$),, yaitu menerangkan perawatan yang akan dilakukan pada anak dan bagaimana
anak tersebut harus bersikap.
"%&A yaitu menunjukkan atau mendemostrasikan pada anak apa saja yang akan
dilakukan terhadap dirinya.
& yaitu anak, dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal yang diuraikan atau
didemostrasikan.
8
2) Penguatan (reinforcement)
Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku yang akan meningkatkan
kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi lagi dikemudian hari. %ampir semua benda
menjadi penguat dokter gigi sehingga dapat meningkatkan hubungan social dengan cara
memberikan perhatian, doa, senyum, dan pelukan. 2enda penguat yang dapat diberikan
misalnya sticker, pensil, dan lain-lain.
8
3) Desensitisasi
$ujuan+ untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan jalan memberikan
rangsangan yang menghilangkan cemas sedikit demi sedikit yang disebut dengan istilah
Bsystemic desentisi1ationC karena ada tiga tahap yaitu+
"usun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas dan takut /dari yang
paling menakutkan sampai yang tidak menakutkan0.
(emperhatikan
(engancam
#langan penguasaan dan moti'asi proses meniru akan berhasil dengan baik
8E9
5) and !"er Mouth #$ercise (!M#)
%&() digunakan apabila beberapa cara lain dalam menciptakan komunikasi yang baik
mengalami kegagalan sehingga tingkah laku anak tidak terkendali. %&() dilakukan pada
anak sejak kunjungan pertama menunjukkan sikap tidak kooperatif, tidak mengerti dengan
penjelasan atau bujukan, keras kepala, menolak perawatan, menangis meronta-ronta.
$indakan ini dilakukan pada anak sehat berumur 7-8 tahun.
8E=
%) Sedasi (&arma'ologi)
$eknik ini efektif digunakan pada anak-anak yang kurang kooperatif dan tidak mau
dilakukan perawatan. &bat-obatan yang bersifat sedati'e dapat digunakan dalam beberapa
cara yaitu secara oral, intra'ena, intramuscular, dan inhalasi. /andlaw0. 2anyak obat-obatan
dan kombinasinya telah digunakan untuk sedasi anak yang cemas, misalnya barbiturate,
kloral hidrat, hydro*y1ine, neprobamate, dan dia1epam.
8E=
PEM)AHASAN
Perbedaan antara perawatan yang dilakukan pada anak-anak dan perawatan pada orang dewasa
terletak pada hubungan dokter gigi dan pasien. Perawatan untuk orang dewasa meliputi hubungan
antara dokter-pasien (one to one relationship), sedangkan perawatan terhadap anak-anak adalah
hubungan antara dokter gigi F pasien anak F orang tua/ orang yang mendampingi anak tersebut (one to
two relationship). %al ini disebut segitiga perawatan anak. Pasien anak, keluarga, dokter gigi dan
lingkungan.$erlihat pada skema ini bahwa anak terletak pada puncak segitiga dan mempunyai focus
perhatian dari keluarga dan dokter gigi. Peran keluaga yang dapat mengubah dan lingkungan keluarga
harus dipertimbangkan. $anda panah pada segitiga tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
ketiga unsur tersebut, pasien anak, keluarga, dan dokter gigi yang bersifat timbal balik.
"trategi pengendalian tingkah laku anak yang dapat diterapkan dalam praktek kedokteran gigi
adalah strategi modeling, desensitisasi dan kombinasinya. "trategi ini cocok diterapkan pada anak
yang tidak kooperatif karena anak dirangsang untuk menghilangkan rasa cemasnya sedikit demi
sedikit, ditunjang dengan proses sosialisasi yang baik antara dokter gigi, anak, dan orang tua. #ntuk
melengkapi strategi ini, dapat digunakan metode $ell-"how-o dan reinforcement, sedangkan %and
&'er (outh )*ercise jangan dilakukan pada anak yang mengalami rasa takut berlebihan dan tidak
kooperatif. asar dari menerapkan perilaku dentistry terhadap anak-anak adalah dengan membentuk
kemampuan untuk dapat mengarahkan mereka melalui pengalaman dental mereka. Pada jangka
pendek kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk menghasilkan kebutuhan perawatan dental bagi
mereka dalam waktu segera mungkin pada jangka panjang efek keuntungan dapat diperoleh ketika
bibit-bibit untuk kesehatan gigi kedepannya ditanam mulai dari kecil.
