA

4B. KEPUTUSAN
6. 7.
PENENTUAN
INVESTIGASI TINDAKAN
TINDAK LANJUT
▪ Pengamatan epidemiologi atau surveilans
epidemiologi :
Suatu pengamatan yg cermat dan
terencana thd penyakit atau faktor-risiko
penyakit dan perkembangannya, melalui
kegiatan pengumpulan data epidemiologi
secara terus menerus, pengolahan, analisis
dan interpretasi data sehingga dihasilkan
suatu informasi serta penyebarluasan hasil
informasi tsb kpd orang-2 atau lembaga yg
berkepentingan shg dpt dilakukan tindakan
yg sesuai dan memadai.
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

▪ Pengumpulan data epidemiologik


digunakan sebagai landasan perencanaan
kesehatan, implementasi dan kontrol suatu
penyakit
TUJUAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

1).

.
TUJUAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

1). Bagaimana epidemiologi penyakit dan


seberapa besar masalah penyakit tsb di
masyarakat, sehingga bisa dibuat
perencanaan , tindakan pencegahan,
penanggulangan dan pemberantasannya

.
TUJUAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

1). Bagaimana epidemiologi penyakit dan


seberapa besar masalah penyakit tsb di
masyarakat, sehingga bisa dibuat
perencanaan , tindakan pencegahan,
penanggulangan dan pemberantasannya

2). Informasi yang mutakhir tentang


penyebaran penyakit di masyarakat shg dpt
digunakan untuk memantau program yg
sedang berjalan, mengevaluasi hasil program
dan sistem kewaspadaan dini.
TUJUAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

▪ Di samping itu, terdapat beberapa tujuan khusus pengumpulan data


epidemiologik dalam surveilans epidemiologi, antara lain adalah :

1). Untuk menentukan kelompok risiko tinggi dalam populasi berda-


sarkan umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan sebagainya.
2). Untuk menentukan jenis agen penyebab penyakit dan karakteris-
tiknya
3). Untuk menentukan reservoir infeksi
4) Untuk memastikan keadaan-keadaan yang menyebabkan berlang-
sungnya penularan (transmisi) penyakit
5). Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
6). Dalam hal pengumpulan data untuk penyelidikan letusan wabah,
tujuannya adalah memastikan sifat dasar wabah, sumber, cara
penularan dan luas penyebaran wabah tersebut.
▪ Kegiatan surveilans sangat tergantung pada
keadaan pengetahuan tentang penyebab
kondisi yang menjadi perhatian dan tindakan
pencegahan yang efektivitasnya diketahui,
sehingga tujuan khususnya akan meliputi :
mengidentifikasi pola terjadinya penyakit,
mendeteksi letusan penyakit,
mengembangkan kunci pembuka (hipotesis)
terhadap faktor risiko yang mungkin ada,
menemukan kasus untuk penyelidikan
selanjutnya, dan mengantisipasi kebutuhan
pelayanan kesehatan.
▪ Kegiatan surveilans dpt memberikan data ttg
distribusi penyakit berdasarkan
▪ Orang (person),
▪ Tempat (place)
▪ Waktu (time).

( Pola kejadian penyakit sangat membantu


kejelasan penyebab penyakit yg mungkin
ada).
Contoh :

▪ Bilamana waktu dan tempat kejadian


penyakit sama bagi dua subyek atau lebih,
maka yg terlibat adalah semacam agen
infeksi yang berasal dari suatu sumber
penyakit yang digunakan bersama.
▪ Informasi demografi yg lain pd individu yg
terkena, seperti umur, ras dan jenis kelamin,
dikumpulkan selama surveilans dilakukan
dan selanjutnya dpt memberikan pengertian
thd mode kumpulan penyakit.
▪ Tujuan akhir surveilans penyakit adalah untuk
menentukan luasnya infeksi dan risiko
penularan penyakit shg tindakan
pemberantasan dpt dijalankan secara efektif
dan efisien.
▪ Oleh karena itu data surveilans harus sesuai
dg keadaan saat ini dan lengkap untuk
mengungkapkan tjd-nya penyakit dan
penyebarannya.
▪ Surveilans penyakit kadang-2 dijalankan
walaupun tindakan pemberantasan belum
ada dg harapan akan dikembangkan
kemudian.
▪ Ada dua alasan pokok untuk menjalankan
surveilans pada keadaan semacam itu :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan ttg


sumber penularan penyakit dan cara
penularan shg prioritas dpt dibuat
bilamana pemberantasan mungkin
dijalankan.

2. Untuk menilai dampak tindakan


pemberantasan bilamana telah diadakan
dan dijalankan.
Tanggung Jawab
Para petugas
▪ Tanggung jawab para petugas, harus :

1). Menguraikan tiap orang yg terkena infeksi


secepat mungkin setelah terpapar (exposure)

(nama, alamat,umur,
jenis kelamin, ras, pekerjaan dan
tanggal mulai timbulnya gejala)
▪ Tanggung jawab para petugas, harus :

2). Menentukan sumber infeksi dan cara


penularan pd tiap penderita

(a). Sumber-2 penularan yg mungkin,


manusia, hewan, atau lingkungan

(b). Cara penularan yg mungkin : langsung


atau tidak langsung
3). Mengenali golongan rentan yg terpapar
(yg mungkin tertulari)
4). Menggambarkan distribusi frekuensi kesakitan
pada golongan populasi yg kena risiko menurut :

(a). Orang : frekuensi kejadian menurut ciri tertentu


(umur, jenis kelamin, ras/etnis, pekerjaan,
status imunisasi dsb )
(b). Tempat : frekuensi kejadian menurut pembagian
tempat (tempat tinggal, tempat kerja,
daerah-sosial ekonomi, sekolah, rumah
sakit, dsb)
(c). Waktu : frekuensi kejadian menurut satuan waktu
(tahun, bulan, minggu, hari, jam
5). Mencari gambaran spt yg disebutkan di
atas (butir 4). pd populasi yg sedang atau
mungkin mengalami peningkatan
frekuensi kesakitan.

6). Mempersiapkan dan menyebarluaskan


laporan surveilans ke pd petugas yg
berperan serta pd pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
▪ Tujuan-2 di atas merupakan hal-2 yg
berkenaan dg manusia, namun karena
pentingnya hewan dlm penularan penyakit
manusia, maka tujuan surveilans sesuai pula
untuk surveilans penyakit zoonosis.

▪ Data yg terkumpul pada program surveilans


zoonosis digunakan untuk tujuan yg sama dg
surveilans penyakit manusia dan difokuskan
pd penggambaran hewan yg sakit menurut
waktu, tempat dan cara menjadi sakit.
SURVAI DASAR
KESEHATAN GIGI & MULUT

ORAL HEALTH SURVEYS


BASIC METHODS
(WHO, 1986)

PROF. DR. SYARIF SUWONDO, DRG., SKM.


▪ Survai dasar kesehatan gigi dan mulut (Basic
Oral Health Survey) dapat digunakan untuk
memperkirakan status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat saat ini dan kebutuhan akan
perawatan untuk masa yang akan datang.
▪ Survai dasar kesehatan gigi dan mulut (Basic
Oral Health Survey) dapat digunakan untuk
memperkirakan status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat saat ini dan kebutuhan akan
perawatan untuk masa yang akan datang.

