1. Debridement / pembersihan luka membersihkan debris atau benda asing yang tertinggal dengan cara diusap dengan kapas steril yang telah diberi larutan garam fisiologis dan pembuangan sisa jaringan nekrotik agar didapatkan pinggiran jaringan luka, seminimal mungkin dan merupakan jaringan yang non vital 2. Menghentikan perdarahan luka Penghentian perdarahan dilakukan dengan cara menekan luka. Kassa/ dressing yang diletakkan pada luka akan menyerap darah dan membentuk bekuan darah. Bekuan darah akan menyumbat sumber perdarahan. 3. penutupan Luka Setelah luka dibersihkan dan dihentikan pendarahanya,lalu dilakukan penjahitan atau penutupan luka.Penjahitan luka adalah tidakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankannya dengan benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat bersambung. Tetapi tidak semua luka dilakukan dengan penjahitan. Selain penjahitan juga ada perekat jaringan spt octylcyanoacrylate .Perawatan dg octylcyanoacrylate bila dibandingkan dengan teknik penutupan standar laserasi seperti penjahitan, perawatan ini lebih cepat biasanya kurang dari 6 jam setelah cidera. Namun penggunaanya harus menghindari laserasi kompleks yang melibatkan wajah karena ada masalah pada estetika. Tetapi proses penyembuhan luka tidak dapat membuat kulit tampak utuh atau sempurna kembali. Biasanya, kekuatanya kurang dari 80% dan akan mendapatkan bekas luka.
Prinsip umum penutupan luka pada perawatan luka adalah :
1) Mendekatkan tepi luka pada tepi lainnya supaya jaraknya berkurang dan meningkatkan kecepatan penyembuhan. 2) Pejahitan dengan jumlah yang lebih sedikit dan diameter benang yang lebih kecil, 3) Pelepasan jahitan yang awal (3-4 hari untuk jaringan mulut) biasanya dalam dua tahap, 4 dan 6 hari dianjurkan. 4) Tape dan strips dapat digunakan untuk mengurangi tegangan atau menjadi alternatif untuk menutup luka yang dangkal dan kecil. 5) Jaringan luka yang rusak harus ditangani dengan lembut serta debride yang minimal untuk memastikan dasar luka cukup bersih. 6) Hemostasis lengkap harus diperoleh. 7) Insisi harus dilakukan mengikuti dan memperhatikan garis ketegangan (tension line) serta lipatan alami kulit. 8) Tepi kulit yang lukan harus dalam keadaan rileks tanpa tegangan. 9) Jahitan halus harus digunakan, dan benang dapat sesegera mungkin diangkat/dihapus. 10) Tepi luka harus di everted. 11) Dead space harus di hilangkan. 12) Jaringan harus ditutup lapis demi lapis.
B. Tahapan Penyembuhan Luka:
1. Inflamasi Inflamasi merupakan proses untuk menghentikan pendarahan dan membersihkan area luka. Pada inflamasi terdapat 2 proses yaitu : 1) Hemostatis Hemostatis merupakan pembekuan darah. Bekua darah yang dihasilkan berasal dari platelet yang dikeluarkan pada saat injury. Lalu pembulih darah akan mengalami vasokontriksi sehingga darah tidak akan keluar karena adanya penutupan pembuluh darah. Proses tersebut selama 5-10 menit 2) Fagositosis Pada proses fagositosis akan mengeluarkan histamine yang nanti akan menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga makrofag dan netrofil akan keluar untuk menghancurkan bakteri ,debris dan benda asing pada luka. 2. Proliferasi Pada proses proliferasi ini akan memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan proliferasi sel.fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring- jaring untuk sel-sel yang bermigrasi.(kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru. 3. Remodelling Pada tahap Remodelling/ pematangan ini bertujuan untuk menyempurnakan terbentuknya jaringan baru. Ciri pada tahap ini adalah fibroblast akan meninggalkan luka,jaringan parut tampak besar,dan serat kolagen kuat..