Anda di halaman 1dari 16

UDG RADIOLOGI

Hanifiya Padmadia
1406599834

Penguji:
Prof. Dr. drg. Hanna H. Bachtiar-Iskandar, Sp.RKG(K)
drg. Bramma Kiswanjaya, PhD
Gigi 16
INFORMASI DIAGNOSTIK

Pasien perempuan 23 tahun (kemungkinan metabolisme seimbang) datang ke RSKGM FKG UI dengan
keluhan gigi kanan atas berlubang sejak >1 tahun yang lalu. Dulu pernah sakit, namun sudah >3 bulan
tidak terasa sakit lagi. Os tidak pernah merasa ada pembengkakkan, hanya tidak nyaman karena gigi
terasa berlubang dan suka terselip makanan. Gigi tersebut belum pernah dirawat

Pemeriksaan klinis :

• OH Buruk

• Perkusi (+) = Kemungkinan terdapat inflamasi akut di periapikal

• Palpasi (-) = Kemungkinan tidak terjadi pembengkakkan

• Vitalitas (-) = Kemungkinan gigi sudah nekrosis


DIFFERENSIAL DIAGNOSIS

• D/: Abses apikalis kronis eksaserbasi akut e.c nekrosis pulpa disertai moderate
chronic adult marginal localized periodontitis e.c OH buruk diperberat retensi
makanan dan TFO.
• DD/: Granuloma terinfeksi e.c nekrosis pulpa disertai moderate chronic adult
marginal localized periodontitis e.c OH buruk diperberat retensi makanan dan
TFO.
ALASAN DIAGNOSIS DAN DD

Alasan D/:
• Abses apikalis kronis, karena dari informasi diagnostik diketahui pasien mengeluhkan gigi kanan atas
berlubang sejak >1 tahun yang lalu. (kemungkinan kelainan berasal dari pulpoperiapikal). Dulu pernah
sakit, namun sudah >3 bulan tidak terasa sakit lagi (kemungkinan terjadi inflamasi periapikal kronis). Pada
pemeriksaan objektif, diketahui vitalitas (-) (kemungkinan gigi sudah nekrosis), perkusi (+) (kemungkinan
terdapat inflamasi akut di periapikal), palpasi (-) (kemungkinan tidak terjadi pembengkakan). Pada
pemeriksaan radiografis, terlihat gambaran radiolusensi pada mahkota meluas dari mesiooklusal hingga
mencapai tanduk pulpa dan yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya lesi periapikal. Pada
periapikal akar mesial gigi terdapat lesi radiolusen dengan struktur interna radiolusen berkabut, batas tepi
tidak jelas (diffuse) dengan diameter ±3 mm.
• Eksaserbasi akut, karena pada pemeriksaan klinis didapatkan perkusi (+) yang menandakan
kemungkinan terdapat inflamasi akut di periapikal
• Et causa nekrosis pulpa, karena pada pemeriksaan klinis didapatkan vitalitas (-)
• Disertai, karena lesi berasal dari dua kelainan berbeda yang tidak saling berhubungan dengan tingkat
keparahan yang berbeda., yaitu pulpoperiapikal disertai periodontal
ALASAN DIAGNOSIS DAN DD

• Moderate, ditunjukkan dengan adanya kerusakan tulang alveolar yang sudah mencapai setengah akar.
• Chronic, karena pola kerusakan tulang sudah berlangsung lama.
• Adult, karena usia pasien 24 tahun.
• Marginal, karena kerusakan tulang alveolar dimulai dari marginal meluas ke 1/3 tengah.
• Localized, karena tidak terdapat foto lain untuk mendiagnosa regio lainnya,
• Periodontitis, karena terdapat kerusakan jaringan periodontal, secara radiografis didukung oleh adanya
penurunan tulang alveolar.
• e.c OH buruk pada informasi diagnostik yang menyertai OH pasien buruk.
• diperberat retensi makanan, karena pasien mengeluhkan gigi sering terselip makanan dan pada
pemeriksaan radiograf terlihat titik kontak hilang pada mesial dan titik kontak buruk pada distal gigi 16.
• TFO, karena garis oklusi tidak sebidang.
ALASAN DIAGNOSIS DAN DD