▪ Hasil survai dasar tersebut akan memberikan


data yang dapat dipercaya untuk program
kesehatan gigi dan mulut nasional atau regional,
selain untuk merencanakan jenis dan jumlah
tenaga kesehatan secara benar.
INDEKS UMUR
dan
KELOMPOK UMUR
Indeks umur dan kelompok umur
yg dianjurkan oleh WHO adalah :
Indeks umur dan kelompok umur
yg dianjurkan oleh WHO adalah :

a). 12 Tahun
Indeks umur dan kelompok umur
yg dianjurkan oleh WHO adalah :

a). 12 Tahun
b). 15 Tahun
Indeks umur dan kelompok umur
yg dianjurkan oleh WHO adalah :

a). 12 Tahun
b). 15 Tahun
c ). 35-44 Tahun
Indeks umur dan kelompok umur
yg dianjurkan oleh WHO adalah :

a). 12 Tahun
b). 15 Tahun
c ). 35-44 Tahun
d). 65-74 Tahun.
a). Kelompok Umur 12 tahun

▪ Umur 12 tahun merupakan umur yg penting sekali karena

(a). Pada umur ini umumnya anak-2 meninggalkan


sekolah-dasar shg umur ini merupakan umur yg
mudah dijangkau sbl anak-2 meninggalkan sekolah.

(b). Umur 12 tahun digunakan sbg umur untuk


memantau penyakit karies secara global (Global
caries monitoring age) untuk dibandingkan secara
internasional

(c). Umur yg digunakan untuk memantau trend.


( Di negara-2 yg masih banyak dijumpai
anak-2 usia sekolah yg tidak berkesempatan
bersekolah maka untuk negara semacam ini
perlu diambil sampel dari mereka yg tidak
bersekolah agar dpt dibandingkan status
kesehatan mulut dan giginya thd mereka yg
bersekolah)
b). Kelompok Umur 15 tahun

(a). Kelompok umur 15 tahun diperlukan untuk


memperkirakan apakah ada kenaikan
prevalensi serta peningkatan keparahan
penyakit karies gigi dg membandingkannya
dg data pd usia 12 tahun, terutama bila hanya
mempunyai sedikit sekali data terdahulu atau
tidak mempunyai data sama sekali

(b). Usia ini terutama penting untuk mencatat


indikator penyakit periodontal pd usia remaja
c). Kelompok Umur 35-44 tahun

▪ Merupakan kelompok umur usia standar untuk


memantau :

- Kondisi kesehatan orang dewasa,


- Akibat menyeluruh dari karies gigi,
- Tingkatan keparahan penyakit periodontal,
- Akibat pelayanan yg tersedia.
▪ Untuk mendpt-kan sampel kel. usia 35- 44 tahun ,
seringkali mengalami kesulitan, oleh karena itu
sampel dpt diambil dari kelompok yg terorganisir
seperti para pekerja kantoran atau paberik, dpt
juga diambil dari kelompok yg mudah diambil spt
kelompok orang yg ada di pasar.
▪ Karena untuk mendapatkan sampel yg
benar-2 atau yg cukup representatif hampir tak
mungkin diperoleh, maka untuk mencegah
adanya bias, tidak dibenarkan mengambil
sampel pd orang-2 pengunjung klinik gigi
d). Kelompok Umur 65-74 tahun

▪ Kelompok umur ini penting krn sehubungan dg


meningkatnya usia harapan hidup yg hampir tjd di
semua negara.

▪ Data kelompok ini diperlukan u/ merencanakan


pelayanan yg tepat untuk orang-2 lanjut usia

▪ Memantau akibat yg menyeluruh dari pelayanan


kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.
65-74 tahun

▪ Pemeriksaan untuk kelompok ini seringkali tidak


sesulit kelompok usia yg terdahulu, oleh karena
orang usia lanjut pd umumnya mudah ditemukan
di rumah atau di panti-jompo shg dpt dilakukan
pemeriksaan pd siang hari.
▪ Pencatatan secara mendetail untuk
gigi geligi susu pd usia 5 dan 6 tahun
tidak dianjurkan secara rutin.
▪ Untuk memantau hasil program pencegahan,
khususnya trend penyakit, dianjurkan untuk
menghitung jumlah anak-2 usia 5 dan 6 tahun yg
bebas karies di satu kelas pd setiap sekolah dasar
di mana anak-2 usia 12 tahun dipeiksa.
▪ Dapat juga dilakukan pencatatan gigi susu
yang berlubang, dicabut atau ditambal bila
dikehendaki oleh karena kode-2 untuk keadaan
tsb tersedia juga pd formulir survai WHO.
▪ Bilamana tingkatan karies-gigi pd populasi
benar-2 tidak diketahui , sangat perlu untuk
memperkirakan tingkatan penyakit karies
sebelum memulai survai
▪ Suatu cara yang cepat dan efektif untuk
memperkirakan prevalensi karies pd
suatu populasi adalah dg mengklasifikasikan
subyek dlm dua kategori, yaitu :
bebas karies dan tidak.
Contoh :
Harus dpt memeriksa 2 atau 3 sekolah yg mudah
dicapai, dg tingkatan sosio ekonomi yg berbeda
di mana diharapkan adanya perbedaan tingkatan
penyakit.

▪ Bila prevalensi karies rendah → > 20% anak-2


bebas-karies.
▪ Bila moderat → 5-20% anak-2 bebas-karies,
▪ Bilamana tinggi → anak yg bebas-karies < 5%.

(Perkiraan prevalensi ini dpt digunakan sbg patokan


untuk menentukan besarnya sampel yg baku).
▪ Subyek, kelompok umur 12 tahun dg Prevalensi
Karies yg rendah, sedang dan tinggi dpt dilihat
pada table berikut.

TINGKAT PROPORSI (%) TINGKAT PRESISI YANG


PREVALENSI BEBAS-KARIES DI CAPAI BILA n = 100

RENDAH > 20 ± 0, 4

SEDANG 5 – 20 ± 0, 5

TINGGI <5 ± 1, 0
▪ Ambillah suatu populasi dg tingkatan karies
sedang suatu sampel sebanyak 100 subyek
berumur 12 tahun, setelah dilakukan
pemeriksaan, didapat DMF-T rata-rata
untuk 100 subyek tsb
▪ Ambillah suatu populasi dengan tingkatan karies
sedang suatu sampel sebanyak 100 subyek
berumur 12 tahun, setelah dilakukan
pemeriksaan, didapat DMF-T rata-rata untuk 100
subyek tersebut adalah 4, 1.

▪ Artinya, angka DMF-T untuk seluruh populasi


berusia 12 tahun sebenarnya (4, 1 ± 0, 5) atau
berkisar di antara 3, 6 dan 4, 6.
▪ Tingkatan ketepatan semacam ini sudah cukup
untuk menggunakan data dari suatu survai guna
merencanakan pelayanan kesehatan gigi.

▪ Pemilihan sampel yang menyeluruh sejumlah


300 orang untuk setiap kelompok umur,
memungkinkan 25 orang diperiksa pada setiap
lokasi dari sebanyak 12 lokasi dengan rincian
sebagai berikut.

FORMULIR SURVAI

PENILAIAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT DASAR
SERTA KEBUTUHAN PERAWATAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan

(46)
(31)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan

(46)
(31)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

(46)
(31)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

(46)
(31)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

(46)
(31)

(47) (62)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

(46)
(31)

(47) (62)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .

(46)
(31)

(47) (62)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5
01
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5
01
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5
01
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN

8.5 84 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5


48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

STATUS GIGI

(63) (78)

(79) (94)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5
01
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
R. BAWAH
8.5 84 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

STATUS GIGI

(63) (78)

(79) (94)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Status Gigi & Kebutuhan Perawatan
R . ATAS
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5
01
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
R. BAWAH
8.5 84 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
02
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

STATUS GIGI

(63) (78)

(79) (94)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Pemeriksaan klinik dimulai dg :

▪ Pemeriksaan menyeluruh dari subyek.


(Perhatikan juga : penampilan umum,
warna muka, simetri dsb).

▪ Kemudian, penilaian ttg maloklusi


Maloklusi (kotak 24)
Maloklusi (kotak 24)

Dikenal dua tingkatan kelainan/anomal yi :


Maloklusi (kotak 24)

Dikenal dua tingkatan kelainan/anomal yi :

1). Kelainan yg amat ringan (very slight anomalies),


meliputi sebuah gigi yg terputar atau terangkat
(twisted or tilted tooth) atau gigi geligi yg sedi-
kit berdesakan atau sedikit bersela-2 (slight
crowding or spacing) (kode : 1 )
Maloklusi (kotak 24)

Dikenal dua tingkatan kelainan/anomal yi :

1). Kelainan yg amat ringan (very slight anomalies),


meliputi sebuah gigi yg terputar atau terangkat
(twisted or tilted tooth) atau gigi geligi yg sedi-
kit berdesakan atau sedikit bersela-2 (slight
crowding or spacing) (kode : 1 )

2). Kelainan lainnya yg lebih parah yaitu kelainan-2


yg biasanya menyebabkan penampilan wajah
kurang baik, mengurangi fungsi mengunyah
atau bicara (kode : 2 )
Maloklusi (kotak 24)

▪ Cacat-2 besar spt : celah bibir, celah langit-2,


serta cacat patologi atau cacat operasi harus
dicatat terpisah pd bagian kondisi lain (other
condition : kotak 119 dan 120) karena prevalensi
kondisi ini biasanya rendah dan data yg dpt
dipercaya hanya bisa didapat dg menganalisis
catatan tentang perawatan (treatment records)

▪ Kode beikut ini digunakan untuk pencatatan


pada kotak : 24
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0 Tidak ada kelainan atau maloklusi
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0 Tidak ada kelainan atau maloklusi
1 Kelainan ringan seperti satu gigi atau lebih
terputar atau terangkat atau gigi sedikit
berdesakan atau bersela-2 shg lengkung
gigi tidak teratur
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0 Tidak ada kelainan atau maloklusi
1 Kelainan ringan seperti satu gigi atau lebih
terputar atau terangkat atau gigi sedikit
berdesakan atau bersela-2 shg lengkung
gigi tidak teratur
2 Kelainan yg lebih parah, terutama adanya
satu atau lebih kondisi spt di bawah ini dari
keempat gigi insisif ….
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0 Tidak ada kelainan atau maloklusi
1 Kelainan ringan seperti satu gigi atau lebih
terputar atau terangkat atau gigi sedikit
berdesakan atau bersela-2 shg lengkung
gigi tidak teratur
2 Kelainan yg lebih parah, terutama adanya
satu atau lebih kondisi spt di bawah ini dari
keempat gigi insisif ….
Kode berikut ini digunakan untuk
pencatatan pada kotak : 24

Kode Kriteria
0 Tidak ada kelainan atau maloklusi
1 Kelainan ringan seperti satu gigi atau lebih
terputar atau terangkat atau gigi sedikit
berdesakan atau bersela-2 shg lengkung
gigi tidak teratur
2 Kelainan yg lebih parah, terutama adanya
satu atau lebih kondisi spt di bawah ini dari
keempat gigi insisif ….
Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)
Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)

(a). Overjet maksibular 9 mm atau lebih


Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)

(a). Overjet maksibular 9 mm atau lebih


(b). Overjet mandibular, gigitan terbalik anterior sama
atau lebih besar dari pada satu gigi penuh.
Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)

(a). Overjet maksibular 9 mm atau lebih


(b). Overjet mandibular, gigitan terbalik anterior sama
atau lebih besar dari pada satu gigi penuh.
(c). Gigitan terbuka
(d). Pergeseran garis tengah rahang/midline
shift lebih dari 4 mm, dan
Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)

(a). Overjet maksibular 9 mm atau lebih


(b). Overjet mandibular, gigitan terbalik anterior sama
atau lebih besar dari pada satu gigi penuh.
(c). Gigitan terbuka
(d). Pergeseran garis tengah rahang/midline
shift lebih dari 4 mm, dan
(e).Gigi berdesakan atau bersela-sela lebih dari 4 mm
Kelainan yg lebih parah : Adanya satu atau lebih kondisi
spt di bawah ini dari keempat gigi insisif (Kotak : 24)

(a). Overjet maksibular 9 mm atau lebih


(b). Overjet mandibular, gigitan terbalik anterior sama
atau lebih besar dari pada satu gigi penuh.
(c). Gigitan terbuka
(d). Pergeseran garis tengah rahang/midline
shift lebih dari 4 mm, dan
(e).Gigi berdesakan atau bersela-sela lebih dari 4 mm

Catatan : Kode untuk cacat besar pada kondisi


lain dimasukkan pada kotak 119 dan 120
Cacat-2 besar spt : celah bibir, celah langit-2,
serta cacat patologi atau cacat operasi harus
dicatat terpisah pd bagian kondisi lain (other
condition : kotak 119 dan 120
Maloklusi & Status Periodontal (CPITN)
erawatan
R . ATAS 5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
STATUS GIGI
(46)
(31)

(47) (62)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN

R. BAWAH 8.5 84 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

STATUS GIGI

(63) (78)

(79) (94)

PERAWATAN YG DIBUTUHKAN
Maloklusi (Kotak 24)

MALOKLUSI

(24)
Maloklusi (Kotak 24)

MALOKLUSI

(24) 0
Maloklusi (Kotak 24)

MALOKLUSI

(24) 1
Maloklusi (Kotak 24)

MALOKLUSI

(24) 2
Maloklusi (Kotak 24) dan
Status Periodontal (CPITN)
(Kotak 25-27 dan 28-30)

MALOKLUSI STATUS PERIODONTAL

17/16 11 26/27

(24) (25) (27)


(28) (30)

47/46 31 47/46
Community Periodontal Index of
Treatment Needs (CPITN)
(Kotak 25-30)
1. Tiga Indikator status periodontal : Perdarahan, Kalk Supra
atau atau Sub-gingval dan Saku-periodont.

2. Enam Sextan : RA (03, 04, 05,) dan RB (06, 07, 08)

3. Sextan diperiksa bila : ada minimal 2 gigi atau lebih


dan TIDAK berindikasi Ekstraksi.

4.Bila dalam satu Sextan tinggal 1 gigi saja, masukkan ke


Sextan sebelahnya

5. HARUS diperiksa /dicatat GIGI-INDEKS : kedua MOLAR pd ke 4


sextan posterior (3, 5, 6, 8)

6. Bila pada sextan tidak ada GIGI/GIGI-2 INDEKS, mk yg dicatat


adalah semua gigi yg terdapat pd sextan
Gigi Indeks :

< 19 th : 6 gigi → 16. 11. 26


46. 31. 36

> 20 th : 10 gigi → 17. 16. 11. 26. 27


47.46. 31. 36. 37

> 15 th. Indikator : tidak dilakukan pencatatan


dalamnya SAKU-GUSI
hanya Kalkulus dan
Perdarahan gusi saja
Community Periodontal Index of
Treatment Needs (CPITN)
(Kotak 25-30)
Community Periodontal Index of
Treatment Needs (CPITN)
(Kotak 25-30)

(25) (27)

(28) (30)
Community Periodontal Index of
Treatment Needs (CPITN)
(Kotak 25-30)

17/16 11 26/27

(25) (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
c). Saku periodontal (Periodontal pockets);
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
c). Saku periodontal (Periodontal pockets);

- Dangkal : 4 - 5 mm
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
c). Saku periodontal (Periodontal pockets);

- Dangkal : 4 - 5 mm
- Dalam : 6 mm atau lebih
▪ Alat yg digunakan adalah sonde yg khusus
dirancang, ringan dg ujung berbentuk bola
berdiameter 0,5 mm, yg mempunyai garis
hitam terletak antara 3,5 - 5,5 mm dari
ujung bola.

Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

17 - 14
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
13 - 23
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
34 - 37
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
33 - 43
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
07 33 - 43
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

17 - 14
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
13 - 23
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
34 - 37
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
33 - 43
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
07 33 - 43
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
07 33 - 43
44 - 47
Sextan
Rongga mulut dibagi atas 6 (enam) sextan
(sextan 03 s.d. 08) yg masing-2 ditentukan
oleh gigi :

03 17 - 14
04 13 - 23
05 24 - 27
06 34 - 37
07 33 - 43
08 44 - 47
6 (Enam) Sextan

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

17 - 14
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

17 - 14
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

34 - 37
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

03
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

03 04
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

03 04 05
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

03 04 05
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
06
6 (Enam) Sextan

03 04 05
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
07 06
6 (Enam) Sextan

03 04 05
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
08 07 06
Suatu sextan hanya diperiksa bila pd sextan tsb
tdp dua gigi atau lebih dan tidak berindikasi
pencabutan.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
Suatu sextan hanya diperiksa bila pd sextan tsb
tdp dua gigi atau lebih dan tidak berindikasi
pencabutan.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
Suatu sextan hanya diperiksa bila pd sextan tsb
tdp dua gigi atau lebih dan tidak berindikasi
pencabutan.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.
.
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.5 2.7 2.8
. . . . . .
48 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.
.
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.5 2.7 2.8
. . . . . .
48 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.
.
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.5 2.7 2.8
. . . . . .
48 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.
.
17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.5 2.7 2.8
. . . . . .
48 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
Bila pd satu sextan hanya tinggal satu gigi saja
maka gigi tsb dimasukkan ke sextan di
dekatnya.

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.5 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37

.
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
6 (Enam) Sextan

17 - 14 13 - 23 24 - 27
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

44 - 47 33 - 43 34 - 37
Sextan

5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 64 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

8.5 84 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5

34 - 37
Sextan
Gigi Index yg Diperika
Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index
Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,
gigi yg diperiksa adalah :

17 16 11 26 27

47 46 31 36 37
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Kedua molar pd keempat sextan posterior adalah


pasangan yg hrs diperiksa dan dicatat, bila salah satu
tdk ada , tdk usah dilakukan penggantian dg gigi lain
untuk diperiksa
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Kedua molar pd keempat sextan posterior adalah


pasangan yg hrs diperiksa dan dicatat, bila salah satu
tdk ada , tdk usah dilakukan penggantian dg gigi lain
untuk diperiksa
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.7 3.8

Kedua molar pd keempat sextan posterior adalah


pasangan yg hrs diperiksa dan dicatat, bila salah satu
tdk ada , tdk usah dilakukan penggantian dg gigi lain
untuk diperiksa
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 47 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 47 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur ≥ 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

Bilamana tidak tdp gigi-indeks atau gigi-2 indeks pd


suatu sextan yg akan diperiksa, maka semua gigi yg
tdp pd sextan tsb diperiksa.
.
Gigi Index yg Diperika
Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index

▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,


gigi yg diperiksa adalah :

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
. . . . . . . .
48 4.7 46 4.5 44 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

.
Gigi Index
▪ Untuk orang dewasa, umur < 20 tahun,
gigi yg diperiksa adalah :

16 11 26

46 31 36
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
c). Saku periodontal (Periodontal pockets);
Ada tiga indikator untuk status periodontal yg
digunakan dlm penilaian ini, yaitu

a). Ada tidaknya perdarahan gusi


b). Kalkulus supra atau sub-gingival
c). Saku periodontal (Periodontal pockets);

Bagi orang dewasa umur < 20 tahun, untuk


mencegah tercatat-nya false-pocket,
sehubungan dg erupsinya molar kedua maka
pemeriksaan pd butir c) di atas tidak dilakukan
cukup a) dan b) saja
PERABAAN SAKU GUSI I
Perabaan Saku Gusi

▪ Gigi indeks diraba dg sonde untuk


menentukan :
Perabaan Saku Gusi

▪ Gigi indeks diraba dg sonde untuk


menentukan :
1). Dalamnya saku-gusi,
Perabaan Saku Gusi

▪ Gigi indeks diraba dg sonde untuk


menentukan :
1). Dalamnya saku-gusi,
2). Ada-tidaknya karang gigi ,
Perabaan Saku Gusi

▪ Gigi indeks diraba dg sonde untuk


menentukan :
1). Dalamnya saku-gusi,
2). Ada-tidaknya karang gigi ,
3). Respon perdarahan (bleeding response).
▪ Tekanan yang diberikan pada sonde tidak
boleh melebihi 25 mg.

(Sbg patokan praktis besarnya tekanan,dg


menempatkan ujung sonde di bawah kuku
ibu-jari, lalu ditekan shg muncul warna pucat
di daerah tsb).

▪ Perabaan sonde mengikuti konfigurasi


anatomi permukaan akar gigi.

▪ Bilamana pasien merasa sakit, menandakan


tekanan yg diberikan terlalu besar.
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Gigi insisif, molar pertama (s.d. 19 tahun) atau


gigi molar pertama dan kedua ( di atas 19
tahun) diraba dan skor tertinggi dicatat dlm
kotak yg disediakan.
17/16 11 26/27

(25) (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria

4 Saku gusi 6,0 mm, daerah hitam sonde tidak


terlihat (tenggelam)
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria

4 Saku gusi 6,0 mm, daerah hitam sonde tidak


terlihat (tenggelam)
3 Saku gusi 4,0 atau 5,0 mm, tepi gusi terletak pd
daerah hitam sonde
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria

4 Saku gusi 6,0 mm, daerah hitam sonde tidak


terlihat (tenggelam)
3 Saku gusi 4,0 atau 5,0 mm, tepi gusi terletak pd
daerah hitam sonde
2. Terasa adanya karang gigi waktu perabaan, namun
seluruh daerah hitam sonde masih terlihat
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria

4 Saku gusi 6,0 mm, daerah hitam sonde tidak


terlihat (tenggelam)
3 Saku gusi 4,0 atau 5,0 mm, tepi gusi terletak pd
daerah hitam sonde
2. Terasa adanya karang gigi waktu perabaan, namun
seluruh daerah hitam sonde masih terlihat
1 Perdarahan terlihat langsung (spontan) atau dg
menggunakan kaca-mulut, gusi terlihat langsung
berdarah setelah selesai perabaan.
Kode yg digunakan untuk menunjukkan keparahan

Kode Kriteria

4 Saku gusi 6,0 mm, daerah hitam sonde tidak


terlihat (tenggelam)
3 Saku gusi 4,0 atau 5,0 mm, tepi gusi terletak pd
daerah hitam sonde
2. Terasa adanya karang gigi waktu perabaan, namun
seluruh daerah hitam sonde masih terlihat
1 Perdarahan terlihat langsung (spontan) atau dg
menggunakan kaca-mulut, gusi terlihat langsung
berdarah setelah selesai perabaan.
0 Sehat
▪ Bilamana bukan gigi-indeks yg diperiksa,
skor tertinggi yg ditemukan pd sextan tsb
dicatat pd kotak yg telah disediakan.
▪ Bilamana tidak tdp sedikitnya dua gigi serta
tidak berindikasi pencabutan pd suatu
sextan, maka kotak yg bersangkutan harus
diberi tanda silang, artinya tidak ada skor.
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 3 (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 3 1 (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 3 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 3 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.
Tdk ada NILAI

17/16 11 26/27

(25) 2 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.
Tdk ada NILAI

17/16 11 26/27

(25) 2 X 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 X 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) 2 X 1 (27)

(28) 3 4 2 (30)
47/46 31 36/37
Pemeriksaan dan Pencatatan

▪ Diraba dan skor tertinggi dicatat dlm kotak yg


disediakan.

