Informed consent atau persetujuan Medik adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien sesuai dengan pasal 1 (a) Permenkes RI Nomor 585/MEN.KES/PER/X/1989 Di mana pasal 1 (a) menyatakan bahwa persetujuan tindakan medik (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
b. Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes no
585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2 menyebutkan dalam memberikan informasi kepada pasien / keluarganya, kehadiran seorang perawat / paramedik lainnya sebagai saksi adalah penting
c. Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga
terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351.
d. Dasar Hukum Informed Consent
• UU nomor 23 thn 1992 tentang Kesehatan • UU. nomor 29 thn 2004 tentang Praktik Kedokteran Nomor • PP. nomor 32 thn 1996 tentang Tenaga Kesehatan • PERMENKES No. 290/MENKES/PER/III/ 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
e. Penolakan / Informed Refusal
Merupakan hak pasien / keluarga pasien 1. Tiada satupun tenaga kesehatan yang bisa memaksa sekalipun itu berbahaya bagi pasien 2. Sebaiknya pihak RS/ dokter meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medic tsb di lembaran khusus
f. Tidak adanya paksaan
Pasien tidak boleh merasa terpaksa atau merasa dipaksa agar dapat memberikan keputusan persetujuan (informed consent) secara sukarela. Perasaan takut penolakan terhadap professional sering membuat pasien merasa sungkan dan atau terpaksa dalam memberikan persetujuan; persetujuan semacam ini bukanlah persetujuan sukarela. Pemaksaan akan membuat keputusan tidak valid dan tidak sesuai prosedur untuk pemenuhan pengambilan persetujuan.