Alasan DD/:
• Granuloma terinfeksi, karena dari anamnesis pasien masih berusia mudah, yaitu 24 tahun dan
mengeluhkan gigi kanan atas berlubang sejak >1 tahun yang lalu. (kemungkinan kelainan
berasal dari pulpoperiapikal). Dulu pernah sakit, namun sudah >3 bulan tidak terasa sakit lagi
(kemungkinan terjadi inflamasi periapikal kronis). Pada pemeriksaan objektif, diketahui
vitalitas (-) (kemungkinan gigi sudah nekrosis), perkusi (+) (kemungkinan terdapat inflamasi
akut di periapikal), palpasi (-) (kemungkinan tidak terjadi pembengkakan). Pada pemeriksaan
radiografis, terdapat lesi radiolusen berbentuk oval dengan struktur interna radiolusen berkabut
dengan diameter <10 mm (±3 mm).
Bagaimana menentukan diagnosis pada gigi dengan akar ganda?
• Pada gigi dengan akar ganda untuk menegakkan diagnosis dapat dilihat antara tingkat keparahan akar
pada kedua sisi mesial dan distal dipadukan dengan informasi diagnostik yang ada (pasien datang
dengan keluhan gigi kanan atas berlubang sejak >1 tahun yang lalu. Dulu pernah sakit, namun sudah
>3 bulan tidak terasa sakit lagi).
• Selain itu, pada kasus kelainan periapikal dilihat berdasarkan 7 clues (radiodensitas lesi, lokasi,
perluasan, bentuk dan ukuran, batas tepi, struktur interna, dan efek terhadap jaringan sekitar) untuk
melihat zona IKIS (infeksi, kontaminasi, iritasi, stimulasi). Sisi akar yang zona stimulasinya lebih
baik (terjadi peningkatan densitas disekitarnya), artinya daerah tersebut tidak menimbulkan keluhan
karena lesi telah terlokalisir.
• Pada kasus, diagnosis ditentukan sesuai pada akar mesial yaitu abses karena tepi dari lesinya diffuse.
Serta, peningkatan densitas tulang pada bagian mesial belum sebaik pada bagian distal dimana lesi
telah terlokalisir sehingga keluhan yang dialami pasien bukan berasal dari akar distal tetapi dari akar
mesial.
Jelaskan perbedaan Abses apikalis kronis dengan Abses dentoalveolar
dilihat dari informasi diagnostic dan radiografnya?
Abses Apikalis Kronis Abses Dentoalveolar
Keluhan Pasien • Keluhan gigi berlubang besar • Keluhan gigi berlubang besar
• Pernah sakit spontan dan berdenyut • Pernah sakit spontan dan berdenyut
• Nyeri saat menggigit • Nyeri saat menggigit
• Gigi terasa goyang

Pemeriksaan Klinis • Terdapat karies / tambalan mencapai pulpa • Terdapat karies / tambalan mencapai pulpa
• Gigi nonvital • Gigi nonvital
• Gigi goyang

Gambaran radiografis • Lamina dura terputus / hilang terutama pada • Kehilangan lamina dura
bagian 1/3 apikal akar gigi • Radiolusensi meliputi sebagian/keseluruhan
• Radiolusensi di apikal gigi tulang alveolus yang membungkus akar gigi
• Struktur interna berkabut • Terdapat keterlibatan furkasi
• Batas lesi diffused • Struktur interna berkabut
• Batas lesi diffused
Apa saja efek ionisasi radiasi?

1. Efek Somatik Deterministik adalah kerusakan akibat radiasi sebagai hasil dari
kematian sel dalam jumlah banyak. Efek ini disebabkan karena radiasi melebihi
ambang batas. Jika tidak melebihi ambang batas maka efek ini tidak terjadi. Apabila
terjadi maka dapat menurunkan fungsi organ dan jaringan seperti katarak, kulit
kemerahan dan xerostomia.
2. Efek Somatik Stokastik adalah kerusakan sublethal DNA yang dapat menyebabkan
perubahan sel. Hal ini tidak memiliki minimum ambang batas. Setiap dosis radiasi
berpotensi menimbulkan efek stokastik ini. Semakin kecil dosis maka semakin kecil
juga efek yang terjadi. Efek yang terjadi bisa berupa leukimia, kanker thyroid, kanker
kelenjar saliva
3. Efek genetic stokastik/Heritable Effect : efek yang mempengaruhi organ
reproduksi (sel sperma dan ovum) sehingga akan menyebabkan terjadinya mutasi
genetik dan dapat diturunkan ke generasi selanjutnya.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kejelasan radiografi?