17/16 11 26/27

(25) (27)

(28) (30)
47/46 31 36/37
A
A B
A B C
A B C

0 1 0
1 2 2
A B C

0 1 0 2 x 3
1 2 2 3 3 3
A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel
umur

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel
Kel NN
umur (Orang)
Umur (orang)

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
…..
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3

Jumlah Sextan = 3 X 6 = 18
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5 1
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5 1
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5 1 2
……

A B C

0 1 0 2 x 3 1 2 4
1 2 2 3 3 3 x 2 3
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5 1 2
……
Kel NN Jumlah Sextan Dengan Skor
Kel
0 1 2 3 4 X
umur (Orang)
Umur (orang)
11 Th 3 2 3 5 5 1 2
12 Th 100 240 146 214 0 0 0
……
Status Periodontal (CPITN)
Status Periodontal (CPITN)
Analisis Status Periodontal (CPITN)
Status Periodontal (CPITN)
Analisis Status Periodontal (CPITN)

1. Nilai Rata2 Skor


Status Periodontal (CPITN)
Analisis Status Periodontal (CPITN)

1. Nilai Rata2 Skor


2. Jumlah Rata-2 Sextan Yang Terkena Peny.
Periodontal (Prevalensi)
Kel
Kel. NN JumlahSextan
Jumlah Sextan dengan
dengan Skor
Skor
Umur (Orang)
Umur (orang) 00 11 22 33 44 X X
Kel
Kel. NN JumlahSextan
Jumlah Sextan dengan
dengan Skor
Skor
Umur (Orang)
Umur (orang) 00 11 22 33 44 X X
11 Th 100 297 180 111 0 0 12
Kel
Kel. NN JumlahSextan
Jumlah Sextan dengan
dengan Skor
Skor
Umur (Orang)
Umur (orang) 00 11 22 33 44 X X
11 Th 100 297 180 111 0 0 12
12 Th 100 240 146 214 0 0 0
Kel
Kel. NN JumlahSextan
Jumlah Sextan dengan
dengan Skor
Skor
Umur (Orang)
Umur (orang) 00 11 22 33 44 X X
11 Th 100 297 180 111 0 0 12
12 Th 100 240 146 214 0 0 0

Jmlah 200 537 326 325 0 0 12


Kel
Kel. NN JumlahSextan
Jumlah Sextan dengan
dengan Skor
Skor
Umur (Orang)
Umur (orang) 00 11 22 33 44 X X
11 Th 100 297 180 111 0 0 12
12 Th 100 240 146 214 0 0 0

Jmlah 200 537 326 325 0 0 12

N = 100 orang
JUMLAH SEXTAN =
100 x 6 sextan =
600 sextan
1. KELOMPOK UMUR 11 Tahun
(1). Nilai Rata-rata Skor

Untuk menentukan nilai rata-rata skor


dilakukan melalui pendekatan nilai
tengah Median (Me)
▪ Jumlah sampel (n) = 100 orang
▪ Jumlah sextan = 100 x 6 = 600 sextan
▪ Berdasarkan data tdp sebanyak 12 sextan yg tidak
diperiksa ( X = 12)
▪ Sextan dg skor 0 tdp sebanyak 297 sextan
▪ Sextan dg skor 1 tdp sebanyak 180 sextan
▪ Sextan dg skor 2 tdp sebanyak 111 sextan
▪ Sextan dg skor 3 tdp sebanyak 0 sextan
▪ Sextan dg skor 4 tdp sebanyak 0 sextan
▪ Jumlah sampel (n) = 100 orang
▪ Jumlah sextan = 100 x 6 = 600 sextan
▪ Berdasarkan data tdp sebanyak 12 sextan yg tidak
diperiksa ( X = 12)
▪ Sextan dg skor 0 tdp sebanyak 297 sextan
▪ Sextan dg skor 1 tdp sebanyak 180 sextan
▪ Sextan dg skor 2 tdp sebanyak 111 sextan
▪ Sextan dg skor 3 tdp sebanyak 0 sextan
▪ Sextan dg skor 4 tdp sebanyak 0 sextan
Skor sextant
0 297
1 180
2 111
3 0
4 0
▪ Jumlah seluruh sextan yang diperiksa adalah
297 + 180 + 111 = 588 sextan
▪ Nilai Median Skor terletak antara sextan
yang ke = (588) /2 = 294 dan 295
▪ Nilai Median skor sextan yang terletak antara
sextan ke 294 dan 295 ke 146 adalah Sextan
dengan nilai skor = 0.

Jadi nilai rata-rata skor


kelompok umur 11 tahun adalah 0
(2). Jumlah Rata – rata Sextan yang Terkena
Penyakit Periodontal

▪ Sextan dengan skor 0 (sehat) terdapat


sebanyak 297 sextan

▪ Sextan dengan skor di atas 1 atau > 1 (sextan + /


terkena penyakit periodontal) tdp sebanyak 180
+ 111 sextan = 291 sextan yg terkena atau
291/100 = 2,91 sextan per orang

▪ Proporsi sextan terkena atau risiko sakit


sextant = 291/600= 0, 49
b. KELOMPOK UMUR 12 Tahun
(1). Nilai Rata-rata Skor

Jumlah sampel (n) = 100 orang dengan jumlah


sextan = 100 x 6 = 600 sextan
Berdasarkan tabel – C terdapat sebanyak 0 sextan
yang tidak diperiksa ( X = 0)
▪ Sextan dengan skor 0 terdapat sebanyak 240 sextan
▪ Sextan dengan skor 1 terdapat sebanyak 146 sextan
▪ Sextan dengan skor 2 terdapat sebanyak 214 sextan
▪ Sextan dengan skor 3 terdapat sebanyak 0 sextan
▪ Sextan dengan skor 4 terdapat sebanyak 0 sextan

▪ Jumlah seluruh sextan yang diperiksa 600 sextan


Nilai Median Skor adalah = 600/2 = 300 (antara
sextan ke 300 dan 301) ~ Nilai antara sextan ke 300
dan 301 adalah sextan dg nilai skor = 1

Jadi, nilai rata-rata skor


kelompok umur 12 tahun adalah = 1
(2). Jumlah Rata – rata Sextan yang Terkena
Penyakit Periodontal

▪ Sextan dengan skor 0 (sehat) terdapat


sebanyak 240 sextan
▪ Sextan dengan skor di atas 1 atau > 1 (sextan + /
terkena penyakit periodontal) terdapat
sebanyak 146 + 214 sextan = 360 sextan yang
terkena atau 360/100 = 3, 60 sextan per orang
(Proporsi sextan terkena atau risiko sakit
sextant = 360/600= 0, 60 )
Status Gigi Individual dan
Kebutuhan Perawatan

(Kotak 31-94).
Cara Penilaian Karies Gigi

▪ Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan


kaca-mulut datar dan sonde (sickle typed).
Pemeriksaan radiografi tidak dianjurkan, karena
tidak dapat digunakan pada segala situasi.
Harus disadari bahwa tanpa pemeriksan
radiografi maka kebutuhan akan perawatan
restorative akan berada di bawah perkiraan
(under estimated).
▪ Cara Penilaian Karies Gigi

▪ Besarnya di bawah perkiraan tersebu bervariasi


sesuai dengan prevalensi penyakit dan jumlah
restorasi pada populasi.

▪ Pada tingkatan karies gigi yang amat rendah,


rendah dan sedang, hanyalah sekira 3-5% saja.

▪ Pada populasi dengan tingkat prevalensi tinggi


akan berkisar antara 10-15%.
▪ Pemeriksaan karies gigi haruslah dilakukan
secara sistematis dari satu gigi atau ruang gigi
ke gigi atau ruang gigi disebelahnya.

▪ Satu gigi dianggap ada dlm suatu ruang mulut


bilamana sebagian gigi tsb dpt dilihat atau
diraba dg ujung sonde tanpa menyingkirkan
jaringan lubak sekitarnya.

▪ Bilamana tdp gigi-tetap dan gigi-susu di


tempat yg sama, hanya status gigi tetap saja
yg dicatat.
Status Gigi Geligi

▪ Untuk mencatat status gigi-tetap digunakan
kode angka , sedang untuk gigi-susu digunakan
kode abjad.

▪ Pencatatan untuk gigi rahang atas : Kotak


nomor 31 – 46

▪ Pencatatan untuk gigi rahang bawah : Kotak


nomor 63 – 78
Status Gigi Geligi

▪ Perlu diingatkan bahwa kotak-2 untuk gigi-2


premolar atau molar sulung, kaninus dan
insisif, digunakan untuk keduanya, baik gigi-
susu maupun gigi-tetap.

▪ Perbedannya hanyalah digunakannya kode


angka atau huruf
Kode status Karies Gigi
Kode Kondisi/Status Kode
Gigi-tetap Gigi-susu
0 Sehat A
1 Gigi lubang/Karies B
2 Tambalan berkaries C
3 Tambalan tanpa karies D
4 Gigi dicabut karena karies E
5 Gigi dicabut karena sebab lain -
6 Sealant, Varnish F
7 Penyangga (abutment) mahkota khusus G
8 Gigi tidak tumbuh -
9 Gigi tak termasuk kriteria di atas -
▪ Kriteria untuk diagnosis dan pemberian kode
(gigi-susu kode di dalam kurung)

O – Nol (A) - Gigi Sehat

Gigi dicatat sebagai gigi sehat bila gigi


menunjukkan tidak adanya karies yg telah
dirawat atau tidak dirawat.
Gigi dg cacat seperti berikut ini adalah gigi yg
termasuk dalam gigi-sehat

a). Bintik putih atau spt kapur (white-spots atau


chalky- spots)
b). Berubah warna atau noda kasar (discoloured spots
atau rough spots).
c). Pit atau fisur hitam pada email yg menahan ujung
sonde pd perabaan, tetapi tidak mempunyai dasar
yg lunak, email yg undermined atau dinding yg
lunak
d).Email yg tak rata, berwarna kecokelatan yg
menunjukkan gejala fluorosis
Semua lesi yg meragukan
harus dicatat sbg gigi sehat
1. (atau B) - Gigi lubang/Karies

▪ Gigi dicatat sbg gigi lubang atau karies, bila


suatu lesi pd pit atau fisur atau pd permukaan
gigi yg halus, tdp dasar lunak yg dpt dirasakan,
email yg undermined atau dinding yg lunak.

▪ Gigi dg tumpatan sementara termasuk kategori


gigi-lubang.
▪ Pada permukaan aproksimal, sonde harus
jelas dan pasti masuk ke dalam lesi. Bila
meragukan, karies dianggap tidak ada.
2. (atau C) – Tambalan Berkaries

▪ Suatu gigi dicatat sebagai gigi ditambal


berkaries bila pd gigi tsb tdp satu atau lebih
tambalan atau restorasi permanent dan satu
daerah atau lebih yg berkaries, baik karies
primer maupun karies-sekunder.
3. (atau D) - Tambalan tanpa karies

▪ Gigi dinyatakan ditambal tanpa karies, bila


pd gigi tsb tdp satu tambalan permanen
atau lebih, tanpa karies primer maupun
sekunder di daerah lain gigi tersebut.

▪ Gigi dg mahkota-tiruan yg dibuat karena


karies, termasuk dalam kategori ini.
▪ Gigi dg mahkota-tiruan yg dibuat karena
bukan karies, mis. trauma atau sbg gigi
penyangga (abutment) suatu jembatan,
dicatat sbg penyangga-jembatan atau
mahkota khusus dan diberikan kode 7 atau G
4 (atau E) - Gigi Hilang/Dicabut
Karena Karies

Skor (kode) ini digunakan untuk gigi-tetap atau


gigi-susu yg telah dicabut karena penyebab
karies.

Masalah yg mungkin timbul, terutama untuk bbrpa


kelompok umur adalah untuk membedakan antara
gigi yg belum erupsi (tumbuh) (kode 8)
Dan gigi yg dicabut.
4 (atau E) - Gigi Hilang/Dicabut Karena Karies

▪ Pengetahuan dasar ttg pola pertumbuhan


gigi, status gigi disebelahnya, keadaan tulang
alveolar (alveolar ridge) pd daerah gigi yg
diragukan serta status karies gigi-2 lainnya di
dlm mulut dpt menolong menentukan apakah
gigi belum tumbuh ataukah sudah dicabut.


4 (atau E) - Gigi Hilang/Dicabut Karena Karies

▪ Perlu ditegaskan : Kode 4 jangan digunakan


untuk gigi hilang karena penyebab yg lain,
selain karies-gigi.

▪ Untuk mudahnya, pd pasien tanpa gigi satupun


pd lengkung rahangnya, angka – 4 dpt
diletakkan pd kotak 31 dan 46, dan/atau kotak
63 dan 78, lalu kedua pasang kotak tsb
dihubungkan dg garis lurus.
5 Gigi-tetap hilang karena suatu
sebab lain

▪ Kode ini digunaan untuk gigi-tetap yg


diduga tidak ada secara kongenital atau
dicabut untuk keperluan ortodontik, atau
oleh karena trauma dsb.

▪ Kode ini juga digunakan untuk gigi-tetap


yg diduga telah dicabut oleh karena
penyakit periodontal.
6 (atau F) - Sealant, Varnish

▪ Kode ini digunakan untuk gigi-2 yg telah


diulas dg fissure-sealants pd permukaan
oklusalnya, atau untuk gigi yg telah
diperlebar pd fisur oklusal- nya dg bur
bundar atau oval dan pd bagian ini telah
diberi bahan komposit.

▪ Bila gigi yg telah dilakukan sealant


berlubang/karies maka gigi tsb dimasukkan
sbg gigi yg berlubang atau kode : 1
7 ( atau G) – Penyangga Jembatan
atau Mahkota khusus

▪ Kode ini digunakan untuk sebuah gigi yg


merupakan bagian dari sebuah jembatan-
lekat, yaitu sebagai gigi-penyangga
jembatan (brigde abutment tooth).

▪ Kode ini juga dpt digunakan untuk mahkota


tiruan yg dibuat karena sebab lain selain
karies.
▪ Gigi hilang yg digantikan jembatan diberi
kode : 4 atau 5, sesuai sebab hilangnya.
8 - Gigi tidak tumbuh

▪ Klasifikasi ini khusus untuk gigi-tetap dan


digunakan hanya untuk ruang gigi dg gigi-
tetap yg tidak tumbuh akan tetapi tidak
tdp gigi susu.

▪ Gigi yg tidak tumbuh dg sendirinya tidak


dimasukkan ke dlm perhitungan yg
berhubungan dg karies gigi.
9- Gigi tidak termasuk
Kriteria tsb Di atas

Kode ini digunakan untuk setiap gigi


yg tidak dpt diperiksa/tidak termasuk
kode 0 - 8.
Index DMF = DMF teeth = DMF-T
▪ Indeks Decayed, Missing dan Filled Teeth
(Indeks DMF-T), dpt dihitung dari infor-
masi yg tdp pd :

Kotak (31 - 46) dan (63 -78).


▪ Komponen D meliputi semua gigi dengan
kode 1 dan 2.

▪ Komponen M terdiri atas kode 4 pada


subyek < 30 tahun, dan

▪ Komponen F hanya meliputi gigi-2 dg kode


3
▪ Dasar perhitungan DMF-T adalah 32, yaitu
semua gigi tetap termasuk keempat geraham
bungsu (molar ketiga).

▪ Gigi dengan kode 6 (sealants) atau kode 7


(Mahkota tiruan, penyangga jembatan) tidak
dimasukkan dlm perhitungan DMF-T
▪ Komponen M untuk subyek berusia > 30
tahun , meliputi gigi dg kode 4 dan 5, yaitu
gigi hilang karena KARIES atau oleh
SEBAB lain.

▪ Catatan : Dulu hanya gigi hilang


oleh karena karies yang dimasukkan ke
dalam Indeks DMF dan komponen M.
PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN
SETIAP GIGI
Perawatan yang dibutuhkan setiap Gigi

▪ Segera setelah status karies dari sebuah


gigi dicatat, dan sebelum melanjutkan ke
ruang gigi berikutnya, jenis perawatan
yang dibutuhkan, sekiranya ada harus
dicatat (kotak 47-62) dan kotak (79-94)
 Perawatan yang dibutuhkan setiap Gigi

▪ Bilamana tidak diperlukan perawatan,


berikan skor 0 pada kotak yang
bersangkutan. Bila hal tersebut tidak
dilakukan, tidak mungkin dijelaskan di
kemudian hari bila data sudah diproses
apakah gigi tersebut tidak perlu perawatan
ataukah pemeriksa atau pencatat
mengabaikannya sehingga perawatan
yang sebenarnya diperlukan, tidak
tercatat.
▪ Data akan kebutuhan perawatan ini sangat
baik pada tingkat local atau nasional sebab
data tersebut merupakan dasar untuk
memperkirakan kebutuhan akan tenaga
dan biaya untuk suatu program kesehatan
gigi dan mulut.
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
4. - Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
4. - Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
5 - Elemen jembatan yaitu bagianjembatan yang
menggantikan gigi yang hilang
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
4. - Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
5 - Elemen jembatan yaitu bagianjembatan yang
menggantikan gigi yang hilang
6. - Perawatan pulpa.
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
4. - Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
5 - Elemen jembatan yaitu bagianjembatan yang
menggantikan gigi yang hilang
6. - Perawatan pulpa.
7. - Pencabutan gigi..
Kode dan Kriteria untuk
Kebutuhan akan Perawatan
0 - Tidak memerlukan perawatan.
1 - Penghambatan karies atau sealants.
2 - Tambalan satu permukaan
3 - Tambalan dua permukaan atau lebih.
4. - Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
5 - Elemen jembatan yaitu bagianjembatan yang
menggantikan gigi yang hilang
6. - Perawatan pulpa.
7. - Pencabutan gigi..
8/9 - Kebutuhan akan perawatan lain .
Tambalan dua permukaan atau lebih.
Salah satu dari kode 1 s.d. 3 digunakan untuk
menyatakan kebutuhan perawatan untuk :

a). Perawatan pendahuluan, karies primer atau


sekunder
b). Mereparasi kerusakan oleh karena trauma
c). Merawat perubahan warna gigi, atau
developmental-defect.
Suatu tambalan dianggap tidak memuaskan
bila tdp satu atau lebih keadaan berikut ini :

a). Daerah tepi yg kurang menutup (deficient


margin) pd suatu restorasi yg menyebabkan
kebocoran tambalan sampai dentin.

(Hal ini dpt ditentukan dg pemeriksaan klinis


dg cara memasukkan ujung sonde
di daerah tsb.)
b). Daerah tepi yg menggelantung (over-
hanging) pd suatu restorasi yg
menyebabkan iritasi gingiva setempat
dan tidak dpt dihilangkan dg membuat
kontur baru pd restorasi tsb.

c). Restorasi yg pecah (fraktur) yg akan


menyebabkan lepasnya tumpatan atau
kebocoran ke arah dentin
Perawatan yang dibutuhkan setiap Gigi

Jenis perawatan yg dibutuhkan, kalau ada yg


harus dicatat pada :

▪ Kotak : 47-62 , dan


▪ Kotak : 79-94
▪ Bilamana tidak diperlukan perawatan,
berikan skor O pada kotak yg bersangkutan.

▪ Bila hal tsb tidak dilakukan, tidak mungkin


dijelaskan di kemudian hari bila data sudah
diproses apakah gigi tsb tidak perlu
perawatan ataukah pemeriksa atau pencatat
mengabaikannya sehingga perawatan yg
sebenarnya diperlukan, tidak tercatat.
▪ Data kebutuhan perawatan ini sangat
bermanfaat baik pada tingkat lokal atau
nasional sebab data tsb merupakan
dasar untuk memperkirakan kebutuhan
tenaga dan biaya untuk suatu program
kesehatan gigi dan mulut.
Kode dan Kriteria untuk Kebutuhan akan Perawatan

0 - Tidak memerlukan perawatan.

Kode ini ditulis bila gigi tsb sehat, atau bila ditentukan bhw
karies tsb tidak dpt atau tidak akan dicabut atau diberikan
perawatan apa pun

1 - Penghambatan karies atau sealants.

Tergantung tingkatan karies pada populasi serta tersedianya


sumber daya (resources).
Kode 1 digunakan bila diperlukan pemberian atau penggan-
tian sealants.

2 - Tambalan satu permukaan


3 - Tambalan dua permukaan atau lebih. Salah satu dari kode 1
sampai dengan 3 digunakan untuk menyatakan kebutuhan
perawatan untuk :

a). Perawatan pendahuluan, karies primer atau sekunder


b). Mereparasi kerusakan oleh karena trauma
c). Merawat perubahan warna gigi, atau developmental-
defect.

Suatu tambalan dianggap tidak memuaskan bilamana


terdapat satu atau lebih keadaan berikut ini :

a). Daerah tepi yang kurang menutup (deficient margin)


pada suatu restorasi yang menyebabkan kebocoran
tambalan sampai dentin.
Hal ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis
yaitu dengan cara memasukkan ujung sonde di
daerah tersebut
Tambalan dua permukaan atau lebih.
- Salah satu dari kode 1 - 3 digunakan untuk
menyatakan kebutuhan perawatan untuk :

a). Perawatan pendahuluan, karies


primer atau sekunder
b). Mereparasi kerusakan oleh karena
trauma
c). Merawat perubahan warna gigi,
atau developmental-defect.
▪ Suatu tambalan dianggap tidak memuaskan bilamana
tdp satu atau lebih keadaan berikut ini :

a). Daerah tepi yg kurang menutup (deficient margin) pd


suatu restorasi yg menyebabkan kebocoran tambalan
sampai dentin.
Hal ini dpt ditentukan dg pemeriksaan klinis, yaitu dg
cara memasukkan ujung sonde di daerah tsb.
b). Daerah tepi yg menggelantung (Over hanging) pd
suatu restorasi yg menyebabkan iritasi gingival
setempat dan tidak dpt dihilangkan dg membuat
kontur baru pd restorasi tsb.
c). Restorasi yg pecah (fraktur) yg akan menyebabkan
lepasnya tambalan atau kebocoran ke arah dentin
4. Mahkota tiruan atau penyangga jembatan
5. Elemen jembatan yaitu bagianjembatan yang
menggantikan gigi yang hilang
6.Perawatan pulpa.
Kode ini digunakan untuk menunjukkan gigi
yang mung kin memerlukan perawatan syaraf
sebelum direstorasi dengan tambalan atau
mahkota tiruan, oleh karena proses karies yang
sangat dalam dan meluas atau oleh karena gigi
di potong (pangur) atau trauma
Catatan : pada kasus seperti ini jangan
sekali-kali kavitas ditusuk dengan ujung sonde
7 - Pencabutan gigi.
Gigi dicatat sebagai berindikasi untuk dicabut bila :

a). Karies telah sedemikian merusak mahkota gigi


sehingga tidak mungkin lagi dilakukan restorasi
b). Karies telah berlanjut sedemikian rupa sehingga pulpa
telah terbuka dan restorasi gigi tidak mungkin lagi
c). Tinggal akarnya saja
d). Bila penyakit periodontal telah berlanjut jauh,
sehingga gigi terlepas dan tidak berfungsi kembali,
dan menurut pemeriksa tidak dapat dicekatkan dan
berfungsi dengan perawatan periodontal.
e). Bila gigi harus dicabut untuk memberikan tempat gigi
tiruan yang akan dibuat atau,
f). Bila pencabutan diperlukan untuk kebutuhan
ortodontik atau kosmetik atau oleh karena impaksi.
8/9 - Kebutuhan akan perawatan lain.
Pemeriksa harus menentukan macam
perawatan di mana digunakan
kode 8 dan 9
4). Fluorosis (Kotak 95)