:
!ang terpenting dalam perawatan pasien anak adalah hubungan yang dinamis diantara ketiga
sudut segitiga yaitu pasien anak, keluarga dan dokter gigi. okter harus meyakinkan adanya kooperatif
orang tua, mendiskusikan kebiasaan seperti menghisap ibu jari dan lain-lain. engan tujuan
memoti'asi pasien untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. okter gigi dapat mmberikan
9
contoh dengan menggunakan study medis yang akan mendemonstrasikan antara gigi yang protusi
dibandingkan dengan gigi normal.
8
Peran Orang T+a Terha0ap Pera/a*an Gigi Ana1
&rang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak.
2eberapa tahun terakhir, sudah menjadi tradisi bahwa ibu lebih sering dibandingkan ayah untuk
menemani anak-anak ke dokter gigi. Karena alasan ini, efek cemasnya ibu dapat mempengaruhi
perilaku anak-anak apabila erkunjung ke dokter gigi /maternal an$iet(0. 2eberapa penelitian
menunjukkan bahwa perbedaan antara peran ibu terhadap kooperatif anak-anak pada saat datang ke
dokter gigi pertama kali. Apabila rasa cemas ibu terlalu berlebihan maka dapat mempengaruhi perilaku
anak-anak ke arah negati'e. "emua anak-anak akan sangat berpengaruh terutama pada usia di bawah :
tahun. %al ini bisa diantisipasi karena kedekatan orang tua dengan anak dimulai semenjak bayi dan
seiring bertambahnya usia akan berangsur-angsur menghilang /berkurang0.
:
Te1hni1 Kom+ni1asi Do1*er Gigi Terha0ap Ana1
Ada beberapa teknik komukasi yang efektif terhadap anak, diantaranya yakni+
6. (enciptakan komunikasi
!akni mengikutsertakan anak dalam percakapan, diperlukan selain agar dokter gigi dapat
memahami pasien, juga sekaligus membuat anak jadi lebih rileks. 2anyak cara untuk
menciptakan komunikasi 'erbal, dan keefekti'an dari komunikasi ini tergantung dari usia
anak. $ahap awal yang sangat baik untuk memulainya ialah dengan memberikan komentar-
komentar yang bersifat pujian dan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang
timbulnya jawaban dari anak, selain kata ByaC atau BtidakC.
:
;. (elalui Komunikator
2iasanya, asisten dental yang berbicara dengan anak selama perjalanan pasien dari ruang
resepsionis sampai ke ruang operator dan juga selama proses preparasi di dental unit.
:
7. Kejelasan pasien
Komunikasi ialah sesuatu yang kompleks dan multisensoris. idalamnya mencakup
penyampai pesan /dokter gigi0, media /kata-kata yang diucapkan0, dan penerima pesan
/pasien0. Pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti dengan satu pemikiran yang sama
antara penyampai pesan dan penerima pesan. "angat sering digunakan eufimisme /pengganti
kata0 untuk lebih dimengerti dalam menjelaskan prosedur terhadap pasien muda.
:
2erikut
contohnya+
$erminologi dental G Kata ganti
alginate G puding
crown G gigi robot
bur G sikat kecil
radiograf G gambar gigi
anestesi G obat penidur untuk gigi
karies G kutu / cacing pada gigi
:. Kontrol suara
=
okter gigi sebaiknya mengeluarkan kata-kata yang tegas tetapi lembut, agar dapat
menarik perhatian anak atan memberhentikan si anak dari segala akti'itas yang sedang
dikerjakannya.
:
D. Komunikasi multisensory
Komunikasi 'erbal fokus pada apa yang diucapkan dan bagaimana kata-kata itu diucapkan.
Komunikasi non-'erbal juga dapat disampaikan melalui kontak tubuh.
:
-ontohnya, dokter
gigi meletakkan tangannya pada pundak anak saat duduk di dental chair agar merasakan
kehangatan dan lebih merasa bersahabat. Kontak mata juga penting. okter gigi sebaiknya
menatap anak dengan tatapan lembut dan tidak melotot.
8. (asalah kepemilikan
Pada suatu masa, adakalanya dokter gigi lupa dengan siapa dia berhadapan. (ereka
memanggil BkamuC kepada anak tersebut. Panggillan si anak dengan panggilan di rumahnya
karena kata BkamuC lebih mengimplikasikan bahwa anak tersebut salah.
:
9. Aktif mendengarkan
(endengarkan juga penting dalam merawat anak. Aktif mendengarkan ialah tahap kedua
terbaik yang diungkapkan Aepman dan "onnenberg dalam teknik berkomunikasi. "ehingga
pasien terstimulasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.
:
=. @espon yang tepat
okter gigi juga harus memberikan respon yang positif terhadap apa-apa yang diungkapkan
anak.