• Faktor penyinaran
• Tegangan (kVp)  menunjukkan kecepatan elekron yang keluar dari katoda. Apabila tegangan
meningkat, maka foton akan bergerak semakin cepat dan penyerapan oleh objek akan semakin mudah,
sehingga gambaran yang dihasilkan akan mengalami penurunan kontras
• Arus (mA)  menunjukkan jumlah elektron yang keluar dari katoda. Apabila arus meningkat,
semakin banyak foton yang keluar sehingga gambaran yang dihasilkan akan semakin radiolusen
• Waktu (s)  bila waktu penyinaran meningkat, maka ionisasi emulsi AgBr akan semakin lama terjadi.
Hasilnya adalah gambaran yang lebih radiolusen

• Objek
Semakin tebal atau padat suatu objek maka maka sinar x diredam/diserap akan semakin banyak sehingga
sehingga semakin sedikit sinar yang sampai ke film menyebabkan AgBr yang terionisasi akan semakin
sedikit
Apa saja faktor yang mempengaruhi kejelasan radiografi?
• Faktor posisi dan jarak
Untuk menghasilkan hasil radiograf yang baik dan jelas, maka :
• Objek dan film harus diletakkan sedekat mungkin
• Objek dan film harus parallel
• Tabung xray harus diposisikan pada sudut yang benar
• Meningkatkan jarak focal spot dengan objek

• Focal spot
Area kecil pada tungsten target pada anoda dalam
tabung sinar X. Semakin lebar focal spot, maka berkas
sinar X akan semakin lebar dan menyebar ke segala
arah sehingga tepi akan terlihat sebagai zona kabur
bukan garis (efek penumbra tinggi)
Apa saja faktor yang mempengaruhi kejelasan radiografi?

• Jenis film
• Screen film  untuk proyeksi ekstraoral, tidak sejelas untuk intraoral
• No screen film  untuk proyeksi intraoral, kualitas hasil, ketajaman dan kejelasan maksimal
Intensifying screen berfungsi untuk mengurangi radiasi dengan menghasilkan visible light sehingga
menurunkan ketajaman hasil foto
• Faktor pemrosesan
• Developer  mengubah AgBr yang terekspos menjadi black metallic silver grain (radiolusen). Jika
developer terlalu lama maka Agbr yang tidak terekspos juga berubah menjadi black metallic silver
sehingga menyebabkan film menjadi lebih gelap dan foggy dengan detail dan ketajaman yang buruk.
• Fixer
Proses perendaman dalam larutan fixer yang tidak sempurna dapat menyebabkan gambaran film
tampak lebih kehijauan/ tampak kekuningan atau berembun/keputihan/milky karena residu emulsi,
dalam jangka waktu tertentu foto radiograf dapat berubah warna film menjadi coklat
Sebutkan perundang-undangan keselamatan radiasi?

• UU 10/1997 tentang ketenagakerjaan nukliran


• SS KaBapeten No. 01/KaBapeten/V-99 tentang ketentuan keselamatan
kerja terhadap radiasi (NBD)
• PP No.33/2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan
sumber radioaktif
• PP no 29/2008 tentang pemanfaatan radiasi pengion dan bahan nuklir
• Peraturan menkes 780/MENKES/PER/VIII/2008 ttg penyelenggaraan
pelayanan radiologi
• Bapeten No.8/2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan
pesawat sinar X radiologi diagnostik dan intervensional
• Bapeten no 4/2013 tentang proteksi dan keamanan radiasi alam
pemanfaatan bahan nuklir
REFERENSI

• White S.C, Pharoah M.J. Oral Radiology Principles and Interpretation 7th ed.
2014. Mosby: Missouri
• Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology 3rd ed. 2003.
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai