Anda di halaman 1dari 3

Tatalaksana dan prosedur pemeriksaan swab

Sitopatologi eksfoliatif bertujuan untuk melihat keadaan sel terdeskuamasi baik yang
normal maupun yang mengalami perubahan patologis. Pada prinsipnya secara fisiologis, sel-sel
permukaan terus menerus terdeskuamasi karena jaringan tubuh terus mengalami pembaruan.
Tingkat deskuamasi yang terjadi tergantung pada jenis dan lokasi jaringan, fungsi jaringan, dan
kapasitas metabolisme sel. Metode sitologi eksfoliatif dapat dilakukan di jaringan lunak rongga
mulut seperti mukosa bukal, labial, lidah, serta palatal dan gingival.
Tujuan dari sitopatologi eksfoliatif mukosa oral adalah membantu mendiagnosis lesi-lesi
di rongga mulut yang tidak terdiagnosis dengan pemeriksaan klinis saja dan membutuhkan hasil
yang cepat dan non-invasif dibanding biopsi bedah.
Keuntungan dari sitopatologi eksfoliatif pada mukosa oral adalah memperoleh hasil
pemeriksaan penunjang yang mudah, cepat, dan tidak menimbulkan luka yang luas. Seperti halnya
pemeriksaan histopatologis, interpretasi dari sampel sitopatologi eksfoliatif yang telah diambil
juga harus dilakukan oleh ahlinya. (Sabirin, 2015)
 Metode :
1. Kerokan (scrap)
2. Sikatan (brush)
3. Usapan (swab)

A. Prosedur Swab

 Alat dan bahan :


1. Swab steril (cotton bud)
2. Objek glass
3. Pensil kaca
4. Alkohol 95%
5. Bahan perwanaan papanicolaou
6. Entelan
7. Coverglass
 Prosedur :
1. Pengambilan sediaan dengan cara mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh
permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel sampai terlihat
kemerahan di daerah mukosa yang menandakan lamina propria sudah mulai terekspos.
Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan
atraktan semisal pepton water.

2. Setelah pengambilan sampel,cotton bud diapus pada objek glass yang sudah bersih dan
ditandai terlebih dahulu dengan nomer pasien / region pengambilan sampel di rongga
mulut.
3. Objek glass yang sudah diapus harus segera dimasukan ke larutan fiksasi (tidak boleh
dikeringkan untuk mencegah pembusukan spesimen,perubahan sel dan kontaminasi)
bahan fiksasi yaitu alkohol 95%,perendaman dilakukan selama 20-30 menit.
4. Preparat yang sudah di fiksasi dikeluarkan dari alcohol dan dibilas dg air bersih
5. Kemudian melakukan perwarnaan dg papanicolaou ditutup dengan entelan dan
coverglass
6. Preparat langsung dapat dilihat secara mikroskopis.

DAFTAR PUSTAKA

Sabirin, I. P. R. (2015). Sitopatologi Eksfoliatif Mukosa Oral sebagai Pemeriksaan Penunjang di


Kedokteran Gigi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 2(1), 157–161.

Anda mungkin juga menyukai