:
Pengar+h Ri/a.a* Me0i1 0an Den*al Terha0ap Perila1+ Ana1
Pengalaman medis sebelumnya dan pengalaman dental yang pernah dirasakan anak dalam
beberapa hal menggambarkan kunjungan yang tidak nyaman atau memuaskan yang menghasilkan
masalah management. )mosional termasuk rasa gelisah dari pengalaman medis sebelumnya dan sikap
kurang baik anak-anak pada kunjungan medis pasti terbentuk dan mempengaruhi perilaku yang tidak
menyenangkan. Kemungkinan besar perilaku yang tidak kooperatif dihubungkan dengan rasa takut
yang terus menerus karena masa lalu, yaitu pengalaman dental yang tidak menyenangkan. Penanganan
anak yang tidak selayaknya pada ruangan dental, menghasilkan sikap yang tidak baik pada pasien
anak. Anak-anak yang sudah melewati perawatan dental sebelumnya yang tidak menyenangkan akan
merasakan takut dan gelisah bila dihadapkan pada keadaan yang sama atau melakukan kunjungan
dental lagi. "edangkan anak-anak yang belum pernah mendapatkan pengalaman dental tidak akan
menimbulkan perilaku tidak kooperatif pada anak tersebut.
=
KESIMPULAN
alam merawat pasien anak-anak dibutuhkan komunikasi atau pendekatan khusus terhadap
anak-anak, khususnya anak-anak yang memiliki masalah dengan kooperatif atau tidaknya mereka.
Perilaku anak-anak di tempat praktek dokter gigi dipengaruhi oleh hubungan antara dokter gigi F
pasien anak F orang tua/ orang yang mendampingi anak tersebut (one to two relationship). "elain itu
juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi perilaku anak yaitu pertumbuhan dan perkembangan,
sosial budaya, keluarga, pengalaman medis dan dental sebelumnya, tempat praktek dokter gigi,
persiapan sebelum perawatan dan sumber tingkah laku yang tidak kooperatif dalam keluarga. "trategi
pengendalian tingkah laku anak yang dapat diterapkan dalam praktek kedokteran gigi adalah strategi
modeling, desensitisasi dan kombinasinya. (etode $ell-"how-o dan reinforcement dapat digunakan
<
untuk melengkapi strategi diatas. "edangkan %and &'er (outh )*ercise jangan dilakukan pada anak
yang mengalami rasa takut.
SARAN
alam pengendalian tingkah laku anak dibutuhkan komunikasi yang baik antara dokter gigi F
pasien anak F orang tua/orang yang mendampingi anak tersebut. "elain itu, dokter gigi juga harus
mengetahui teknik-teknik dalam pengendalian tingkah laku anak sehingga dapat mengendalikan
tingkah laku anak yang tidak kooperatif saat perawatan gigi dilakukan.
DA!TAR PUSTAKA
6. (asitahapsari 2?. "upartinah Al ,ukito. ). ;00<. Pengelolaan rasa cemas dengan metode
modeling pada pencabutan gigi anak perempuan menggunakan anastesi topical. 5 Ked 3i. 6+
9<-=8.
;. 4inn "2. 6<97. -linical pedodontics :
th
ed. Philadelphia+ A2 "aunders -ompany.
7. Andlaw @5. @ock AP. 6<<;. Perawatan gigi anak. 5akarta+ Aidya (edika.
:. "trategi pengelolaan rasa takut anak pada perawatan gigi, ;066.
http+//dentosca.wordpress.com/;066/0:/70/strategi-pengelolaan-rasa-takut-anak-pada-
perawatan-gigi/
D. Koch (. Poulsen @. 6<<6. Pedodontics+ a clinical approach. -openhagen+ (unksgaard.
8. (anajement perilaku pediatric dentistry, ;066.
9. ?arwaty ,. ;00=. Penatalaksanaan perilaku anak pra sekolah pada perawatan gigi dengan
modeling dan desensitisasi, (edan+ #"# e-repository.
http+//repository.usu.ac.id/bitstream/6;7:D89=</;78:;/7/-hapterH;0II.p d f
=. $aJwin A. ;060. Pengelolaan rasa takut anak pada perawatan gigi.
http+//www.slideshare.net/dentistalit/contoh-makalah-pedodonsia
<. 2erge ($. Keerkamp 5. %oogstraten 5, 6<<<. entist beha'ior in response to child dental fear.
5 ent -hild. 88 /60+ 78-:0.
http+//email-dentin.blogspot.com/;066/60/manajemen-perilaku-pediatric-dentistry.html
60