Dianjurkan agar criteria indeks Dean


(Fluorosis index) digunakan.

▪ Pencatatan dilakukan berdasarkan dua gigi yg


sering kali terkena.

▪ Skor yang dicatat harus mengenai dua gigi.


Kode dimasukkan pada kotak 95.
▪ Kode tersebut dibawah ini digunakan

Kode Kategori Kriteria

0 Normal Permukaan email halus,


mengkilat, warna keputih-2 an

1 Dipertanyakan (Questionable)
Email menunjukkan sedikit
kelainan dibandingkan dg email yg
normal (Translucent) yg berkisar
antara bintik- 2 halus berwarna keputihan
sampai ada kalanya berbentuk noda putih
yg lebih besar (spots)
2. Sangat Ringan (Very mild)
Bintik-2 putih kecil yg lebih
jelas terpencar secara tidak
teratur meliputi permukaan
gigi kurang dari 25%
permukaan gigi sebelah labial

3. Ringan (Mild) Bintik-bintik putih lebih


meluas, tetapi meliputi
permukaan gigi kurang dari
50%
4 Sedang (Moderate) Permukaan email gigi
tampak tidak rata, sering
kali berwarna cokelat.

5 Berat Permukaan email yg


terkena berakibat jelek
sekali dan hipoplasia
tampak jelas sekali, shg
bentuk gigi tampak
berubah, bercak-2 cokelat
tersebar luas.
▪ Lesi-2 fluorosis akibat terlalu banyaknya
fluor, terutama pd kategori yg dipertanyakan
(questionable) dan ringan, biasanya bilateral
simetris dan tampak sbg garis halus
horizontal pada gigi.

▪ Oleh karena beberapa bentuk fluorosis sukar


dibedakan dg idiopathic-opacities,
pengambilan contoh air minum di daerah tsb
perlu sekali agar hasil pencatatan kelak dpt
dihubungkan dg kadar fluor dlm air.
5). Opasitas (Opacities) dan Kelainan Email
Lainnya (Kotak 96-98)

Opasitas email (enamel idiopathic-opacities)


biasanya berbentuk bulat telur (oval) dan tidak
translucent.
Biasanya juga tidak tersebar secara simetris di dalam
rongga mulut dan jarang sekali ditemukan pada lebih
dari satu atau dua gigi Insisif satu rahang atas yg
paling sering terkena.

Kode berikut digunakan untuk kotak 96

Kode Kriteria
5). Opasitas (Opacities) dan Kelainan Email Lainnya
(Kotak 96-98)
Kode berikut digunakan untuk Kotak 96

Kode Kriteria

Mutilasi (Pangur, pengasahan/pemotongan gigi


karena adat istiadat)
Atrisi
Terdapat lebih dari satu kondisi tersebut di atas.
Kombinasi harus dinyatakan dalam angka 1 sampai 5
tersebut diatas
6). Pemakaian Geligi Tiruan dan Kebutuhan Geligi
Tiruan (Kotak 99-102)

Pencatatan geligi tiruan yang dipakai harus


dilakukan untuk setiap rahang. (Kotak 99 untuk
rahang atas, kotak 100 untuk rahang bawah).
Kode berikut ini digunakan untuk mencatat status
Geligi Tiruan.

Kode Kriteria

0 Tidak memakai Geligi tiruan.


1 Memakai Gigi tiruan sebagian
2 Memakai gigi tiruan penuh
Untuk kebutuhan Geligi Tiruan, satu pencatatan
harus dibuat untuk setiap rahang (kotak 101
untuk Rahang atas, kotak 102 untuk Rahang
bawah), berdasarkan kode-kode berikut ini

Kode Kriteria

0 Tidak diperlukan Geligi tiruan.


1 Membutuhkan Reparasi Gigi Tiruan
2 Membutuhkan Gigi Tiruan Sebagian
3 Mebutuhkan Gigi Tiruan Lengkap
Kode-2 yg dicatat di bagian ini akan
diperiksa thd status gigi satu persatu serta
kebutuhan akan perawatan yg tercatat pd kotak
31 – 94, untuk geligi tiruan penuh di mana
semua gigi dinyatakan hilang atau perlu dicabut
untuk menghindari terjadinya duplikai dg
kebutuhan akan jembatan atau gigi tiruan
sebagian
▪ 7). Lesi (Lesions) Mukosa Mulut dan Tulang
(Kotak 103-113)

▪ Pemeriksaan mukosa mulut, jar keras dan lunak di


dlm dan sekitar mulut hrs dilakukan pd setiap
orang dewasa yg diperiksa.

▪ Pemeriksaan hrs teliti dan sistematis dan dimulai


dari bibir, mukosa bukal sebelah kanan, meliputi
sulkus sebelah atas dan bawah dan mukosa
bukal sebelah kiri.
▪ 7). Lesi (Lesions) Mukosa Mulut dan Tulang
(Kotak 103-113)

▪ Mukosa palatal dan permukaan tepi lidah harus


diperiksa juga, demikian pula mobilitas lidah.

▪ Akhirnya permukaan di bawah lidah dan dasar


rongga mulut harus diperiksa juga
▪ Pemeriksaan mukosa mulut dipermudah dg
menggunakan dua kaca mulut untuk menarik
jaringan serta memeriksanya.

▪ Jaringan Mukosa atau Fasial yg tampaknya


abnormal, serta kelenjar sub mandibular, sub-
lingual dan servikal harus dilakukan palpasi.
▪ Kotak 103 – 107 dan 108-112 disediakan untuk
mencatat kode-2 yg digunakan pd International
Clasification of Diseases, Application to
Dentistry and Stomatology (ICD-DA).
▪ Kondisi atau penyakit mulut yang harus diwaspadai
pemeriksa waktu melakukan pemeriksaan, termasuk
hal-hal berikut.

- Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (101. X0)


- Acute Necrotizing Ulcerative Stomatitis (101. X1)
- Suspected Oral Cancer (140-146)
- Oral Lichen Planus (697. 0)
- Leukoplakia mukosa mulut (528. 6)
- Odontogenic fibroma (213. X1)
- Candidosis (112. X0 – 112. X9)
▪ Kondisi berikut ini adalah kondisi yang harus dicatat
pada kategori kelainan pada tulang

- Kista radikular (Radicular Cyst) (522. 80)


- Osteoma (210)
- Osteitis (Osteomyelitis) (526. 40)
- Ameloblastoma atau ( 140-146 atau 210 )
Tumor Odontogenik lainnya

▪ Kotak 113 disediakan untuk mencatat lesi yang tidak


dapat diidentifikasi secara jelas

Anda mungkin juga menyukai